Anda di halaman 1dari 15

1

“Pemberian Obat Pada Anak”

Dosen : Intan Rina Susilawati, SST, M. Keb

Waktu : 150 menit

OBYEKTIF PERILAKU SISWA


Di akhir kegiatan belajar, siswa mampu melakukan pemberian obat pada anak dengan
tepat dan mematuhi dosis yang dianjurkan.

SUMBER PUSTAKA :
Priharjo,ROBERT, 1995. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, Jakarta: EGC
Hidayat,AAA, Uliyah, Musriful. 2005. Buku Saku Praktikum: Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta:EGC
Potter, Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Edisi 1.
Jakarta:EGC
Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful, 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika

PENDAHULUAN
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai
perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di
dalam tubuh. Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat
diantaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obatkarena unsure keasliannya, tidak
ada pencampuran dan potensi yang baik.selain kemurnian, obat juga harus memiliki
bioavailibilitas berupa keseimbangan obat, keamanan, dan efektifitas. Sebagai bahan atau benda
asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi
obat.
Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan
dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi Adapun faktor
yang mempengaruhi reaksi obat yaitu :

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
2

1. Absorbs obat

2. Distribusi obat

3. Metabolisme obat

4. Eksresi sisa
Ada 2 efek obat yakni efek teurapeutik dan efek samping.efek terapeutik adalah obat memiliki
kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan obatnya seperti paliatif ( berefek
untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek pengobatan) dan lain-lain. Sedangkan efek
samping adalah dampak yang tidak diharapkan, tidak bias diramal, dan bahkan kemungkinan
dapat membahayakan seperti adanya alerg, toksisitas ( keracunan), penyakit iatrogenic,
kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.

URAIAN MATERI

Pemberian Obat Pada Bayi dan Anak

Memberikan obat pada anak-anak harus hati-hati, karena hati bayi dan anak kecil belum
dapat berfungsi dengan optimal dalam mengolah bahan kimia dari peredaran darah. Hati pada
anak dan bayi belum berkembang secara sempurna. Kadar obat dalam darah anak kecil amat
mudah terlampaui, dan untuk menghindari efek yang tidak diinginkan, obat perlu ditakar dengan
tepat dan mematuhi dosis yang dianjurkan. Perlu diingat jangan mengencerkan atau memasukkan
obat ke dalam susu bayi.

Dalam memberikan obat kepada anak Anda, ada beberapa hal yang perlu Anda
perhatikan, dan ini tidak disarankan untuk dilakukan, yaitu jangan memberikan pada anak obat
resep untuk orang dewasa sisa obat orang lain. Bila menggunakan obat bebas, bacalah baik-baik
petunjuk pada kemasannya atau tanyakan kepada apoteker. Jangan memberikan obat bebas untuk
jangka waktu yang lama tanpa berkonsultasi dengan dokter. Dan jangan memberikan obat yang
pernah membuat anak menunjukkan gejala mual, muntah, diare, ruam atau bengkak di mata dan

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
3

persendian. Selain itu memaksa bayi minum obat (dengan cara memeganginya agar tidak
meronta), karena hanya akan menimbulkan trauma. Buntutnya kelak Ia justru makin sulit bila
harus minum obat. Pemaksaan juga bisa membuatnya menangis sehingga meningkatkan risiko
tersedak.

Teknik memencet hidung bayi agar ia mau membuka mulut, juga tidak disarankan. Bayi,
terutama di bawah 4 bulan, belum pandai menelan sehingga asupan yang masuk (termasuk obat)
akan diterima dengan mekanisme isap. Memencet hidungnya berbahaya karena dikhawatirkan
akan menyebabkan obat masuk ke paru-paru. Jangan membohongi anak dan bayi misalnya,
dengan mengatakan bahwa obat rasanya manis padahal sebenarnya pahit. Bayi itu cerdas dan
memiliki daya ingat yang tajam. Ketimbang membohongi, beri penjelasan (meski kemampuan
berkomunikasinya masih terbatas) bahwa obat ini dapat menyembuhkan penyakitnya sehingga ia
dapat bermain kembali.

