ASUHAN KEPERAWATAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
DI PERUSAHAAN AIR MINUM KELOLAAN DESA “MKT”
RT. 03 DESA MANDI KAPAU KECAMATAN KARANG
INTAN
Oleh:
KELOMPOK E
Desty Ria Safithri, S. Kep 2030913310071
Mega Marya Ulfah, S.Kep 2030913320078
Muhammad Hasanul Amal, S. Kep 2030913310055
Maulinda, S. Kep 2030913320072
Miftakhul Janah, S. Kep 2030913320054
Zaid Rizkyansyah W, S. Kep 2030913310066
i
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
DI PERUSAHAAN AIR MINUM KELOLAAN DESA “MKT”
RT. 03 DESA MANDI KAPAU KECAMATAN KARANG
INTAN
Oleh:
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, berkat limpahan rahmat-Nya tim
penyusun mampu menyelesaikan laporan ini guna memenuhi tugas stase
Keperawatan Kesehatan Komunitas. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW beserta para sahabat, kerabat, dan pengikut Beliau.
Keperawatan merupakan suatu profesi yang telah memenuhi kriteria
sebagai sebuah disiplin ilmu yang dapat berdiri sendiri dan dapat melakukan
asuhan secara mandiri kepada klien baik sehat maupun sakit. Keperawatan
Kesehatan Komunitas merupakan salah satu cabang dari Ilmu Keperawatan yang
berorientasi pada tindakan promotif dan preventif, tanpa mengabaikan tindakan
kuratif. Oleh karenanya, kebanyakan implementasi yang dilakukan berupa
pendidikan kesehatan, screening, penemuan kasus, dan tindakan-tindakan
promotif maupun preventif lainnya.
Tim penulis berterima kasih karena kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, dosen
pembimbing akademik, dosen pembimbing lahan, serta kekompakan tim sehingga
kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang asuhan
keperawatan komunitas. Laporan ini disajikan berdasarkan hasil pengkajian
komunitas, analisis data dan perumusan masalah, penegakan diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, serta evaluasi kegiatan.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat.
Banjarbaru, Desember 2021
Kelompok E
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... viii
DAFTAR DIAGRAM................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................. 3
C. Manfaat Penulisan ........................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori................................................................................... 5
1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja .......................... 5
2. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ................................ 5
3. Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja ..................... 6
4. Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja ................... 6
5. Trias Kesehatan dan Keselamatan Kerja ................................... 7
6. Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja .............................. 9
7. Teori Penyebab Kecelakaan Kerja ............................................ 10
8. Tinjauan Tentang Tenaga Kesehatan ........................................ 11
9. Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan Kerja
Di Tempat Kerja dan Pencegahannya ....................................... 15
10. Strategi Kesehatan Kerja .......................................................... 18
11. Promosi Kesehatan di Tempat Kerja ......................................... 19
B. Asuhan Keperawatan....................................................................... 20
1. Pengkajian................................................................................ 20
2. Analisa Data ............................................................................. 23
3. Diagnosa Keperawatan ............................................................. 23
iv
4. Intervensi .................................................................................
DAFTAR ISI 24
5. Implementasi ............................................................................ 25
6. Evaluasi ................................................................................... 26
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Pendengaran........................................................................... 43
viii
Diagram 3.20 Distribusi Kecelakaan Kerja ................................................... 45
Diagram 3.27 Distribusi Stress Dalam Bekerja Dalam 1 Tahun Terakhir ....... 49
Diagram 3.28 Distribusi Jarak Tempat Tinggal dengan Tempat Berkerja ...... 50
Diagram 3.31 Distribusi Peralatan Kerja Dalam Kondisi Baik dan Layak...... 51
Diagram 3.32 Distribusi Pemilihan Alat dan Mesin Sudah Sesuai ................. 52
Diagram 3.33 Distribusi Peralatan Yang Berbahaya Telah Di Beri Tanda ..... 53
ix
Diagram 3.39 Distribusi Posisi Saat Berkerja ................................................ 57
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah kemampuan untuk
mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol) risiko dan merupakan
bagaian dari upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan
kerja sendiri merupakan kejadian yang tidak diduga, tidak diharapkan yang
mengganggu suatu proses dari aktivitas yang telah ditentukan dari semula dan
mengakibatkan kerugian dengan korban manusia dan harta benda. Kesehatan dan
keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam
hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus
dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk
mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja
Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Ketentuan-ketentuan penerapan K3 yang dijelaskan dalam Undang-Undang
No. 1 Tahun 1970 adalah (1) tempat kerja yang menggunakan mesin, pesawat,
perkakas, (2) tempat kerja pembangunan perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran gedung, (3) tempat usaha pertanian, perkebunan, pekerjaan hutan,
(4) pekerjaan usaha pertambangan dan pengelolahan emas, perak, logam, serta
biji logam lainnya, dan (5) tempat pengangkutan barang, binatang, dan manusia
baik di daratan, melalui terowongan, permukaan air, dalam air dan di udara.
