Anda di halaman 1dari 121

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS

USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SDN MANDIKAPAU BARAT 2


WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG INTAN 2

Tanggal 22 November – 27 November 2021

Oleh :
Kelompok B
Laila Rahmaniah S.Kep NIM. 2030913320061
Mukhlis Z A Kumbara S.Kep NIM. 2030913310068
Yuliani S.Kep NIM. 2030913320064
Surya Anggi Pratama S.Kep NIM. 2030913310048
Rika Divianty S.Kep NIM. 2030913320045
Rismayanti Maimunah S.Kep NIM. 2030913320062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS


USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SDN MANDIKAPAU BARAT 2
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG INTAN 2

Tanggal 22 November – 27 November 2021

Kelompok B

Laila Rahmaniah S.Kep NIM. 2030913320061


Mukhlis Z A Kumbara S.Kep NIM. 2030913310068
Yuliani S.Kep NIM. 2030913320064
Surya Anggi Pratama S.Kep NIM. 2030913310048
Rika Divianty S.Kep NIM. 2030913320045
Rismayanti Maimunah S.Kep NIM. 2030913320062

Banjarbaru,23 November 2021

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Kurnia Rachmawati, S.Kep.,Ns.,MNSc Mahmuddin, S.Kep., Ns.


NIP. 19841112201720019001 NIP. 198808062010011003
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
kelompok dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
di SDN Mandikapau Barat 2 Wilayah Kerja Puskesmas Karang Intan 2”
tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Komunitas


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru. Dalam kesempatan ini kelompok mengucapkan terima
kasih kepada :

a) Kepala Sekolah beserta staf guru SDN Mandiakapau Barat 2 yang telah
memberi izin berpraktek di SDN SDN Mandiakapau Barat 2.
b) Koordinator Program Studi Keperawatan FK ULM dan Koordinator
Program Studi Pendidikan Profesi Ners PSKep FK ULM atas
pendampingan yang telah dilakukan;
c) Preseptor Lahan dan Akademik atas waktu yang diberikan untuk
pembimbingan yang diberikan;
d) Rekan sekelompok, serta semua pihak atas sumbangan pikiran dan
bantuan yang telah diberikan.
Kelompok menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi kelompok berharap laporan asuhan keperawatan ini bermanfaat bagi dunia
ilmu pengetahuan keperawatan.

Banjarbaru, November 2021

Mahasiswa Profesi Ners Kelompok B


DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................... 2
1. Tujuan Umum...................................................................... 2
2. Tujuan Khusus ..................................................................... 2
C. Manfaat .....................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengertian UKS........................................................................ 4
B. Manfaat UKS ........................................................................... 4
C. Tujuan UKS ............................................................................. 5
D. Landasan Hukum UKS ............................................................. 6
E. Struktur Organisasi UKS di Sekolah Dasar ............................... 7
F. Sasaran UKS ............................................................................ 7
G. Dana dan Biaya UKS ................................................................
H. Peran Perawat Dalam Program UKS ........................................
I. Ruang Lingkup Kegiatan ..........................................................
J. Kegiatan UKS ...........................................................................
K. Perlengkapan P3K.....................................................................
L. Strata UKS ................................................................................
M.Masalah Kesehatan yang Dapat dikurangi melalui UKS..........
N. PHBS di Sekolah ......................................................................
O. Asuhan Keperawatan ................................................................
1. Pengkajian......................................................................... 7
2. Diagnosis Keperawatan ..................................................... 9
3. Rencana Tindakan Keperawatan ........................................ 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.............................................................................. 12
B. Analisis Data .......................................................................... 30
C. Skoring Prioritas Masalah........................................................ 31
D. Rencana Tindakan Keperawatan ............................................. 38
E. Implementasi ........................................................................... 42

BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan............................................................................ 51

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 52
B. Saran ...................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah individu yang berusia antara 0 – 18 tahun, yang


sedang dalam proses tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan yang
spesifik yang berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak berhak untuk
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Anak merupakan
sebagian individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan
tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan
fisiologis seperti kebutuhan nutrisi dan cairan, aktivitas dan eliminasi,
istirahat tidur dan lain-lain, anak juga individu yang membutuhkan
kebutuhan psikologis sosial dan spiritual (Ahmad Selvia. 2009).

UKS (Usaha Kesehatan sekolah) yaitu kegiatan yang dilakukan


untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan lingkungan
sekolah serta seluruh warga sekolah pada setiap jalur, jenis, jenjang
pendidikan mulai dari tingkat Pendidikan Usia Dini sampai tingkat
Pendidikan Menengah Atas (TK/RA, SD/MI, SMP/Mts, sampai
SMA/SMK/MA). UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang di
jalankan di sekolah – sekolah,dengan sasaran utama adalah anak-anak
sekolah dan lingkunganya (Ahmad Selvia. 2009).

Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


Pasal 79 menyatakan bahwa “Kesehatan Sekolah diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan setinggi- tingginya menjadi Sumber
Daya Manusia yang berkualitas (Departemen Kesehatan RI, 2008).

Usaha kesehatan sekolah adalah salah satu wahana untuk


meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik sedini mungkin, selanjutnya di sebutkan UKS harus sudah
mendapat tempat dan perhatian yang baik di dalam lingkungan
pendidikan. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

merupakan kegiatan sekolah yang tidak dapat dipisahkan dalam


kehidupan di sekolah, baik untuk siswa maupun guru/karyawan di
sekolah tersebut. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004, maka berbagai program pelaksanaan UKS di
setiap daerah pada dasarnya diserahkan sepenuhnya kepada Tim
Pembina UKS di daerahnya masing-masing untuk menentukan
prioritas programnya. Berdasarkan pengamatan Tim Pembina UKS
pusat, ternyata pelaksanaan UKS sampai dengan saat ini dirasakan
masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu,
dipandang perlu adanya pemberdayaan tatanan UKS pada setiap
jenjang dalam rangka memantapkan pelaksanaan program- program
UKS. Seperti yang kita ketahui, UKS merupakan salah satu wahana
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik sedini mungkin (Efendi, Ferry & Makhfud. 2009).

Dengan adanya pelayanan kesehatan UKS di sekolah dasar maka


peralatan UKS di sekolah dasar harus memadai dan memenuhi standar
yang ditentukan oleh pemerintah. Serta sarana dan prasana UKS ini
harus diperhatikan oleh setiap sekolah. Adanya dana bantuan sekolah
hendaknya dapat mengalokasikan dananya untuk melengkapi sarana
dan prasarana UKS serta membuat UKS masuk ke dalam intrakurikuler
guna meningkatkan strata dari UKS tersebut. Namun, kurangnya
sosialisasi terkait masalah kesehatan anak usia sekolah membuat
kesadaran anak usia sekolah akan kesehatan menjadi tidak terpenuhi
sehingga memunculkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang sehat seperti
buang sampah sembarangan, jajan tidak sehat, tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan serta merokok (Efendi, Ferry & Makhfud.
2009).

Berdasarkan hal tersebut kami mahasiswa Kelompok B Program


Profesi Ners Angkatan XVIII PSKep FK ULM akan melakukan asuhan
keperawatan kelompok anak usia sekolah di SDN SDN Mandiakapau
Barat 2 untuk meningkatkan derajat kesehatan siswa(i).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk menerapkan
asuhan keperawatan kelompok khusus yang menjadi sasaran
program UKS yaitu: kelompok anak pada jenjang pendidikan
usia sekolah yaitu SDN Mandiangin Timur 1.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan UKS ini agar mahasiswa mampu:
1) Melakukan pengkajian pada kelompok anak usia
prasekolah, usia sekolah.
2) Mengetahui bentuk kegiatan UKS (pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan membentuk lingkungan sekolah
sehat).
3) Mengetahui kondisi dilapangan mengenai aplikasi program
UKS (TRIAS UKS)
4) Menetapkan masalah kesehatan pada kelompok khusus
anak usia pra sekolah, usia sekolah.
5) Membuat perencanaan tindakan keperawatan yang efektif
dan efisien yang akan diberikan untuk mengatasi masalah.
6) Melaksanakan rencana tindakan asuhan keperawatan yang
telah disusun.
7) Mengevaluasi tindakan asuhan keperawatan yang
dilakukan pada anak usia prasekolah, usia sekolah.
8) Menganalisis kesenjangan antara indikator dengan kondisi
dilapangan (melakukan koordinasi dan pembentukan UKS)
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Memberikan wawasan dan informasi tentang pentingnya
penerapan asuhan keperawatan kelompok khusus yaitu pada
anak usia sekolah.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi tentang
penerapan asuhan keperawatan khusus yaitu pada anak usia
sekolah yaitu SDN Mandiangin Timur 1. Sehingga dapat
dijadikan masukan sebagai pertimbangan dalam menyusun
kurikulum.
3. Bagi Pihak Sekolah
Mengevaluasi proses penerapan usaha kesehatan di
sekolah sehingga hasilnya dapat meningkatkan pengetahuan,
mengubah sikap agar mampu berperilaku hidup bersih dan
sehat, meningkatkan derajat kesehatan siswa(i) serta
menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari penyakit
apalagi saat pandemic covid 19 ini.
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Sekolah merupakan sebuah lembaga formal, tempat anak
didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan oleh
guru. Sekolah mempersiapkan anak didik memperoleh ilmu
penetahuan dan ketrampilan, agar mampu berdiri sendiri dalam
masyarakat. Di dalam pengembangan nasional, anak merupakan
investasi pembangunan dalam bagian tenaga kerja dan pewaris
negara di masa depan, maka pembinaan untuk anak perlu dimulai
sejak dini. Sehubungan dengan itu bidang pendidikan dan
kesehatan mempunyai peranan yang besar karena secara
organisatoris sekolah berada di bawah Departemen Pendidikan
Nasional, sedangkan secara fungsional Departemen Kesehatan
bertanggung jawab atas kesehatan peserta didik.
Salah satu tujuan dari pendidikan di Indonesia adalah untuk
menyebarluaskan informasi yang bersifat mendidik dan keahlian-
keahlian yang berguna serta praktis, supaya pembangunan terus
berlangsung dan masyarakat terus dapat hidup dalam kebiasaan
yang layak dan sehat (Tono Sadjimin dan Peter Whiticar, 1979).
Berdasarkan rumusan Undang-Undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 yang dimaksud dengan
pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi
perannya di masa yang akan datang (Depdiknas, bab 1 pasal 1).
Selain itu menurut menurut SKB Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri Tentang Pembinaan dan 2 Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah/Madrasah bab 1 pasal 1 No.1 tahun 2004 yang
dimaksud dengan UKS adalah kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis,
dan jenjang pendidikan. Keberadaan Usaha Kesehatan Sekolah
yang telah dirintis sejak 1956, sangat penting seperti yang
tercermin dalam pasal 45 UU No.23 Tahun 1992 tentang
kesehatan, yaitu usaha kesehatan sekolah diselenggarakan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hidup sehat,


sehingga mereka dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara
harmonis dan optimal menjadi manusia yang berkualitas (Depkes
RI, 2004).
Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah segala usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada
setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari Taman
Kanak-Kanak sampai tingkat SMA/SMK/MA. UKS merupakan
bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia
sekolah adalah anak yang berusia 6-21 tahun, yang sesuai dengan
proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 sub kelompok yakni
pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun). Prioritas
pelaksanaan UKS diberikan kepada SD mengingat SD merupakan
dasar dari sekolah-sekolah lanjutannya (Depkes, 2001).
Pendidikan kesehatan melalui masyarakat sekolah ternyata
paling efektif diantara usaha-usaha yang ada untuk mencapai
kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada umumnya, karena
masyarakat sekolah :
1. Presentasinya tinggi
2. Terorganisir sehingga lebih mudah dicapai
3. Peka terhadap pendidikan dan pembaharuan
4. Dapat menyebabkan modernisasi

B. Manfaat UKS
Manfaat UKS adalah :
1. Tempat pemeriksaan kesehatan umum
2. Tempat kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat
melalui penyaringan kesehatan terhadap murid sekolah dasar
yang di laksanakan oleh tenaga kesehatan bersama dengan
guru UKS terlatih dan dokter kecil secara berjenjang
(penyaringan awal oleh guru dan dokter kecil, penyaringan
lanjutan oleh tenaga kesehatan)

C. Tujuan UKS
- Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan hidup bersih dan sehat, serta derajat
kesehatan siswa dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang


harmonis dan optimal.
- Tujuan khusus
Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan
meningkatkan derajat kesehatan siswa yang mencakup :
1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi
aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, di rumah
tangga maupun di lingkungan masyarakat.
2. Sehat baik dalam arti fisik, mental maupun social
3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkotika, obat dan bahan berbahaya, alkohol,
rokok dan sebagainya.

D. Landasan Hukum UKS


Landasan hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai berikut:
1) UU NO. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2) UU NO. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Daerah
3) UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4) SKB 4 Menteri NO1/U/SKB/2003,
NO.1067/MENKES/SKB/VII/2003, NO MA/230 A/2003, NO.26
tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS
5) SKB 4 Menteri NO.2/P/SKB/2003, NO
1068/MENKES/SKB/VII/2003, NO 4415-404 Tahun 2003 tentang
Tim Pembina UKS Pusat
E. Struktur Organisasi UKS di Sekolah Dasar
Bagan struktur organisasi UKS di Sekolah Dasar dapat
diketahui tugas dan kewajibannya masing-masing. Antara lain:
1. Pembina
Pembina dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas
dijabat oleh kepala sekolah.

2. Ketua
Ketua dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas
dijabat oleh dewan guru.
3. Sekretaris
Sekretaris dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas
dijabat oleh dewan guru.
4. Bendahara
Bendahara dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar
diatas dijabat oleh dewan guru.
5. Anggota
Anggota dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas
terdiri dari siswa yang terpilih sebagai anggota UKS.

F. Sasaran UKS
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari
tingkat pendidikan Sekolah Taman Kanak-Kanak, Pendidikan
Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Agama, Pendidikan
Kejuruan, dan Pendidikan Khusus (SLB)
Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan
pada kelas I, III dan kelas VI alasannya adalah :
• Kelas I, merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah
yang baru lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan
kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena
ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesehatan
• Kelas III dilaksanakan dikelas 3 untuk mengevaluasi hasil
pelaksanaan UKS dikelas I dahulu dan langkah-langkah
selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan
UKS
• Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan kesekolah peserta
didik kejenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan
pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.

G. Dana dan Biaya UKS


Usaha kesehatan sekolah dalam pelaksanaanya tidak
terlepas dari biaya atau dana, sebagai penunjang tercapainya
program yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan yang
memerlukan dana, perlu dipertimbangkan dan diatur sehingga
dana yang diperlukan tidak membertkan orang tua peserta didik
(disesuaikan dengan kemampuan). Sumber dana kegiatan pada
sekolah diperoleh dari orang tua peserta didik, dan SBPP. Inpres
sumbangan lain yang tidak mengikat, dan dana yang diusahakan
oleh sekolah melalui kegiatan peserta didik misalnya hasil kebun
sekolah ( Poernomo Ananto dkk, 1996).
Pengelolaan suatu organisasi, terlebih dahulu manajemen
menetapkan tujuan dan sasaran, dan kemudian membuat rencana
kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Dampak
keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari
rencana kerja tersebut, kemudian disusun dan dievaluasi melalui
proses penyusunan anggaran. Anggaran ada suatu pendekatan
yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab
manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak
hanya dapat membantu mempererat kerja sama karyawan,
memperjelas kebijakan dan merealisasikan rencana saja, tetapi
juga dapat menciptakan keselarasan yang lebih baik dalam
perusahaan dan keserasian tujuan diantara para manajer dan
bawahannya (Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri 1989).
Pengertian anggaran adalah sebagai berikut : “Suatu
rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang
akan datang.” Dari pengertian anggaran yang telah

H. Peran Perawat dalam Program UKS


Peranan perawat komunitas dalam upaya kesehatan sekolah adalah :
1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah
a. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta
didik dengan melaksanakan pengumpulan data, analisas
data dan perumusan masalah serta prioritas masalah
kesehatan anak sekolah

b. Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana


kegiatan yang disusun.
c. Penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS.
d. Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang
diterapkan.
2. Sebagai Pengelola Kegiatan UKS
Perawat kesehatan yang bertugas di Puskesmas dapat menjadi
salah satu anggota dalam TPUKS atau dapat juga ditunjuk
sebagai seorang koordinator, maka pengelolaan pelaksanaan
UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat
dalam tim pengelola UKS.
3. Sebagai Penyuluh dalam Bidang Kesehatan
Peran perawat kesehatan dalam memberikan penyuluhan
kesehatan dapat dilakukan secara langsung melalui penyuluhan
kesehatan yang bersifat umum dan klasikal atau secara tidak
langsung sewakktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta
didik secara perorangan.

I. Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan utama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) disebut
dengan Trias UKS, yang terdiri dari :
1. Pendidikan Kesehatan
Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh
kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental,
sosial dan lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini
maupun di masa yang akan datang.
Adapun tujuannya adalah:
a) Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk
cara hidup sehat dan teratur.
b) Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup
sehat.
c) Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan
kesehatan.
d) Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai
dengan syarat kesehatan.
e) Memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari.

f) Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi


badan dan berat badan yang seimbang.
g) Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan
penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan
keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
h) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
i) Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan
yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik
terhadap penyakit.
Pelaksanaannya dapat melalui:
 Kegiatan Kurikuler
Pelaksanaan adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan pada
jam pelajaran sesuai dengan garis-garis besar program
pengajaran mata pelajaran sains dan ilmu pengetahuan
sosial. Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif terhadap
prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam
melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
pertolongan dan perawatan kesehatan. Kegiatan kurikuler
mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan
bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi dan pengukuran
tingkat kesegaran jasmani.
 Kegiatan Ekstrakurikuler
Adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk
kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah
ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara lain
memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta
melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia
seutuhnya.
Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan
kesehatan antara lain: kemah, ceramah dan diskusi, apotek
hidup, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan antara lain; dokter
kecil, Palang Merah Remaja (PMR), dan lain-lain. Kegiatan
ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan

lingkungan kehidupan sekolah sehat antara lain: kerja bakti


kebersihan, lomba sekolah sehat, dan lain-lain.
2. Pelayanan Kesehatan
Upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
(preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)
yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik
pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya. Dibawah
koordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan teknis dan
pengawasan puskesmas setempat.
Tujuannya secara umum adalah meningkatnya derajat
kesehatan peserta didik dan seluruh warga masyarakat secara
optimal. Sedangkan tujuan khususnya:
a) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan
tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku
hidup sehat.
b) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap
penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan
cacat.
c) Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi
akibat penyakit/kelainan, pengembalian fungsi dan
peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat
agar dapat berfungsi optimal.
d) Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental,
sosial maupun lingkungan.
Pelaksanaannya sebagai berikut:
a) Kegiatan peningkatan kesehatan (Promotif)
Kegiatan promotif kesehatan tersebut berupa: latihan
ketrampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan,
dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam
pelajaran kesehatan, antara lain:
 Dokter kecil
 Kader kesehatan remaja
 PMR (Palang Merah Remaja)
 Pembinaan warung sekolah sehat
 Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan
bebas dari vektor pembawa penyakit
 Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
Merupakan kegiatan peningkatan daya tahan tubuh,
kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit dan kegiatan
penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum
timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa:
 Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun
yang bersifat khusus untuk penyakit-penyakit tertentu.
 Penjaringan kesehatan anak sekolah.
 Memonitor/memantau pertumbuhan peserta didik.
 Imunisasi peserta didik.
 Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan
memberantas sumber infeksi dan pengawasan
kebersihan lingkungan sekolah.
 Konseling kesehatan di sekolah.
b) Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan
Rehabilitatif) Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan
kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik agar dapat berfungsi optimal.
Kegiatan kuratif dan rehabilitatif ini adalah:
 Diagnosa dini
 Pengobatan ringan
 Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan
pertama pada penyakit
 Rujukan medik
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah
Pembinaan mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan
mesyarakat sekitar. Dilaksanakan dalam rangka menjadikan
sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin
berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu
menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan
peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup sehat, kegiatan
ini meliputi:
a) Program pembinaan lingkungan sekolah
 Lingkungan fisik sekolah meliputi penyediaan air
bersih, pemeliharaan penampungan air bersih,
pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan
sampah, pengadaan dan

pemeliharaan air limbah, pemeliharaan wc/kakus,


pemeliharaan kamar mandi, pemeliharaan kebersihan
dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan, laboratorium
dan tempat ibadah, pemeliharaan kebersihan dan
keindahan halaman dan kebun sekolah, pengadaan dan
pemeliharaan warung/kantin sekolah.
 Lingkungan mental dan sosial program pembinaan
lingkungan mental dan sosial ini dilakukan dalam
bentuk kegiatan konseling kesehatan, bakti sosial
masyarakat sekolah terhadap lingkungan, PMR, dokter
kecil, kader kesehatan remaja.
b) Pembinaan lingkungan keluarga
Tujuannya adalah meningkatan pengetahuan orang tua
peserta didik tentang hal – hal yang berhubungan dengan
kesehatan dan meningkatkan kemampuan dan partisipasi
orang tua peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehat.
Pembinaan ini dapat dilakukan dengan:
 Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS.
 Ceramah kesehatan yang dilakukan di sekolah.
c) Pembinaan masyarakat sekitar
Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat
sekitar dengan cara:
 Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti
pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan
sekolah yang sehat.
 Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual.

J. Kegiatan UKS
Nemir mengelompokkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
menjadi 3 kegiatan pokok : yaitu

1. Pendidikan kesehatan di sekolah (Health Education in School)


- Kegiatan intrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan
kesehatan merupakan bagian dari kurikulum sekolah

- Kegiatan ekstrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan


kesehatan dimasukkan dalam kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan perilaku sehat
peserta didik
2. Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health Service)
Pemeliharaan kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar,
dimaksudkan untuk memelihara, meningkatkan dan
menemukan secara dini gangguan kesehatan yang mungkin
terjadi terhadap peserta didik maupun gurunya. Pemeliharaan
kesehatan di sekolah dilakukan oleh petugas puskesmas yang
merupakan tim yang dibentuk dibawah seorang koordinator
usaha kesehatan sekolah yang terdiri dari dokter, perawat, juru
imunisasi dan sebagainya.

K. Perlengkapan PPPK (P3K)


Pertolongan pertama adalah suatu perawatan yang diberikan
sementara menunggu bantuan datang atau sebelum dibawa
kerumah sakit atau puskesmas. Pertolongan pertama pada
dimaksudkan untuk menentramkan dan menyenangkan si korban
sebelum ditangani oleh orang yang lebih ahli. Diharapkan dengan
keadaan yang lebih tenang dan tenteram dapat mengurangi rasa
sakit si korban (Yudiawan. 2002).
Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat mencakup
- Lingkungan fisik
Lingkungan sekolah yang dimaksud dalam program usaha
kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar meliputi
lingkungan fisik, psikis dan sosial. Kegiatan yang termasuk
dalam lingkungan fisik berupa pengawasan terhadap sumber air
bersih, sampah, air limbah, tempat pembuangan tinja, dan
kebersihan lingkungan sekolah. Kantin sekolah, bangunan yang
sehat, binatang serangga dan pengerat yang ada dilingkungan
sekolah, pencemaran lingkungan tanah, air dan udara di sekitar
sekolah juga merupakan bagian dari lingkungan fisik sekolah.
- Lingkungan psikis
Kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan lingkungan
psikis sekolah antara lain memberikan perhatian terhadap
perkembangan peserta didik,

memberikan perhatian khusus terhadap anak didik yang


bermasalah, serta membina hubungan kejiwaan antara guru
dengan peserta didik.
- Lingkungan social
Kegiatanyang berhubungan dengan lingkungan sosial meliputi
membina hubungan yang harmonis antara guru dengan guru,
guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,
serta membina hubungan yang harmonis antara guru, murid,
karyawan sekolah serta masyarakat sekolah.

L. Strata UKS
Keberhasilan 3 program UKS yang mencakup pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat
ditunjukkan dalam suatu strata UKS. Strata pelaksanaan UKS
dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal, strata standard,
strata optimal dan strata paripurna. Setiap strata terdiri dari tiga
variabel utama yaitu 3 program pokok UKS yang terdiri dari
Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan
Lingkungan Sekolah Sehat.
1. Pendidikan Kesehatan
a. Strata Minimal
Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler,
pendidikan kesehatan dilakukan secara kurikuler, guru
membuat rencana pembelajaran pendidikan kesehatan dan
adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan
kesehatan.
b. Strata Standar
Dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran
jasmani.
c. Strata Optimal
Dipenuhinya strata standar, pendidikan kesehatan
terintegrasi pada mata pelajaran lain, pendidikan kesehatan
dilaksanakan secara ekstrakulikuler, memiliki alat peraga
pendidikan kesehatan, memiliki media pendidikan
kesehatan (poster dan lain-lain).
d. Strata Paripurna
Meliputi dilaksanakannya strata optimal, memiliki guru
pembina UKS, adanya program kemitraan pendidikan
kesehatan dengan instansi

terkait seperti Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah


Indonesia (PMI), Petugas Penyuluh Lapangan (PPL)
pertanian dan lain-lain.
2. Pelayanan Kesehatan
a. Strata Minimal
Meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan,
dilaksanakannya imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan
sikat gigi masal minimal kelas 1, 2, 3 SD.
b. Strata Standar
Meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan
kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan,
termasuk pengukuran tinggi dan berat badan, pencatatan
hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku Kartu Menuju
Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter kecil,
melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K), dan pengawasan warung/kantin sekolah.
c. Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS,
dan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa.
d. Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan
Remaja bagi siswa, pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
a. Strata Minimal
Meliputi ada air bersih, tempat cuci tangan, WC/jamban
yang berfungsi, tempat sampah, saluran pembuangan air
kotor yang berfungsi, halaman/pekarangan/lapangan,
memiliki pojok UKS, melakukan kegiatan mengubur,
menguras dan membakar (3M) plus, sekali seminggu.
b. Strata Standar
Meliputi memenuhi strata minimal, kantin/warung sekolah,
memiliki pagar, penghijauan/perindangan, ada air bersih di
sekolah dengan jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS
tersendiri, dengan peralatan sederhana, memiliki tempat
ibadah, lingkungan sekolah bebas jentik,

jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m, dan


melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok,
bebas narkoba dan miras.
c. Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, tempat cuci tangan di
beberapa tempat dengan air mengalir/kran, tempat cuci
peralatan masal/makan di kantin/warung sekolah, petugas
kantin yang bersih dan sehat, tempat sampah di tiap kelas
dan tempat penampungan sampah akhir di sekolah,
jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat
kesehatan dan kebersihan, halaman yang cukup luas untuk
upacara dan berolahraga, pagar yang aman, memilki ruang
UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap, dan
terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba
dan miras.
d. Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, tempat cuci tangan di
setiap kelas dengan air mengalir/kran dilengkapi sabun,
kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin
yang terlatih, air bersih yang memenuhi syarat kesehatan,
sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat
pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio
WC:siswa=1:20, saluran pembuangan air tertutup, pagar
yang aman dan indah, taman/kebun sekolah yang
dimanfaatkan dan diberi label dan pengolahan hasil kebun
sekolah, ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi
dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa 1:1,5-1,75
m2, dan memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.

M. Masalah Kesehatan yang Dapat Dikurangi Melalui UKS


Adapun masalah kesehatan yang dapat dicegah dengan
pelaksanaan UKS adalah: a) sanitasi dan air bersih, b) kekerasan
dan kecelakaan, c) masalah kesehatan reproduksi remaja, d)
kecacingan dan kebersihan diri maupun lingkungan, e) masalah
gizi dan anemia, f) imunisasi, g) merokok, alkohol dan
penyalahgunaan narkoba, h) kesehatan gigi, i) penyakit infeksi
(malaria, gangguan saluran nafas), j) HIV/AIDS dan IMS lainnya,
k) gangguan kesehatan mental.

N. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah

PHBS merupakan singkatan dari Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat yaitu sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar
kesadaran sebagai upaya agar dirinya sehat dan aktif membantu
kesehatan masyarakat di sekitarnya. PHBS memang sepertinya
mudah dikatakan tapi penerapannya sangat sulit karena
membutuhkan kesadaran dan kesungguhan akan pentingnya
menjaga kesehatan. Semua perilaku manusia sebenarnya pasti
punya pengaruh terhadap kesehatan, apapun bentuknya, mulai dari
makan, tidur, mandi, berpakaian, sampai cara belajar, hanya saja
diprioritaskan mana perilaku yang berpotensi menimbulkan
penyakit.
Pada anak usia 6-12 tahun PHBS dilakukan tidak hanya di
lingkungan rumah tapi juga di lingkungan sekolah. PHBS pada
usia dini baik untuk mendidik dan menanamkan kesadaran akan
pentingnya kebersihan sebagai upaya menjaga kesehatan diri dan
lingkungan. Upaya PHBS yang dapat dilakukan pada usia anak-
anak diantaranya :
1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Mencuci tangan dilakukan setiap selesai beraktivitas
apakah itu membantu orang tua atau bermain serta setiap
sebelum makan. Mencuci tangan yang baik adalah mencuci
tangan di air yang mengalir, tujuannya agar kotoran dari hasil
cuci sebelumnya tidak ikut digunakan saat membilas, karena
jika membilas dengan air kotoran bekas mencuci maka
kotorannya kan kembali menempel di tangan. Mencuci tangan
juga sebaiknya dilakukan dengan sabun dengan tujuan agar
kuman-kuman penyakit bisa lebih mudah diangkat dan
dibunuh.
2. Makan sayur buah dan daging
Makan tidak hanya cukup dengan nasi, utamakan
makan dengan sayuran, jika bisa lauknya bervariasi setiap
harinya. Makan yang sehat bukan berarti makan yang mewah
yang penting lengkap, ada nasi, sayur, daging, dan buah jika
perlu tambahkan susu. Belajarlah untuk menyukai makan sayur
sejak kecil.

