Anda di halaman 1dari 51

PEMBERIAN OBAT (ADMINISTRASI OBAT)

Dhian Ririn Lestari, S.Kep, Ns. M.Kep.


Noor Diani, S.Kep,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.MB

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :


Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu :
 Menjelaskan pengertian dan tujuan pelaksanaan pemberian obat pada
pasien
 Menjelaskan jenis-jenis administrasi obat
 Melakukan pemberian obat pada pasien dengan benar

PENDAHULUAN
Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas
terpenting perawat. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk
mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek
samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila
tidak tepat diberikan. Perawat bertanggungjawab memahami kerja obat dan efek
samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respons
klien dan membantu klien menggunakannya dengan benar berdasarkan
pengetahuan.
Suatu obat atau medikasi adalah zat yang digunakan dalam diagnosis,
terapi, penyembuhan, penurunan atau pencegahan penyakit. Supaya dapat
tercapainya pemberian obat yang aman, seorang perawat harus melakukan ”10
hal benar” yaitu klien yang benar, obat yang benar, dosis yang benar, waktu
yang benar, rute yang benar, benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien,
benar dokumentasi, hak klien untuk menolak, benar pengkajian (memeriksa
tanda-tanda vital sebelum obat diberikan) dan benar evaluasi (melihat efek kerja
dari obat yang diberikan).Farmakokinetik obat menentukan rute obat.
76
PERAN PERAWAT DALAM PENGOBATAN
1. Peran independen
Peran dimana perawat secara legal dapat melakukan tindakan secara mandiri
terhadap diagnosa keperawatan tertentu
2. Peran dependen
Peran dimana perawat tergantung pada profesi lain dalam melakukan
tindakan terhadap masalah kesehatan
3. Peran interdependen (kolaborasi)
Dimana perawat melakukan tindakan terhadap masalah kesehatan yang
memerlukan penanganan bersama
4. Peran dalam mendukung keefektivan obat
Perawat harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang daya kerja dan
efek terapeutik obat sehingga perawat mampu melakukan observasi untuk
mengevaluasi efek obat dan harus melakukan upaya untuk meningkatkan
efektivitas obat
5. Peran dalam mengobservasi efek samping dan alergi obat
Perawat harus mengetahui obat dan kemungkinan efek samping yg dapat
terjadi
6. Peran perawat dalam menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat
Umumnya obat tidak boleh terkena sinar matahari langsung, terkena
cahaya yang tajam, disimpan ditempat yang lembab atau disimpan pada tempat
yang bersuhu ekstrim.
Suhu ekstrim : >400C, <80C
Suhu kamar : 15 – 300C
Suhu sejuk : 8 – 150C
7. Peran perawat dalam melakukan pendidikan kesehatan tentang obat
Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan
dengan obat seperti manfaat obat secara umum

77
Rute yang sering digunakan dalam pemberian obat :
 Oral (melalui mulut) : cairan, suspensi, pil, tablet atau kapsul
 Sublingual (dibawah lidah utk absorbsi vena)
 Bukal (antara gusi dan pipi)
 Topikal (pada kulit)
 Inhalasi (semprot aerosol)
 Instilasi (pada hidung, mata, telinga, rektum, vagina)
 Parenteral (Subcutan, Intracutan, Intramuskular, Intravena)

PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL


PENGERTIAN
Memberikan obat melalui mulut
TUJUAN
 Menyediakan obat yang memiliki efek lokal atau sistemik melalui saluran
gastro intestinal
 Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan kerusakan kulit
dan jaringan
 Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan nyeri

FOKUS PERHATIAN PERAWAT


 Alergi terhadap obat
 Kemampuan klien untuk menelan obat
 Adanya muntah dan diare yang dapat mengganggu absorbsi obat
 Effek samping obat
 interaksi obat
 kebutuhan pembelajaran mengenai obat yang di berikan
 Daya kerja dan efek terapeutik obat
 Menyiapkan obat, perhitungan obat dan tanggal kadaluarsa
Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat peroral:

78
 Kemampuan menelan / ketidakmampuan menelan (disphagia)
 Kaji mual (nausea) & muntah (emesis)
 Kaji apakah pasien boleh makan atau minum

PEMBERIAN OBAT SECARA SUBLINGUAL


PENGERTIAN
Pemberian obat dengan cara meletakkannya di bawah lidah sampai habis
diabsorbsi ke dalam pembuluh darah.
TUJUAN
 Memperoleh effek local dan sistematik
 Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral
 Menghindari kerusakan obat oleh hepar

PROSEDUR PELAKSANAAN
Secara umum persiapan dan langkah – langkahnya sama dengan pemberian obat
secara oral.hal yang perlu di perhatikan adalah klien perlu diberi penjelasan
untuk meletakkan obat di bawah lidah,obat tidak boleh di telan, dan biarkan
berda di bawah lidah sampai habis diabsorbsi seluruhnya. Obat yang biasa di
berikan secara sublingual adalah nitrogliserin(OBAT vasodilator pada penyakit
jantung anginapektoris).

PEMBERIAN OBAT SECARA BUKAL


PENGERTIAN
Pemberian obat dengan cara meletakkannya di antara gusi dengan membran
mukosa pipi
TUJUAN
 Memperoleh efek local dan sistematik
 Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral
 Menghindari kerusakan obat oleh hepar

79
Prosedur pelaksanaan
Secara umum sama dengan pemberian obat dengan cara oral.akan tetapi perawat
perlu memberi penjelasan bahwa obat harus di letakkan di antara gusi dan
selaput mukosa pipi sampai seluruh obat habis di absorbsi.