Cobalah mencari cara yang menyenangkan agar bayi tertarik minum obat. Contoh,
dengan mengandaikan sendok obat sebagai pesawat yang siap masuk ke dalam mulutnya. Ketika
sendok digerakkan menuju mulut, iringi dengan suara yang menirukan bunyi pesawat. Berikan
anak anda kepercayaan. Anak-anak umur dua sampai tiga tahun biasanya ingin lebih berkuasa.
Mereka biasanya ingin memegang sendok obat sendiri dan meminumnya. Untuk ini, beri mereka
pilihan, tapi tetap mengharuskan mereka untuk minum obat. Misalnya saja, tanyakan apakah dia
ingin pakai sendok atau gelas? Kapan dia ingin minum obat, sebelum bermain atau saat kapan?
,Turuti saja keinginannya, seandainya dia minta minum obat di ruang tamu sambil ditemani
nenek, ayah atau siapapun. Selain coba jenis obat lain. Jika biasanya anak Anda mengonsumsi
obat dalam bentuk cair dan ia menolak, coba tablet kunyah dan tablet biasa. Yang paling
gampang, tentu tablet kunyah yang rasanya enak dan larut dalam waktu singkat di mulut. Selain
itu, tawarkan sebuah hadiah, dengan cara membujuk anak Anda agar minum obat dengan
memberi permen, jus. Walau begitu, jangan terlalu obral hadiah. Ada saran, tak lebih dari 20
kali, tapi berilah perhatian khusus padanya seperti membacakan buku cerita.

A. MACAM- MACAM PEMBERIAN OBAT


1. Pemberian obat secara oral

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
4

Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati,
mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat. Keuntungan: praktis, aman, dan
ekonomis. Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang tibul biasanya lambat,
tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang
disukai jika rasanya pahit (rasa jadi tidak enak), iritasi pada saluran cerna. Adapun
macam-macam teknik pemberian obat secara oral adalah:
a. Memberikan Obat Secara Sublingual
Pemberian obat dengan cara meletakkannya dibawah lidah sampai diabsorbsi ke dalam
pembuluh darah.
Tujuan :
1. Memperoleh efek local dan sistemik.
2. Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral.
3. Menghidari kerusakan obat oleh hepar.
Secara umum persiapan dan langkah-langkah sama dengan pemberian obat secara oral.
Hal yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberi penjelasan untuk meletakkna obat dibawah
lidah, obat tidak boleh ditelahn, dan biarkan berada di bawah lidah sampai habis di absorbs
seluruhnya, seperti pemberian obat adalat, nipedipine pada orang yang menderita tekanan darah
tinggi.Obat sublingual
2. Secara Pemberian obat secara parenteral/ suntik
a. Intrakutan
Prinsipnya memasukan obat kedalam jaringan kulit,Merupakan pemberian obat melalui
jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada
daerah lengan tangan bagian ventral. Intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas
tubuh terhadap obat yang disuntikan agar menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan
skin test), menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes).
b. Subkutan
Pemberian obat secara subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah
kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis. Jenis obat yang lazim diberikan
secara SC yaitu Vaksin,Narkotik,Heparin,Obat-obatan pre operasi,Insulin.Pemberian obat

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
5

melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan
untuk mengontrol kadar gula darah.Pada pemakaian injeksi subkutan untuk jangka waktu yang
alam, maka injeksi perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda,
Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan,Absorpsi biasanya
berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama.Absorpsi menjadi lebih
lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau dalam bentuk
suspensi. Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga dapat memperlambat
absorpsinya.
c. Intra muscular
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Tujuan : pemberian obat
dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan. Lokasi penyuntikan dapat pada
daerah paha (vastus lateralis), ventrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi
tengkurap), atau lengan atas (deltoid), daerah ini digunakan dalam penyuntikan dikarenakan
massa otot yang besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf. Pemberian obat secara
Intramusculer sangat dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air yang menentukan kecepatan dan
kelengkapan absorpsi obat . Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan mengendap
di tempat suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur.• Obat
yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi
d. Intra vena
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena waktu cepat sehingga
obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.Tujuan : 1. Memasukkan obat secara cepat 2.
Mempercepat penyerapan obat
Lokasi yang digunkan untuk penyuntikan :
1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )
2. Pada tungkai (vena saphenosus)
3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
3. Pemberian obat secara inhalasi

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
6

Adalah obat yang cara pemberiannya melalui saluran pernafasan. Kelebihan dari
pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat
terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus /
saluran nafas. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam bentuk gas atau uap yang
akan diabsorpsi dengan cepat melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran
pernapasan. Biasanya diberikan pada pasien-pasien yang mengidap penyakit paru seperti Asma
4. Pemberian obat secara vagina
Merupakan cara membrikan obat dengan memasukan obat melalui vagina, yang
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Obat
ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria/ovula yang di gunakan untuk mengobati infeksi
lokal.