3. Jajan di kantin sekolah yang sehat


Saat jajan di kantin sebaiknya pilih jajan yang sehat, jajan
yang sehat itu adalah jajan yang bersih dan jauh dari jangkauan
lalat. Jajan makanan yang banyak dihinggapi lalat bisa
menyebabkan diare karena lalat yang tadinya hinggap di
kotoran akan membawa kuman penyakit pada makanan yang
akan ia hinggapi.
4. Menggosok gigi secara teratur
Menjaga kesehatan mulut dan gigi penting terutama saat
masa pergantian dari gigi susu. Cara yang paling mudah
menjaga kesehatan mulut dan gigi adalah dengan menggosok
gigi secara teratur. Menggosok gigi sebaiknya dilakukan setiap
selesai makan dan sebelum tidur karena saat itulah kuman
berkembang dengan cepat dan berpotensi merusak gigi.
5. Mandi dan keramas teratur
Mandi penting agar kulit terhindar dari penyakit jamur
seperti kada dan kurap. Mandi bisa dilakukan 2 kali sehari atu
jika kekurangan air 1 kali sehari cuku, sedangkan keramas
sebaiknya dilakukan setiap 3 hari sekali. Keramas bertujuan
agar rambut tetap sehat dan menghindari tumbuhnya kutu dan
jamur
6. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah merupakan tempat berkembangnya lalat dan
kuman penyakit, dengan mengurangi jumlah sampah berarti
juga mengurangi lalat dan bibit penyakit. Cara mengurangi
jumlah sampah yaitu dengan membuang sampah pada
tempatnya, jika perlu pisahkan antara sampah plastik, kaca,
kaleng, dan daun-daunan (organik) dengan membuang dan
memisahkan sampah, maka akan mempermudah
pengelolaannya, sampah plastik, kaca dan kaleng bisa dijual
dan didaur ulang sedangkan sampah daun bisa dijadikan pupuk
atau dibakar saja.
7. Tidak merokok
Saat ini banyak kasus di mana anak-anak sudah bisa
merokok, mereka merokok karena melihat orang tua atau
kakaknya yang juga perokok. Merokok sama sekali tidak
memiliki dampak positif, tapi dampak negatifnya sangat banyak
mulai dari segi kesehatan dan juga keuangan,

uang jajan bisa terpotong hanya untuk membeli rokok,


alangkah baiknya jika uang rokok itu dibelanjakan untuk makan
atau keperluan sekolah, karena itu jika ada orang dewasa yang
menawari rokok, sebaiknya langsung menghindar jika perlu
bantu menyadarkan orang tua dan kakak akan bahaya rokok.
8. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan
Mengukur tinggi dan berat badan penting untuk
memantau pertumbuhan sehingga apabila terjadi kekurangan
gizi bisa cepat ditangani.
9. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
Olahraga bertujuan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat,
olahraga seperti senam memang terlihat sepele tapi sebenarnya
memiliki manfaat yang besar karena melatih otot tubuh agar
tidak kaku selain untuk mendapatkan udara segar dan sinar
matahari pagi sebagai sumber vitamin D.
10. Memberantas jentik nyamuk secara rutin
Jika di sekolah atau rumah ada bak penampungan air
seperti gebeh atau bak mandi sebaiknya rajin dikuras setiap
minggu agar tidak menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk.
11. Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
Buang air besar di jamban bertujuan agar kotoran tidak
dihinggapi lalat selain untuk mencegah bau dan pemandangan
yang tidak sedap.
12. Tidur yang cukup
Tidur yang baik anak usia 6-12 tahun adalah selama 9-10
jam, tidur bisa dilakukan mulai jam 9 malam sampai jam 6
pagi, sedangkan jamnya lagi untuk tidur siang setiap selesai
mengerjakan tugas di sekolah. Saat tidur di malam hari
sebaiknya dengan mematikan lampu, selain menghemat listrik
tidur tanpa nyala lampu membuat tubuh lebih cepat beristirahat.
O. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Pengumpulan Data
Pengkajian pada kelompok khusus anak sekolah dapat
menggunakan model Betty Neuman yang terdiri atas data inti
komunitas dan data subsistem komunitas meliputi:
Data inti
a. Sejarah berdirinya sekolah
 Tanyakan kepada kepala sekolah atau guru yang
mengetahui sejarah berdirinya sekolah tersebut.
 Tanyakan tentang perkembangan sekolah dari awal
berdiri sampai sekarang meliputi nama, tempat, dan
bangunan sekolah dan kepala sekolah yang menjabat serta
siswa yang bersekolah.
b. Values (nilai-nilai yang dianut siswa), beliefs (keyakinan), dan
agama
 Tanyakan tentang nilai-nilai dan keyakinan yg dianut oleh
siswa dan guru terkait pola kebiasaan.
 Tanyakan tentang tata tertib yg berlaku di sekolah.
 Identifikasi tentang pola budaya yg banyak diyakini siswa
dan guru terkait dengan kesehatan.
 Apakah terdapat masjid atau musholla (sarana ibadah) di
sekolah?
 Apakah keyakinan agamanya homogen?
c. Data siswa
 Jumlah siswa, umur, dan jenis kelamin
 Suku siswa dan guru di sekolah
 Bahasa yang digunakan saat proses belajar mengajar serta
saat siswa berkomunikasi ketika jam istirahat
d. Vital statistik
 Hasil pemeriksaan fisik
 Kejadian siswa sakit saat di sekolah
 Kejadian siswa sakit sehingga tidak dapat hadir di sekolah
 Kejadian kecelakaan di sekolah
Data subsistem
a. Lingkungan fisik
 Kondisi fisik bangunan sekolah: denah sekolah, jumlah
kelas, jenis lantai, dinding, dan atap sekolah
 Sumber air bersih yang ada di sekolah
 Jumlah dan kondisi WC sekolah
 Kondisi bangku dan meja dalam kelas
 Papan tulis yang digunakan
 Alat-alat kebersihan kelas
 Tempat sampah di kelas
 Kebersihan kelas, UKS, dan lingkungan sekolah
 Kebersihan kantin sekolah
b. Pelayanan kesehatan
 Fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan siswa dan
guru ketika sakit
 Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan oleh
tenaga kesehatan pada siswa sekolah
c. Ekonomi
 Uang saku siswa per hari
 Tabungan yang dimiliki siswa
 Iuran kelas dan sekolah
 SPP yang dibayarkan siswa
d. Keamanan dan transportasi
 Keamanan sekolah dan kelas
 Alat transportasi yang digunakan siswa untuk pergi ke sekolah
 Alat transportasi yang digunakan siswa untuk pergi ke
fasilitas pelayanan kesehatan
e. Politik dan pemerintahan
Jenis santunan yang diberikan pada siswa jika siswa sakit,
kecelakaan, atau meninggal dunia
f. Sistem komunikasi
 Alat komunikasi yang dibawa siswa ke sekolah
 Sumber informasi yang digunakan siswa untuk
mendapatkan informasi kesehatan
g. Pendidikan
 Penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang pernah
didapatkan siswa
h. Rekreasi
 Tempat siswa bermain saat jam istirahat
 Jenis permainan yang dilakukan saat jam istirahat
 Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan diikuti siswa
 Kegiatan organisasi yang ada di sekolah dan diikuti siswa
 Fasilitas bermain dan olahraga yang ada di sekolah

Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan
data dengan cara sebagai berikut:
1) Klasifikasi data atau kategori data
2) Penghitungan prosentase data
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data

Analisis Data
Berdasarkan data yang telah diolah, dapat ditentukan
masalah kesehatan atau masalah keperawatan di sekolah. Jenis
masalah yang sering terjadi, antara lain:
- 6-12 tahun, : ISPA, Gangguan pada gigi, Malnutrisi,
Kecacingan, Pneumonia, Kecelakaan
- 13-18 tahun : Merokok, Minuman keras, Penyalahgunaan
obat, Pornografi dan pergaulan bebas, Kehamilan, Bunuh
diri dan Kecelakaan

2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah
yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan
gambaran masalah

dan status kesehatan siswa sekolah baik yang nyata (aktual)


maupun yang mungkin terjadi (potensial) (Mubarak, 2005).
Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang
mungkin timbul kemudian (American Nurses of Association
(ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang status dan
masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan.
Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama
yaitu problem (masalah) yang merupakan kesenjangan atau
penyimpangan dari kondisi normal, etiologi (penyebab dari
masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberi arah
intervensi keperawatan), serta sign & symptom (tanda dan
gejala) (Mubarak, 2005).
Contoh Diagnosis Keperawatan
1. Kerusakan Gigi berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang kesehatan gigi
2. Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dengan
faktor risiko usia 15-19 tahun
3. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan
dengan kurang pemahaman

3. Perencanaan
NO Diagnosis NOC NIC
1 Kerusakan Gigi Oral Hygiene Oral Health Promotion
berhubungan Setelah dilakukan 1. Instruksikan perlunya
dengan kurang tindakan keperawatan perawatan gigi sehari-hari
pengetahuan selama 1 x 60 menit 2. Monitor mukosa mulut
tentang masalah teratasi dengan secara teratur
kesehatan gigi kriteria hasil: 3. Mompromosikan
1. Kebersihan mulut pemeriksaan gigi secara
BK: gigi (4) teratur
karies, sakit 2. Kebersihan gigi (4) 4. Mengajarkan cara
gigi, plak yang 3. Kebersihan gusi (4) menyikat gigi yang
berlebih, 4. Kebersihan lidah (4) benar
halitosis 5. Kebersihan
(mulut bau), peralatan gigi (4)
gigi goyang, Ket:
gigi ompong. 1. Severely
compromised
2. Substatially
compromised
3. Moderately
compromised
4. Mildly compromised
5. Not compromised
2 Risiko perilaku Student Health Status Counseling
kekerasan Setelah dilakukan 1. Membangun hubungan
terhadap diri tindakan keperawatan terapeutik
sendiri dengan selama 1 x 60 menit 2. Menunjukkan empati dan
faktor risiko masalah teratasi dengan kehangatan
usia 15-19 kriteria hasil: 3. Memberikan informasi
tahun 1. Kesehatan fisik (2) faktual yang diperlukan
2. Kesehatan mental 4. Membantu siswa
(2) mengidentifikasi kekuatan
3. Penggunaan alkohol Mendorong pengembangan
(5) keterampilan yang baru
4. Merokok (5)

Ket 1-2:
1. Severely
compromised
2. Substatially
compromised
3. Moderately
compromised
4. Mildly compromised
5. Not compromised
Ket 3-4:
1. Sever
2. Substantial
3. Moderate
4. Mild
None
3 Perilaku Knowledge: Health Health Education
kesehatan Promotion 1. Identifikasi kebutuhan
cenderung Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada
berisiko tindakan keperawatan siswa
berhubungan selama 1 x 60 menit 2. Tentukan pengetahuan
dengan kurang masalah teratasi dengan siswa tentang kesehatan
pemahaman kriteria hasil: 3. Rumuskan tujuan untuk
1. Perilaku yang program pendidikan
meningkatkan kesehatan
kesehatan (4) Gunakan presentasi grup untuk
Sumber terkemuka memberi dukungan
perawatan kesehtan (4)

Ket:
1. No knowledge
2. Limited knowledge
3. Moderate knowledge
4. Substantial
knowledge
Extensive knowledge
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK ANAK USIA
SEKOLAH DI SDN MANDIKAPAU BARAT 2

A. PENGKAJIAN.
Asuhan keperawatan anak usia sekolah dilaksanakan di SDN Mandikapau
Barat 2 yang berlokasi Jl. Mandikapau barat, Rt.04 kecamatan Karang Intan
Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Oleh Mahasiswa Kelompok
B Profesi Ners Angkatan XVIII PSIK FK ULM. Praktik keperawatan
komunitas ini berlangsung dari tanggal 22 November 2021 dan berakhir 27
Noember 2021. Pengkajian keperawatan komunitas kelompok anak usia
sekolah dilakukan di SDN Mandikapau Barat 2. Jumlah siswa/(i) SDN
Mandiangin Timur 1 kelas (I, II, III, IV,V dan VI) sebanyak 63 siswa(i).
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan jumlah sampel siswa(i) kelas SD
kelas III sebanyak 15 orang dengan menggunakan metode wawancara dan
pengisian kuisioner yang dibantu dengan mahasiswa profesi untuk siswa(i)
(Kuesioner UKS “Penjaringan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI”,
2011), serta teknik observasi, windshield survey dan wawancara. Pengambilan
data dengan teknik observasi dan windshield survey, teknik pemeriksaan
fisik/screenning (penjaringan UKS) dilakukan pada tanggal 22 November
2021.

1. Data Inti (Core)


a. Sejarah Berdirinya SDN Mandikapau barat 2
SDN Mandikapau barat 2 dengan status kepemilikan Pemerintah Daerah
Kabupaten Banjar didirikan pada 1982 dengan alamat Jl. Mandikabau barat,
Rt.04 kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. Dengan luas tanah 3025 m3
dengan akreditasi C. Jarak ke pusat kecamatan yaitu 5 km sedangkan jarak ke
pusat Kabupaten berjarak 15 km.

b. Data Geografis
SDN Mandikapau Barat 2 memiliki batas wilayah, antara lain:
Batas Utara : Perumahan penduduk
Batas Selatan : Perumahan penduduk
Batas Timur : kebun karet
Batas Barat : Jalan warga

c. Data Demografi
Data Siswa
Tabel 3.1 Data siswa (i) perkelas SDN Mandikapau Barat 2
No Kelas Jumlah (Orang)
1. I 11
2. II 16
3. III 17
4. IV 8
5. V 7
6. VI 6
Total 63

1) Distribusi Siswa (i) SDN Mandikapau Barat 2 Berdasarkan Jenis


Kelamin

Gambar 3.1 Distribusi siswa (i) SDN Mandikapau Barat 2 Berdasarkan


Jenis Kelamin

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 siswa(i) yang


mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat dengan jumlah lai-lai 4 orang (26,7%) dan perempuan 11 orang
(73,3%)
2) Distribusi Siswa (i) SDN Mandikapau Barat 2 Berdasarkan Usia

Gambar 3. 2 Distribusi Siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara bahwa data dari 15


jumlah siswa (i) yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di
SDN Mandikapau Barat 2, diketahui persentase siswa (i) yang
berumur 7 tahun sebanyak 6,7% (1 orang), umur 8 tahun sebanyak
7 orang 46,7%, 9 tahun 4 orang 26,7%, 10 tahun 3 orang 20%.

3) Distribusi Siswa (i) SDN Mandikapau Barat 2 Berdasarkan Suku

B.
C.

Gambar 3.3 Distribusi siswa (i) SDN Mandiangin Timur 2 berdasarkan suku

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah siswa


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN
Mandikapau Barat 2 diketahui persentase suku Banjar 100% (15
orang).
1) Distribusi Siswa (i) SDN Mandikapau Barat 2 Berdasarkan Agama

Gambar 3.4 Disitribusi siswa (i) SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan agama
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah siswa yang
mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau Barat 2
diketahui persentase beragama islam 100% (15 orang).

b. Nilai dan Keyakinan


1) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan
mengenai cuci tangan dengan benar (6 Langkah)

Gambar 3.5 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan pengetahuan mengenai langkah mencuci tangan dengan
benar (6 Langkah)

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 orang siswa(i) yang


mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau Barat
2, diketahui persentase anak yang mampu mencuci tangan dengan benar
(6 langkah) sebanyak 6,7% (1 orang), dan yang tidak mampu mencuci
tangan dengan benar (6 langkah) sebanyak 93,3% (14 orang).
Berdasarkan observasi, siswa menjawab tidak mengetahui cara mencuci
tangan dengan benar (6 langkah) ketika diminta untuk
memperagakannya, seluruh siswa(i) tidak dapat memperagakannya
memcuci tangan dengan

benar (6 langkah).
2) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan
mengenai waktu melakukan cuci tangan dengan benar (6 Langkah)

G
Gambar 3.6 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan
pengetahuan mengenai waktu melakukan cuci tangan dengan benar (6
Langkah)
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 orang siswa(i)
yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat 2, diketahui persentase anak yang menjawab sebelum makan 1 orang
6,7%, sesudah makan 1 orang 6,7%, dan semua benar 13 orang 86,7%.

3) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan


mengenai berapa kali mandi dalam sehari

13,3%

Mandi dalam Sehari

86,7%

Gambar 3.7 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai berapa kali mandi dalam sehari

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 orang siswa(i)


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat 2, diketahui persentase anak yang menjawab mandi 2 kali sehari 2
orang 13,3% dan mandi >2 kali sehari 13 orang 86,7%.

4) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan


mengenai yang digunakan saat mandi

Gambar 3.8 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai yang digunakan saat mandi

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 orang siswa(i)


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau

Barat 2, diketahui persentase anak yang menjawab mandi menggunakan


air dan sabun 100% (15 orang).
5) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan
mengenai memotong kuku

Gambar 3.9 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai memotong kuku

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah siswa(i)


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat 2 diketahui persentase anak yang menjawab 1 kali dalam seminggu
sebanyak 100% (15 orang)
6) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan membuang
sampah

Gambar 3.10 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 Berdasarkan


Membuang Sampah
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 orang siswa(i)
yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat 2, diketahui persentase anak yang menjawab membuang sampah di
tempat sampah 15 orang (100%)
7) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan
membuang sampah dipisahkan

Gambar 3.11 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan pengetahuan mengenai membuang
sampah dipisahkan

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 orang siswa(i)


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat 2, diketahui persentase anak yang menjawab Ya sebanyak (2 orang)
13,3% dan menjawab Tidak (13 orang) 86,7%.
8) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan
mengenai gotong royong

Gambar 3.12 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan pengetahuan mengenai gotong
royong

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 orang siswa(i)


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat 2, diketahui persentase anak yang menjawab Ya (11 orang) dan
Tidak (4 orang) terkait pengetahuan gotong royong.
9) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 mengenai kegiatan keagamaan

Gambar 3.13 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan pengetahuan mengenai kegiatan
keagamaan disekolah
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 orang siswa(i)
yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat 2, diketahui persentase anak yang menjawab mengetahui kegiatan
keagamaan disekolah dengan jawaban Ya (9 orang) 60% dan tidak 6
(orang) 40%.
10) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan menghabiskan
watu istirahat disekolah

Gambar 3.14 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau


Barat 2 berdasarkan menghabiskan waktu
istirahat disekolah

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 orang siswa(i)


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat 2, diketahui persentase anak yang menjawab makan jajan 13 orang
86,7%dan diam dikelas 2 orang 13,3%
11) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan jajan
dilingkungan sekolah
Gambar 3.15 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2
berdasarkan jajan dilingkungan sekolah

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 orang siswa(i)


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat 2, diketahui persentase anak yang menjawab jajan dilingkungan
sekolah yaitu kantin sekolah 2 orang 13,3% dan diluar kantin sekolah 13
orang 86,7%.

12) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan uang jajan yang
dibawa kesekolah

Gambar 3.16 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


uang jajan yang dibawa kesekolah

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 orang siswa(i)


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat 2, diketahui persentase anak yang menjawab uang jajan yang dibawa
kesekolah ,kurang dari Rp 5.000 (1 orang) 6,7%dan Rp. 5.000-10.000 (14
orang)93,3%.
13) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan
mengenai pengalaman berobat ke UKS

Berobat Ke UKS
0; 0%

Ya Tidak

15; 100%

Gambar 3.17 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai pengalaman berobat ke UKS

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 orang siswa(i)


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat 2, diketahui persentase anak yang menjawab Ya sebanyak 0% (0
orang) dan Tidak sebanyak 100% (15 orang).

14) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan


mengenai merokok

Merokok
0; 0%

Ya
Tida
k
15; 100%

Gambar 3.18 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai merokok
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah siswa(i)
yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di Di SDN Mandikapau
Barat 2 diketahui persentase anak yang menjawab Ya sebanyak 0% (0
orang) dan Tidak sebanyak 100% (15 orang).

15) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan


mengenai cara mendapatkan rokok

Cara Mendapatkan
Rokok
0; 0;
0% 0%

Teman
Membeli
sendiri Tidak

17;
100%

Gambar 3.19 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai cara mendapatkan rokok

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah siswa(i)


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di Di SDN M
Mandikapau Barat 2 diketahui tidak ada yang merokok 100% (15 orang)

16) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan


mengenai bahaya rokok
Gambar 3.20 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2
berdasarkan pengetahuan mengenai bahaya rokok

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah


siswa(i) yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di Di
SDN Mandikapau Barat 2 diketahui persentase anak yang
menjawab Tidak sebanyak 20% (3 orang) dan yang menjawab Iya
sebanyak 80% (12 orang).

17) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai zat adiktif

Tahu Zat Adaktif


0; 0%

Ya
Tida
k

15;
100%

Gambar 3.21 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan pengetahuan mengenai zat adiktif

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah


siswa(i) yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di Di
SDN Mandikapau Barat 2 diketahui persentase anak yang
menjawab Ya sebanyak 100% (15 orang).

18) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai pengalaman menggunakan obat-obatan
terlarang
Pernah
Menggunakan
Obat Terlarang

Ya
Tida

15;
100%

Gambar 3.22 Distribusi siswa (i) di SDN


Mandikapau Barat 2
berdasarkan pengetahuan
mengenai pengalaman
menggunakan obat-obatan
terlarang

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah


siswa(i) yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di Di
SDN Mandikapau Barat 2 diketahui persentase anak yang
menjawab Ya sebanyak 0% dan Tidak sebanyak 100% (15 orang).

19) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai pengalaman menghirup lem fox

Menghirup Lem Fox


0; 0%

Ya
Tidak
15; 100%

Gambar 3.23 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan pengetahuan mengenai pengalaman
menghirup lem fox
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah siswa(i)
yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di Di SDN Mandikapau
Barat 2 diketahui persentase anak yang menjawab Ya sebanyak 0% dan
Tidak sebanyak 100% (15 orang).

20) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan


mengenai bahaya lem fox

Bahaya Lem Fox


0; 0%

Ya
Tida
k
15;
100%

Gambar 3.24 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan pengetahuan mengenai bahaya lem fox

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah siswa(i)


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau
Barat 2 diketahui persentase anak yang menjawab Tidak sebanyak 100%
(15 orang) dan Ya sebanyak 0%.

21) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan


mengenai pengalaman dijahili atau diejek
Gambar 3.25 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2
berdasarkan pengetahuan mengenai pengalaman dijahili
atau diejek

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah


siswa(i) yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di Di
SDN Mandikapau Barat 2 diketahui persentase anak yang menjawab
Ya sebanyak 20% (3 orang) dan Tidak sebanyak 80% (12 orang).

22) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai pada siapa melaporkan jika diejek

Pada Siapa Melaporkan


Jika
Diejek
2; 13,3%
0; Orang Tua
0% Guru
Orang
Lain
13;

Gambar 3.26 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkanpengetahuan mengenai pengalaman dijahili
atau diejek

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah


siswa(i) yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di Di
SDN Mandikapau Barat 2 diketahui dari 15 anak yang menjawab
melaporkan pada orangtua sebanyak 13,3% (2 orang), menjawab
pada guru sebanyak 0%, menjawab pada orang lain 0%, dan
menjawab tidak melaporkan sebanyak 86,7% (13 orang) karena
merasa tidak pernah dijahili dan diejek.

23) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai pengalaman mendapatkan perilaku kekerasan
oleh teman
Gambar 3.27 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan
pengetahuan mengenai pengalaman mendapatkan perilaku
kekerasan dari teman

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah siswa(i)


yang mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di Di SDN Mandikapau
Barat 2 didapatkan persentase anak yang menjawab Ya sebanyak 6,7% (1
orang) dan Tidak sebanyak 93,3% (14 orang).
24) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan
mengenai cara mencegah teman melakukan tindakan kekerasan

10 (66,7%)

Gambar 3.28 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai cara mencegah teman melakukan tindakan
kekerasan
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah siswa(i) yang
mengikuti pengisian kuesioner pada kelas III di Di SDN Mandikapau Barat 2
diketahui persentase anak yang menjawab Melerai 13,3% (2 orang), Tidak
menghiraukan 20% (3 orang), dan Melaporkan kepada Guru atau Orangtua
sebanyak 66,7% (10 orang).

25) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan menggunakan


handphone ke sekolah

Gambar 3.29 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan menggunakan handphone ke sekolah

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari jumlah siswa(i) yang


menggunakan handphone ke sekolahpada kelas III di Di SDN Mandikapau Barat
2 diketahui yang menjawab Ya sebanyak 6 orang (40)% dan Tidak sebanyak 9
orang (60%).

26) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan pengetahuan


mengenai etika batuk yang benar

Gambar 3.30 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


pengetahuan mengenai etika batuk yang benar

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari jumlah siswa(i) yang


mengetahui etika batuk dengan benar pada kelas III di Di SDN Mandikapau
Barat 2 diketahui yang menjawab Ya sebanyak 2 orang (13)% dan Tidak
sebanyak 9 orang (87% )

27) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan menutup mulut dan
hidung saat batuk atau bersin menggunakan tissu atau lengan baju

Gambar 3.31 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan menutup
mulut dan hidung saat batuk atau bersin menggunakan tissu atau
lengan baju

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari jumlah siswa(i) yang


menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin menggunakan tissu atau
lengan baju pada kelas III di Di SDN Mandikapau Barat 2 diketahui yang
menjawab Ya sebanyak 2 orang (13)% dan Tidak sebanyak 13 orang (87%).
28) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan memakai masker
ketika keluar rumah

Gambar 3.36 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan memakai
masker ketika keluar rumah
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari jumlah siswa(i) berdasarkan
memakai masker ketika keluar rumah pada kelas III di Di SDN Mandikapau Barat
2 diketahui yang yang menjawab Tidak sebanyak 15 orang (100% )

29) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan menjaga jarak 1
meter untuk menghindari virus Covid-19

Gambar 3.37 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


berdasarkan menjaga jarak 1 meter untuk menghindari virus
Covid-19

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari jumlah siswa(i) berdasarkan


berdasarkan menjaga jarak 1 meter untuk menghindari virus Covid-19 pada kelas III
di Di SDN Mandikapau Barat 2 diketahui yang yang menjawab Tidak sebanyak 15
orang (100% )

30) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan mengindari virus
Covid-19 dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun

Gambar 3.38 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan


berdasarkan mengindari virus Covid-19 dengan rutin mencuci tangan
menggunakan sabun

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari jumlah siswa(i) berdasarkan


berdasarkan mengindari virus Covid-19 dengan rutin mencuci tangan menggunakan
sabun pada kelas III di Di SDN Mandikapau Barat 2 diketahui yang menjawab
Ya sebanyak 4 orang (27%) dan Tidak sebanyak 11 orang (73%)
c. Data Vital Statistik
1) Screening (Pemeriksaan Fisik)

Gambar 3.39 Distribusi siswa (i) SDN Mandikapau Barat 2 Berdasarkan


Jenis Kelamin

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 siswa(i) yang mengikuti pengisian
kuesioner pada kelas III di SDN Mandikapau Barat dengan jumlah lai-lai 4 orang
(26,7%) dan perempuan 11 orang (73,3%).

a) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 kelas 3 berdasarkan


kategori IMT

Gambar 3.40 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 kelas III
berdasarkan kategori IMT
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah
siswa(i) yang mengikuti pengkajian fisik pada kelas III di SDN
Mandikapau Barat 2 diketahui kategori kurus 73,3% (11 orang), Ideal
13,3% (2 orang), dan gemuk 13,3% (2 orang).

Gambar 3.41 Pengukuran Berat badan dan Tinggi Badan siswa (i) di SDN Mandiangin Timur 1Distribusi
siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan Imunisasi

imunisasi

lengkap

100%

Gambar 3.42 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat


2 berdasarkan imunisasi
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah siswa(i) yang mengikuti
pengkajian fisik pada kelas III di SDN Mandikapau Barat 2 diketahui sebanyak 100%
(15 orang) mendapatkan imunisasi lengkap.
b) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan Stunting

Gambar 3.43 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan stunting
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah siswa(i) yang mengikuti
pengkajian fisik pada kelas III di Di SDN Mandikapau Barat 2 diketahui yang
mengalami stunting sebanyak 0% (0 orang) dan tidak mengalami 100% (15 orang).
c) Distribusi siswa (i) di SDN Mankapau Barat 2 berdasarkan kesehatan kuku

Gambar 3.44Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan kesehatan kuku

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah


siswa(i) yang mengikuti pengkajian fisik pada kelas III di SDN
Mandikapau Barat 2 diketahui sebanyak 60% (9 orang) pendek dan
bersih, dan sebanyak 40% (6 orang) panjang atau kotor.
d) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan adanya
karies gigi

15 (100%)

Gambar 3.45 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan kondisi kesehatan gigi

Gambar 3.46 Pemeriksaan karies gigi siswa (i) di SDN Mandiangin Timur

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah


siswa(i) yang mengikuti pengkajian fisik pada kelas III di SDN
Mandikapau Barat 2 diketahui sebanyak 100% (15 orang) giginya
berlubang dan terdapat karies pada giginya.
e) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2
berdasarkan adanya kebersihan telinga

Gambar 3.46 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan adanya kebersihan telinga
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah
siswa(i) yang mengikuti pengkajian fisik pada kelas III di SDN
Mandikapau Barat 2 diketahui sebanyak 60% (9 orang) telinganya
dalam kondisi kotor dan sebanyak 40% (6 orang) bersih.

f) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan adanya


kebersihan hidung

Gambar 3.47 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2


berdasarkan adanya kebersihan hidung
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah
siswa(i) yang mengikuti pengkajian fisik pada kelas III di SDN
Mandikapau Barat 2 diketahui sebanyak 86,7% (13 orang) telinganya
dalam kondisi bersih dan sebanyak 13,3% (2 orang) kotor
g) Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan keluhan
sekarang

Gambar 3.48 Distribusi siswa (i) di SDN Mandikapau Barat


2 berdasarkan adanya keluhan

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data dari 15 jumlah siswa(i) yang


mengikuti pengkajian fisik pada kelas III di SDN Mandikapau Barat 2 100%
mengatakan tidak ada keluhan
2. Data Subsistem
a. Lingkungan Fisik
SDN Mandikapau Barat 2 yang berlokasi di Desa Mandikapau Barat Rt.04, Kec.
Karang Intan, Kab. Banjar Prov. Sekolah memiliki 6 ruang kelas yang digunakan
untuk kegiatan belajar mengajar, kelas tersebut terdiri dari ruang kelas I – VI, 1
ruang perpustakaan yang beroperasi sebagai ruang baca siswa(i), 1 ruang guru, 1
ruang kepala sekolah, 2 wc, dan 1 musholla. SDN Mandikapau Barat 2 memiliki 1
orang Kepala sekolah, terdapat 9 orang guru pengajar, dengan jumlah murid
keseluruhan sebanyak 63 orang siswa(i) dan pada kelas III berjumlah 17 orang

Tabel 3.2 Ruangan Yang Terdapat Di SDN Mandukapau Barat 2 Tahun


Ajaran 2020/2021
Keberadaan Fungsi

No. Jenis Tidak


Ada Ya Tidak
Ada
1 Ruang Kepala Sekolah √ √
2 Ruang Guru √ √
3 Ruang Tata Usaha / Koperasi √ √
4 Ruang Tamu √ √
5 Ruang UKS √ √
6 Ruang Perpustakaan √ √
7 Gudang √ √
8 Ruang Kelas √ √
9 Mushola √ √
10 Kantin √ √

Kantor kepala sekolah dan ruang guru


Ruang kelas dan Perpustakaan SDN Mandikapau Barat 2

Musholla SDN Mandiangin Timur 1

Data Pendidik
Tabel 3.3 Data Pendidik dan Tenaga Kepegawaian Di SDN Mandikapau Barat 2
Tahun Ajaran 2020/2021
No. PNS NON PNS
1. Kepala sekolah 1 -
2. Guru Umum 6 3
3. Tata Usaha /Koperasi - -
4. UKS - -
5. Perpustakaan - -

Daftar nama pegawai di SDN Mandikapau Barat 2


Gambaran Kondisi Lingkungan Sekolah
1) Akses Jalan Menuju SDN Mandikapau Barat 2
Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey, akses jalan menuju SDN
Mandikapau Barat 2 berada di jalan utama desa. Kondisi jalan menuju ke SDN
Mandikapau Barat sudah bagus . Jalan yang dilalui didominasi dengan kendaraan roda
2 dan roda 4. Sekolah berada disekitar rumah penduduk. Jalan menuju sekolah juga
sudah berupa aspal yang sangat mudah dijangkau bagi warga desa. Meskipun akses
jalan yang sudah bagus, namun belum adanya rambu-rambu yang menandakan ada
sekolah disekitar jalan tersebut

Kondisi jalan menuju SDN Mandikapau Barat 2


2) Halaman/Pekarangan SDN Mandikapau Barat 2
Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey, kondisi halaman sekolah
terdapat sampah yang berserakan di dekat ruang kelas dan halaman sekolah. Kondisi
perkarangan dan halaman sekolah yaitu tanah yang ditanami bunga dan pohon serta
terdapat rumput tinggi yang berada di halaman Sekolah. Ditengah halaman sekolah
terdapat tiang bendera dan dijadikan sebagai lapangan upacara serta dapat dijadikan
tempat bermain siswa (i) saat sedang istirahat.
Halaman/pekarangan SDN Mandikapau Barat 2
3) Kondisi Bangunan Sekolah
Dari hasil observasi dan windshield survey terdapat 2 jenis bangunan yaitu
permanen dan semi permanen. Bangunan permanen dinding beton terdiri dari ruang
kelas II-VI dan semi permanen dengan dinding kayu pada bangunan ruang kelas I,
ruang perpustakaan, WC, dan ruang guru serta kepala sekolah. Lantai sekolah terbuat
dari semen dan keramik, keseluruhan atap menggunakan seng. Selokan di sekolahan
tampak tidak terawat dan kotor serta kemungkinan akan tersumbat jika terjadi banjir.
Terdapat ventilasi udara serta jendela tiap ruangan kelas dan ruang lainnya. Tidak
terdapat rak sepatu, sehingga alas kaki yang digunakan siswa berantakan didepan area
kelas.

