Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI III

BAB V

KEHAMILAN DAN LAKTASI

Disusun oleh

Cagiva Geofani : 18.0605.0032

Erika Khoirul Maghfiroh : 18.0605.0033

Erisa Maulina : 18.0605.0034

Fadhil Luthfian : 18.0605.0035

Nur Hasanah : 18.0605.0036

Puput Setiyani : 18.0605.0037

telah diperiksa dan disetujui:

pada: tanggal post test

oleh: nama dosen praktikum

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2021
BAB V

KEHAMILAN DAN LAKTASI

1. Capaian Pembelajaran Lulusan


a. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi, farmakoterapi,
farmasi klinik, toksikologi, farmakoekonomi, farmakovigilance, DRP
(Drug Related Problems), interaksi obat, EBM (Evidence-based
Medicine), POR (Pengobatan Obat Rasional), Undang-Undang
kefarmasian, Kode etik profesi farmasi
b. Mampu mengidentifikasikan masalah terkait obat dan alternatif solusinya
untuk mengoptimalkan terapi

2. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan
menguasai penyelesaian kasus Kehamilan Dan Laktasi menggunakan metode
SOAP.

3. Dasar Teori
Kehamilan merupakan proses alamiah dalam kehidupan biologis wanita.
Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak
terpisahkan. Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting fungsi optimal
dan perkembangan kedua bagian unit fungsi tersebut. Oleh sebab itu, seorang
ibu hamil suatu saat akan memerlukan terapi obat untuk penyakit yang
dideritanya, baik yang berkaitan maupun yang tidak berkaitan dengan
kehamilannya. Obat yang diresepkan pada wanita hamil diharapkan
memberikan manfaat yang lebih besar dibanding resiko pada janin (Widi &
Susilowati, 2018).
Penggunaan obat yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan hasil
yang tidak diinginkan. Beberapa kasus seperti hipertensi, asma, epilepsy,
infeksi dan lain lain tetap membutuhkan obat untuk sehari-harinya.
Penggunaan obat seperti suplemen vitamin dan mineral juga tetap dibutuhkan
oleh ibu hamil dikarenakan kebutuhan vitamin dan mineral pada ibu hamil
meningkat lebih dari pada normal (Aprilia & Artini, 2017).
Beberapa studi menyatakan bahwa penggunaan obat pada ibu hamil
tergolong tinggi hingga lebih dari 80%. Penggunaan obat dengan kategori D
dan X yang telah jelas mempunyai bukti bahwa obat-obat tersebut berbahaya
tetap digunakan sebanyak 12% di Brazil dan bahkan penggunaan obat
kategori D terhitung tinggi yaitu 59% (Aprilia & Artini, 2017)
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian
dari siklus reproduksi manusia. Masa laktasi bertujuan meningkatkan ASI
Ekslusif sampai usia 2 tahun dengan teknik yang baik dan benar. Proses
pembentukan air susu merupakan proses yang kompleks melibatkan
hipotalamus, pituitary dan payudara, yang sudah dimulai saat fetus sampai
pada masa pasca persalinan. ASI yang dihasilkan memiliki komponen yang
yang konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu tergantung stadium laktasi.
Kehamilan pada wanita akan berdampak pada pertumbuhan payudara dan
proses pembentukan air susu ibu ( Laktasi ) (Wijayanti & Komariyah, 2019)

