PENDAHULUAN
Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas
terpenting perawat. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk
mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek
samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila
tidak tepat diberikan. Perawat bertanggungjawab memahami kerja obat dan efek
samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respons
klien dan membantu klien menggunakannya dengan benar berdasarkan
pengetahuan.
Suatu obat atau medikasi adalah zat yang digunakan dalam diagnosis,
terapi, penyembuhan, penurunan atau pencegahan penyakit. Supaya dapat
tercapainya pemberian obat yang aman, seorang perawat harus melakukan ”10
hal benar” yaitu klien yang benar, obat yang benar, dosis yang benar, waktu
yang benar, rute yang benar, benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien,
benar dokumentasi, hak klien untuk menolak, benar pengkajian (memeriksa
tanda-tanda vital sebelum obat diberikan) dan benar evaluasi (melihat efek kerja
dari obat yang diberikan).Farmakokinetik obat menentukan rute obat.
76
PERAN PERAWAT DALAM PENGOBATAN
1. Peran independen
Peran dimana perawat secara legal dapat melakukan tindakan secara mandiri
terhadap diagnosa keperawatan tertentu
2. Peran dependen
Peran dimana perawat tergantung pada profesi lain dalam melakukan
tindakan terhadap masalah kesehatan
3. Peran interdependen (kolaborasi)
Dimana perawat melakukan tindakan terhadap masalah kesehatan yang
memerlukan penanganan bersama
4. Peran dalam mendukung keefektivan obat
Perawat harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang daya kerja dan
efek terapeutik obat sehingga perawat mampu melakukan observasi untuk
mengevaluasi efek obat dan harus melakukan upaya untuk meningkatkan
efektivitas obat
5. Peran dalam mengobservasi efek samping dan alergi obat
Perawat harus mengetahui obat dan kemungkinan efek samping yg dapat
terjadi
6. Peran perawat dalam menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat
Umumnya obat tidak boleh terkena sinar matahari langsung, terkena
cahaya yang tajam, disimpan ditempat yang lembab atau disimpan pada tempat
yang bersuhu ekstrim.
Suhu ekstrim : >400C, <80C
Suhu kamar : 15 – 300C
Suhu sejuk : 8 – 150C
7. Peran perawat dalam melakukan pendidikan kesehatan tentang obat
Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan
dengan obat seperti manfaat obat secara umum
77
Rute yang sering digunakan dalam pemberian obat :
Oral (melalui mulut) : cairan, suspensi, pil, tablet atau kapsul
Sublingual (dibawah lidah utk absorbsi vena)
Bukal (antara gusi dan pipi)
Topikal (pada kulit)
Inhalasi (semprot aerosol)
Instilasi (pada hidung, mata, telinga, rektum, vagina)
Parenteral (Subcutan, Intracutan, Intramuskular, Intravena)
78
Kemampuan menelan / ketidakmampuan menelan (disphagia)
Kaji mual (nausea) & muntah (emesis)
Kaji apakah pasien boleh makan atau minum
PROSEDUR PELAKSANAAN
Secara umum persiapan dan langkah – langkahnya sama dengan pemberian obat
secara oral.hal yang perlu di perhatikan adalah klien perlu diberi penjelasan
untuk meletakkan obat di bawah lidah,obat tidak boleh di telan, dan biarkan
berda di bawah lidah sampai habis diabsorbsi seluruhnya. Obat yang biasa di
berikan secara sublingual adalah nitrogliserin(OBAT vasodilator pada penyakit
jantung anginapektoris).
79
Prosedur pelaksanaan
Secara umum sama dengan pemberian obat dengan cara oral.akan tetapi perawat
perlu memberi penjelasan bahwa obat harus di letakkan di antara gusi dan
selaput mukosa pipi sampai seluruh obat habis di absorbsi.
MANFAAT
1. Menghindari obat dirusak oleh enzim-enzim dalam saluran
gastrointestinal.