5. Pemberian obat secara rektum


Merupakan pemberian obat dengan memasukan obat melalui anus dan kemudian rektum,
dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Pemberian obat supositoria ini diberikan
tepat pada dinding rektal yang melewati spingther ani interna.
6. Pemberian obat secara kulit
Merupakan cara pemberian obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan
mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi
infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, lossion, aerosol dan sprei.
7. Pemberian obat melalui mata
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata dengan tetes mata atau salep mata
obat tetes mata digunakan untuk pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi
pupil, untuk pengukuran refaksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat
digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
8. Pemberian obat secara epidural

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
7

Teknik untuk menghilangkan rasa sakit dengan memasukan jarum kecil berisi tabung
(kateter) yang sangat kecil melalui otot punggung hingga ke daerah epidural (rongga di bagian
tulang belakang). Hal ini dilakukan oleh dokter anestesi.
Manajemen nyeri yang dapat dilakukan oleh bidan diantaranya mengurangi faktor yang dapat
menambah nyeri misalnya ketidak percayaan, kesalah fahaman, ketakutan, kelelahan, dan
kebosanan.
Memodifikasi stimulus nyeri dan menggunakan teknik-teknik seperti teknik latihan
pengalihan menonton televisi, berbincang- bincang dengan orang lain, mendengarkan musik.
Atau stimulasi kulit dengan menggosok dengan halus pada daerah yang nyeri, menggosok
punggung, menggunakan air hangat dan dingin, memijat dengan air mengalir.
9. Terapi panas dingin kompres
a. Kompres Hangat
Merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat yang bertujuan memenuhi
kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri mengurangi atau nencegah
terjadinya spasme otot dan memberikan rasa hangat.
b. Kompres Dingin
Merupakan tindakan dengan cara memberikan kompres dingin yang bertujuan memenuhi
kebutuhan rasa nyaman, menurunkan suhu tubuh, mengurangi rasa nyeri, mencegah oedem, dan
mengontrol peredaran darah dengan meningkatkan vasokonstriksi.

B. Memberikan obat pada bayi:

1. Gendonglah bayi ketika diberi obat. Posisi menggendongnya, kepala berada lebih tinggi
ketimbang badan, agar si bayi tidak tersedak yang bisa berakibat obat masuk ke dalam
paru-paru.

2. Karena bayi biasanya susah diam, mintalah bantuan orang dewasa atau anak yang lebih besar
untuk menenangkannya. Kalau tidak ada orang lain, Anda bisa membungkus tangan dan
tubuh bayi dengan selimut agar tangan si bayi tak mengganggu Anda.

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
8

3. Jika bayi sering memuntahkan kembali obat yang diminumnya, mintalah bantuan seseorang
untuk membuka mulutnya dengan lembut. Lalu, dengan lembut pula masukkan obat ke dalam
mulut bayi.

4. Pemberian obat, yang biasanya berbentuk cair, itu bisa menggunakan sendok atau pipet: Bila
menggunakan sendok, letakkan sendok yang telah disterilkan dan diisi obat pada bibir bagian
bawah. Angkat sedikit sendoknya agar obat mengalir ke dalam mulutnya. Bila menggunakan
pipet, isilah pipet dengan sejumlah obat yang sesuai dengan petunjuk dokter. Letakkan pipet
obat di sudut mulut bayi dan keluarkan obat perlahan-lahan.

5. Pemberian obat tetes untuk hidung, mata, dan telinga pada bayi juga perlu kiat khusus. Untuk
obat tetes hidung: tengadahkan sedikit kepala bayi. Perlahan teteskan obat ke setiap lubang
hidung. Hitung jumlah tetesan yang masuk ke hidung. Dua atau tiga tetes biasanya sudah
cukup. Obat tetes mata, dengan cara miringkan sedikit kepala bayi, hingga mata terinfeksi
berada di bawah. Dengan cara ini tetesan obat tak mengalir masuk ke mata sehat. Perlahan
tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah mengalir. Obat tetes telinga, baringkan
bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada di atas. Teteskan obat ke
dalam lubang telinga yang sakit. Buat bayi tetap diam agar obat benar-benar masuk ke lubang
telinga bagian dalam.

