Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKASI DALAM PEMBERIAN OBAT

MELALUI ORAL DAN INTRA MUSCULAR ( IM )


Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan
Dosen Mata Ajar : Dr. H. Iwan Somantri S.Kp, M.Kes

Disusun Oleh :

Aditia Pradana ( P2.06.20.1.19.001 )


Aliska Dwi Wahyuni ( P2.06.20.1.19.002 )
Amalia Gustanti ( P2.06.20.1.19.003 )
Annisa Indah novianti ( P2.06.20.1.19.004 )
Anysa Indah sari ( P2.06.20.1.19.005 )
Dede Apit Fitriani ( P2.06.20.1.19.006 )
Dede Wahyudi ( P2.06.20.1.19.007 )
Denisa Fitrani ( P2.06.20.1.19.008 )

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA


Jl. Cilolohan no.35 Kel. Kahuripan, Kec. Tawang, Kota Tasikmalaya,
Jawa Barat 46115
Tlp. 0265 – 340186 – 7035678 Fax. 0265 – 338939
Email : direktorat@poltekkestasikmalaya

2020
1. Komunikasi Pemberian Obat Oral
A. Teknik dan Prinsip Pemberian Obat Oral
Dalam memberikan pengobatan kita sebagai perawat harus mengingat dan
memahami prinsip enam tepat agar kita dapat terhindar dari kesalahan dalam
memberikan obat, prinsip Enam Tepat tersebut adalah :
1. Tepat Pasien
2. Tepat Obat
3. Tepat Dosis
4. Tepat Rute Pemberian
5. Tepat Waktu
6. Tepat Dokumentasi
Dalam pemberian obat peran perawat adalah mata rantai terakhir dalam
proses pemberian obat kepada pasien. Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat
itu diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar diminum.Bila ada obat yang
diberikan kepada pasien, hal itu harus menjadi bagian integral dari rencana
keperawatan. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap
pengobatan. Misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum
obat tertentu (dalam bentuk kapsul).
Teknik pemberian obat melalui oral tentu sangat bervariasi disesuaikan
dengan kebiasaan dan keadaan pasien. Misalkan pasien yang bisa melakukan minum
obat sendiri maka kita sebagai perawat hanya perlu untuk memfasilitasinya saja.
Untuk pasien yang mengalami keterbatasan dalam meminum obat, seperti
pasien dengan fraktur tangan atau amputasi tangan maka perawat dapat membantu
dengan meminumkan obat kepada pasien.
Bagi pasien yang susah untuk menelan obat atau mual jika meminum obat oral
yang bentuk pil atau tablet, maka dapat dilakukan 2 cara yaitu dengan menelan obat
tersebut bersamaan dengan makanan, biasanya dengan pisang, atau dengan
menghancurkan obatnya menjadi bubuk.
B. Komunikasi pada Tahap Komunikasi Terapeutik

1.Tahap Prainteraksi
 Persiapkan diri sendiri. Mengeksplorasi perasaan, harapan dan kecemasan.
 Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
 Mengumpulkan data klien: Secara umum, sumber data yang dapat digunakan
dalam pengumpulan data adalah :
 Klien sendiri sebagai sumber data utama (primer)  
  Orang terdeka
 Catatan klien
 riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan)
 Konsultasi
  Hasil pemeriksaan diagnostik
  Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya
  Perawat lain
 Kepustakaan
 Merencanakan pertemuan yang pertama dengan klien