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL


Pengertian
Pemberian obat melalui jaringan atau pembuluh darah dengan menggunakan
spuit
Tujuan
 Mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara lain
 Memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
 Membantu menegakkan diagnosa (penyuntikan zat kontras)
 Memberikan zat imunologi

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL


INDIKASI
1. Pada pasien yang tidak dapat diberikan secara oral.
2. Pada pasien dg penyakit tertentu yg harus diberi pengobatan dg cara
suntikan misalnya suntikan insulin.
3. Pada pasien yang terus muntah-muntah.
4. Pada pasien yang menginginkan reaksi obat dg cepat.
5. Pada pasien dengan keadaan darurat.

MANFAAT
1. Menghindari obat dirusak oleh enzim-enzim dalam saluran
gastrointestinal.
2. Diperoleh kadar obat yg ditentukan karena tidak ada obat atau sedikit
sekali dosis obat yg berkurang.

80
3. Efeknya timbul lebih cepat dan teratur dari pada pemberian dengan rute
oral.
4. Dapat diberikan pada pasein tidak sadar.
5. Dapat diberikan pada pasein yang sulit menelan.

KERUGIAN
1. Efek toksisnya sulit sekali dinetralkan bila terjadi kesalahan dalam
pemberian obat.
2. Sediaan injeksi lebih mahal.
3. Ada bahaya penularan.
4. Sukar dilakukan sendiri oleh penderita.
5. Pada tempat suntikan bisa terjadi odem
6. Dapat menyebabkan kematian jaringan dibawah kulit karena terjadi
penyerapan yang lambat

Injeksi Intradermal/intra cutan


Pengertian
Injeksi intradermal adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke
dalam jaringan dermis dibawah epidermis kulit dengan menggunakan spuit

Tujuan
 Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan dibawah kulit
untuk diabsorbsi
 Metode untuk tes diagnostik terhadap alergi atau adanya penyakit-
penyakit tertentu
 Test tuberkulin
 Mengetahui reaksi alergi thd obat tertentu
 Vaksinasi
 Anestesi local

81
Tempat Injeksi
 Lengan bawah bagian dalam
 Dada bagian atas
 Punggung dibawah skapula
 Dibawah lengan : bag.depan lengan 1/3 dari lekukan siku, pada
kulit sehat, jauh dari pembuluh darah.
 Di lengan atas : Tiga jari dibawah sendi bahu ditengah-tengah
daerah muskulus deltoideus.
 Punggung pada area skapula

Injeksi Subcutaneus
Pengertian
Adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan
subkutan dibawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak dibawah dermis
dengan menggunakan spuit
Tujuan
Memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan subkutan dibawah kulit
untuk diabsorbsi
Tempat Injeksi
 Lengan atas bagian luar
 Paha anterior
 Daerah abdomen
 Area skapula pada punggung atas
 Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas (Gambar)

Injeksi Intramuskular
Pengertian
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot dengan
menggunakan spuit

82
Tujuan
 Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk diabsorbsi
Tempat Injeksi
o Lengan bawah bagian dalam
o Dada bagian atas
o Punggung bawah skapula
 Otot bokong (musculus gluteus maximus/Dorsogluteal) kanan/kiri, yang
tepat adalah 1/3 bagian dari spina iliacae anterior superior ke tulang ekor
(os. cocygeus)
 Area rektus femoralis, Otot paha bagian luar (musculus quadriceps
femoris/ Vastus lateralis)
 Area deltoid/ Otot pangkal lengan (musculus deltoideus)
 Area Ventrogluteal dan dorso glutea
Injeksi Intravena
Pengertian
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit

Tujuan
 Memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan injeksi
parenteral yang lain
 Menghindari kerusakan jaringan
 Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar

Tempat Injeksi
 Pada lengan (vena basilika dan vena sefalika)
 Pada tungkai (vena safena)
 Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak-anak
 Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis) khusus pada anak-anak

83
PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL
Pengertian
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada kuli
atau membran mukosa pada area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan
rektum
Tujuan:
Memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL PADA KULIT


Pengertian
Pemberian obat secara topikal pada kulit adalah memberikan obat secara lokal
pada kulit
PEMBERIAN OBAT MATA
Pengertian
Memberikan obat pada mata dalam bentuk cair atau ointment (salep)
Tujuan
 Mengobati gangguan mata
 Mendilatasikan pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
 Melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
 Mencegah kekeringan pada mata

PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA


Pengertian
Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal dalam bentuk cair
Tujuan
 Memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh
organisme penyebab infeksi pada kanal telinga esternal)
 Menghilangkan nyeri
 Melunakkan serumen agar mudah diambil

84
PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG
Pengertian
Memberikan obat tetes melalui telinga
Tujuan
 Mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung
 Mengobati infeksi pada rongga hidung dan sinus

PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA


Pengertian
Memberikan sejumlah obat ke dalam vagina
Tujuan
 Mengobati infeksi pada vagina
 Menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan pada vagina
 Mengurangi peradangan

PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIA MELALUI REKTAL


Pengertian
Memberikan sejumlah obat ke dalam rektum dalam bentuk suppositoria

Tujuan
 Memperoleh efek pengobatan secara lokal maupun sistemik
 Melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan

85
Cara memotong dan melihat batas obat

Menyiapkan obat

86
Bentuk sediaan obat

87
Pemberian obat per oral (sublingual dan buccal)

88
Ampul Vial

Menyiapkan obat dari ampul

Menyiapkan obat dari vial

89
Sudut penyuntikan 90 °, 45 °, 15˚

Injeksi sub kutan

90
Injeksi Intracutan

Injeksi sub kutan dan intra kutan

Dekontaminasi area penusukan

91
Injeksi intramuskuler

92
Injeksi sub kutan

Rectal suppositoria

93

Pemberian obat lewat mukosa/suppositoria


INSULIN
1. Pengertian
Insulin termasuk hormon polipeptida yang awalnya diekstraksi dari pankreas
babi maupun sapi, tetapi kini telah dapat disintesis dengan teknologi
rekombinan DNA menggunakan E. Coli. Susunan asam amino insulin manusia
berbeda dengan susunan insulin hewani; insulin rekombinan dibuat sesuai
dengan susunan insulin manusia sehingga disebut sebagai human insulin.
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel beta dari pulau-pulau
langerhans di dalam kelenjar pancreas dan digunakan untuk mengontrol kadar
glukosa dalam darah (Soegondo, 2013). Sekresi insulin terdiri dari 2 komponen.
Komponen pertama yaitu: sekresi insulin basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi
diantara waktu makan, waktu malam hari dan keadaan puasa. Komponen kedua
yaitu sekresi insulin prandial yang menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih
besar dari kadar insulin basal dan diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1
jam sesudah makan dan mencapai puncak dalam 30-45 menit, kemudian
menurun dengan cepat mengikuti penurunan kadar glukosa basal. Insulin
endogen adalah insulin yang dihasilkan oleh pancreas, sedang insulin eksogen
adalah insulin yang disuntikkan dan merupakan suatu produk farmasi
(Soegondo, 2013).
2. Tipe Insulin
Menurut Shiel (2012) Tipe insulin terdiri dari aksi cepat (rapid acting), aksi
pendek (short acting), aksi menengah (intermediate acting), aksi lama (long-
acting) dan campuran (Pre-mixed). Pembagiannya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel : Tipe-Tipe Insulin dan Cara Kerja dalam Tubuh
Nama
Jenis Insulin Waktu Aturan Pengaturan Gula Darah
Insulin
Novorapid
Rapid-Acting Humalog
Apidra
Onset 15-30 Digunakan bersamaan makan.

94
menit Jenis ini digunakan bersamaan
Peak 30-90 dengan jenis insulin longer-
menit acting.
Duration 1-5 jam
Actrapid
Short Acting
Humulin R
Onset ½-1 jam Digunakan untuk mencukupi
Peak 2-5 jam insulin setelah makan 30-60
Duration 2-8 jam menit.
NPH
Intermediate- Insulatard
Acting Humulin
N
Onset 1-2 ½ jam Digunakan untuk mencukupi
Peak 3-12 jam insulin selama setengah hari
Duration 18-24 jam atau sepanjang malam. Jenis ini
biasa dikombinasi dengan jenis
rapid-acting atau short-acting.
Lantus
Long-Acting
Levemir
Onset ½-3 jam Digunakan untuk mencukupi
Peak 6-20 jam insulin seharian. Jenis ini biasa
Duration 20-36 jam dikombinasi dengan jenis rapid-
acting atau short-acting.
Novomix
30/70
Pre-Mixed*
Humalog
mix 25/75
Onset 10-30 Produk ini biasanya digunakan
menit dua kali sehari sebelum makan.
Peak ½ -12 jam Premixed insulin adalah
Duration 14-24 jam kombinasi dengan proporsi
yang spesifik insulin
intermediate-acting dan insulin
short-acting insulin di satu
botol atau insulin pen.
Sumber : dimodifikasi dari Shiel (2012).

3. Cara Pemberian Insulin


Cara pemberian insulin ada beberapa macam: a) intra vena: bekerja sangat cepat
yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan glukosa darah, b) intramuskuler:

95
penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan, c) subkutan:
penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan, pemijatan, kedalaman,
konsentrasi. Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan. Jenis insulin
human lebih cepat dari insulin animal, insulin analog lebih cepat dari insulin
human. Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula
darah dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg% saat puasa dan 80-
160 mg% setelah makan. Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi
yaitu puasa kurang dari 150 mg% dan kurang dari 200 mg% setelah makan.
Karena kadar gula darah memang naik turun sepanjang hari, maka sesekali
kadar ini mungkin lebih dari 180 mg% (10 mmol/liter), tetapi kadar lembah
(through) dalam sehari harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg% (4
mmol/liter). Insulin sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda, tetapi paling
baik dibawah kulit perut.

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap


pasien akan insulin. Untuk tujuan pengobatan, dosis insulin dinyatakan dalam
unit (U). Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan
kadar gula darah kelinci sebanyak 45 mg% dalam bioassay. Sediaan homogen
human insulin mengandung 25-30 IU/mg.

96
Gambar. Langkah-Langkah Pemberian

Insulin
Sumber : Diani, dkk (2013)

4. Tujuan dan Manfaat Terapi Insulin


Tujuan terapi insulin adalah menjaga kadar gula darah normal atau mendekati
normal. Pada diabetes tipe 1, tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi
insulin. Dengan demikian, insulin eksogenus harus diberikan dalam jumlah tak

97
terbatas. Pada diabetes mellitus tipe 2 akan membutuhkan insulin apabila terapi
jenis lain tidak dapat mencapai target pengendalian kadar glukosa darah dan
keadaan stress berat seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark
miokard akut atau stroke. Pada diabetes tipe 2, insulin mungkin diperlukan
sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika
diet dan obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya. Pada klien
diabetes mellitus tipe 2 kadang membutuhkan insulin secara temporer selama
mengalami sakit, infeksi, kehamilan, pembedahan atau beberapa kejadian stress
lainnya (Smeltzer et al., 2010).