Beberapa kewajiban dari pemimpin suatu perusahaan tentang K3 juga
dituangkan dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 9, ayat 3. Salah satu
kewajiban utama pimpinan perusahaan adalah menyeleggarakan pembinaan bagi
semua tenaga kerja yang berada dalam naungan perusahaannya. Pembinaan
tersebut adalah tentang pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran,
1
2
dapat dijalankan yaitu sebagai pemberi asuhan keperawatan atau care giver,
educator, advokator, dan lain sebagainya. Sebagai pemberi asuhan keperawatan,
perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan terhadap pekerja yang sakit
atau cidera, dan mempertahankan lingkungan yang sehat. Sebagai educator,
perawat memberikan pendidikan kesehatan yang merupakan tindakan
keperawatan bersifat promotif, sedangkan sebagai advokator perawat
bertanggung jawab melakukan berbagai koordinasi dengan pihak-pihak yang
terkait dengan tujuan legalisasi, peningkatan produktivitas kerja, serta
meningkatkan derajat kesehatan pekerja.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan laporan ini yaitu untuk mendokumentasikan asuhan
keperawatan pada kelompok khusus pekerja di pabrik air minum kemasan
“MKT” RT 03 Desa Mandi Kapau Timur Kecamatan Karang Intan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan laporan ini yaitu agar pembaca mampu :
a. Mengetahui hasil pengkajian pada kelompok khusus pekerja di pabrik air
minum kemasan “MKT” RT 03 Desa Mandi Kapau Timur Kecamatan
Karang Intan Banjarbaru mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Mengetahui masalah kesehatan pada kelompok khusus pekerja di pabrik
air minum kemasan “MKT” RT 03 Desa Mandi Kapau Timur Kecamatan
Karang Intan Banjarbaru.
c. Mengetahui perencanaan tindakan keperawatan yang efektif dan efisien
yang akan diberikan untuk mengatasi masalah di pabrik air minum
kemasan “MKT” RT 03 Desa Mandi Kapau Timur Kecamatan Karang
Intan Banjarbaru.
d. Mengetahui pelaksanaan rencana tindakan asuhan kerawatan yang telah
disusun kepada kelompok khusus pekerja di pabrik air minum kemasan
4
C. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Mahasiswa
Memberikan wawasan dan informasi tentang asuhan keperawatan komunitas
pada kelompok khusus pekerja yang erat kaitannya dengan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3).
2. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan informasi tentang penerapan K3 pada suatu industri sehingga
dapat dijadikan masukan sebagai pertimbangan dalam menyusun kurikulum,
serta bahan pertimbangan untuk dilakukan penelitian terkait K3.
3. Bagi Puskesmas
Membantu pelaksanaan kegiatan program K3 sebagai program pengembangan.
4. Bagi Pemilik Pabrik Air Minum Kemasan “MKT”.
Mengevaluasi proses penerapan K3 sehingga pekerja Pabrik Air Minum
Kemasan “MKT” dipastikan dapat menerapkan K3 untuk menghindari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja khususnya dalam posisi saat
bekerja.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan karyawan melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban
jiwa tetapi juga kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat
mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan
yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut : Sasarannya adalah
manusia dan bersifat medis. Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan
kerja (atau sebaliknya) bermacam macam ; ada yang menyebutnya Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat
K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.