2.Tahap Orientasi
Penerapan komunikasi terapeutik tentang penyuluhan pemberian obat per Oral
antara perawat pak Naruto dengan pasien ibu Hinata :
Di Rs. X bangsal uzumaki.
Perawat : Selamat pagi ibu, Perkenalkan saya perawat Naruto, yang dinas pada sore
ini, permisi ibu, maaf nama ibu siapa ya ?
Pasien : Saya Hinata, pak.
Perawat : (melihat pergelangan tangan pasien,serta mencocokkan nama) , ibu hinata,
Apa yang Ibu Hinata Rasakan sekarang ? (Teknik Penerimaan)
Pasien : Pergelangan tangan saya terasa nyeri pak, terasa sangat nyeri apabila
digerakkan, jadi setiap malam apabila tertidur dan tidak sengaja
pergelangan tangan saya bergerak saya terbangun karena nyeri di
pergelangan ini pak.
Perawat : (Diam sebentar) (Teknik Mendengarkan Pasif). ibu kesulitan tidur karena
nyeri ya,(teknik mengulang), ibu harus banyak istirahat , supaya ibu segera
sembuh. (menunjukkan perhatiannya pada pasien).
Pasien : iya pak, saya akan berusaha untuk banyak istirahat,
Perawat : sekarang saya akan melakukan tindakan pemberian obat lewat mulut ibu,
Pasien : (diam dengan tatapan dan raut wajah cemas)
Perawat : Apakah ibu ada masalah mengenai obat tablet ? (teknik menawarkan
informasi )
Pasien : Begini pak , sebenarnya saya tidak terlalu suka mengkonsumsi obat melalui
mulut, pak. Setiap saya diberi obat yang ditelan , saya selalu menolak dan
memilih obat suntik saja.
Perawat : ibu, saya sedikit jelaskan ya, alasan kenapa pemberian obat melalui mulut,
karena ada obat yangbereaksi cepat dan sangat baik di mulut (tepatnya di
bawah lidah atau di saluran gastrointestinal). Pemberian obat ini juga
untuk mempercepat reaksi obat sehingga mempercepat proses
penyembuhan ibu. Apabila ibu susah untuk menelan obat ini bisa di gerus
(haluskan) bu, agar ibu lebih mudah saat menelan, bagaimana ibu ?
( teknik asertif )
Pasien : ooh ternyata begitu ya pak, saya kurang tahu tentang hal itu pak, kalau
begitu saya minta obatnya digerus saja ya pak.
Perawat : iya ibu, sebentar saya geruskan dulu obatnya untuk ibu.
Pasien : iya pak, silakan.

3.Tahap Kerja
Pemberian obat melalui oral:
Pemberian obat melalui oral merupakan pemberian obat melalui mulut dengan
tujuan mencegah,mengobati, dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan jenis obat
dan Persiapan alat:
1) Obat-obatan
2) Tempat obat
3) Daftar buku obat/jadwal pemberian obat
4) Air minum dalam tempatnya

Langkah-langkah:
1. Siapkan peralatan dan cuci tangan
2. Kaji kemampuan pasien untuk dapat minum obat per oral (kemampuan menelan,
mual dan muntah, atau tidak boleh makan dan minum).
3. Periksa kembali order pengobatan (nama pasien, nama dan dosis obat,waktu dan
cara pemberian). Bila ada keraguan-keraguan laporkan keperawat jaga atau
dokter.
4. Ambil obat sesuai yang di perlukan (baca order pengobatan dan ambil di almari,
rak atau lemari es sesuai yang di perlukan).
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan (gunakan teknik aseptik, jangan
menyentuh obat dan cocokan dengan order pengobatan)
6. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar yaitu dengan cara:
 Yakin bahwa tidak pada pasien yang salah
 Atur posisi pasien duduk bila mungkin
 Kaji tanda-tanda vital pasien
 Berikan cairan/air yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan
anjurkan pasien meletakan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien di
anjurkan minum.
 Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien beberapa butir es batu untuk
di isap sebelumnya, atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apel atau
pisang.
 Tetap bersama pasien sampai obat di telan.
7. Catat tindakan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang di
berikan, setiap keluhan dan hasil pengkajian pada pasien. Bila obat tidak dapat
masuk, catat secara jelas dan tulis tanda tangan anda dengan jelas. Kembalikan
semua perlatan yang di pakai dengan tepat kemudian cuci tangan.
8. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit setelah
waktu pemberian.

4. Tahap Terminasi
Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan ekplorasi perasaan pasien
Perawat : Alhamdulillah bu, tindakan keperawatan telah dilakukan. Bagaimana bu
perasaannya setelah dilakukan pemberian obat?
Pasien : Rasanya pahit dan juga saya termasuk orang yang kurang suka makan obat.
Tapi alhamdulillah, bisa juga makan obatnya, terimakasih sus.
Perawat : Iya sama sama bu, kalau begitu saya izin kembali ke ruangan perawat.
Nanti saya akan kembali lagi pukul 07.00 malam untuk melakukan
tindakan keperawatan selanjutnya. Apabila ibu membutuhkan saya, bisa
memanggil saya di ruangan perawat dengan meminta bantuan kepada
keluarga ibu atau bisa memencet bel. Selamat beristirahat ibu, semoga
cepat sembuh.