Bangunan permanen dari beton Bangunan Semi Permanen


Jendela dan ventilasi

Jendela dengan trails besi Selokan

4) Ruang Kelas
Berdasarkan hasil windshield survey untuk ukuran kelas yaitu 4,5 m x 6 m utuk
kelas 5 dan 6, sedangkan untuk kelas 1,2,3 dan 4 ukuran kelas yaitu 8m x 6m. Kelas
terlihat tidak terlalu padat karena diisi kurang dari 20 siswa disetiap kelas (kelas 1-6)
hal tersebut sesuai denga syarat kelas sehat, yag dimana jarak syarat kelas yang sehat
yaitu 1,5-1,75 m2 / siswa. Adapun jarak antar papan tulis dan meja paling depan yaitu
kurang lebih 1,5 - 2 meter. Meja belajar yang ada di ruang kelas tersedia dengan bentuk
persegi dengan pemakaian 1 meja untuk 1 siswa(i) dan kursi belajar di kelas yang
terbuat dari kayu, papan tulis sudah menggunakan whiteboards pada kelas 1, papan
tulis menggunakan papan tulis whiteboard, alat kebersihan yang terdiri hanya berupa
sapu ijuk dan sapu lidi disetiap kelas dan disetiap kelas cukup terjaga kebersihannya.
Pada pagi hari proses belajar-mengajar di kelas dalam hal pencahayaan tidak
dibantu dengan penerangan listrik karena adanya pencahayaan alami dari cahaya
matahari yang masuk lewat ventilasi. Sumber listrik hanya terdapat pada beberapa kelas
yaitu kelas 1, 2, dan 3. Sedangkan, pada kelas 4,5 dan 6 tidak terdapat sumber listrik.
Sumber listrik berasalkan dari kabel listrik panjang yang terhubung ditiap kelas yang
berasal dari ruang guru. Terdapat tempat lampu pada beberapa kelas namun tidak
terpasang lampu dan beberapa kelas lainnya tidak terdapat tempat lampu pada bagian
plavon kelas
Semua kelas terdapat ventilasi dengan ukuran 10 m x 45 cm dan letak ventilasi
di atas jendela kelas. Ventilasi udara di semua kelas cukup baik dan tidak ada yang
rusak. Jendela pada setiap ruang kelas terbuka sehingga terjadi pertukaran udara segar
ditiap ruangan.
Kondisi ruang kelas, ventilasi, meja dan kursi serta papan tulis di SDN Mandikapau Barat 2

5) Sarana Air Bersih dan Tempat Mencuci Tangan


Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey, sekolah sudah memiliki
tempat penampungan air tandon dan dapat mengalirkan ke pipa yang terdapat didepan
tiap kelas. Pipa tersebut menjadi sarana siswa(i) untuk mencuci tangan, namun tidak
ditemukannya sabun sebagai alat cuci tangan siswa(i). Hasil observasi didapatkan air
yang terdapat disekolah bersih, tidak berasa dan tidak berbau. Berdasarkan hasil
observasi air yang terdapat di bak penampungan dalam toilet nampak terbuka sehingga
terdapat jentik-jentik nyamuk dan dasar bak penampungan kotor. Selain bak
penampungan WC terlihat adanya ember-ember yang menampung air disekitar WC hal
ini menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Bak WC dan tempat penampungan air lainnya di SDN Mandikapau Barat 2


Kran pipa cuci tangan Tandon Penampungan Air

6) Tempat Pembuangan Sampah


Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey, terdapat beberapa tempat
sampah di depan kelas. Sampah yang terdapat disekolah seperti sampah plastik bekas
makanan, gelas plastik air kemasan, dan kertas-kertas dan dedaunan. Sampah-sampah
yang terkumpul selanjutnya akan dibakar.

Pembuangan dan tumpukan sampah di SDN Mandikapau Barat 2


7) Toilet/WC/Kamar Mandi
Berdasarkan hasil windshield survey keadaan WC yang terdapat di Sekolah
kurang terawat. Hanya terdapat 1 WC yang dapat digunakan oleh siswa(i). Jenis WC
yang digunakan adalah WC jongkok. Untuk penampungan air di WC menggunakan bak
dan ember dan terdapat 1 buah gayung yang digunakan untuk mengambil air. Terdapat
penampungan tinja atau septic tank yang berjarak 1 meter dibelakang WC.
Ukuran toilet bagi siswa(i) yaitu 2x1 m dan tidak terdapat ventilasi. Jumlah
rasio WC siswa(i) di SDN Mandikapau barat 2 yaitu 1:63 untuk siswa laki-laki dan siswa
perempuan. Hal tersebut tidak memenuhi syarat standar sekolah yaitu ratio WC siswa:
1: 20.

WC siswa (i) SDN Mandikapau Barat 2

8) Tempat Jajanan di Sekolah


Berdasarkan hasil windshield survey tidak terdapat kantin di dalam lingkungan
Sekolah. Namun, terdapat 2 buah warung menjual jajanan diluar lingkungan Sekolah.
Lokasi warung yang berada diseberang sekolah membuat siswa(i) harus menyebrang
ketika ingin berbelanja. Untuk warung terpelihara dan makanan yang dijual tertutup.
Adapun jenis jajanan yang tersedia yaitu berupa gorengan, makanan ringan dalam
kemasan dan minuman dingin yang dibungkus.
Kantin dan jajanan yang dijual
9) Kebisingan
Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey, sekolah terletak di pedesaan,
sehingga untuk suara kendaraan bermotor ataupun kendaraan ronda empat jarang
melintas dan tidak jarang terdengar suara. Kondisi jalan tampak lengang hanya ada
beberapa kendaraan bermotor yang melewati jalan sesekali. Kendaraan yang sering
melintas yaitu kendaraan roda dua dan mobil. Di lingkungan juga tidak ada pabrik
ataupun kebisingan yang ditimbulkan dari suara mesin atau pekerjaan warga. Menurut
keterangan salah satu siswa saat ditanya, pembelajaran di sekolah cukup kondusif dan
berjalan dengan lancar, tidak ada suara bising yang mengganggu pembelajaran.

Suasana dilingkungan SDN Mandikapau Barat 2


10) Tumbuhan dan Binatang disekitar Sekolah
Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey, terdapat tanaman bunga yang
berada di halaman depan kelas, juga banyak terdapat tanaman pepohonan seperti
pohon mangga, pohon sawo, pohon kelapa, dan pohon nangka. Tidak terdapat
tanaman obat-obat di lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan windshield
survey, terdapat hewan milik warga sekitar sekolah yang masuk ke lingkungan
sekolah seperti ayam dan itik. Terdapat juga hewan membahayakan di dalam
lingkungan sekolah seperti lebah yang cukup banyak pada pepohonan didepan
halaman kelas yang berterbangan di lingkungan sekolah.

Tanaman di lingkungan SDN Mandikapau Barat 2

Hewan di lingkungan SDN Mandikapau Barat 2

b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


Berdasarkan hasil observasi, windshield survey dan wawancara bersama 3 guru
pengajar di SDN Mandikapau Barat 2, Karang Intan, Martapura pelayanan kesehatan
yang didapatkan dari puskesmas Karang Intan yaitu pemeriksaan kesehatan terjadwal
yang meliputi BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) dan vaksinasi Campak.
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dijadwalkan berkala setiap 6 bulan sekali pada
bulan februari dan bulan agustus. Vaksinasi campak 1 diberikan pada kelas 1,2 dan 3
pada bulan Oktober yang lalu. Di SDN Mandikapau Barat 2 Tidak terdapat UKS.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SDN Mandikapau Barat 2, UKS terakhir
kali aktif pada tahun 2019. Berdasarkan hasil wawancara tersebut guru SDN
Mandikapau Barat 2 mengatakan bahwa UKS tidak aktif lagi karena tidak tersedianya
ruang khusus UKS. Ruang UKS Sebelumnya memakai ruang kelas 1 yang dibagi 2
namun, karena siswa kelas 1 sudah mulai bertambah dan ruangan jadi sesak akhirnya
Ruang UKS yang menyatu dengan Ruang Kelas 1 dihilangkan. UKS di SDN
Mandikapau Barat 2 dibentuk pada tahun 2014-2019. UKS dikelola oleh pembina UKS
yaitu guru penjaskes yang berdiri pada tahun 2014. Kegiatan yang dimiliki UKS adalah
pengkaderan dokter kecil yang menyesuaikan dengan program dari Puskesmas Karang
Intan. Doker kecil direkrut dari siswi kelas 5 dan 6. Pengkaderan terakhir dokter kecil
pada tahun 2017 dan setelah itu tidak aktif lagi. Tidak ada kegiatan dan pembinaan
kusus dari UKS sepetri tidak ada jadwal jaga UKS, tidak ada pembukuan siswa(i) sakit
dan tidak ada program khusus dari UKS. Kegiatan kesehatan biasanya hanya
menunggu dari Puskesmas Karang Intan. Saat dilakukan observasi terdapat kotak P3K
yang kosong. Untuk ketersediaan perlengkapan UKS yang tersedia adalah kotak UKS
tetapi untuk perlengkapan obat-obatan kurang terpenuhi dikarenakan sudah expired dan
masih dalam proses pengajuan anggaran dana BOS.
Untuk pelayanan kesehatan jika siswa ada yang sakit biasanya diatangani
langsung oleh guru dan jika parah langsung di rujuk ke puskesmas. Berdasarkan hasil
wawancara dengan 3 Guru pengajar SDN Mandikapau Barat 2, menyatakan bahwa jika
ada siswa (i) sakit ringan seperti flu, gatalan, sakit perut, luka lecet, luka ringan
langsung di bawa berobat ke puskesmas Karang Intan. Apabila siswanya sakit di
rumah, orangtua juga bisa langsung mengabarkan ke sekolah bahwa anaknya sakit.
Berdasarkanhasil wawancara dengan 3 orang tidak diaktifkan kembali UKS karena
kekurangan Ruangan. Usaha yang dilakukan sekarang adalah menganggarkan dana
untuk membangun ruangan baru untuk ruang UKS
Pengkategorian Strata UKS Berdasarkan Kriteria Strata
Tidak
No Strata Ada Ada
Pendidikan Kesehatan
1 Strata Minimal
1. Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler. √
2. Pendidikan kesehatan dilakukan secara kurikuler. √
3. Guru membuat rencana pembelajaran Pendidikan kesehatan . √
4. Buku pegangan guru dan bacaan tentang Pendidikan kesehatan. √
2 Strata Standar
Dipenuhinya strata minimal
1. Memiliki guru mata pelajaran jasmani √
3 Strata Optimal
Dipenuhinya strata standar

1. Pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata pelajaran lain √


2. Pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakulikuler √
3. Memiliki alat peraga Pendidikan kesehatan √
4. Memiliki media Pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain). √
4 Strata Paripurna
Meliputi dilaksanakannya strata optimal.

1. Memiliki guru Pembina UKS. √


2. Program kemitraan Pendidikan kesehatan dengan instansi terkait √
seperti:
a. Puskesmas √
b. Kepolisian √
c. Palang Merah Indonesia (PMI) √
d. Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian dll. √

Pelayanan Kesehatan :
1 Strata Minimal
Meliputi dilaksanakannya :
1. Penyuluhan kesehatan √
2. Imunisasi √
3. Penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas 1, √
2, 3 SD
2 Strata Standar
Meliputi dilaksanakannya strata minimal.
1. Penjaringan kesehatan √
2. Pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran √
tinggi dan berat badan
3. Pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku kartu √
menuju sehat (kms) rujukan bila diperlukan
4. Ada dokter kecil melaksanakan pertolongan pertama pada √
kecelakaan (P3K)
5. Pengawasan warung/kantin sekolah. √

3 Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar
1. Dana sehat/dana UKS √
2. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa. √
4 Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal
1. Konseling Kesehatan Remaja bagi jasmani √
2. Pengukuran tingkat kesegaran jasmani. √
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat :
1 Strata Minimal
1. Ada air bersih √
2. Tempat cuci tangan √
3. WC/jamban yang berfungsi √
4. Tempat sampah √
5. Saluran pembuangan air kotor yang berfungsi √
6. Halaman/pekarangan/lapangan √
7. Pojok UKS

8. Melakukan kegiatan mengubur, menguras dan membakar (3M)
plus, sekali seminggu. √
2 Strata Standar
Memenuhi strata minimal
1. Kantin/warung sekolah √
2. Memiliki pagar √
3. Penghijauan/perindangan √
4. Ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup √
5. Ruang UKS tersendiri dengan peralatan sederhana √
6. Memiliki tempat ibadah √
7. Lingkungan sekolah bebas jentik √
8. Jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m √
9. Melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas

narkoba dan miras
3 Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar
1. Tempat cuci tangan di beberapa tempat dengan air mengalir/kran √
2. Tempat cuci peralatan masak/makan di kantin/warung sekolah √
3. Petugas kantin yang bersih dan sehat √
4. Tempat sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah √
akhir di sekolah
5. Jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat kesehatan dan √
kebersihan
6. Halaman yang cukup luas untuk upacara dan berolahraga √
7. Pagar yang aman √
8. Memilki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap √
9. Terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan √
miras.
4 Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal
1. Tempat cuci tangan di setiap kelas dengan air mengalir/kran √
dilengkapi sabun.
2. Kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang √
terlatih √
3. Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan. √
4. Sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan

sampah di luar sekolah/umum. √
5. Ratio WC:siswa = 1:20, saluran pembuangan air tertutup. √
6. Pagar yang aman dan indah. √
7. Taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label dan √
pengolahan hasil kebun sekolah. √
8. Ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan
cukup).
9. Ratio kepadatan siswa 1:1,5-1,75 m2 √
10. Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.
Kotak P3K di SDN Mandikapau Barat 2
c. Ekonomi
Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey, tidak terdapat kantin di
lingkungan sekolah sekolah, hanya terdapat 2 warung yang menjadi tempat para siswa
belanja saat jam istirahat yang terdapat diluar lingkungan sekolah, para siswa harus
menyeberang jalan terlebih dahulu untuk menuju warung di luar sekolah tersebut,
warung tampak tidak bersih, dan makanan yang diperjualbelikan seperti makanan
gorengan, mie, minuman sachet dan snack-snack jajanan.