5
6
yang memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya ditempatkan dekat
dengan pekerja, pelindung mesin yang tak sebanding, peralatan yang
rusak, peralatan pelindung yang tak mencukupi, seperti helm dan gudang
yang kurang baik.
Diantara tindakan yang kurang aman salah satunya diklasifikasikan
seperti latihan sebagai kegagalan menggunakan peralatan keselamatan,
mengoperasikan pelindung mesin mengoperasikan tanpa izin atasan,
memakai kecepatan penuh, menambah daya dan lain-lain. Keselamatan
dapat dilaksanakan sedini mungkin, tetapi untuk tingkat efektivitas
maksimum, pekerja harus dilatih, menggunakan peralatan keselamatan.
Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya.
Hanya mereka yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus-lah
yang boleh melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan
jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.
Tenaga kesehatan berperan sebagai perencana, penggerak dan
sekaligus pelaksana pembangunan kesehatan sehingga tanpa
tersedianya tenaga dalam jumlah dan jenis yang sesuai, maka
pembangunan kesehatan tidak akan dapat berjalan secara optimal.
Kebijakan tentang pendayagunaan tenaga kesehatan sangat dipengaruhi
oleh kebijakan kebijakan sektor lain, seperti: kebijakan sektor
pendidikan, kebijakan sektor ketenagakerjaan, sektor keuangan dan
peraturan kepegawaian. Kebijakan sektor kesehatan yang berpengaruh
terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain: kebijakan
tentang arah dan strategi pembangunan kesehatan, kebijakan tentang
pelayanan kesehatan, kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan, dan kebijakan tentang pembiayaan kesehatan.
Selain dari pada itu, beberapa faktor makro yang berpengaruh
terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan, yaitu: desentralisasi,
globalisasi, menguatnya komersialisasi pelayanan kesehatan, teknologi
kesehatan dan informasi. Oleh karena itu, kebijakan pendayagunaan
tenaga kesehatan harus memperhatikan semua faktor di atas.
Di era globalisasi ini kita harus mengikuti trend yang ada di negara
maju. Dalam hal penanganan kesehatan pekerja, kitapun harus
mengikuti standar internasional agar industri kita tetap dapat ikut
bersaing di pasar global. Dengan berbagai alasan tersebut rumah sakit
pekerja merupakan hal yang sangat strategis. Ditinjau dari segi apapun
niscaya akan menguntungkan baik bagi perkembangan ilmu, bagi
tenaga kerja, dan bagi kepentingan (ekonomi) nasional serta untuk
menghadapi persaingan global.
Bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah ada, rumah sakit
pekerja akan menjadi pelengkap dan akan menjadi pusat rujukan
khususnya untuk kasus-kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
14
2. Analisis Data
Prioritas :
a. Masalah (aktual, resiko, potensial)
b. Ketersediaan sarana
c. Kemauan pekerja dan keluarga
d. Kemauan perusahaan
Analisa masalah berdasarkan data fokus, anatara lain :
a. Kecelakaan kerja yg sering terjadi
b. Perilaku yang tidak sehat
c. Lingkungan yang tidak sehat
d. Penyakit akibat kerja
e. Pengetahuan yang kurang
f.Kurangnya fasilitas pendukung
3. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari,
maka kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang
mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada
masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun diagnosis
keperawatan komunitas.
a. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas memerlukan pemikiran
yang kritis dalam mengambil keputusan.
b. Ini sebuah tantangan dan tugas utama
c. Komplet dan validnya diagnosa akan berdampak pada tahap selanjutnya
dari proses keperawatan dan dasar dari perencanaan program kesehatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
a. Resiko peningkatan penyakit akibat kerja berhubungan dengan kurang
pengetahuan pekerja dan pemilik usaha tentang standar keselamatan dan
kesehatan kerja, dan tidak menggunakan APD.