2. Diperoleh kadar obat yg ditentukan karena tidak ada obat atau sedikit
sekali dosis obat yg berkurang.
80
3. Efeknya timbul lebih cepat dan teratur dari pada pemberian dengan rute
oral.
4. Dapat diberikan pada pasein tidak sadar.
5. Dapat diberikan pada pasein yang sulit menelan.
KERUGIAN
1. Efek toksisnya sulit sekali dinetralkan bila terjadi kesalahan dalam
pemberian obat.
2. Sediaan injeksi lebih mahal.
3. Ada bahaya penularan.
4. Sukar dilakukan sendiri oleh penderita.
5. Pada tempat suntikan bisa terjadi odem
6. Dapat menyebabkan kematian jaringan dibawah kulit karena terjadi
penyerapan yang lambat
Tujuan
Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan dibawah kulit
untuk diabsorbsi
Metode untuk tes diagnostik terhadap alergi atau adanya penyakit-
penyakit tertentu
Test tuberkulin
Mengetahui reaksi alergi thd obat tertentu
Vaksinasi
Anestesi local
81
Tempat Injeksi
Lengan bawah bagian dalam
Dada bagian atas
Punggung dibawah skapula
Dibawah lengan : bag.depan lengan 1/3 dari lekukan siku, pada
kulit sehat, jauh dari pembuluh darah.
Di lengan atas : Tiga jari dibawah sendi bahu ditengah-tengah
daerah muskulus deltoideus.
Punggung pada area skapula
Injeksi Subcutaneus
Pengertian
Adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan
subkutan dibawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak dibawah dermis
dengan menggunakan spuit
Tujuan
Memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan subkutan dibawah kulit
untuk diabsorbsi
Tempat Injeksi
Lengan atas bagian luar
Paha anterior
Daerah abdomen
Area skapula pada punggung atas
Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas (Gambar)
Injeksi Intramuskular
Pengertian
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot dengan
menggunakan spuit
82
Tujuan
Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk diabsorbsi
Tempat Injeksi
o Lengan bawah bagian dalam
o Dada bagian atas
o Punggung bawah skapula
Otot bokong (musculus gluteus maximus/Dorsogluteal) kanan/kiri, yang
tepat adalah 1/3 bagian dari spina iliacae anterior superior ke tulang ekor
(os. cocygeus)
Area rektus femoralis, Otot paha bagian luar (musculus quadriceps
femoris/ Vastus lateralis)
Area deltoid/ Otot pangkal lengan (musculus deltoideus)
Area Ventrogluteal dan dorso glutea
Injeksi Intravena
Pengertian
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit
Tujuan
Memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan injeksi
parenteral yang lain
Menghindari kerusakan jaringan
Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar
Tempat Injeksi
Pada lengan (vena basilika dan vena sefalika)
Pada tungkai (vena safena)
Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak-anak
Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis) khusus pada anak-anak
83
PEMBERIAN OBAT SECARA TOPIKAL
Pengertian
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada kuli
atau membran mukosa pada area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan
rektum
Tujuan:
Memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
84
PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG
Pengertian
Memberikan obat tetes melalui telinga
Tujuan
Mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung
Mengobati infeksi pada rongga hidung dan sinus
Tujuan
Memperoleh efek pengobatan secara lokal maupun sistemik
Melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan
85
Cara memotong dan melihat batas obat
Menyiapkan obat
86
Bentuk sediaan obat
87
Pemberian obat per oral (sublingual dan buccal)
88
Ampul Vial
89
Sudut penyuntikan 90 °, 45 °, 15˚
90
Injeksi Intracutan
91
Injeksi intramuskuler
92
Injeksi sub kutan
Rectal suppositoria
93
94
menit Jenis ini digunakan bersamaan
Peak 30-90 dengan jenis insulin longer-
menit acting.