4. Cara Kerja
a. Alat dan bahan:
Alat: laptop, LCD

Bahan: kasus, referensi penunjang

b. Cara kerja:
1) Mahasiswa dibagi menjadi 7 kelompok
2) Setiap kelompok diberikan satu kasus sesuai dengan materi praktikum
(kasus diberikan pada hari pelaksanaan praktikum dan penelusuran
informasi dilakukan mahasiswa pada jam kegiatan praktikum)
3) Masing-masing kelompok membuat laporan sementara yang berisi
hasil diskusi kelompok mengenai kasus
4) Kegiatan praktikum terdiri dari pre-test, presentasi serta diskusi antar
kelompok
5) Pada akhir praktikum, mahasiswa mengumpulkan laporan resmi dari
hasil penyempurnaan laporan praktikum sementara
5. Hasil dan Pembahasan
a. Lampiran Kasus
Pasien berusia 30 tahun hamil 5 minggu. Pasien memiliki riwayat
penyakit bipolar, hipotiroidisme, dan kejadian spontaneous abortion. Riwayat
keluarga : diabetes, hipotiroidisme, hiperkolesterolemia. Pasien tidak bekerja,
merokok (1/2 pak sehari), tidak minum alkohol. Pasien rutin mengkonsumsi
Litium 900 mg oral sebelum tidur, Quetiapin 50 mg oral sebelum tidur,
Levotiroksin 50 mcg oral pada pagi hari, namun semua obat dihentikan 1
minggu yang lalu.
Pasien alergi tungau, mengalami morning nausea, dan kelelahan.
Tanda vital pasien :
BB : 90 kg
TB : 160 cm
TD : 110/72 mmHg
Denyut nadi : 70x/ menit
RR : 12x/menit
Terdapat sedikit pembesaran pada tiroid
Pada minggu ke 28 kehamilan, pasien mengalami acute
pyelonephritis dan nyeri punggung. Kadar gula darah berkisar 100 dan 160
mg/dl (5,6 dan 8,9 mmol/L). Uji kultur urin menunjukkan hasil positif bakteri
E. coli dan Streptokokus.
Pada minggu ke 35 kehamilan pasien mengalami pretem labor. Pasien
diberikan Litium 600 mg oral pagi hari dan sebelum tidur, Quetiapin 100 mg
oral sebelum tidur, Levotiroksin 75 mcg oral pada pagi hari, Insulin NPH 16
unit sc sebelum tidur, Insulin Aspart 20 unit sc sebelum sarapan pagi. Bayi
yang dilahirkan seberat 2,55 kg. Pasien berencana untuk menyusui.

b. Metode Penyelesaian Kasus Farmakoterapi


Metode yang digunakan untuk menyelesaikan kasus diatas adalah metode
SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Plan).

SUBJECTIVE (S)

Tabel 1.1 Data Subjektif


Data Subjektif yang Mungkin
Klasifikasi Penyakit
Ditemukan

Infeksi saluran ginjal yang Mual, muntah, nyeri tumpul pada


disebabkan oleh bakteri atau virus bagian punggung, demam
atau disebut Pyelonephritis

OBJECTIVE (O)

Tabel 1.2 Data Objektif

Jenis Pemeriksaan Data Objektif yang Dihasilkan

Pemeriksaan Kondisi/Keadaan Tekanan darah : 110/72 mmHg


Umum (KU) dan Tanda-Tanda Denyut nadi : 70x/menit
Vital (TTV) RR : 12x/menit

Pemeriksaan Laboratorium  Kadar gula darah : 100 dan 160


Darah Rutin mg/dl
 Uji kultur urin : + E.coli dan
Streptokokus.

ASSESSMENT (A)

Tabel 1.3 Data Assessment Menggunakan Pendekatan Problem List

Problem
Terapi Assessment Rekomendasi
Medik

bipolar, Litium 600 Diagnose: Olanzapin 20


hipotiroidisme mg oral pagi Pyelonephritis mg/hari
, dan kejadian hari dan
Levotiroksin 50
spontaneous sebelum
mcg/hari
abortion. tidur,
Quetiapin
100 mg oral
sebelum
Insulin NPH sc
tidur,
Levotiroksin
Siprofloksasin 500
75 mcg oral
mg 2X sehari
pada pagi
hari, Insulin Terapi non
NPH 16 unit farmakologi
sc sebelum
Diet, olahraga,
tidur, Insulin
Minum air putih
Aspart 20
dalam jumlah yang
unit sc
cukup, Menjaga
dengan baik
kebersihan sekitar
organ intim dan
saluran kencing
agar bakteri tidak
mudah
berkembang biak. ,
Tidak menunda
keinginan buang
air kecil, Gunakan
air yang mengalir
untuk
membersihkan diri
selesai berkemih,

Tabel 1.4 Monitoring Terapi


Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Samping

Olanzapin Depresi Glaukoma sudut Efek


pernapasan dan sempit; wanita antimuskarinik
sistem saraf menyusui. ringan dan
pusat. Tekanan sementara;
darah, kecepatan mengantuk.
pernapasan dan
denyut nadi.

