A. Pengumpulan Data Dan Informasi yang ditanyakan ke pasien:
Menggunakan metode WWHAM 1. Siapa pasiennya? (who is the patient?) Jawab : Ny. Esmeralda, 32 tahun 2. Apa keluhannya? (What are the symptoms?) Jawab : sulit buang air besar, keram perut, kembung, nafsu makan berkurang, muntah, demam dan penurunan berat badan. 3. Sudah berapa lama keluhan yang dialami terjadi? (How long have the symptoms been present?) Jawab : seminggu yang lalu, ketika kehamilan makin membesar. 4. Tindakan apa yang sudah dilakukan? (Action taken?) Jawab : belum ada. 5. Obat apa saja yang sedang dikonsumsi saat ini? (Medication being taken?) Jawab : suplemen kehamilan mengandung vitamin, zat besi, dan lain-lain. B. Penetapan masalah pasien: 1. Keluhan : konstipasi, nyeri abdomen, kembung, muntah, demam dan penurunan berat badan. 2. Penyebab : kurang sayuran dan buah serta sedang hamil tua 3. Riwayat obat : sedang mengkonsumsi suplemen kehamilan C. Penyelesaian masalah, obat yang dipilih: Terapi Farmakologi 1. Obat yang diberikan : Microlax enema 5 mL (kandungan Na lauryl sulfoacetate 45 mg, Na citrate 450 mg, sorbic acid 5 mg, sorbitol 4,465 mg, PEG-400 625 mg) (MIMS, 2021). Indikasi : obat pencahar untuk mengatasi susah buang air besar. Efek samping : penggunaan berlebihan dapat menyebabkan diare dan kekurangan cairan. 2. Alasan pemberian obat : Pemberian bentuk enema memiliki efektivitas yang lebih cepat karena langsung mengenai pada target terapi. Agar menghindari first pass effect dari obat oral dan tidak memperparah kondisi pasien yang sedang mengalami gangguan gastrointestinal seperti nyeri abdomen, kembung, dan muntah. Menghindari interaksi dengan suplemen yang sedang diminum oleh pasien sehingga tidak mempengaruhi farmakokinetik obat. Obat microlax enema merupakan obat bebas yang bisa dibeli secara mandiri tanpa resep dokter. 3. Informasi yang dapat diberikan kepada pasien terkait penggunaan enema : Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum menggunakan obat. Buka tutup kemasan microlax dan tekan secara perlahan sampai gel keluar sedikit lalu lumasi bagian luar pipa/cannula. Ambil posisi jongkok atau berbaring menyamping kekiri atau kekanan disesuaikan dengan kondisi pasien, kemudian masukkan pipa/cannula ke dalam anus (dilakukan secara perlahan agar tidak melukai anus). Tekan tube obat secara perlahan sampai seluruh isi tube masuk ke dalam anus. Tube ditarik perlahan dengan tetap menekan tube. Cuci tangan kembali menggunakan air dan sabun. Microlax akan memberikan efek sekitar 5-15 menit setelah pemakaian. Obat digunakan pada pagi hari saat tidak melakukan aktivitas, karena jika digunakan pada waktu pasien melakukan aktivitas dikhawatirkan dapat mengganggu aktivitasnya. Terapi Non Farmakologi Terapi non-farmakologi yang dapat disarankan kepada pasien Perbanyak konsumsi makanan berserat seperti sayuran dan buah. Minum air putih 8-12 gelas/hari. Disarankan melakukan olahraga atau aktivitas fisik ringan agar membantu mencegah kembali terjadinya susah buang air besar (MIMS, 2019). DAFTAR PUSTAKA