Duration 1-5 jam
Actrapid
Short Acting
Humulin R
Onset ½-1 jam Digunakan untuk mencukupi
Peak 2-5 jam insulin setelah makan 30-60
Duration 2-8 jam menit.
NPH
Intermediate- Insulatard
Acting Humulin
N
Onset 1-2 ½ jam Digunakan untuk mencukupi
Peak 3-12 jam insulin selama setengah hari
Duration 18-24 jam atau sepanjang malam. Jenis ini
biasa dikombinasi dengan jenis
rapid-acting atau short-acting.
Lantus
Long-Acting
Levemir
Onset ½-3 jam Digunakan untuk mencukupi
Peak 6-20 jam insulin seharian. Jenis ini biasa
Duration 20-36 jam dikombinasi dengan jenis rapid-
acting atau short-acting.
Novomix
30/70
Pre-Mixed*
Humalog
mix 25/75
Onset 10-30 Produk ini biasanya digunakan
menit dua kali sehari sebelum makan.
Peak ½ -12 jam Premixed insulin adalah
Duration 14-24 jam kombinasi dengan proporsi
yang spesifik insulin
intermediate-acting dan insulin
short-acting insulin di satu
botol atau insulin pen.
Sumber : dimodifikasi dari Shiel (2012).
95
penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan, c) subkutan:
penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan, pemijatan, kedalaman,
konsentrasi. Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan. Jenis insulin
human lebih cepat dari insulin animal, insulin analog lebih cepat dari insulin
human. Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula
darah dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg% saat puasa dan 80-
160 mg% setelah makan. Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi
yaitu puasa kurang dari 150 mg% dan kurang dari 200 mg% setelah makan.
Karena kadar gula darah memang naik turun sepanjang hari, maka sesekali
kadar ini mungkin lebih dari 180 mg% (10 mmol/liter), tetapi kadar lembah
(through) dalam sehari harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg% (4
mmol/liter). Insulin sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda, tetapi paling
baik dibawah kulit perut.
96
Gambar. Langkah-Langkah Pemberian
Insulin
Sumber : Diani, dkk (2013)
97
terbatas. Pada diabetes mellitus tipe 2 akan membutuhkan insulin apabila terapi
jenis lain tidak dapat mencapai target pengendalian kadar glukosa darah dan
keadaan stress berat seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark
miokard akut atau stroke. Pada diabetes tipe 2, insulin mungkin diperlukan
sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika
diet dan obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya. Pada klien
diabetes mellitus tipe 2 kadang membutuhkan insulin secara temporer selama
mengalami sakit, infeksi, kehamilan, pembedahan atau beberapa kejadian stress
lainnya (Smeltzer et al., 2010).
98
merupakan jenis yang baik karena memiliki profil sekresi yang sangat
mendekati pola sekresi insulin normal atau fisiologis.
99
Lipoatrofi adalah hilangnya jaringan lemak pada tempat penyuntikan. Saat ini,
dengan penggunaan sediaan insulin yang sangat murni, lipoatrofi sudah sangat
jarang terjadi.
e. Alergi
Saat ini, dengan penggunaan sediaan insulin yang sangat murni, alergi insulin
sudah sangat jarang terjadi.