26
4. Intervensi
Tahap ketiga dari proses keperawatan merupakan tindakan
menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam
tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk
mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis
keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan
sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
No Diagnosa NOC NIC
1 Perilaku Knowledge: Health Health Education
kesehatan Promotion 1. Identifikasi
cenderung Setelah dilakukan tindakan kebutuhan
berisiko keperawatan selama 1 x 60 pendidikan
berhubungan menit masalah teratasi kesehatan pada
dengan dengan kriteria hasil: pekerja
kurang 1. Perilaku yang 2. Tentukan
pemahaman meningkatkan kesehatan pengetahuan
(4) pekerja tentang
2. Sumber terkemuka kesehatan
perawatan kesehtan (4 3. Rumuskan tujuan
Ket: untuk program
1. No knowledge pendidikan
2. Limited knowledge kesehatan
3. Moderate knowledge 4. Gunakan
4. Substantial knowledge presentasi grup
5. Extensive knowledge untuk memberi
dukungan
2 Risiko Safety Behavior Environment
Cedera Management
Setelah dilakukan tindakan (Manajemen
keperawatan selama 1x 30
27
5. Memindahkan
barang-barang
yang dapat
membahayakan
5. Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah.
b. Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat.
28
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan konsep evaluasi struktur, proses, hasil. Fokus :
a. Relevansi antara kenyataan dengan target
b. Perkembangan/ kemajuan proses, kesesuaian dg perencanaan, peran
pelaksana, fasilitas dan jumlah peserta
c. Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana
29
Asuhan keperawatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (PSIK FK ULM)
dilaksanakan dipabrik air minum kemasan ”Mandi Kapau Timur”. Usaha ini terletak di
Desa Mandi Kapau timur, Kecamatan Karang Intan.
Pengkajian data inti dan data subsistem K3 dilaksanakan pada tanggal 13 Desember
2021, pengkajian untuk kuesioner K3 dilakukan juga pada tanggal 14 -17 Desember 2021
dan observasi cara kerja para pekerja saat melakukan pekerjaan. Berdasarkan hasil
wawancara pada tanggal 13 – 15 Desember 2021, diketahui jumlah 15 pekerja yang
mengisi kuisioner berjumlah 15 orang.
A. Pengkajian
1) Data Inti
a. Sejarah Dan Profil Umum Pabrik Air Minum Kemasan “Mandi
Kapau Timur”
Tempat usaha air minum kemasan “Mandi Kapau Timur” yang dikelola oleh
badan usaha milik desa terletak di RT.03 Desa Mandi Kapau Timur, Karang
Intan. Jumlah pekerja sebanyak 15 orang, 04 orang perempuan dan 11 orang
laki-laki. Pekerja di pabrik air minum kemasan “Mandi Kapau Timur” dibagi
menjadi 2 shift dengan jumlah 14-15 pekerja/shift yang terbagi menjadi : 2
pegawai operator, 5 pegawai packing/pengemasan, 1 pegawai administrasi, 1
pegawai water treatment, 1 pegawai mekanik dan 4 pegawai muatan. Pabrik air
minum kemasan ”MKT” berdiri di Desa, Mandi Kapau Timur sejak tahun
2020. Pabrik ini merupakan badan usaha milik desa yang dikelola oleh desa dan
pekerjanya juga orang dalam desa. Proses produksi secara singkat dari air
minum kemasan “MKT” ini dimulai dari pengambilan air dari sumber air
pegunungan yang ada di dalam pabrik yang kemudian masuk ke dalam
penampungan sementara, yang selanjutnya akan melewati proses pemurnian
dan penyaringan. Setelah proses penyaringan selanjutnya air diperiksa oleh
seorang analis di pabrik tersebut untuk memastikan bahwa air sudah aman
untuk dikonsumsi dan tidak berbahaya bagi tubuh. Setelah air dipastikan sudah
aman untuk dikonsumsi selanjutnya air tersebut masuk ke dalam tahap
30
31
pengemasan yang dilakukan oleh mesin dengan pengawasan operator dan
selanjutnya siap untuk dipasarkan. Sejarah dan profil umum ini didapatkan
langsung dari hasil wawancara dengan Tn. S selaku manajaer perusahaan air
minum kemasan “MKT” pada 13 Desember 2021.
b. Data Demografi
Saat dilakukan pendataan melalui kuesioner pekerja yang terkaji sebanyak 15
orang dari 15 orang pekerja yang sedang bekerja di pabrik air minum kemasan
”Mandi Kapau Timur” tanggal 14-17 Desember 2021.