Levotiroksin Hipotiroidisme Tirotoksikosis Biasanya terjadi


karena kelebihan
dosis nyeri angina,
aritmia, palpitasi,
kram otot skelet,
takikardi, diare,

Insulin NPH Diabetes - Udema sementara,


sc melitus, reaksi lokal dan
ketoasidosis hipertrofi lemak
diabetes pada daerah injeksi;
jarang terjadi reaksi
hipersensitifitas
termasuk urtikaria,
ruam, kelebihan
dosis menyebabkan
hipoglikemia

Siprofloksasin Infeksi bakteri - Takikardia,


gram positif dan hipotensi, udem,
gram negatif. kemerahan,
berkeringat,
gangguan dalam
bergerak, tinnitus.

PLAN (P)

1. Tujuan terapi:
Mencegah dan menghilangkan gejala
2. Terapi Farmakologi:
Litium 600 mg oral pagi hari dan sebelum tidur, Quetiapin 100 mg oral
sebelum tidur, Levotiroksin 75 mcg oral pada pagi hari, Insulin NPH 16 unit
sc sebelum tidur, Insulin Aspart 20 unit sc
3. Terapi Non-farmakologi:
Diet, olahraga, Minum air putih dalam jumlah yang cukup, Menjaga dengan
baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kencing agar bakteri tidak
mudah berkembang biak., Tidak menunda keinginan buang air kecil,
Gunakan air yang mengalir untuk membersihkan diri selesai berkemih,
4. Obat yang diberikan :
Olanzapin 20 mg/hari
Levotiroksin 50 mcg/hari
Insulin NPH sc
Siprofloksasin 500 mg 2X sehari
5. Peringatan :
Olanzapin
Hipertrofi prostat, ileus paralitik, diabetes melitus (risiko eksaserbasi atau
ketoasidosis), angka leukosit dan neutrofil rendah, depresi sumsum tulang.
Levotiroksin
Panhipopituarisme atau predisposisi insufisiensi adrenal (terapi awal dengan
kortikosteroid sebelum mulai levotiroksin).
Insulin NPH
Pengurangan dosis pada pasien gangguan ginjal
Siprofloksasin
Hindari alkalinisasi urin berlebihan dan pastikan minum yang cukup (risiko
kristaluria).
6. Monitoring
Adverse Drug Reaction yang paling sering dimonitor adalah munculnya efek
samping dan interaksi obat. Efek samping obat seringkali terjadi namun tidak
dikenali. Farmasis seharusnya dapat mengidentifikasi ESO potensial yang
mungkin terjadi dan memonitor tanda-tanda terkait ESO tersebut. Sedangkan
interaksi obat yang perlu dimonitoring adalah yang mengakibatkan perubahan
klinis secara signifikan.
7. Monitoring toksisitas
Monitoring toksisitas terjadi akibat dosis yang berlebihan atau interaksi
potensial dengan obat lain.

Dokumen Farmasi Pasien (DFP)

Nama Pasien :-
Usia : 30 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
BB/TB : 90 kg/160 cm

Keluhan utama (Subjective): Mual, muntah, nyeri tumpul pada bagian


punggung, demam
.
Riwayat penyakit dahulu: bipolar, hipotiroidisme, dan kejadian spontaneous
abortion. Riwayat keluarga: diabetes, hipotiroidisme, hiperkolesterolemia.

Riwayat pengobatan: Litium 900 mg oral, Quetiapin 50 mg oral, Levotiroksin 50


mcg oral.