C. Memberikan obat pada anak-anak:

1. Mintalah anak menutup lubang hidung saat meminum obat agar rasa obat tak terlalu keras.

2. Campurlah obat, terutama yang berasa pahit dengan sirup atau madu atau jus agar tak terasa
pahit.

3. Jangan larutkan obat dengan air di gelas karena ada kemungkinan obat mengendap dan tak
terminum si anak.

4. Mintalah anak untuk menggosok gigi setelah meminum obat yang manis agar tidak menempel
di gigi. Apa yang harus diperhatikan.

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
9

Dalam memberikan obat kepada bayi dan anak Anda, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:

1. Perhatikan aturan dosis obat.

Dengan dosis yang tepat sesuai berat badan bayi, niscaya penyakit si kecil dapat segera
sembuh. Jangan sungkan untuk bertanya pada dokter mengenai hal ini karena kenaikan berat
badan bayi tergolong cepat. Umumnya dosis obat disesuaikan dengan berat badan bayi. Contoh,
obat penurun panas. Semakin berat badannya maka dosisnya pun bertambah.

2. Lihat tanggal kadaluwarsa.

Saat akan menggunakan obat-obatan yang tersimpan di kotak obat, lihat dulu tanggal
kadaluwarsa (umumnya tercantum di kemasan). Cara lain, cermati warna, rasa dan baunya. Bila
sudah terjadi perubahan warna, rasa dan bau pertanda kualitas obat sudah tidak baik, oleh karena
itu segera buang obat tersebut.

3. Perhatikan cara menyimpan

Obat-obat yang sebelumnya disimpan di lemari es, saat akan digunakan perlu dikeluarkan
terlebih dahulu pada suhu ruangan selama kurang lebih 10 menit agar bayi tidak terlalu kaget
dengan sensasi dingin yang ditimbulkannya. Khusus obat puyer simpanlah dalam wadah tertutup
rapat dan kering, jangan menyimpannya di dalam kulkas karena dapat mempengaruhi tekstur
puyer.

4. Boleh bergiliran.

Misalnya saja bayi atau anak mendapat 3 jenis obat. Cara memberikannya bisa dilakukan
secara bergiliran dalam waktu berdekatan (tanpa jeda waktu yang panjang).

5. Jangan mencampur obat dengan madu

Hingga bayi berusia 1 (satu) tahun, hindari mencampur obat dengan madu karena
dikhawatirkan mengandung bakteri clostridium botulinum yang dapat menyebabkan

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
10

terganggunya pencernaan bayi. Setelah usia 1 tahun umumnya pencernaan anak lebih kuat,
sehingga bisa menerima campuran obat dan madu.

6. Tunggu 1/2 jam bila ingin minum susu.

Setelah minum obat, jangan langsung minum susu. Ada beberapa obat yang tidak dapat
larut dalam susu, seperti golongan antibiotik, oleh karena itu tunggu sedikitnya sekitar setengah
jam jika ingin minum susu.

D. PERHITUNGAN DOSIS OBAT


Satuan berat dan isi satuan berat yang digunakan dalam perhitungan dosis obat
1 kg = 1000 gram
1g = 1000 mg
1mg = 1000 mcg (microgram)
a. Perhitungan dosis tablet
Kuantitas yang diminta = ​Dosis yang di minta​ x 1 (tablet)
Dosis yang tersedia
Example : seorang dokter membutuhkan dosis paracetamol tablet 0,78 mg, tiap tablet
mengandung 400mcg maka berapa tablet yang dokter berikan untuk mendapatkan dosis yang di
ingikan
Jawab:
Dik:
dosis tiap obat : 400 mcg
Dosis yang diinginkan : 0,78 mg
Dit :
berapa tablet obat yang di butuhkan
Jwb :
(0,78 x 1000 )mcg = 780 mcg
​780​ = 1,95 (2 tablet)
400

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
11

b. Pemberian Obat Cair


Dosis yang diminta ​X Volume dosis yang tersedia

Example :
Perawat di instruksikan untuk memberikan ranitidine 75 mg. Tersedia sampai 100 mg dalam 2
mili. Berapa yang perlu di suntikan
Jawab : jika 2 ml mengandung 100 mg x ml larutan mengandung 75 mg
maka 75 x 2 ml = 1,5 ml