1) Distribusi Pekerja Berdasarkan Usia
Usia
17-30 Tahun >30 Tahun
13%
2 org
87%
13 org
Agama
Islam
100.00%
15 org
Suku
Banjar
100%
15 org
Jenis Kelamin
Perempuan
27%
4 org
Laki-Laki
73%
11 org
Pendidikan
7% SMP SMA Sarjana
1 org
13%
2 org
80%
12 org
1) Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan
Ada Tidak Ada
0%
100%
15 org
Mencuci Tangan
Ya Tidak
0%
100%
15 org
Merokok
Ya Tidak
27%
4 org
73%
11 org
Sarapan
Ya Tidak
40%
6 org
60%
9 org
Lama berkerja
<5 Tahun
100
15 org
6% 6%
1 org 1 org
Pengalaman berkerja
<5 Tahun 5-10 Tahun
27%
4 org
73%
11 org
Catride
BAK Finish UV RO
Filter
Ozone Mesin
Packing
Filling
- Media send filter (saringan pasir) untuk menyaring partikel kasar, bahan
yang di pakai di sini adalah pasir silika yang mengandung silika minimal
95%
- Carbon filter (Saringan carbon aktif) untuk menyerap bau rasa dan warna
ataupun bahan organik lain. Bahan baku carbon aktif bisa menggunakan
batu baram atau batok kelapa
- RO berfungsi untuk ultra penyaringan untuk menghasilkan air mineral
- Media makro filter atau saringan halus untuk menyaring material halus
yang terlarut dalam air. Saringan ini mempunyai ukuran maksimal 10
mikron. Unit water treatment ini di lengkapi dengan alat disinfeksi berupa
lampu UV
- UV berfungsi sebagai penyinar atau radiasi dengan tujuan untuk mematikan
mikroba yang ada di dalam air
- Air yang keluar dari water treatment diinspeksi dan diuji secara berkala
sebelum ditampung dalam tangki penampung
38
2) Hasil analisa kualitas air MKT
NO Parameter Satuan Air permukaan Air sumur
FISIKA AIR
KIMIA AIR
1 pH - 5,64 7,16
0%
100%
15 org
0%
100%
15 org
3) Keadaan Udara
80%
12 org
Diagram 3.15 Distribusi Kebersihan Udara Lingkungan
Diketahui berdasarkan kuesioner bahwa 12 karyawan
(80%) menyatakan kualitas udara di pabrik air minum
kemasan “MKT” bersih. Hasil pengamatan di pabrik air
minum kemasan “MKT” pada tanggal 13 Desember 2021
didapatkan tidak adanya tercium aroma tidak enak, hanya
saja terasa pengap dikarenakan kurangnya ventilasi dan
jendela di perusahaan. Dari hasil wawancara, pekerja
mengatakan tidak ada masalah dengan kualitas udara di
dalam pabrik tersebut.
87%
13 org
47%
7 org
53%
8 org
100%
15 org
0%
100%
15 org
7) Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja
Ya Tidak
0%
100%
15 org
b. Pendidikan
1) Pengetahuan Karyawan terkait K3
Pengetahuan K3
Mengetahui Tidak Mengetahui
27%
4 org
73%
11 org
Sikap K3
Mengetahui
Tidak
47%
Mengetahui
7 org
53%
8 org
Obat
Ya Tidak
0%
100%
15 org
Gangguan Kesehatan
Selama kerja
Ya Tidak
47%
53% 7 org
8 org
3) Jaminan Kesehatan
Jaminan Kesehatan
Ya Tidak
0%
100%
15 org
4) Konflik kerja
Konflik Kerja
Ya Tidak
0%
100%
15 org
20%
3 org
80%
12 org
27%
4 org
73%
11 org
Transportasi
Naik Sepeda Motor
100%
15 org
52
.