2. Komunikasi pada Pemberian Obat melalui Intra Muscular (IM)

A. Teknik dan Prinsip Pemberian Obat melalui Intra Muscular (IM)


Pemberian obat secara intramuskular adalah pemberian obat/cairan dengan
cara dimasukkan langsung kedalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini
dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk
menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian
atas. Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat akan dilepas secara berkala
dalam bentuk depot obat. Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris
yang mempunyai banyak vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot
ditempat penyuntikan. Pemberian obat melaului injeksi intra muskuler ini harus tepat
dengan 6 B :
 Benar obat
 Benar dosis
 Benar waktu
 Benar pasien
 Benar cara
 Benar rute
 Benar dokumentasi

B. Komunikasi pada Tahap Komunikasi Terapeutik

1. Tahap Pra Interaksi


 Persiapkan diri sendiri. Mengeksplorasi perasaan, harapan dan kecemasan.
 Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
 Mengumpulkan data klien: Secara umum, sumber data yang dapat digunakan
dalam pengumpulan data adalah :
- Klien sendiri sebagai sumber data utama (primer)  
- Orang terdeka
- Catatan klien
- riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan)
- Konsultasi
- Hasil pemeriksaan diagnostik
- Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya
-  Perawat lain
- Kepustakaan 
 Merencanakan pertemuan yang pertama dengan klien

2. Tahap Orientasi
Penerapan komunikasi terapeutik tentang penyuluhan pemberian obat melalui intra
muscular antara perawat pak Naruto dengan pasien ibu Hinata :
Di Rs. X bangsal uzumaki.
Perawat : Selamat pagi ibu, Perkenalkan saya perawat Naruto, yang dinas pada sore
ini, permisi ibu, maaf nama ibu siapa ya ?
Pasien : Saya Hinata, pak.
Perawat : (melihat pergelangan tangan pasien,serta mencocokkan nama) , ibu hinata,
Apa yang Ibu Hinata Rasakan sekarang ? (Teknik Penerimaan)
Pasien : Pergelangan tangan saya terasa nyeri pak, terasa sangat nyeri apabila
digerakkan, jadi setiap malam apabila tertidur dan tidak sengaja
pergelangan tangan saya bergerak saya terbangun karena nyeri di
pergelangan ini pak.
Perawat : (Diam sebentar) (Teknik Mendengarkan Pasif). ibu kesulitan tidur karena
nyeri ya,(teknik mengulang), ibu harus banyak istirahat , supaya ibu segera
sembuh. (menunjukkan perhatiannya pada pasien).
Pasien : iya pak, saya akan berusaha untuk banyak istirahat,
Perawat : sekarang saya akan melakukan tindakan pemberian obat di tubuh bagian
belakang ibu dengan menggunakan jarum suntik.
Pasien : (diam dengan tatapan dan raut wajah cemas)
Perawat : ibu tenang saja, saya sedikit jelaskan ya. Jadi nanti ketika pemberian obat
tersebut akan didampingi dengan keluarga ibu bu, jadi tidak usah khawatir
bu.
Pasien : ooh ternyata begitu ya pak, saya kurang tahu tentang hal itu pak. Kalau
begitu baik pak, saya bersedia.
Perawat : iya ibu, sebentar saya siapkan dulu alatnya untuk ibu.
Pasien : iya pak, silakan.