KESIMPULAN

Memberikan obat pada anak-anak harus hati-hati, karena hati bayi dan anak kecil belum
dapat berfungsi dengan optimal dalam mengolah bahan kimia dari peredaran darah. Hati pada
anak dan bayi belum berkembang secara sempurna. Kadar obat dalam darah anak kecil amat
mudah terlampaui, dan untuk menghindari efek yang tidak diinginkan, obat perlu ditakar dengan
tepat dan mematuhi dosis yang dianjurkan.
Ada bebarapa macam pemberian obat yaitu :
1. Pemberian obat secara oral
2. Secara Pemberian obat secara parenteral/ suntik
3. Pemberian obat secara inhalasi
4. Pemberian obat secara vagina
5. Pemberian obat secara rektum
6. Pemberian obat secara kulit
7. Pemberian obat melalui mata
8. Pemberian obat secara epidural
9. Terapi panas dingin kompres
DAFTAR TILIK
PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL DAN SUBLINGUAL

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
12

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai


berikut :
0. ​Langkah tidak di kerjakan
1. ​Langkah dikerjakan tapi tidak sesuai dengan seharusnya
2. ​Langkah dikerjakan sesuai dengan deharusnya dan urutannya tapi
kurang sempurna dan masih perlu bimbingan. Waktu kerja masih dalam
batas rata-rata waktu untuk prosedur terkait.
3. ​Langkah dikerjakan dengan benar, sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan) dan waktu kerja yang sangat efisien

Jenis keterampilan : PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL DAN SUBLINGUAL


Tanggal/hari : ………………………………………….
NILAI
NO KEGIATAN
0 1 2 3
PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL
1 Persiapan Alat
Kartu obat atau formulir pencatatan
Cangkir obat
Sedotan untuk minum
Obat-obat yang dibutuhkan
Segelas air
Pelaksanaan
2 Jelaskan prosedur tindakan pada klien
Mencuci tangan menggunakan sabun di
3 bawah air mengalir,
keringkan dengan handuk bersih

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
13

Periksa keakuratan dan kelengkapan kartu


4 obat dengan pesanan
tertulis dari dokter
Untuk memberikan tablet atau kapsul dari
botol, tuanglah jumlah yang dibutuhkan
kedalam tutup botol dan pindahkan ke
cangkir obat, jangan sentuh obat dengan
5
tangan.tablet atau kapsul yang tersisa dapat
dituangkan kembali kedalam botol. Bila obat
berbentuk cair/sirup,kocok dulu sebelum
dibuka.
Bantu pasien untuk duduk atau posisi miring
6
(posisi yang nyaman)
Berikan obat dengan tepat, jika pasien tidak
7 dapat memegang obat bantu dengan
meletakkan secara perlahan obat dibibirnya
Berikan air minu untuk membantu pasien
8
menelan obat, bisa memakai sedotan
Tetap bersama pasien sampai ia selesai
menelan setiap obat yang didapatnya. Jika
9 merasa tidak pasti apakah obat sudah
ditelan,minta pasien membuka mulut untuk
memastikan obat sudah ditelan
10 Rapikan pasien dan bereskan alat
Cuci tangan menggunakan sabun dibawah
11 air mengalir, keringkan dengan handuk
bersih
Dokumentasikan tindakan yang telah
12
dilakukan

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
14

PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBLINGUAL


1 Persiapan alat
Kartu obat atau formulir pencatatan
Obat-obat yang dibutuhkan
Bengkok
Sarung tangan
Pelaksanaan
2 Jelaskan prosedur tindakan pada klien
Mencuci tangan menggunakan sabun di
3 bawah air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih
Periksa keakuratan dan kelengkapan kartu
4
berobat dengan pesanan tertulis dari dokter
Bantu pasien untuk duduk atau posisi miring
5
(posisi yang nyaman)
6 Gunakan handschoon atau sarung tangan
Meminta pasien untuk membuka mulutnya
7
dan memasukkan obat dibawah lidah pasien
8 Rapikan pasien dan bereskan alat
9 Melepaskan sarung tangan
Cuci tangan menggunakan sabun dibawah
10 air mengalir, keringkan dengan handuk
bersih
Dokumentasikan tindakan yang telah
11
dilakukan

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb
15

Keperawatan Anak 2020


Intan Rina Susilawati, M. Keb

Anda mungkin juga menyukai