Berdasarkan berbagai penelitian klinis tentang manfaat terapi insulin adalah


pada pasien hiperglikemia memperbaiki luaran klinis. Selain dapat memperbaiki
status metabolik dengan cepat, terutama kadar glukosa darah, juga memiliki
efek lain yang bermanfaat, antara lain perbaikan inflamasi. Terapi insulin
intensif pada pasien gawat darurat yang dirawat di ruang intensif terbukti dapat
menurunkan angka kematian. Hal tersebut terutama disebabkan oleh penurunan
angka kejadian kegagalan organ multipel akibat sepsis. Sementara itu,
perbaikan luaran klinis pada pasien mungkin disebabkan oleh efek insulin
terhadap perbaikan stres oksidatif dan pelepasan berbagai molekul proinflamasi
yang dikeluarkan saat terjadi hiperglikemia akut.
Insulin yang diberikan lebih dini dan lebih agresif menunjukkan hasil klinis
yang lebih baik terutama berkaitan dengan masalah glukotoksisitas. Hal tersebut
diperlihatkan oleh perbaikan fungsi sel beta pankreas. Insulin juga memiliki
efek lain yang menguntungkan dalam kaitannya dengan komplikasi DM. Terapi
insulin dapat mencegah kerusakan endotel, menekan proses inflamasi,
mengurangi kejadian apoptosis, dan memperbaiki profil lipid. Dengan
demikian, secara ringkas dapat dikatakan bahwa luaran klinis pasien yang
diberikan terapi insulin akan lebih baik. Insulin, terutama insulin analog,

98
merupakan jenis yang baik karena memiliki profil sekresi yang sangat
mendekati pola sekresi insulin normal atau fisiologis.

5. Komplikasi Terapi Insulin


a. Hipoglikemia
Komplikasi terapi insulin yang paling penting adalah hipoglikemia. Terapi
insulin intensif untuk mencapai sasaran kendali glukosa darah yang normal atau
mendekati normal cenderung meningkatkan risiko hipoglikemia. Edukasi
terhadap pasien dan penggunaan rejimen terapi insulin yang mendekati
fisiologis dapat mengurangi frekuensi hipoglikemia.
b. Peningkatan berat badan.
Pada pasien dengan kendali glukosa yang buruk, peningkatan berat badan tidak
dapat dihindari karena terapi insulin memulihkan massa otot dan lemak
(pengaruh anabolik insulin). Penyebab peningkatan berat badan yang lain
adalah makan yang berlebihan serta kebiasaan mengudap untuk menghindari
hipoglikemia. Pasien yang menjalani terapi insulin umumnya melakukan diet
yang lebih longgar dibandingkan dengan diet ketat saat terapi dengan obat
antidiabetik oral. Hal tersebut juga dapat menyebabkan peningkatan berat
badan.
c. Edema insulin.
Edema dapat muncul pada pasien yang memiliki kendali glukosa darah buruk
(termasuk pasien KAD) akibat retensi garam dan air yang akut. Edema dapat
menghilang secara spontan dalam beberapa hari. Kadang-kadang dibutuhkan
terapi diuretika untuk menatalaksana hal tersebut.
d. Reaksi lokal terhadap suntikan insulin.
Lipohipertrofi merupakan pertumbuhan jaringan lemak yang berlebihan akibat
pengaruh lipogenik dan growth-promoting dari kadar insulin yang tinggi di
tempat penyuntikan. Hal itu dapat muncul pada pasien yang menjalani beberapa
kali penyuntikan dalam sehari dan tidak melakukan rotasi tempat penyuntikan.

99
Lipoatrofi adalah hilangnya jaringan lemak pada tempat penyuntikan. Saat ini,
dengan penggunaan sediaan insulin yang sangat murni, lipoatrofi sudah sangat
jarang terjadi.
e. Alergi
Saat ini, dengan penggunaan sediaan insulin yang sangat murni, alergi insulin
sudah sangat jarang terjadi.

10
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL

Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
 Baki berisi obat-obatan atau kereta dorong
obat (trolly)
 Kartu atau buku rencana pengobatan
 Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat
 Pemotong obat (jika diperlukan)
 Martil dan lumpang penggerus (jika
diperlukan)
 Gelas pengukur (jika diperlukan)
 Gelas dan air minum
 Tisu
 Sedotan
 Sendok
 Pipet
2 Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk
pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan
jenis dan dosis obat serta jenis larutan yang
akan digunakan
3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan
yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Periksa riwayat alergi
4. Menjelaskan prosedur dan tujuan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan lingkungan / jaga privacy klien
3. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat
peroral
 Kemampuan menelan / ketidakmampuan
menelan (disphagia)
 Kaji mual (nausea) & muntah (emesis)
 Kaji apakah pasien boleh makan atau
minum
10
4. Kaji tanda-tanda vital jika diperlukan pada obat-
obatan tertentu (narkotik, digitalis, penurun tensi)
5. Periksa kembali order pengobatan (nama pasien,
dosis, nama obat, waktu dan cara pemberian,
tanggal kadaluarsa). Identifikasi klien dengan
benar
6. Ambil obat sesuai dosis dan keperluan pada
tempatnya tanpa mengkontaminasi obat
7. Gunakan teknik aseptik untuk menjaga
kebersihan obat