Warung/tempat berbelanja siswa SDN Mandikapau Barat 2

d. Keamanan dan Transportasi


Berdasarkan hasil hasil observasi windshield survey dan wawancara
dengan guru setempat SDN Mandikapau Barat 2 diketahui bahwa tidak terdapat
penjaga sekolah yang bertugas menjaga keamanan di lingkungan sekolah dan
juga tidak terdapat aparat desa yang membantu menyeberangkan siswa yang akan
menyeberang jalan pada pagi dan siang hari. Guru pengajar juga mengatakan
tidak pernah terjadi tindak kekerasan baik berupa kekerasan fisik, kekerasan
seksual maupun jenis kekerasan lainnya disekolah tersebut. Para siswa terkadang
ada beberapa perkelahian namun dapat diatasi oleh para guru pengajar setempat
ataupun pelajar lainnya
Berdasarkan hasil hasil observasi windshield survey, terdapat pagar
sekolah di lingkungan sekolah yang terbuat dari kayu, namun pagar tidak semua
menutupi area sekolah dan hanya ada pada beberapa bagian sekolah yang tertutup
pagar, pagar sekolah tampak tidak terawat tampak sudah rusak dan terdapat
sampah berserakan disamping-samping pagar.

Pagar SDN Mandikapau Barat 2

Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey didapatkan guru disekolah


tersebut menggunakan mode transportasi motor dan mobil dan siswa menggunakan
sepeda untuk pergi ke sekolah. Terdapat hanya satu tempat parkir dengan luas sekitar
1,5 x 3 meter yang diguankan untuk siswa memparkirkan sepeda. Lokasi tempat parkir
berada disebelah ruang kepala sekolah. Meskipun terdapat parkiran disekolah tersebut,
masih terdapat beberapa sepeda siswa yang parkir dibawah pohon. Motor para guru
juga tidak diparkirkan dengan rapi di tempat parkir. Terlihat motor milik guru parkir
dibawah pohon didepan ruang guru.

Transportasi guru SDN Mandikapau Barat 2


Transportasi siswa dan tempat parkir di SDN Mandikapau Barat 2

e. Politik dan Pemerintahan


Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey didapatkan papan
spanduk dengan bertuliskan Visi-Misi & Tujuan Sekolah SDN Mandikapau Barat 2
terdapat di depan Ruang Kepala sekolah. SDN SDN Mandikapau Barat 2 juga memiliki
struktur keorganisasian sekolah yang tertempel di Ruang Kepala Sekolah
1) Visi Sekolah
Misi“Menciptakan
Sekolah Siswa yang Cerdas Dengan Dilandasi Sikap Solidaritas dan
Taqwa Kepada Tuhan yang Maha Esa”

a. Menyiapkkan pendidikan yang unggul dibidang imtaq dan intek


b. Mengoptimalkan PBM dan bimbingan yang menerapkan kegiatan
PAIKEM
c. Menanamkan keyakinan melalui ajaran agama yang dianutnya
d. Membina akhlak dan budi pekerti luhur
e. Membina sikap disiplin, jujur, dan bertanggungjawab.
f. Membina kecakapan, keterampilan secara berkesinambungan dan terarah.

2) Tujuan Sekolah

a. Dapat mengamalkan ilmu pengetahuan yang dimiliki


b. Dapat melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dengan baik dan benar
c. Dapat meraih prestasi akademik dan non akademik minimal di tingkat
kecamatan
d. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal
melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.
e. Menjadi sekolah kebanggaan masyarakat
Papan visi misi dan nama sekolah beserta organisasinya

Foto guru dan Struktur organisasi sekolah


f. Pendidikan
Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey didapatkan beberapa poster
telah terpasang di area sekolah, tepatnya didepan kelas. Keadaan poster beberapa
terlihat rusak atau sobek. Dari keseluruhan poster, hanya terdapat poster mengenai
“menjaga lingkungan bersih” dan “membuang sampah pada tempatnya” yang berkaitan
tentang kesehatan. Belum ditemukan poster-poster yang spesifik terkait kesehatan yang
dapat dilakukan oleh siswa seperti cara menyikat gigi, cara cuci tangan, arahan
menggunakan masker dan lainnya.
.

Poster selogan-selogan dalam pendidikan di SDN Mandkapau Barat 2.

g. Komunikasi
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa bahasa yang banyak dan sering
digunakan sehari-hari oleh siswa untuk berkomunikasi dengan siswa yang lainnya
maupun dengan guru adalah bahasa Banjar. Namun bahasa yang digunakan saat
pembelajaran adalah bahasa Indonesia dan banjar. Di sekitar sekolah tidak terdapat
adanya papan pengumuman ataupun majalan dinding yang tertempel.
Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey didapatkan tidak ada fasilitas
dari sekolah terkait pengadaan internet (wifi) atau komputer untuk siswa. Hanya terlihat
masing-masing guru membawa laptop di ruang guru. Tidak ada speaker/mikrophone
sebagai alat komunikasi, namun sebagai gantinya terdapat lonceng sebagai penanda jam
masuk sekolah, pergantian mata pelajaran, jam istirahat dan jam pulang sekolah.

Lonceng SDN Mandikapau Barat 2

Laptop Guru SDN Mandikapau Barat 2

h. Rekreasi
Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey terdapat satu lapangan bulutangkis
yang mana kondisinya sudah lama tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Terlihat
saat jam istirahat anak-anak bermain didepan kelas atau bersepeda mengelilingi
halaman sekolah tanpa ada pengawasan dari guru atau orang dewasa lainnya.
Permainan ini cukup aman bagi anak-anak selama dilakukan di halaman sekolah.
Didalam kelas V & VI terdapat pojok baca yang dapat dimanfaatkan untuk siswa(i)
untuk membaca buku.

Anak-anak yang bersepad di halaman SDN Mandikapau


Barat 2

Pojok baca di kelas V dan VI SDN Mandikapau Barat


D. ANALISIS MASALAH
Tabel 3.5 Analisa Masalah Kesehatan Sekolah SDN Mandikapau Barat 2
No. Data Etiologi Problem
1. Data Subjektif: Kurang Kerusakan Gigi pada
 Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa(i) SDN Mandikapau mengatakan jarang sikat pengetahuan siswa(i) kelas 3 SDN
sakitgigi karena lupa saat ingin pergi ke sekolah mengenai Mandikapau Barat 2
kesehatan gigi
Data Objektif:
 Berdasarkan data pemeriksaan fisik pada 15 siswa mengikuti pengkajian fisik pada kelas III
di SDN Mandikapau Barat 2 diketahui sebanyak 100% (15 orang) giginya berlubang dan
terdapat karies pada giginya

2. Data Subjektif: Kurang petunjuk Ketidaefektifan


 Berdasarkan hasil wawancara didapatkan Pengorganisasian UKS sudah lama tidak aktif dri untuk bertindak manajemen kesehatan
tahun 2019 saat pandemi 19 komunitas di SDN
 Berdasarkan hasil wawancara didapatkan pihak sekolah mengatakan jika dulunya SDN
Mandikapau Barat 2
Mandikaau Barat memiliki ruang UKS, namun dikarenakan sekolah kekurangan ruang kelas.
Makar uang UKS dialihfungsikan menjadi ruang kelas.
 Berdasarakan hasil wawancara, pengadaan perlengkapan UKS masih menunggu pengajuan
anggaran ke dana BOS
 Berdasarkan hasil wawancara tentang pertanyaan menjaga jarak 1 meter untuk menghindari
virus Covid-19 pada kelas III di Di SDN Mandikapau Barat 2 diketahui yang yang menjawab
Tidak sebanyak 15 orang (100% )
 Berdasarkan hasil wawancara tentang pertanyaan mengindari virus Covid-19 dengan rutin
mencuci tangan menggunakan sabun pada kelas III di Di SDN Mandikapau Barat 2 diketahui
yang menjawab Ya sebanyak 4 orang (27%) dan Tidak sebanyak 11 orang (73%)
 Berdasarkan hasil wawancara tentang pertanyaan memakai masker ketika keluar rumah pada
kelas III di Di SDN Mandikapau Barat 2 diketahui yang yang menjawab Tidak sebanyak 15
orang (100% )
Data Objektif:
 Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey, di SDN Mandikapau Barat 2 tidak
terdapat ruang UKS
 Berdasarkan pengecekan strata UKS didapatkan bahwa UKS SDN Mandikapau Barat 2
adalah Strata minimal
 Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey, didapatkan kotak P3K yang kosong
 Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey, terdapat pipa kran sebagai saran cuci
tangan siswa(i), namun sekolah tidak menyediakan sabun.
 Berdasarkan hasil observasi dan windshield survey, tidak terdapat poster mengenai menjaga
Kesehatan para siswa(i) seperti cara mencuci tanga, menjaga kebersihan mulut, dan lainnya.
 Saat pengkajian terlihat 10 dari 15 orang siswa(i) kelas III di SDN Mandikapau Barat 2 tidak
menggunakan masker saat di kelas
E. SKORING PRIORITAS MASALAH
Tabel 3.6 Skoring Prioritas Masalah Kesehatan Sekolah SDN Mandikapau Barat 2 berdasarkan Kriteria Mueckes’s

Waktu yang
Kesesuaian Tingkat Potensi diharapkan
Prevalensi Minat Ketersedian
Masalah keperawatan dengan Keparahan pengurang program Total
risiko masyarakat sumber daya
CHN risiko an risiko memberikan
efek
Ketidakefektifan 2 2 2 2 2 2 2 14
Manajemen
Kesehatan Sekolah
SDN Mandikapau
Barat 2 b/d Kurang
petunjuk untuk
bertindak
Kerusakan Gigi pada 2 2 2 2 2 1 1 12
siswa(i) kelas 3
SDN Mandikapau
Barat 2 b.d Kurang
pengetahuan
mengenai kesehatan
gigi
F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.7 Rencana Asuhan Keperawatan Kesehatan Sekolah SDN Mandikapau Barat 2
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
1. Ketidaefektifan manajemen NOC: Status Kesehatan Komunitas (Siswa SDN NIC: Pengembangan Kesehatan
kesehatan komunitas di SDN Mandikapau Barat (2701) Komunitas (Siswa SDN
Mandikapau Barat 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x Mandikapau Barat 2) (8500)
pertemuan diharapkan masalah dapat teratasi dengan 1. Identifikasi bersama masyarakat
kriteria hasil : sekolah mengenai masalah,
1. Tingkat partisipasi dalam program kesehatan kekuatan dan prioritas kesehatan
sekolah (Dari skala 2 menjadi skala 4) 2. Bantu sekolah dalam pembuatan
pengorganisasian UKS di SDN
Keterangan : Mandikapau Barat 2
Skala 1 : Buruk 3. Bantu sekolah dalam pengisian
Skala 2 : Cukup baik kotak P3K dan perlengkapan
Skala 3 : Baik penungjang UKS
Skala 4 : Sangat baik 4. Tingkatkan jaringan mengenai
Skala 5 : Sempurna dukungan komunitas (kerjasama
dengan pihak puskesmas)
NOC: Pengetahuan: Promosi Kesehatan (1823) tentang pengaktifan kembali
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x UKS.
pertemuan diharapkan masalah dapat teratasi dengan 5. Fasilitasi implementasi dan
kriteria hasil : revisi dari rencana komunitas
1. Perilaku yang meningkatkan kesehatan (Dari skala 2 yaitu dengan menfasilitasi
menjadi skala 4) melengkapi persyaratan UKS
yang sesuai dengan stratanya.
Keterangan
Skala 1 : Tidak ada pengetahuan
Skala 2 : Pengetahuan terbatas
Skala 3 : Pengetahuan sedang
Skala 4 : Pengetahuan banyak
Skala 5 : Pengetahuan sangat banyak
NIC:Pengajaran: Keterampilan
Psikomotor (5620)
1. Kaji kemampuan dan kesiapan
masyarakat sekolah mengenai
PHBS masa pandemic (cuci
tangan, menjaga jarak, dan
memakai masker)
2. Penyuluhan kesehatan cara cuci
tangan, memakai masker, dan
menjaga jarak
3. Sediakan media berupa poster atau
leaflet
4. Fasisilitasi siswa(i) untuk
mempraktikan kebersihan tangan
dan menggunakan masker
5. Berikan waktu kepada masyarakat
sekolah untuk mempraktikkan
keterampilan mencuci tangan dan
menggunakan masker
6. Observassi kemampuan
keterampilan masyarakat sekolah
7. Berikan umpan balik kepada
masyarakat sekolah
2. Kerusakan Gigi pada siswa(i) NOC: Pengetahuan: Perilaku Kesehatan (1805) NIC: Pendidikan Kesehatan (5510)
Kelas 3 SDN Mandikapau Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 1x 1. Targetkan sasaran pada
Barat 2 b.d Kurang pertemuan diharapkan tingkat pemahaman yang kelompok berisiko tinggi dan
pengetahuan mengenai disampaikan tentang peningkatan dan perlindungan rentang usia yang akan
kesehatan gigi Kesehatan meningkat, dengan kriteria hasil : mendapat manfaat besar dari
1. Layanan peningkatan kesehatan (dari skala 2 menjadi pendidikan kesehatan.
skala 4) 2. Identifikasi faktor internal atau
eksternal yang dapat
Keterangan: mengingkatkan atau mengurangi
Skala 1 : Tidak ada pengetahuan motivasi untuk berperilaku sehat
Skala 2 : Pengetahuan terbatas 3. Rumuskan tujuan dalam
Skala 3 : Pengetahuan sedang program pendidikan kesehatan
Skala 4 : Pengetahuan banyak (pendidikan kesehatan mengenai
Skala 5 : Pengetahuan sangat banyak cara menggosok gigi dengan
baik dan benar) kepada siswa(i)
4. Kembangkan materi pendidikan
tertulis yang tersedia sesuai
dengan audiens yang menjadi
sasaran.
5. Penyuluhan kesehatan dengan
mendemonstrasikan
keterampilan menyikat gigi yang
benar pada siswa(i) sekolah
6. Berikan waktu kepada siswa(i)
sekolah untuk mempraktikkan
keterampilan menyikat gigi
dengan benar
7. Rencanakan tindak lanjut jangka
panjang untuk memperkuat
perilaku kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2008, . Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di


Sekolah, Jakarta : Departemen Kesehatan

Djatmiko, Yayat Hayati, Prof. Dr. (2008). Perilaku Organisasi. Bandung : Alfa
Beta

Herawati, Neni FS. 2012. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas I.


Banjarbaru: PSIK FK UNLAM.

Herdman, T. Heather, 2012, Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klassifikasi


2012- 2012, Jakarta : EGC

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.


2012. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
SekolahKementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman pelaksanaan
UKS di sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, 2012.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.


2012. Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah.

Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri


Agama dan Menteri Dalam Negeri. Nomor 26 Tahun 2003 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Keputusan Bersama Menteri


Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia No. 1/U/SKB/2003, No.
1067/MENKES/VII/2000, No. MA/230 A/2003, No. 26 Tahun 2003
Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.