Diagram 3.29 Distribusi Transportasi
Keamanan
Ya Tidak
0%
100%
15 org
100%
15 org
0%
100%
15 org
0%
100%
15 org
Ya Tidak
20%
3 org
80%
12 org
20%
3 org
80%
13 org
Sesuai Petunjuk
Hasil kuesioner diketahui bahwa 12 orang (80%) pekerja
menjawab terdapat petunjuk penggunaan alat saat kerja dan
12 orang (80%) pekerja mengatakan sudah menggunakan
alat untuk bekerja sesuai petunjuk. Dari hasil observasi
terdapat adanya petunjuk tertulis atau SOP penggunaan alat
dan tanda bahaya pada alat/bahan yang berbahaya di
proposal, namun tidak terdapat tertempel pada dinding
pabrik air minum kemasan “MKT”. Hasil wawancara pada
pekerja mereka menggunakan alat sesuai dengan yang
diajarkan.
0%
100%
15 org
13%
2 org
87%
13 org
80%
12 org
20%
3 org
80%
12 org
Beban Kerja
Sedang Ringan
47%
7 org 53%
8 org
27%
4 org
73%
11 org
f. Komunikasi
1) Ketersediaan alat komunikasi dan
ketersediaan TV/Radio/Koran/Majalah
100%
15 org
TEMPAT KERJA
MENYEDIAKAN
TV/RADIO/KORAN/MAJALAH
Ya Tidak
0%
100%
15 org
0%
100%
15 org
100%
15 org
0%
100%
15 org
64
47%
7 org
53%
8 org
33%
5 org
67%
10 org
Ds:
66
pekerja menggunakan APD seperti masker dan
cap. Dari hasil kuesioner pekerja tidak
menggunakan APD 12 orang (80%) Dari hasil
observasi terdapat beberapa pekerja terlihat
menggunakan APD pada saat melakukan
pekerjaan.
- Berdasarkan kuesioner diketahui 12 orang
(80%) pekerja menjawab merasa nyaman
dengan posisinya saat bekerja selama ini.
Sedangkan 3 orang (20%) pekerja menjawab
sering mengalami sakit pinggang setelah
bekerja. Dari hasil observasi terlihat para
pekerja memindahkan barang dengan
menunduk dan tidak sesuai dengan posisi
ergonomis.
- Hasil wawancara dengan karyawan didapatkan
data bahwa biasanya yang mengalami luka gores
akibat sarana kerja yaitu biasanya pada karyawan
yang baru sehingga yang belum terbiasa dengan
67
mesin di perusahaan.
- Dari wawancara dengan pekerja mengatakan
gangguan kesehatan yang pernah di alami
selama bekerja seperti sakit pinggang dan
demam.
- Berdasarkan wawancara dengan manajer
perusahaan menggunakan APD hanya saat-saat
tertentu saja, dan terkadang tidak menggunakan
APD karena merasa sudah aman.
-
68
menyediakan obat-obatan untuk pertolongan
pertama ada 15 orang (100%).
- Dari hasil wawancara dengan manajer
perusahaan air minum MKT mengatakan
bahwa kedepannya akan diadakan terkait
jaminan kesehatan untuk para pekerja yang
ada di perusahaan.
- Berdasarkan wawancara dengan manajer
perusahaan mengatakan bahwa untuk P3K
belum ada disediakan namun kedepannya akan
disediakan.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer
dan 5 orang karyawan mengatakan bahwa
mereka menginginkan adanya pemeriksaan
kesehatan rutin untuk para karyawan minimal
satu bulan sekali.