Tablet atau Kapsul


 Tuangkan tablet atau kapsul dengan takaran
sesuai kebutuhan ke dalam mangkuk sekali
pakai tanpa menyentuh obat
 Gunakan alat pemotong tablet (jika
diperlukan) untuk membagi obat sesuai
dosis.
 Jika klien mengalami kesulitan untuk
menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan
menggunkan alat (martil atau lumpang)
penggerus. (Konfirmasikan pada bagian
farmasi sebelum menggerus obat. Beberapa
obat tidak boleh digerus karena
mempengaruhi daya kerjanya)
 Campurkan dengan menggunakan air atau
makanan
Obat dalam Bentuk Cair
 Putar atau bolak-balikkan obat agar
tercampur rata.
 Buka penutup botol dan letakkan
menghadap keatas
 Pegang botol obat sehingga sisi labelnya
berada pada telapak tangan kemudian
tuangkan jauh dari label
 Tuangkan obat dengan takaran sesuai
kebutuhan kedalam mangkuk obat berskala
 Usap bibir tutup botol dengan tisu,
kemudian tutup botol obat dengan

10
penutupnya
 Jika jumlah obat yang diberikan hanya
kurang dari 5 ml, gunakan spuit steril tanpa
jarum untuk mengambilnya dari botol
7. Atur pasien pada posisi duduk. Jika tidak
memungkinkan, atur posisi lateral
8. Beri klien air untuk menelan obat. Jika sulit
ditelan, anjurkan klien meletakkan obat dibagian
pangkal lidah bagian dalam kemudian anjurkan
minum
9. Rapikan alat dan kembalikan peralatan yang
dipakai. Buang alat-alat sekali pakai
10. Cuci tangan
Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah
dilakukan (Evaluasi mengenai efek obat pada klien
30 menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan
kemampuan klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat,
setiap keluhan pasien, tandatangan. Jika obat tidak
dapat masuk atau dimuntahkan , catat secara jelas
alasannya dan tindakan perawat)
Total

Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75

Nilai = Jumlah yang didapat x 100%


Jumlah aspek yang dinilai

10
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT SECARA
SUBLINGUAL
Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
 Baki berisi obat-obatan atau kereta dorong obat
(trolly)
 Kartu atau buku rencana pengobatan
 Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat
 Pemotong obat (jika diperlukan)

2 Tahap Pre Interaksi


1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk
pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan jenis
dan dosis obat serta jenis larutan yang akan digunakan

3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan (Obat diletakkan
dibawah lidah, obat tidak boleh ditelan dan biarkan
berada dibawah lidah sampai habis diabsorbsi seluruhnya)
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat peroral
 Kemampuan menelan / ketidakmampuan menelan
(disphagia)
 Kaji mual (nausea) & muntah (emesis)
 Kaji apakah pasien boleh makan atau minum

3. Kaji tanda-tanda vital jika diperlukan pada obat-obatan


tertentu (narkotik, digitalis, penurun tensi)
4. Periksa kembali order pengobatan (teknik 10 benar).
Identifikasi klien dengan benar
5. Ambil obat sesuai dosis dan keperluan pada tempatnya
tanpa mengkontaminasi obat
6. Gunakan teknik aseptik untuk menjaga kebersihan obat
7. Atur pasien pada posisi duduk. Jika tidak

10
memungkinkan, atur posisi lateral
8. Letakkan obat dibawah lidah
9. Rapikan alat dan kembalikan peralatan yang dipakai.
Buang alat-alat sekali pakai
10. Cuci tangan
5 Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah dilakukan
(Evaluasi mengenai efek obat pada klien 30 menit setelah
pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam

6 Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat, setiap
keluhan pasien, tandatangan. Jika obat tidak dapat masuk
atau dimuntahkan , catat secara jelas alasannya dan
tindakan perawat)
Total
Keterangan :

0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75

Nilai = Jumlah yang didapat x 100%


Jumlah aspek yang dinilai

10
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT SECARA BUKAL

Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
 Baki berisi obat-obatan atau kereta
dorong obat (trolly)
 Kartu atau buku rencana pengobatan
 Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat
 Pemotong obat (jika diperlukan)
2 Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi order yang ada
untuk pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk
menentukan jenis dan dosis obat serta jenis
larutan yang akan digunakan
3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan
panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan (Obat
diletakkan diantara gusi dan selaput mukosa
pipi sampai obat habis diabsorbsi)
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum
obat peroral
 Kemampuan menelan / ketidakmampuan
menelan (disphagia)
 Kaji mual (nausea) & muntah (emesis)
 Kaji apakah pasien boleh makan atau
minum
3. Kaji tanda-tanda vital
4. Periksa kembali order pengobatan (nama
pasien, dosis, nama obat, waktu dan cara
pemberian, tanggal kadaluarsa). Identifikasi
klien dengan benar
5. Ambil obat sesuai dosis dan keperluan pada
tempatnya tanpa mengkontaminasi obat
6. Gunakan teknik aseptik untuk menjaga

10
kebersihan obat
7. Atur pasien pada posisi duduk. Jika tidak
memungkinkan, atur posisi lateral
8. Letakkan obat diantara gusi dan selaput
mukosa pipi sampai habis diabsorbsi. Anjurkan
klien untuk tidak minum, makan dan berbicara
sebelum obat habis
9. Rapikan alat dan kembalikan peralatan yang
dipakai. Buang alat-alat sekali pakai
10. Cuci tangan
Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah
dilakukan (Evaluasi mengenai efek obat pada
klien 30 menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan
kemampuan klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam
catatan keperawatan ( meliputi nama, dan dosis
obat, setiap keluhan pasien, tandatangan. Jika
obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan ,
catat secara jelas alasannya dan tindakan
perawat)
Total

Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

Nilai Batas Lulus : 75

Nilai = Jumlah yang didapat x 100%


Jumlah aspek yang dinilai

10
PENILAIAN KETERAMPILAN MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL

Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
 Catatan pemberian obat atau kartu obat
 Ampul obat sesuai resep
 Spuit dan jarum yang sesuai
 Jarum steril ekstra (jika perlu)
 Kapas alkohol
 Kassa steril
 Baki obat
 Gergaji ampul (jika perlu)
 Label obat
 Bak spuit
 Bengkok
2 Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk
pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan
jenis dan dosis obat serta jenis larutan yang akan
digunakan

4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Periksa label obat sesuai order medikasi
pengobatan dengan prinsip ”10 benar”
3. Lakukan penghitungan dosis sesuai kebutuhan
4. Pegang ampul dan turunkan cairan diatas leher
ampul dengan cara menjentikkan jari tangan pada
leher ampul beberapa kali atau dengan cara memutar
ampul dengan tangan searah jarum jam
5. Letakkan kasa steril diantara ibu jari tangan
kemudian patahkan patahkan leher ampul kearah
menjauhi tubuh perawat. Gunakan gergaji ampul jika
ampul sulit dipatahkan dengan cara biasa.
6. Buang leher ampul pada tempat khusus
7. Tempatkan ampul pada permukaan yang datar
8. Buka penutup jarum spuit dan masukan jarum
kedalam ampul tepat di bagian tengah ampul

10
9. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dosis
10. Keluarkan jarum dari ampul
11. Tutup kembali jarum spuit dengan teknik yang
benar
12. Jika terdapat gelembung udara pada spuit :
 Pegang spuit secara vertikal dengan jarum
menghadap keatas
 Tarik plunger kebawah dan jentikan spuit
dengan jari
 Dorong plunger perlahan keatas untuk
mengeluarkan udara, jaga agar tidak
mengeluarkan larutan
13. Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada
spuit bandingkan dengan volume yang dibutuhkan
14. Bandingkan label obat dengan catatan pemberian
obat
15. Beri label spuit dengan label obat yang sesuai
16. Tempatkan spuit (dalam bak spuit), kapas alkohol
dan kartu obat diatas baki
17. Buang atau simpan kembali peralatan yang tidak
diperlukan
18. Perawat cuci tangan
Total
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75

Nilai = Jumlah yang didapat x 100%


Jumlah aspek yang dinilai

10
PENILAIAN KETERAMPILAN MENYIAPKAN OBAT DARI VIAL

Nama :
NIM :
N NILAI
o ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
 Catatan pemberian obat atau kartu obat
 Vial obat sesuai resep
 Spuit dan jarum yang sesuai
 Jarum steril ekstra
 Kapas alkohol
 Baki obat
 Label obat
 Bak spuit
 Aquabidest
 Bengkok
2 Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk
pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan
jenis dan dosis obat serta jenis larutan yang akan
digunakan

4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Periksa label vial obat sesuai order medikasi
pengobatan dengan prinsip ”10 benar”
3. Lakukan penghitungan dosis sesuai kebutuhan
4. Rotasikan cairan yang ada dalam vial dengan
menggunakan tangan agar tercampur sempurna.
Jangan dikocok larutan dalam vial karena dapat
menyebabkan larutan berbuih
5. Buka segel pada bagian tutup obat tanpa
menyentuh bagian karetnya
6. Usap bagian karet tersebut dengan kapas alkohol
7. Buka tutup jarum spuit
8. Masukkan udara kedalam spuit sesuai dengan
jumlah obat yang dibutuhkan
9. Masukkan jarum tegak lurus tepat ditengah-tengah
karet vial
10. Injeksikan udara kedalam vial, jaga agar ujung

11
jarum spuit berada diatas permukaan cairan obat
11. Aspirasi sejumlah obat yang diperlukan sesuai
dosis dengan cara :
Metode 1 :
 Pegang vial menghadap keatas, gerakkan ujung
jarum kebawah hingga berada pada bagian
bawah cairan obat
 Tarik plunger hingga spuit terisi cairan obat
sesuai jumlah dosis yang dibutuhkan
 Hindari pengisapan tetes terakhir dari vial

Metode 2 :
 Pegang vial menghadap kebawah (terbalik),
pastikan ujung jarum berada diawah cairan obat
 Secara bertahap aspirasi cairan obat sesuai
dengan dosis yang dibutuhkan
12. Pegang spuit dan vial sejajar mata
13. Aspirasi obat ke dalam spuit
14. Cabut jarum dari vial dan tutup jarum dengan
penutup jarum
15. Jika masih ada gelembung udara pada spuit :
 Pegang spuit secara vertikal dengan jarum
menghadap keatas
 Tarik plunger kebawah dan jentikkan spuit
dengan jari
 Dorong plunger perlahan keatas untuk
mengeluarkan udara dan jaga agar tidak
megeluarkan larutan
15. Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada
spuit dan bandingkan dengan volume yang
dibutuhkan
16. Bandingkan label obat dengan catatan pemberian
obat
17. Ganti jarum spuit yang baru
18. Beri label spuit dengan label obat yang sesuai
19. Tempatkan spuit dalam bak spuit beserta kapas
alkohol dan kartu obat ditas baki
20.Rapikan peralatan
21. Perawat mencuci tangan
Total
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan

11
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75

Nilai = Jumlah yang didapat x 100%


Jumlah aspek yang dinilai

11
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT PARENTERAL
SECARA INJEKSI INTRADERMAL