Sumantri, M., 2007, Pendidikan Wanita, dalam Ali, M., Ibrahim, R.,
Sukmadinata, N.S., dan Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan: Handbook.. Bandung : Pedagogiana Press

Yuniar Tanti, Sip. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Agung Media mulia.
LAMPIRAN
Pemeriksaan Fisik & Lembar Kuesioner

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
JL. A. Yani, Km. 36,00 Banjarbaru 70714 – Kalimantan Selatan

Pemeriksaan Fisik

BB TB IMT Kuku Keluhan


No Nama Gigi Telinga Hidung Sekarang
(kg) (cm)
1. 35 124 25,7 Berlubang Bersih Bersih Panjang Tidak ada
An. S
dan kotor
2. An. N 21 120 30,24 Berlubang Bersih Bersih Panjang Tidak ada
dan kotor
3 An. R 18 113 14,17 Belubang Bersih Bersih Pendek
dan
banyak
karies
4. 26 122 17,56 Belubang Kotor Bersih Pendek Tidak ada
An. N.A
dan
banyak
karies
5. An. N.H 20 118 14,38 Berlubang Bersih Bersih Pendek Tidak ada

6. An. R 26 128 20,58 Belubang Kotor Bersih Pendek Tidak ada


dan
banyak
karies
7. 19 114 14,72 Berlubang Kotor Bersih Pendek Tidak ada
An. N
dan
banyak
karies
8. An. N.S 19 111 15.44 Berlubang Bersih Bersih Pendek Tidak ada
9. An. M. J 18 116 13,43 Berlubang Bersih Bersih Pendek Tidak ada
10. An. M. H 26 124 Berlubang Kotor Bersih Panjang Tidak ada
dan kotor
11. An. M. K 23 127 14,28 Berlubang Kotor Bersih Panjang Tidak ada
dan tidak dan bersih
rapi
12. An. M. A 27 116 20,14 Berlubang Kotor Bersih Pendek Tidak ada
13. An. M 20 114 15,50 Berlubang Bersih Bersih Pendek Tidak ada
14. An. K 20 117 14,70 Berlubang Bersih Bersih Pendek Tidak ada
15. An. Ka 22 125 14,10 Ada karies Bersih Bersih Pendek Tidak ada
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
PADA ANAK SEKOLAH DI SDN MANDIKAPAU BARAT 2

Tanggal 22 – 27 November 2021

Oleh
KELOMPOK B:
Laila Rahmaniah S.Kep NIM. 2030913320061
Mukhlis Z A Kumbara S.Kep NIM. 2030913310068
Yuliani S.Kep NIM. 2030913320064
Surya Anggi Pratama S.Kep NIM. 2030913310048
Rika Divianty S.Kep NIM. 2030913320045
Rismayanti Maimunah S.Kep NIM. 2030913320062

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
PADA ANAK SEKOLAH DI SDN MANDIKAPAU BARAT 2
Tanggal 22 - 27 November 2021

Oleh:
KELOMPOK B:

Laila Rahmaniah S.Kep NIM. 2030913320061


Mukhlis Z A Kumbara S.Kep NIM. 2030913310068
Yuliani S.Kep NIM. 2030913320064
Surya Anggi Pratama S.Kep NIM. 2030913310048
Rika Divianty S.Kep NIM. 2030913320045
Rismayanti Maimunah S.Kep NIM. 2030913320062

Banjarbaru, November 2021


Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Kurnia Rachmawati, S.Kep.,Ns.,MNSc NIP. Mahmuddin, S. Kep. Ns


19841112201720019001 NIP. 19880806 201001 1 003
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Penyuluhan :
Pokok Bahasan : Perilaku hidup bersih dan sehat
Sasaran : Siswa(i) SDN Mandikapau Barat 2
Tempat : Ruang Kelas III SDN Mandikapau Barat 2
Waktu : 09.30 – selesai
Hari, tanggal : Kamis, 25 November 2021
Media : Video, Poster, Alat peraga

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan dapat
memahami tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Menjelaskan dan memahami pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
2. Menjelaskan dan memahami terkait protokol kesehatan Covid-19 dengan 5 M
3. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
4. Menjelaskan manfaat menggosok gigi.
5. Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
6. Memahami dan memperagakan cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
C. Kegiatan Penyuluhan
Alokasi waktu :
1. Pembukaan : 5 menit
2. Peyampaian materi : 10 menit
3. Penutup : 10 menit

Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu


Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah dan 5 menit
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan menonton
diri video
3. Bina hubungan
saling percaya.
4. Menyampaikan
tujuan pokok materi
Penyampaian Menjelaskan materi 1. Mendengarkan Ceramah dan 20 menit
Materi tentang: menonton
1. Pengertian perilaku 2. Menanyakan video
hidup bersih dan materi yang Dan
sehat belum demonstrasi
2. Protokol kesehatan dimengerti dengan alat
pada Covid-19 peraga
dengan 5 M
3. Pengertian
kesehatan gigi dan
mulut secara benar.
4. Manfaat menggosok
gigi.
5. Tanda dan gejala
adanya kerusakan
gigi.
6. Cara perawatan gigi
dan mulut secara
tepat.
Penutup 1. Meminta 1. Menjawab Demonstrasi 10 menit
memperagakan cara pertanyaan Tanya jawab
mencuci tangan 6 2. Menjawab
langkah salam
2. Meminta
menyebutkan
protokol kesehatan
Covid-19 dengan 5
M
3. Meminta
memperagakan cara
menggosok gigi
yang benar
4. Menanyakan
kembali tentang
penyebab terjadinya
kerusakan gigi
5. Menarik
kesimpulan
6. Menyampaikan
hasil Evaluasi
7. Menutup
penyuluhan (salam)

D. Garis Besar Materi ( Terlampir)


1. Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
2. Protokol kesehatan pada Covid-19 dengan 5 M
3. Pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
4. Manfaat menggosok gigi.
5. Tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
6. Cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
E. Setting Tempat

A A B

E E E

E E E

E E E

C D D

Keterengan :
A : Penyuluh 1: Laila Rahmaniah, S.Kep.
Penyuluh 2 : Yuliani, S.Kep
B : Moderator : Mukhlis Zainun AK, S.Kep.
C : Observer : Rismayanti Maimunah, S.Kep.
D : Fasilitator : Rika Divianty, S.Kep.
Surya Anggi Pratama, S.Kep.
E : Peserta : Siswa(i) kelas III SDN Mandikapau Barat 2
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
a. Persiapan klien sudah terlaksana dengan baik berupa kontrak waktu, topic dan
tempat.
b. Persiapan alat bantu dan media yang digunakan untuk penkes
2. Evaluasi Proses
a. Klien mampu mengikuti pembelajaran dengan baik sampai selesai
b. Klien kooperatif dalam mengikuti pembelajaran
c. Klien dapat bekerjasama dengan perawat
d. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan baik
e. Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran
3. Evaluasi hasil
a. Evaluasi kognitif
Menanyakan kepada klien
1) Menyebutkan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
2) Menyebutkan protokol kesehatan 5 M Covid 19
3) Menyebutkan cara menggosok gigi yang benar
4) Menyebutkan manfaat membersihkan telinga dan kuku dengan rutin
Penilaian
No Keterampilan Skor

Menyebutkan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat


Menyebutkan protokol kesehatan 5 M Covid 19
Menyebutkan manfaat menggosok gigi yang benar
Menyebutkan manfaat membersihkan telinga dan kuku
dengan rutin

Keterangan :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tapi tidak sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna

Nilai = Jumlah nilai yang didapat x 100%


Jumlah aspek yang dinilai x 2

Kategori hasil:
> 75 % : pengetahuan baik,
56 % - 75 % : pengetahuan cukup,
< 56 % : pengetahuan kurang.
H. Lampiran
- Materi Lengkap
G. Referensi :
Kementrian Sosial Republik Indonesia. 2020. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)
Penguatan Kapabilitas Anak Dan Keluarga. Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak -
Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial
Departemen Kesehatan RI. 2000. Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Indonesia
Sehat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Notoatmodjo. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pratiwi. 2007. Gigi Sehat. Jakarta: Penerbit Kompas Media Nusantara.
Sri Gupta, A.A. 2004. Perawatan Gigi dan Mulut. Cetakan Pertama. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher
1.1 Lampiran Materi Penyuluhan

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

A. Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


1. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan orientasi hidup
sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang bertujuan untuk
meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik secara fisik, mental,
spiritual, maupun sosial. Perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok,
keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, serta perilaku sehingga masyarakat sadar, mau
dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat. Melalui PHBS
diharapkan masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalah sendiri dan dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatannya (Notoadmodjo S, 2007).
2. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar
mau dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut menjadi penting
untuk dilakukan agar masyarakat sadar dan dapat mencegah serta mengantisipasi
atau menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang mungkin muncul. Selain itu,
dengan menerapkan dan mempraktikan PHBS diharapkan masyarakat mampu
menciptakan lingkungan yang sehat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Dalam implementasinya, kebermanfaatan PHBS ini dapat diterapkan di berbagai
area, seperti sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan masyarakat.
3. Indikator PHBS
Penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari memiliki tolok ukur yang dapat
digunakan sebagai ukuran bahwa seseorang dikatakan sudah melakukan atau
memenuhi kriteria menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
a. Menggunakan Air Bersih.
Menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi,
hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung
kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
b. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar.
Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan
berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan
bersih dan terbebasas dari kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan
melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan
hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum
menyusui bayi. Pada situasi berkembangnya virus korona seperti saat ini, cuci
tangan menggunakan sabun dengan air mengalir adalah keharusan. Mencuci
tangan harus memperhatikan aturan dengan membersihkan seluruh bagian dari
tangan.
c. Gunakan Jamban Sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban
sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat
dijamah oleh hewan seperti serangga dan tikus, tidak mencemari tanah
sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap
pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia
air, sabun, dan alat pembersih yang memadai.
d. Memberantas jentik nyamuk di rumah sekali seminggu secara rutin.
Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB
adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam
rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, talang air, dan media
penyimpanan lainnya yang menampung air. Kegiatan ini dianjurkan dilakukan
secara teratur setiap minggu dan konsisten. Selain itu juga perlu dilakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur,
Menutup) dan melakukan fogging di tempat-tempat yang dimungkinkan adanya
jentik nyamuk secara berkala.
e. Makan makanan yang sehat dan bergizi.
Dianjurkan agar keluarga mengkonsumsi jenis makanan yang bersih dan sehat
seperti mengandung banyak vitamin, serat, mineral dan zat-zat yang dibutuhkan
oleh tubuh serta bermanfaat bagi kesehatan.
f. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Melakukan aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang
mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik,
mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari. Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari yakni olahraga ringan, jalan kaki, jogging, berkebun, dan lain-
lainnya.
g. Tidak merokok.
Hindari merokok asap rokok dapat mencemari kualitas udara yang dihirup. Di
dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan
kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO)
(Promkes, 2013).
4. Gambaran PHBS
Berikut adalah gambaran jenis-jenis perilaku hidup sehat yang harus dipahami,
diterapkan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari agar hidup sehat dan
terjaga dari serangan penyakit, (Depkes RI, 2007):
a. Mandi
Perilaku mandi menggunakan sabun mandi dan air bersih dilakukan minimal 2x
sehari pada pagi dan sore hari yang bertujuan untuk :
- Menjaga kebersihan kulit.
- Mencegah penyakit kulit/ gatal-gatal.
- Menghilangkan bau badan.
- Menghilangkan kuman dan virus.
b. Mencuci rambut
Perilaku mencuci rambut dilakukan 2x seminggu menggunakan shampo dan air
bersih, bertujuan untuk membersihkan rambut dan kulit kepala dari kotoran dan
memberikan rasa segar.
c. Membersihkan hidung
Perilaku membersihkan lubang hidung perlu dilakukan pada setiap kali mandi
guna membuang kotoran yang ada dan melancarkan jalan udara untuk bernafas.
Namun demikian, saat situasi berjangkitnya virus korona, sebaiknya tidak
sembarangan menyentuh atau membersihkan hidung, mata, mulut dan
menyentuh muka dengan tangan yang tidak yakin bersih. Hal-hal tersebut akan
mempermudah masuknya virus ke dalam tubuh. Tutuplah mulut dan hidung
dengan siku terlipat saat batuk atau bersin.
d. Membersihkan hidung
Sama halnya dengan hidung, telinga juga harus di bersihkan saat mandi.
Bersihkan bagian daun telinga ataupun luar telinga. Hindari mengorek telinga
terutama dengan mengunakan benda-benda yang tidak aman dan tajam seperti
penjepet rambut. Jika ada kotoran yang mengeras, minta banduan dokter untuk
membersihkannya. Batasi penggunaan headset untuk mendengar musik. Berilah
waktu telinga Anda untuk beristirahat. Anda dapat mengikuti aturan 60/60 saat
mendengarkan musik melalui headset. Artinya, batas volume musik Anda adalah
tidak lebih dari 60 persen dan Anda menggunakannya tidak lebih dari 60 menit
sehari.
e. Gosok gigi
Perilaku menggosok gigi dilakukan minimal 2 x sehari dengan memakai pasta
gigi/odol yang dilakukan setelah makan dan sebelum tidur malam. Gosok gigi
(Depkes RI, 2007) bertujuan untuk:
- Menjaga kebersihan gigi dan mulut.
- Mencegah kerusakan pada gusi dan gigi.
- Mencegah bau mulut tidak sedap.
h. Memotong kuku
Perilaku memotong dan membersihkan kuku dilakukan minimal 1x seminggu
dengan tujuan untuk:
- Mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui sisa kotoran yang terselip
pada kuku dan jari jemari tangan.
- Mencegah luka akibat garukan kuku. Perlu diperhatikan bahwa tidak boleh
mengorek hidung dengan jari/ kuku tangan yang kotor, tidak memasukkan
jari ke mulut atau menggigiti kuku.
i. Menggunakan alas kaki
Anak-anak terkadang saat bermain tidak meggunakan alas kaki. Penggunaan
alas kaki perlu dilakukan agar:
- Kaki tidak terluka atau tertusuk benda tajam.
- Mencegah penyakit, misalnya penyakit cacingan akibat menginjak kotoran.
B. Protokol Kesehatan Covid-19 dengan 5 M
Berikut adalah bagian-bagian dari 5 M Protokol Kesehatan Covid-19
1. Menggunakan masker
Masker adalah salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan untuk
melindungi mulut, hidung, dan wajah dari pathogen yang ditularkan melalui udara
(airborne), droplet, maupun percikan cairan tubuh yang terinfeksi (Basri, 2016).
Penggunaan masker medis adalah salah satu langkah pencegahan yang dapat
membatasi penyebaran penyakit saluran pernapasan tertentu yang diakibatkan oleh
virus, termasuk Covid-19 (WHO, 2020). Berikut panduan cara menggunakan
masker yang tepat, yaitu:
a. Sebelum memasang masker, cuci tangan terlebih dulu dan menggunakan sabun
dan air mengalir selama minimal 20 detik. Bila tidak tersedia air mengalir,
gunakan cairan pembersih tangan (dengan kandungan alkohol minimal 60%).
b. Pasang masker hingga menutupi hidung, mulut, sampai dagu. Pastikan tidak ada
sela antara wajah dan masker.
c. Jangan membuka dan menutup masker berulang-ulang saat sedang digunakan.
Jangan menyentuh masker, bila tersentuh, cuci tangan dengan memakai sabun
dan air mengalir selama 20 detik atau bila tidak ada, gunakan cairan pembersih
tangan (dengan kandungan alkohol minimal 60%).
d. Ganti masker yang sudah basah atau lembab dengan masker baru. Masker medis
hanya boleh digunakan sekali. Masker kain dapat digunakan berulang kali
setelah dicuci dengan air bersih dan detergen.
e. Cara membuka masker adalah dengan melepaskan dari belakang. Jangan
menyentuh bagian depan masker. Buang segera masker sekali pakai di tempat
sampah tertutup atau kantong plastik. Untuk masker kain, segera cuci dengan
detergen lalu dikeringkan.
2. Mencuci tangan
Virus corona menular melalui droplet, yaitu cairan atau cipratan liur yang
dikeluarkan seseorang dari hidung atau mulut saat bersin, batuk, bahkan berbicara.
Droplet ukurannya yang kecil dan ringan dapat menyebar diperkirakan sejauh 1
hingga 2 meter, kemudian jatuh sesuai dengan hukum gravitasi. Droplet yang berisi
virus ini jatuh diatas permukaan benda mati, maka benda tersebut akan
terkontaminasi dan berpotensi menyebarkan infeksi. Tangan apabila tanpa sengaja
menyentuh fomite, virus akan menempel, kemudian ketika tangan yang sudah
terkontaminasi menyentuh wajah, virus akan lebih mudah masuk ke tubuh kita
melalui mukosa mulut, hidung, ataupun mata (Ais, 2020). Mencuci tangan secara
rutin dan menyeluruh dengan durasi minimal 20 detik menggunakan sabun dan air
bersih mengalir. Setelah itu, keringkan tangan menggunakan kain yang bersih atau
tisu (Anies, 2020).
3. Menjaga jarak
Menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain. Jarak yang terlalu dekat
memungkinkan dapat menghirup tetesan air dan hidung atau mulut orang yang
mungkin terinfeksi Covid-19 ketika seseorang itu bersin atau batuk (Santika, 2020).
Cara ini memang bukanlah satu-satunya dan yang paling efektif, namun perlu
dilakukan untuk menghambat pertumbuhan virus corona yang sangat pesat sampai
ditemukannya vaksin (Delfirman, dkk, 2020).
4. Menjauhi kerumunan
Kita semua diminta untuk menjauhi kerumunan saat berada di luar rumah. Semakin
banyak dan sering kita bertemu dengan orang lain, kemungkinan terinfeksi virus
corona bisa semakin tinggi (Anastasia, 2021). Hindari berkumpul dengan teman
dan keluarga, termasuk berkunjung/bersilaturahmi tatap muka dan menunda
kegiatan bersama (Kandari & Ohorella, 2020).
5. Mengurangi mobilitas
Bila tidak ada kepentingan yang mendesak, tetaplah untuk berada di dalam rumah.
Meski tubuh kita dalam keadaan sehat dan tidak ada gejala penyakit, belum tentu
saat pulang ke rumah dengan keadaan yang masih sama (Anastasia, 2021). Menurut
Kemenkes RI tahun 2020, dalam jurnal (Kandari & Ohorella, 2020) menyatakan
untuk sementara waktu sebaiknya tetap di rumah dan melaksanakan ibadah di
rumah.
C. Konsep Kesehatan Gigi Dan Mulut
1. Pengertian kesehatan gigi dan mulut
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak. Pendidikan kesehatan gigi dan
mulut merupakan suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan
kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan
mulut yang baik dan meningkatkan taraf hidup.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat
secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua
menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat
dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan
dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan
gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan
putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik.
2. Manfaat Menggosok Gigi
a. Supaya gigi tetap bersih.
b. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum
yang sehat.
c. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
d. Dapat berfungsi dengan baik.
3. Penyebab Terjadinya Kerusakan Gigi
Ada empat hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :
a. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor
risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1 dari 718
hingga 14.000 orang. Disamping itu, ada penyakit dimana enamel tidak
terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan
pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab
utama dari karies.
b. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur dalam
gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada
tempat yang sering terselip sisa makanan.
c. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya sedikit
bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Khusus
untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus
acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp, dan Streptococcus mutans.
d. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat
memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan
mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi
asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air
liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi.
4. Cara Perawatan Gigi Dan Mulut Yang Tepat
a. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang
lembut dan rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar, yaitu
menyikat dari arah gusi ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan tidak terlalu
keras.
b. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan
perubahan yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di
waktu yang tepat yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan
sebelum tidur malam.
c. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket mudah
melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan membentuk
plak dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi makan tersebut.
d. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta
gigi yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi
yang mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun sirih)
untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan bahan ilmiah
(kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar gigi tidak mudah
berlubang.
e. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap enam
bulan sekali dengan catatan rutin.
5. Langkah Langkah Menggosok Gigi Dengan Benar
Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara teratur.
Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar:
a. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.
b. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
c. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
d. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.
e. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan atas ke
bawah.
f. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
g. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
h. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam.
Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.