69
a. SKORING PRIORITAS MASALAH
Masalah Kesesuaian Prevalensi Tingkat Potensi Minat Waktu yang Ketersediaan Total
Keperawatan Dengan Resiko Keparahan Pengurangan Masayarakat di harapkan Sumber
CHN Resiko Resiko program Daya
memberikan
efek
Risiko Cedera 2 2 2 2 1 2 2 13
Ukopasional Pabrik
Air Minum MKT
Kesiapan 1 2 2 1 1 2 2 11
Meningkatan Koping
Komunitas
70
Pembobotan:
0: Tidak ada kepentingan Komunitas prioritas
1: Prioritas Sedang
2: Prioritas Tinggi
Diagnosis Prioritas:
71
1. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
(NOC) (NIC)
1. Risiko Cedera Ukopasional Pabrik Air NOC : Perilaku keamanan NIC : Peningkatan Kesadaran Kesehatan
Minum MKT b/d Penggunaan alat (5515)
pribadi (1911)
pelindung pribadi yang tidak tepat dan 1. Identifikasi pengalaman para pekerja terkait
Setelah dilakukan tindakan sistem perawatan kesehatan, pencegahan
Tindakan kebiasaan negative yang
penyakit, perilaku perlindungan kesehatan
tidak aman keperawatan selama 1x60 menit
2. Berikan informasi terkait perilaku kesehatan
dalam satu kali pertemuan keselamatan kerja yang valid dari sumber
terpercaya untuk para pekerja pabrik air
diharapkan pekerja dapat
minum MKT
mengerti, mencegah dan 3. Berikan informasi tentang pentingnya
penggunaan APD dan cara pengunaan APD
mengurangi ancaman
yang tepat dan benar
kesehatan, dengan kriteria hasil:
1. Para pekerja pabrik air
minum MKT mengetahui
masalah kesehatan yang
muncul akibat kerja
2. Para pekerja pabrik air
minum MKT mengetahui
manfaat penggunaan alat
pelindung diri ketika
bekerja
3. Para pekerja pabrik air
72
minum MKT mengetahui
batas jam kerja yang efektif
dalam bekerja
4. Para pekerja pabrik air
minum MKT mengetahui
posisi tubuh yang benar
ketika bekerja
Keterangan:
Level 1 : Tidak pernah
menunjukkan
Level 2 : Jarang
menunjukkan
Level 3 : Kadang-kadang
menunjukkan
Level 4 : Sering
menunjukkan
Level 5 : Secara konsisten
menunjukkan
2. Kesiapan Meningkatkan Koping NOC: Keefektifan program NIC: Pengembangan Program (8700)
Komunitas 1. Perioritaskan kebutuhan kesehatan terhadap
komunitas (2808)
masalah yang diidentifikasi
Setelah dilakukan tindakan
73
keperawatan 1x60 menit dalam 2. Edukasi anggota kelompok perencanaan
satu kali pertemuan dengan para mengenai proses perencanaan yang sesuai
pekerja pabrik air minum MKT di 3. Kembangkan tujuan dan sasaran untuk mengatasi
kebutuhan atau masalah
harapkan koping komunitas
4. Identifikasi sumber daya dan kendala terhdap
menjadi efektif dengan kriteria:
pelaksanaan program
1. Tujuan program konsisten
5. Dapatkan penerimaan terhadap program dari
dengan pengkajian komunitas
kelompok sasaran, penyedia, dan kelompok-
2. Kualitas metode program
kelompok terkait lainnya
3. Tingkat partisipasi program 6. Memberikan inovasi berupa Unit Kesehatan
4. Peningkatan status Kesehatan Kerja (UKK) untuk para karyawan
peserta 7. UKK dilaksanakan satu bulan sekali dengan
5. Kepuasan peserta terhadap bekerja sama dengan Puskesmas
program 8. Pantau kemajuan dan pelaksanaan program
74
UNIT KESEHATAN KERJA
75
b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan yang mencakup upaya
promotif, preventif dan kuratif meliputi: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
Penyuluhan, Konsultasi Kesehatan Kerja sederhana, dan pemeriksaan kesehatan
pekerja.
c. Sebagai pemantauan kesehatan pekerja di wilayah Mandi Kapau Timur.
5. Manfaat Unit Kesehatan Kerja
a. Bagi Pekerja
1) Mendapatkan pengetahuan pekerja mengenai masalah kesehatan
2) Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat para pekerja
3) Aktualisasi diri dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan pekerja
b. Petugas Kesehatan
1) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan terutama pada pekerja
2) Membantu pekerja dalam menyelesaikan masalah kesehatan sesuai dengan
keluhan yang dirasakannya
c. Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi
kemasyarakatan lainnya
1) Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan secara terpadu sesuai
dengan tugas, pokok, fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.
76
DAFTAR PUSTAKA