3. Tahap Kerja
A.Persiapan Alat

 Spuit dan jarum steril (ukuran tergantung yang diperlukan, spuit 2 - 5 cc, jarum no.
21 - 22)
 Obat yang diperlukan (vial atau ampul)
 Bak spuit steril
 Kapas alkohol
 Kassa steril untuk membuka ampul (bila perlu)
 Gergaji ampul (bila perlu)
 2 bengkok (satu berisi cairan desinfektan)
 Sarung tangan steril
 Daftar / formulir pengobatan
  Pengalas (bila perlu)

B.Langkah - langkah

 Cek instruksi / order pengobatan 


 Perawat mencuci tangan
 Siapkan obat, masukkan obat dari vial atau ampul dengan cara yang benar
 Identifikasi klien (menyakinkan benar pasien)
 Beritahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan serta tujuannya
  Bantu klien untuk posisi yang nyaman dan rileks sesuai lokasi penyuntikan
o Muskulus Deltoideus : klien duduk / berbaring mendatar dengan lengan fleksi /
rileks diatas abdomen. lokasi penyuntikan 3 jari dibawah akromion
o Muskulus Vastus lateralis : klien berbaring terlentang dengan lutut sedikit
fleksi. lokasi penyuntikan 1/3 bagian tengah antara trokanter mayor sampai
dengan kondila femur lateral
o Muskulus Ventrogluteal : klien berbaring miring, tengkurap atau terlentang
dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan disuntik dalam keadaan fleksi.
letakkan telapak tangan pada trokanter mayor ke arah kepala, jari tengah
diletakkan pada SIAS lalu rentangkan menjauh membentuk huruf V dan
injeksi ditengah area ini (bila klien miring ke kanan)
o Muskulus Dorsogluteal : klien tengkurap dengan lutut di putar ke arah dalam,
atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan diletakkan di
depan tungkai bawah. Lokasi penyuntikan  ditentukan dengan cara membagi
area gluteal menjadi 4 kuadran, injeksi dilakukan pada kuadran luar atas.
menarik garis bayangan dari SIPS ke trokanter mayor, injeksi pada area lateral
superiormenarik garis dari SIAS ke coccygis, tempat penyuntikkan pada 1/3
bagian dari SIAS

 Membebaskan area yang akan di suntik dari pakaian / kain penutup


 Pilih area penyuntikan yang tepat (bebas dari lesi, edema, massa, nyeri tekan,
jaringan parut, kemerahan / inflamasi, gatal)
 Memakai sarung tangan
 Membersihkan tempat penyuntikkan dengan mengusap kapas alkohol dari tengah
keluar secara melingkar sekitar 5 cm, menggunakan tangan yang tidak untuk
menginjeksi
 Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil menunggu antiseptik
kering dan keluarkan udara dari spuit
 Pegang spuit dengan salah satu tangan yang dominan antara ibu jari dan jari telunjuk
dengan telapak tangan menghadap kebawah. (seperti memegang pensil)
 Gunakan tangan yang tidak memegang spuit untuk membentangkan kulit
 Secara hati - hati dan mantap tusuk / suntikkan jarum secara tegak lurus dengan
sudut 90'.
 Raih ujung bawah barrel spuit dengan tangan non dominan dan pindahkan tangan
dominan ke plunger
 Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger, jika terdapat darah dalam spuit maka
segera cabut spuit untuk dibuang dan diganti dengan spuit dan obat yang baru. bila
tidak terdapat darah, suntikkan obat secara perlahan ke dalam jaringan
 Cabut spuit / jarum dengan cepat sambil meletakkan kapas alkohol pada tempat
penyuntikkan lalu usap pada area injeksi dan lakukan massage. bila tempat
penusukan mengeluarkan darah, tekan tempat penusukan dengan kassa steril kering
sampai perdarahan berhenti.
 Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan kap nya (guna mencegah cidera pada
perawat) pada tempat pembuangan secara benar
 Melepas sarung tangan
 Membereskan alat – alat
 Mencuci tangan

4.Tahap Terminasi
Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan ekplorasi perasaan pasien
Perawat : Alhamdulillah bu, tindakan keperawatan telah dilakukan. Bagaimana bu
perasaannya setelah dilakukan pemberian obat?
Pasien : Rasanya sakit pak. Tapi alhamdulillah lancar pemberian obatnya pak,
terimakasih.
Perawat : Iya sama sama bu, kalau begitu saya izin kembali ke ruangan perawat. Nanti
saya akan kembali lagi pukul 07.00 malam untuk melakukan tindakan
keperawatan selanjutnya. Apabila ibu membutuhkan saya, bisa memanggil
saya di ruangan perawat dengan meminta bantuan kepada keluarga ibu atau
bisa memencet bel. Selamat beristirahat bu, semoga cepat sembuh.

Anda mungkin juga menyukai