Nama :
NIM :
N NILAI
o ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
 Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
 Kapas alkohol
 Sarung tangan sekali pakai
 Obat yang sesuai
 Spuit 1 ml dengan ukuran 25,26,27
 Pulpen
 Bak spuit
 Baki obat
 Bengkok

2 Tahap Pre Interaksi


1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk
pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan jenis
dan dosis obat serta jenis larutan yang akan digunakan

3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “10 benar”
3. Identifikasi klien
4. Atur klien pada posisi yang nyaman
5. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan,
peradangan atau rasa gatal
6. Pakai sarung tangan
7. Dekontaminasi area penusukan dengan kapas alkohol
secara sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter 5
cm. Tunggu sampai kering.
8. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada
tangan nondominan

11
9.Buka tutup jarum
10. Tempatkan ibu jari tangan non dominan sekitar 2,5
cm dibawah area penusukan kemudian tarik/ regangkan
kulit
11. Insersikan jarum pada tangan dominan teapat dibawah
kulit dengan posisi ujung jarum menghadap keatas
dengan sudut 150
12. Masukkan jarum perlahan-lahan, perhatikan
terbentuknya undulasi
13. Cabut jarum dengan sudut 150, dan jangan dimassage
pada area penusukan
14. Buat lingkaran dengan menggunakan pulpen
berdiameter 2,5 cm disekitar undulasi.
15. Instruksikan pasien untuk tidak menggosok area
penyuntikan
16. Observasi kulit untuk mengetahui adanya kemerahan
atau bengkak. ( Untuk tes alergi; observasi adanya reaksi
sistemik seperti sulit bernafas, berkeringat dingin,
pingsan, mual dan muntah)
17. Rapikan pasien
18.Lepas sarungtangan
19. Perawat mencuci tangan
Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah dilakukan
(Evaluasi mengenai efek obat pada klien setelah 5 menit,
15 menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat, setiap
keluhan pasien, tandatangan. Jika obat tidak dapat masuk
atau dimuntahkan , catat secara jelas alasannya dan
tindakan perawat)
Total

Keterangan :

0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

11
Nilai Batas Lulus : 75

Nilai = Jumlah yang didapat x 100%


Jumlah aspek yang dinilai

11
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT PARENTERAL
SECARA INJEKSI SUBKUTANEUS

Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
 Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
 Kapas alkohol
 Sarung tangan sekali pakai
 Obat yang sesuai
 Spuit 2 ml dengan ukuran 25
 Bak spuit
 Baki obat
 Plester
 Kassa steril (jika perlu)
 Bengkok

2 Tahap Pre Interaksi


1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk
pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan
jenis dan dosis obat serta jenis larutan yang akan
digunakan

3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan
yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “10 benar”
3. Identifikasi klien
4. Atur klien pada posisi yang nyaman
5. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda
kekakuan, peradangan atau rasa gatal
6. Pakai sarung tangan
7. Dekontaminasi area penusukan dengan kapas
alkohol secara sirkuler dari arah dalam keluar

11
dengan diameter 5 cm. Tunggu sampai kering.
8. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah
pada tangan nondominan
9.Buka tutup jarum
10. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari
dan jari tangan nondominan
11. Dengan menggunakan tangan dominan
insersikan lubang jarum spuit menghadap keatas
pada kulit dengan sudut 45 0 atau 90 0 (untuk orang
yang memiliki jaringan subkutan yang lebih tebal)
12. Lepaskan tarikan tangan nondominan
13. Tarik plunger dan observasi adanya darah pada
spuit
14. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlan-
lahan
15. Jika ada darah :
 Tarik kembali jarum dari kulit
 Tekan tempat penusukan selama 2 menit
 Observasi adanya hematoma atau memar, jika
perlu berikan plester
 Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah
1 dan pilih area penusukan yang baru
16. Cabut jarum dengan sudut yang sama waktu
jarum dimasukkan
17. Usap area penusukan dengan kapas alkohol
18. Rapikan pasien
19.Lepas sarungtangan
20. Perawat mencuci tangan
5 Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah
dilakukan (Evaluasi mengenai efek obat pada klien
setelah 5 menit, 15 menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan
klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
6 Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat, setiap
keluhan pasien, tandatangan. Jika obat tidak dapat
masuk atau dimuntahkan , catat secara jelas
alasannya dan tindakan perawat)
Total

11
Keterangan :

0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75

Nilai = Jumlah yang didapat x 100%


Jumlah aspek yang dinilai

11
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT PARENTERAL
SECARA INJEKSI INTRAMUSKULAR

Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
 Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
 Kapas alkohol
 Sarung tangan sekali pakai
 Obat yang sesuai
 Spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25 (Bergantung
pada kebutuhan, ketebalan otot, jenis obat dan usia
klien)
 Bak spuit
 Baki obat
 Plester
 Kassa steril (jika perlu)
 Bengkok

2 Tahap Pre Interaksi


1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk
pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan jenis
dan dosis obat serta jenis larutan yang akan
digunakan

3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “10 benar”
3. Identifikasi klien
4. Atur klien pada posisi yang nyaman
5. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi,
kekakuan, peradangan atau rasa gatal
6. Pakai sarung tangan

11
7. Dekontaminasi area penusukan dengan kapas alkohol
secara sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter 5
cm. Tunggu sampai kering.
8. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada
tangan nondominan
9.Buka tutup jarum
10. Tarik kulit kebawah ± 2,5 cm dibawah area
penusukan dengan tangan nondominan
11. Insersikan jarum dengan sudut 90 0 dengan tangan
dominan, masukkan obat sampai pada jaringan otot
12. Lakukan aspirasi dengan tangan nondominan
menahan barel dari spuit dan tangan dominan menarik
plunger
13. Observasi adanya darah pada spuit. Jika tidak ada
darah masukkan obat perlahan-lahan
14. Jika terdapat darah :
 Tarik kembali jarum dari kulit
 Tekan tempat penusukan selama 2 menit dengan
kassa
 Observasi adanya hematoma atau memar, jika perlu
berikan plester
 Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah 1
dan pilih area penusukan yang baru