10
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL
Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
Baki berisi obat-obatan atau kereta dorong
obat (trolly)
Kartu atau buku rencana pengobatan
Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat
Pemotong obat (jika diperlukan)
Martil dan lumpang penggerus (jika
diperlukan)
Gelas pengukur (jika diperlukan)
Gelas dan air minum
Tisu
Sedotan
Sendok
Pipet
2 Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk
pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan
jenis dan dosis obat serta jenis larutan yang
akan digunakan
3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan
yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Periksa riwayat alergi
4. Menjelaskan prosedur dan tujuan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan lingkungan / jaga privacy klien
3. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat
peroral
Kemampuan menelan / ketidakmampuan
menelan (disphagia)
Kaji mual (nausea) & muntah (emesis)
Kaji apakah pasien boleh makan atau
minum
10
4. Kaji tanda-tanda vital jika diperlukan pada obat-
obatan tertentu (narkotik, digitalis, penurun tensi)
5. Periksa kembali order pengobatan (nama pasien,
dosis, nama obat, waktu dan cara pemberian,
tanggal kadaluarsa). Identifikasi klien dengan
benar
6. Ambil obat sesuai dosis dan keperluan pada
tempatnya tanpa mengkontaminasi obat
7. Gunakan teknik aseptik untuk menjaga
kebersihan obat
10
penutupnya
Jika jumlah obat yang diberikan hanya
kurang dari 5 ml, gunakan spuit steril tanpa
jarum untuk mengambilnya dari botol
7. Atur pasien pada posisi duduk. Jika tidak
memungkinkan, atur posisi lateral
8. Beri klien air untuk menelan obat. Jika sulit
ditelan, anjurkan klien meletakkan obat dibagian
pangkal lidah bagian dalam kemudian anjurkan
minum
9. Rapikan alat dan kembalikan peralatan yang
dipakai. Buang alat-alat sekali pakai
10. Cuci tangan
Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah
dilakukan (Evaluasi mengenai efek obat pada klien
30 menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan
kemampuan klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat,
setiap keluhan pasien, tandatangan. Jika obat tidak
dapat masuk atau dimuntahkan , catat secara jelas
alasannya dan tindakan perawat)
Total
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75
10
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT SECARA
SUBLINGUAL
Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
Baki berisi obat-obatan atau kereta dorong obat
(trolly)
Kartu atau buku rencana pengobatan
Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat
Pemotong obat (jika diperlukan)
3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan (Obat diletakkan
dibawah lidah, obat tidak boleh ditelan dan biarkan
berada dibawah lidah sampai habis diabsorbsi seluruhnya)
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat peroral
Kemampuan menelan / ketidakmampuan menelan
(disphagia)
Kaji mual (nausea) & muntah (emesis)
Kaji apakah pasien boleh makan atau minum
10
memungkinkan, atur posisi lateral
8. Letakkan obat dibawah lidah
9. Rapikan alat dan kembalikan peralatan yang dipakai.
Buang alat-alat sekali pakai
10. Cuci tangan
5 Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah dilakukan
(Evaluasi mengenai efek obat pada klien 30 menit setelah
pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
6 Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat, setiap
keluhan pasien, tandatangan. Jika obat tidak dapat masuk
atau dimuntahkan , catat secara jelas alasannya dan
tindakan perawat)
Total
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75
10
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT SECARA BUKAL
Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
Baki berisi obat-obatan atau kereta
dorong obat (trolly)
Kartu atau buku rencana pengobatan
Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat
Pemotong obat (jika diperlukan)
2 Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi order yang ada
untuk pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk
menentukan jenis dan dosis obat serta jenis
larutan yang akan digunakan
3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan
panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan (Obat