Diagnosis: Infeksi saluran ginjal yang disebabkan oleh bakteri atau virus atau
disebut Pyelonephritis.
DATA KLINIK (Objective)

Parameter Nilai normal Nilai

Tekanan Darah 110/72 mmHg Rendah

Denyut nadi 70x/menit Normal

RR 12x/menit Normal

DATA LABORATORIUM (Objective)

Parameter Satuan Nilai normal Nilai

Mg/dl 100 dan 160 Tinggi


Kadar gula darah
mg/dl

ASSESSMENT AND PLAN

No. Problem Paparan Problem Rekomendasi

Mual, muntah, Karena penghentian Terapi Farmakologi


nyeri obat yang dikonsumsi  Olanzapine 20 mg/hari
punggung, secara rutin dan Pasien  Levotiroksin 50 mcg sehari
1.
demam, kadar alergi tungau,  Insulin NPH sc
gula tinggi mengalami morning
 Siprofloksasin 500 mg 2 x
nausea, dan kelelahan
sehari

TERAPI
Regimen Tanggal penggunaan
No. Nama Obat
dosis
1 2 3 4 5 6

1 Olanzapine 20 mg/hari
Levotiroksin 50 mcg
2
sehari

3 Insulin NPH sc 1 x sehari

Siprofloksasin 500 mg 2 x
4
sehari

PEMBAHASAN

Pada kasus ini pasien ibu hamil berusia 30 tahun hamil 5 minggu, Pasien memiliki
riwayat penyakit bipolar, hipotiroidisme, dan kejadian spontaneous abortion ,
Pada minggu ke 28 kehamilan, pasien mengalami acute pyelonephritis dan nyeri
punggung, kemudian Pada minggu ke 35 kehamilan pasien mengalami pretem
labor. Pasien diberikan Litium 600 mg oral pagi hari dan sebelum tidur, Quetiapin
100 mg oral sebelum tidur, Levotiroksin 75 mcg oral pada pagi hari, Insulin NPH
16 unit sc sebelum tidur, Insulin Aspart 20 unit sc sebelum sarapan pagi. Pada
kasus kehamilan dan laktasi ini di berikan terapi farmakologi yaitu, Olanzapine
merupakan obat bipolar yang direkomendasikan untuk ibu hamil, Levotiroksin
merupakan obat pilihan untuk terapi pemeliharaan, Insulin NPH sc Insulin kerja
menengah yaitu NPH digunakan untuk memenuhi kebutuhan insulin basal,
biasanya diberikan sekali sehari saat malam hari. Siprofloksasin Antibiotik yang
direkomendasikan untuk ISK pada pasien.

Pasien juga direkomendasikan terapi non farmakologi berupa Diet, olahraga,


Minum air putih dalam jumlah yang cukup, Menjaga dengan baik kebersihan
sekitar organ intim dan saluran kencing agar bakteri tidak mudah berkembang
biak. ,Tidak menunda keinginan buang air kecil, Gunakan air yang mengalir untuk
membersihkan diri selesai berkemih,

KESIMPULAN
Kesimpulan
Pasien didiagnosa mengalami penyakit bipolar, hipotiroidisme, diabetes, dan ISK
dimana dalam pengobatanya disesuaikan dengan kondisi pasien tersebut yang
sedang menyusui untuk itu perlu dihilangkan golongan obat yang membahayakan
bagi ibu menyusui dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, R. M., & Artini, I. G. A. (2017). Gambaran Pola Pengobatan dan Tingkat
Pengetahuan Mengenai Penggunaa Obat Selama Kehamilan di Puskesmas
Denpasar Utara II Bali. E-Jurnal Medika, 6(7), 1–6.

Rofi’ah, S., Widatiningsih, S., & Chunaeni, S. (2020). Optimalisasi Kelas Ibu
Hamil Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Masa Kehamilan. Link, 16(1),
42–48. https://doi.org/10.31983/link.v16i1.5700

Widi, S. A., & Susilowati, E. (2018). PROFIL PENGOBATAN PADA IBU


HAMIL DI RUMAH SAKIT X MALANG.

Wijayanti, A. R., & Komariyah, S. (2019). Pengetahuan Persiapan Laktasi bagi


Primigravida di Wilayah Puskesmas Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten
Kediri. Jurnal Kebidanan, 7(2), 131–139.
https://doi.org/10.35890/jkdh.v7i2.106

Anda mungkin juga menyukai