15. Cabut jarum dengan sudut yang sama waktu jarum


dimasukkan
16. Tekan area penusukan dengan kapas alcohol dan
Jangan memassase area injeksi untuk menghindari iritasi
pada jaringan
17. Rapikan pasien
18.Lepas sarungtangan
19. Perawat mencuci tangan
5 Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah dilakukan
(Evaluasi mengenai efek obat pada klien setelah 5 menit,
15 menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan
klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
6 Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat, setiap

12
keluhan pasien, tandatangan. Jika obat tidak dapat masuk
atau dimuntahkan , catat secara jelas alasannya dan
tindakan perawat)
Total

Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

Nilai Batas Lulus : 75

Nilai = Jumlah yang didapat x 100%


Jumlah aspek yang dinilai

12
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT PARENTERAL
SECARA INJEKSI INTRAVENA

Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
 Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
 Kapas alkohol
 Sarung tangan sekali pakai
 Obat yang sesuai
 Spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25 (Bergantung
pada kebutuhan, ketebalan otot, jenis obat dan
usia klien)
 Bak spuit
 Baki obat
 Plester
 Perlak pengalas
 Kassa steril
 Torniquet (pembendung vena)
 Bengkok

2 Tahap Pre Interaksi


1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk
pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan jenis
dan dosis obat serta jenis larutan yang akan
digunakan

3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan
yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “10 benar”
3. Identifikasi klien
4. Atur klien pada posisi yang nyaman
5. Pasang perlak pengalas

12
6. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
7. Letakkan torniquet 15 cm diatas area penusukan
8.Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi,
kekakuan, peradangan atau rasa gatal
9. Pakai sarung tangan
10. Dekontaminasi area penusukan dengan kapas
alkohol secara sirkular dari arah dalam keluar dengan
diameter 5 cm. Tunggu sampai kering.
11. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada
tangan nondominan
12.Buka tutup jarum
13. Tarik kulit kebawah ± 2,5 cm dibawah area
penusukan dengan tangan nondominan
14. Pegang jarum pada posisi 300 sejajar vena yang
akan ditusuk, tusuk secara perlahan dan pasti
15. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan
jarum kedalam vena
16. Lakukan aspirasi dengan tangan nondominan
menahan barel dari spuit dan tangan dominan menarik
plunger
17. Observasi adanya darah dalam spuit
18. Jika ada darah, lepaskan torniquet dan masukkan
obat secara perlahan-lahan
19. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama waktu
jarum dimasukkan
20. Tekan area penusukan dengan kapas alkohol
21. Tutup area penusukan dengan kassa steril, pasang
plester
22. Rapikan pasien
23.Lepas sarungtangan
24. Perawat mencuci tangan
5 Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah dilakukan
(Evaluasi mengenai efek obat pada klien setelah 5
menit, 15 menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan
klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
6 Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat, setiap
keluhan pasien, tandatangan. Jika obat tidak dapat

12
masuk atau dimuntahkan , catat secara jelas alasannya
dan tindakan perawat)
Total

Keterangan :

0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

Nilai Batas Lulus : 75

Nilai = Jumlah yang didapat x 100%


Jumlah aspek yang dinilai

12
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIA
MELALUI REKTAL

Nama :
NIM :
N NILAI
o ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
 Kartu obat
 Suppositoria rectal
 Jeli pelumas
 Sarung tangan bersih
 Tissu
 Selimut mandi
2 Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk pemberian
obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan jenis dan
dosis obat serta jenis larutan yang akan digunakan

3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “10 benar”
3. Identifikasi klien
4. Atur klien pada posisi sim’s dengan tungkai bagian atas
feksi ke depan
5. Tutupi tubuh klien dengan selimut mandi dan pajankan
area perineal saja
6. Pakai sarung tangan
7. Buka oba suppositoria dari kemasannya dan beri pelumas
pada ujung bulatnya dengan jeli
8. Beri pelumas telunjuk bersarung tangan pada jari tangan
dominan
9. Minta klien menarik nafas dalam melalui mulut untuk
merileks kan sfingter ani
10. Regangkan bokong klien dengan tangan nondominan
11. Masukkan suppositoria ke dalam anus, melalui sfingter

12
ani dan mengenai dinding rektal sedalam 10 cm pada orang
dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak kemudian tarik
jari anda keluar anus
12. Bersihkan area anal klien dengan tisu
13. Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang atau
miring selama 5 menit untuk mencegah keluarnya
suppositoria
14. Jika suppositoria yang diberikan mengandung laksatif
atau pelumas feses, letakkan tombol pemanggil dalam
jangkauan klien
15. Rapikan pasien
16.Lepas sarungtangan
17. Perawat mencuci tangan
5 Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah dilakukan
(Evaluasi mengenai efek obat pada klien setelah 5 menit, 15
menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
6 Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat, setiap keluhan
pasien, tandatangan. Jika obat tidak dapat masuk atau
dimuntahkan , catat secara jelas alasannya dan tindakan
perawat)
Total
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75

Nilai = Jumlah yang didapat x 100%


Jumlah aspek yang dinilai

12

Anda mungkin juga menyukai