diletakkan diantara gusi dan selaput mukosa
pipi sampai obat habis diabsorbsi)
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum
obat peroral
Kemampuan menelan / ketidakmampuan
menelan (disphagia)
Kaji mual (nausea) & muntah (emesis)
Kaji apakah pasien boleh makan atau
minum
3. Kaji tanda-tanda vital
4. Periksa kembali order pengobatan (nama
pasien, dosis, nama obat, waktu dan cara
pemberian, tanggal kadaluarsa). Identifikasi
klien dengan benar
5. Ambil obat sesuai dosis dan keperluan pada
tempatnya tanpa mengkontaminasi obat
6. Gunakan teknik aseptik untuk menjaga
10
kebersihan obat
7. Atur pasien pada posisi duduk. Jika tidak
memungkinkan, atur posisi lateral
8. Letakkan obat diantara gusi dan selaput
mukosa pipi sampai habis diabsorbsi. Anjurkan
klien untuk tidak minum, makan dan berbicara
sebelum obat habis
9. Rapikan alat dan kembalikan peralatan yang
dipakai. Buang alat-alat sekali pakai
10. Cuci tangan
Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah
dilakukan (Evaluasi mengenai efek obat pada
klien 30 menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan
kemampuan klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam
catatan keperawatan ( meliputi nama, dan dosis
obat, setiap keluhan pasien, tandatangan. Jika
obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan ,
catat secara jelas alasannya dan tindakan
perawat)
Total
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
10
PENILAIAN KETERAMPILAN MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL
Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
Catatan pemberian obat atau kartu obat
Ampul obat sesuai resep
Spuit dan jarum yang sesuai
Jarum steril ekstra (jika perlu)
Kapas alkohol
Kassa steril
Baki obat
Gergaji ampul (jika perlu)
Label obat
Bak spuit
Bengkok
2 Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk
pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan
jenis dan dosis obat serta jenis larutan yang akan
digunakan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Periksa label obat sesuai order medikasi
pengobatan dengan prinsip ”10 benar”
3. Lakukan penghitungan dosis sesuai kebutuhan
4. Pegang ampul dan turunkan cairan diatas leher
ampul dengan cara menjentikkan jari tangan pada
leher ampul beberapa kali atau dengan cara memutar
ampul dengan tangan searah jarum jam
5. Letakkan kasa steril diantara ibu jari tangan
kemudian patahkan patahkan leher ampul kearah
menjauhi tubuh perawat. Gunakan gergaji ampul jika
ampul sulit dipatahkan dengan cara biasa.
6. Buang leher ampul pada tempat khusus
7. Tempatkan ampul pada permukaan yang datar
8. Buka penutup jarum spuit dan masukan jarum
kedalam ampul tepat di bagian tengah ampul
10
9. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dosis
10. Keluarkan jarum dari ampul
11. Tutup kembali jarum spuit dengan teknik yang
benar
12. Jika terdapat gelembung udara pada spuit :
Pegang spuit secara vertikal dengan jarum
menghadap keatas
Tarik plunger kebawah dan jentikan spuit
dengan jari
Dorong plunger perlahan keatas untuk
mengeluarkan udara, jaga agar tidak
mengeluarkan larutan
13. Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada
spuit bandingkan dengan volume yang dibutuhkan
14. Bandingkan label obat dengan catatan pemberian
obat
15. Beri label spuit dengan label obat yang sesuai
16. Tempatkan spuit (dalam bak spuit), kapas alkohol
dan kartu obat diatas baki
17. Buang atau simpan kembali peralatan yang tidak
diperlukan
18. Perawat cuci tangan
Total
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75
10
PENILAIAN KETERAMPILAN MENYIAPKAN OBAT DARI VIAL
Nama :
NIM :
N NILAI
o ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
Catatan pemberian obat atau kartu obat
Vial obat sesuai resep
Spuit dan jarum yang sesuai
Jarum steril ekstra
Kapas alkohol
Baki obat
Label obat
Bak spuit
Aquabidest
Bengkok
2 Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk
pemberian obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan
jenis dan dosis obat serta jenis larutan yang akan
digunakan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Periksa label vial obat sesuai order medikasi
pengobatan dengan prinsip ”10 benar”
3. Lakukan penghitungan dosis sesuai kebutuhan
4. Rotasikan cairan yang ada dalam vial dengan
menggunakan tangan agar tercampur sempurna.
Jangan dikocok larutan dalam vial karena dapat
menyebabkan larutan berbuih
5. Buka segel pada bagian tutup obat tanpa
menyentuh bagian karetnya
6. Usap bagian karet tersebut dengan kapas alkohol
7. Buka tutup jarum spuit
8. Masukkan udara kedalam spuit sesuai dengan
jumlah obat yang dibutuhkan
9. Masukkan jarum tegak lurus tepat ditengah-tengah
karet vial
10. Injeksikan udara kedalam vial, jaga agar ujung
11
jarum spuit berada diatas permukaan cairan obat
11. Aspirasi sejumlah obat yang diperlukan sesuai
dosis dengan cara :
Metode 1 :
Pegang vial menghadap keatas, gerakkan ujung
jarum kebawah hingga berada pada bagian
bawah cairan obat
Tarik plunger hingga spuit terisi cairan obat
sesuai jumlah dosis yang dibutuhkan
Hindari pengisapan tetes terakhir dari vial
Metode 2 :
Pegang vial menghadap kebawah (terbalik),
pastikan ujung jarum berada diawah cairan obat
Secara bertahap aspirasi cairan obat sesuai
dengan dosis yang dibutuhkan
12. Pegang spuit dan vial sejajar mata
13. Aspirasi obat ke dalam spuit
14. Cabut jarum dari vial dan tutup jarum dengan
penutup jarum
15. Jika masih ada gelembung udara pada spuit :
Pegang spuit secara vertikal dengan jarum
menghadap keatas
Tarik plunger kebawah dan jentikkan spuit
dengan jari
Dorong plunger perlahan keatas untuk
mengeluarkan udara dan jaga agar tidak
megeluarkan larutan
15. Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada
spuit dan bandingkan dengan volume yang
dibutuhkan
16. Bandingkan label obat dengan catatan pemberian
obat
17. Ganti jarum spuit yang baru
18. Beri label spuit dengan label obat yang sesuai
19. Tempatkan spuit dalam bak spuit beserta kapas
alkohol dan kartu obat ditas baki
20.Rapikan peralatan
21. Perawat mencuci tangan
Total
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
11
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75
11
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT PARENTERAL
SECARA INJEKSI INTRADERMAL
Nama :
NIM :
N NILAI
o ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
Kapas alkohol
Sarung tangan sekali pakai
Obat yang sesuai
Spuit 1 ml dengan ukuran 25,26,27
Pulpen
Bak spuit
Baki obat
Bengkok
3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “10 benar”
3. Identifikasi klien
4. Atur klien pada posisi yang nyaman
5. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan,
peradangan atau rasa gatal
6. Pakai sarung tangan
7. Dekontaminasi area penusukan dengan kapas alkohol
secara sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter 5
cm. Tunggu sampai kering.
8. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada
tangan nondominan
11
9.Buka tutup jarum
10. Tempatkan ibu jari tangan non dominan sekitar 2,5
cm dibawah area penusukan kemudian tarik/ regangkan
kulit
11. Insersikan jarum pada tangan dominan teapat dibawah
kulit dengan posisi ujung jarum menghadap keatas
dengan sudut 150
12. Masukkan jarum perlahan-lahan, perhatikan
terbentuknya undulasi
13. Cabut jarum dengan sudut 150, dan jangan dimassage
pada area penusukan
14. Buat lingkaran dengan menggunakan pulpen
berdiameter 2,5 cm disekitar undulasi.
15. Instruksikan pasien untuk tidak menggosok area
penyuntikan
16. Observasi kulit untuk mengetahui adanya kemerahan
atau bengkak. ( Untuk tes alergi; observasi adanya reaksi
sistemik seperti sulit bernafas, berkeringat dingin,
pingsan, mual dan muntah)
17. Rapikan pasien
18.Lepas sarungtangan
19. Perawat mencuci tangan
Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah dilakukan
(Evaluasi mengenai efek obat pada klien setelah 5 menit,
15 menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat, setiap
keluhan pasien, tandatangan. Jika obat tidak dapat masuk
atau dimuntahkan , catat secara jelas alasannya dan
tindakan perawat)
Total
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
11
Nilai Batas Lulus : 75
11
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT PARENTERAL
SECARA INJEKSI SUBKUTANEUS
Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
Kapas alkohol
Sarung tangan sekali pakai
Obat yang sesuai
Spuit 2 ml dengan ukuran 25
Bak spuit
Baki obat
Plester
Kassa steril (jika perlu)
Bengkok
3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan
yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “10 benar”
3. Identifikasi klien
4. Atur klien pada posisi yang nyaman
5. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda
kekakuan, peradangan atau rasa gatal
6. Pakai sarung tangan
7. Dekontaminasi area penusukan dengan kapas
alkohol secara sirkuler dari arah dalam keluar
11
dengan diameter 5 cm. Tunggu sampai kering.
8. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah
pada tangan nondominan
9.Buka tutup jarum
10. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari
dan jari tangan nondominan
11. Dengan menggunakan tangan dominan
insersikan lubang jarum spuit menghadap keatas
pada kulit dengan sudut 45 0 atau 90 0 (untuk orang
yang memiliki jaringan subkutan yang lebih tebal)
12. Lepaskan tarikan tangan nondominan
13. Tarik plunger dan observasi adanya darah pada
spuit
14. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlan-
lahan
15. Jika ada darah :
Tarik kembali jarum dari kulit
Tekan tempat penusukan selama 2 menit
Observasi adanya hematoma atau memar, jika
perlu berikan plester
Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah
1 dan pilih area penusukan yang baru
16. Cabut jarum dengan sudut yang sama waktu
jarum dimasukkan
17. Usap area penusukan dengan kapas alkohol
18. Rapikan pasien
19.Lepas sarungtangan
20. Perawat mencuci tangan
5 Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah
dilakukan (Evaluasi mengenai efek obat pada klien
setelah 5 menit, 15 menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan
klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
6 Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat, setiap
keluhan pasien, tandatangan. Jika obat tidak dapat
masuk atau dimuntahkan , catat secara jelas
alasannya dan tindakan perawat)
Total
11
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75
11
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT PARENTERAL
SECARA INJEKSI INTRAMUSKULAR
Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
Kapas alkohol
Sarung tangan sekali pakai
Obat yang sesuai
Spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25 (Bergantung
pada kebutuhan, ketebalan otot, jenis obat dan usia
klien)
Bak spuit
Baki obat
Plester
Kassa steril (jika perlu)
Bengkok
3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “10 benar”
3. Identifikasi klien
4. Atur klien pada posisi yang nyaman
5. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi,
kekakuan, peradangan atau rasa gatal
6. Pakai sarung tangan
11
7. Dekontaminasi area penusukan dengan kapas alkohol
secara sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter 5
cm. Tunggu sampai kering.
8. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada
tangan nondominan
9.Buka tutup jarum
10. Tarik kulit kebawah ± 2,5 cm dibawah area
penusukan dengan tangan nondominan
11. Insersikan jarum dengan sudut 90 0 dengan tangan
dominan, masukkan obat sampai pada jaringan otot
12. Lakukan aspirasi dengan tangan nondominan
menahan barel dari spuit dan tangan dominan menarik
plunger
13. Observasi adanya darah pada spuit. Jika tidak ada
darah masukkan obat perlahan-lahan
14. Jika terdapat darah :
Tarik kembali jarum dari kulit
Tekan tempat penusukan selama 2 menit dengan
kassa
Observasi adanya hematoma atau memar, jika perlu
berikan plester
Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah 1
dan pilih area penusukan yang baru
12
keluhan pasien, tandatangan. Jika obat tidak dapat masuk
atau dimuntahkan , catat secara jelas alasannya dan
tindakan perawat)
Total
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
12
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT PARENTERAL
SECARA INJEKSI INTRAVENA
Nama :
NIM :
No NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
Kapas alkohol
Sarung tangan sekali pakai
Obat yang sesuai
Spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25 (Bergantung
pada kebutuhan, ketebalan otot, jenis obat dan
usia klien)
Bak spuit
Baki obat
Plester
Perlak pengalas
Kassa steril
Torniquet (pembendung vena)
Bengkok
3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan
yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “10 benar”
3. Identifikasi klien
4. Atur klien pada posisi yang nyaman
5. Pasang perlak pengalas
12
6. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
7. Letakkan torniquet 15 cm diatas area penusukan
8.Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi,
kekakuan, peradangan atau rasa gatal
9. Pakai sarung tangan
10. Dekontaminasi area penusukan dengan kapas
alkohol secara sirkular dari arah dalam keluar dengan
diameter 5 cm. Tunggu sampai kering.
11. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada
tangan nondominan
12.Buka tutup jarum
13. Tarik kulit kebawah ± 2,5 cm dibawah area
penusukan dengan tangan nondominan
14. Pegang jarum pada posisi 300 sejajar vena yang
akan ditusuk, tusuk secara perlahan dan pasti
15. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan
jarum kedalam vena
16. Lakukan aspirasi dengan tangan nondominan
menahan barel dari spuit dan tangan dominan menarik
plunger
17. Observasi adanya darah dalam spuit
18. Jika ada darah, lepaskan torniquet dan masukkan
obat secara perlahan-lahan
19. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama waktu
jarum dimasukkan
20. Tekan area penusukan dengan kapas alkohol
21. Tutup area penusukan dengan kassa steril, pasang
plester
22. Rapikan pasien
23.Lepas sarungtangan
24. Perawat mencuci tangan
5 Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah dilakukan
(Evaluasi mengenai efek obat pada klien setelah 5
menit, 15 menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan
klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
6 Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat, setiap
keluhan pasien, tandatangan. Jika obat tidak dapat
12
masuk atau dimuntahkan , catat secara jelas alasannya
dan tindakan perawat)
Total
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
12
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT SUPOSITORIA
MELALUI REKTAL
Nama :
NIM :
N NILAI
o ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
1 Persiapan Alat
Kartu obat
Suppositoria rectal
Jeli pelumas
Sarung tangan bersih
Tissu
Selimut mandi
2 Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi order yang ada untuk pemberian
obat
2. Cek program pengobatan untuk menentukan jenis dan
dosis obat serta jenis larutan yang akan digunakan
3 Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan
4 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “10 benar”
3. Identifikasi klien
4. Atur klien pada posisi sim’s dengan tungkai bagian atas
feksi ke depan
5. Tutupi tubuh klien dengan selimut mandi dan pajankan
area perineal saja
6. Pakai sarung tangan
7. Buka oba suppositoria dari kemasannya dan beri pelumas
pada ujung bulatnya dengan jeli
8. Beri pelumas telunjuk bersarung tangan pada jari tangan
dominan
9. Minta klien menarik nafas dalam melalui mulut untuk
merileks kan sfingter ani
10. Regangkan bokong klien dengan tangan nondominan
11. Masukkan suppositoria ke dalam anus, melalui sfingter
12
ani dan mengenai dinding rektal sedalam 10 cm pada orang
dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak kemudian tarik
jari anda keluar anus
12. Bersihkan area anal klien dengan tisu
13. Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang atau
miring selama 5 menit untuk mencegah keluarnya
suppositoria
14. Jika suppositoria yang diberikan mengandung laksatif
atau pelumas feses, letakkan tombol pemanggil dalam
jangkauan klien
15. Rapikan pasien
16.Lepas sarungtangan
17. Perawat mencuci tangan
5 Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang telah dilakukan
(Evaluasi mengenai efek obat pada klien setelah 5 menit, 15
menit setelah pemberian obat)
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
6 Dokumentasi
1. Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan ( meliputi nama, dan dosis obat, setiap keluhan
pasien, tandatangan. Jika obat tidak dapat masuk atau
dimuntahkan , catat secara jelas alasannya dan tindakan
perawat)
Total
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus : 75
12