Cara Menggosok Gigi Yang Baik


1. Persiapan alat dan bahan :
a. 1 buah sikat gigi
b. Gelas atau cangkir berisi air
c. Pasta gigi
d. Tissue
Cara menggoosk gigi yang benar ialah (Pratiwi, 2007) :
1. Cara Kerja
a. Cuci tangan dan dekatkan peralatan.
b. Ambil sikat dan pasta gigi, Peganglah sikat gigi dengan cara sendiri (yang
penting nyaman untuk di pegang), oleskan pasta gigi sebanyak biji kacang di
sikat gigi yang sudah pegang secara merata.
c. Tutrup kembali pasta gigi dan kembalikan pada tempatnya.
d. Mulailah berkumur dengan air.
e. Saat menyikat gigi, usahakanlah untuk selalu menyikatkanya dengan lembut.
Jika menyikatnya terlalu keras maka gusi bisa terluka dan gigi juga menjadi
lebih sensitif.
f. Posisi sikat gigi membentuk 45° kemudian gosok gigi secara perlahan dan
memutar. Sikat bagian luar permukaan gigi atas dan bawah dengan posisi bulu
sikat 45° berlawanan dengan gari gusi agar sisa makanan yang mungkin masih
menyelip dapat dibersihkan
g. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.
h. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah.
Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan
ringan sehingga bulu sikat gigi tidak membengkok. Biarkan bulu sikat
membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.
i. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak
dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
j. Berkumur-kumur sampai mulut terasa bersih. Keringkan mulut dengan tissue
k. Rapikan alat-alat
l. Perhatian: Kita harus menggunakan sikat gigi sendiri, menyikat gigi jangan
terlalu keras, jangan sampai tertelan air bekas kumur-kumur, gunakan sikat gigi
yang berbulu lembut dan gantilah sikat gigi minimal 3 bulan sekali atau jika
bulu sikat gigi sudah berantakan
Lampiran Data Responden

DATA DEMOGRAFI

NO KELAS USIA JENIS KELAMIN AGAMA


1 III 10 Tahun Perempuan Islam
2 III 8 Tahun Perempuan
Islam
III 8 Tahun Perempuan
3 Islam
III 9 Tahun Perempuan
4 Islam
III 9 Tahun Perempuan
5 Islam

6 III 8 Tahun Perempuan


Islam

7 III 9 Tahun Perempuan


Islam
III 8 Tahun Perempuan
8 Islam
III 8 Tahun Laki-laki
9 Islam
III 10 Tahun Laki-laki
10 Islam
III 10 Tahun Laki-laki
11 Islam

12 III 9 Tahun Laki-laki


Islam

13 III 7 Tahun Perempuan


Islam
III 8 Tahun Perempuan
14 Islam
III 8 Tahun Perempuan
15 Islam
Kebiasaan Kamu
Petunjuk:
a. Bacalah pertanyaan dan jawabanya dengan baik
b. Berilah tanda silang (X) pada huruf yang kamu angap benar
c. Setelah selesai, lembar ini agar diserahkan kembali kepada guru pengawas dikelasmu.
d. Jangan lupa menuliskan identitasmu pada kolam yang tersedia Identitas :
Nama` :..............................................
Kelas :...............................................
Jenis Kelamin : ..............................................
Umur :...............................................
Agama :...............................................
Suku :...............................................

1. Apakah kamu mampu mencuci a. Ya


tangan dengan benar (6 langkah)? b. Tidak
a. Ya 8. Apakah kamu mengikuti kegiatan
b. Tidak gotong royong yang di lakukan di
2. Kapan saja saat mencuci tangan sekolah?
kamu lakukan ? a. Ya
a. Sebelum makan b. Tidak
b. Sesudah makan 9. Apakah terdapat kegiatan
c. Sesudah keluar toilet keagamaan di sekolah
d. Saat merasa tangan kotor a. Ya, sebutkan................
e. Semua benar
b. Tidak
3. Berapa kali sehari kamu mandi?
a. 1 kali 10. Apa yang kamu lakukan dalam
b. 2 kali menghabiskan waktu istirahat di
c. >2 kali sekolah?
4. Apa yang kamu gunakan untuk a. Diam dikelas
mandi? b. Bermain di kelas
a. Air saja c. Bermain di luar kelas
b. Air dan sabun d. Ke perpustakaan
5. Berapa kali kamu memotong kuku? e. Makan/jajan
a. 1 kali dalam seminggu 11. Di mana biasanya kamu jajan di
b. 1 kali dalam dua minggu lingkungan sekolah?
c. 1 kali dalam tiga minggu a. Kantin sekolah
d. 1 kali dalam sebulan b. Jajanan di luar kantin sekolah
6. Di mana biasanya kamu membuang c. Tidak pernah jajan/membawa
sampah? bekal
a. Tempat sampah 12. Berapa uang jajan yang kamu bawa
b. Bukan tempat sampah ke sekolah?
(sembarangan) a. Kurang dari Rp. 5.000
7. Apakah kamu membuang sampah b. Rp. 5.000-Rp.10.000
dengan dipisahkan ? (organik, non c. Lebih dari Rp.10.000
organik)
13. Pernakah kamu berobat ke UKS? b. Tidak
a. Ya 25. Bagaimana cara kamu mencegah
b. Tidak temanmu melakukan tindakan
14. Apakah kamu pernah merokok? kekerasan disekolah ?
a. Ya a. Melerainya
b. Tidak b. Tidak menghiraukannya
15. Jika ya, di manakah kamu c. Langsung melaporkan pada
mendapatkan rokok tersebut? orang tua/guru/teman
a. Teman disekitarmu
b. Membeli Sendiri 26. Apakah kamu menggunkan alat
16. Apakah kamu tahu tentang bahaya komunikasi seperti handphone ke
merokok bagi kesehatan ? sekolah?
a. Ya a. Ya
b. Tidak b. Tidak
17. Apakah kamu tahu tentang zat 27. Apakah kamu mengikuti
adiktif (narkoba/obat-obatan ekstrakulikuler dalam bidang
terlarang)? kesehatan seperti PMR di sekolah?
a. Ya a. Ya
b. Tidak b. Tidak
18. Apakah kamu pernah meminum 28. Adakah yang membantu kamu
Zinet/obat-obatan terlarang? menyeberang jalan saat berada di
a. Ya lingkungan sekolah?
b. Tidak a. Ya
19. Apakah kamu pernah menghirup b. Tidak
lem fox?
a. Ya
b. Tidak
20. Apakah kamu tahu tentang bahaya
menghirup lem fox bagi kesehatan?
a. Ya
b. Tidak
21. Apakah kamu mempunyai teman
dekat (pacar)?
a. Ya
b. Tidak
22. Apa kamu pernah di jahili/diejek
oleh teman sekolah?
a. Ya
b. Tidak
23. Jika ya, apakah kamu
melaporkannya kepada ?
a. Orang tua
b. Guru
c. Orang Lain
d. Tidak Melaporkan
24. Apakah kamu pernah mendapatkan
perilaku kekerasan oleh teman?
a. Ya
Lembar observasi

LEMBAR WINDSHIELD SURVEY

Data Hasil Observasi


Lingkungan fisik

Batas wilayah sekolah


(Sebelah Utara, selatan, Barat, Timur)
Luas Wilayah Sekolah (Panjang,
Lebar)
Lantai sekolah
(tanah, keramik, papan, plester)
Jenis bangunan sekolah
(permanen, non permanen, semi
permanen)
Jenis atap sekolah yang digunakan
(seng, sirap, genteng)
Dinding sekolah (semen, papan, kayu,
keramik)
Kebersihan lingkungan sekolah
Ruang Perpustakaan (terpelihara/tidak)
Kondisi halaman sekolah (ada sampah
berserakan/tidak, bersih/terawat/tidak)
Kondisi pekarangan sekolah (pasir,
semen, aspal, batako), Jalan menuju
sekolah
Keadaan WC, Jenis WC yg digunakan
(leher angsa/jongkok), Tempat
penampungan tinja (septic tank
ada/tidak)

Kantin sekolah (terpelihara/tidak),


makanan dikantin sekolah
tertutup/tidak dihurung lalat/tidak

Keadaan ruang kelas (ukuran ruang


kelas= panjang, lebar, luas),
Kepadatan Ruang Kelas, Jarak antara
papan tulis dengan meja/kursi murid,
keadaan bangku/meja murid, papan
tulis
Jendela disetiap ruangan kelas atau
ruangan sekolah (Terbuka/tertutup)
Ventilasi di setiap ruangan di sekolah
Pencahayaan kelas (gelap/tidak)
Penerangan (listriknya bagaimana)
Sarana air bersih (tersedia/tidak)
Tempat penyimpanan air (ada/tidak),
(tertutup/terbuka) dilakukan
pengurasan/tidak
Kualitas sumber air
(berbau,berwarna,berasa)
Sumber air bersih (sumur
gali/pdam/sungai/sumur pompa/sumur
bor, pompa listrik)

Tempat cuci tangan (terawat/tidak


terawat), apakah terdapat sabun,
kondisi saluran pembuangan air bekas
cuci tangan (bersih/tidak)
Keadaan Tempat pembuangan sampah
(terpelihara/tidak), cara pembuangan
sampah (ditimbun, dibakar, dibuang
oleh petugas pengangkut sampah)
Jadwal piket siswa untuk
membersihkan kelas dan jadwal siswa
untuk membersihkan toilet (WC)
Tanaman obat-obatan/tanaman bungan
dan sejenisnya
Kebisingan lingkungan sekolah
Binatang/vektor di lingkungan sekolah
(lalat,nyamuk, kecoa, anjing, tikus,
kucing, burung)
Pelayanan kesehatan dan sosial
Apakah terdapat UKS?
Perlengkapan alat UKS (Strata UKS)
1. (Tempat tidur, Timbangan
berat badan, alat ukur tinggi badan,
Snellen Chart
2. (apakah tersedia Kotak P3K
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) dan kotak obat-
obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol)
3. (apakah tersedia Lemari obat,
buku rujukan KMS, poster-poster,
struktur organisasi UKS, data siswa
yang sakit, kartu berobat bagi siwa)
Ekonomi
Keadaan kantin sekolah (bersih/tidak)
Tempat belanja siswa (apakah
dikantin, warung di luar sekolah)
Keamanan dan transportasi
Pos satpam, Penjaga keamanan
(satpam)
Pagar sekolah (terawat/tidak), terbuat
dari apa (kayu,besi)
Tempat parkir kendaraan
Transportasi yang digunakan
(murid/guru)
Keamanan lingkungan sekitar sekolah
(Adakah yang membantu siswa
menyeberang jalan saat berada di
lingkungan sekolah, adakah rambu-
rambu peringatan/lalu lintas disekitar
area sekolah)
Politik dan pemerintahan
Visi dan misi sekolah
Tata tertib yang ada di sekolah dan tata
tertib kelas
Lihat apakah ada terdapat santunan
bagi siswa
Pendidikan
Poster-poster atau leaflet yang
berhubungan dengan kesehatan
(kesehatan gigi dan mulut, kebiasaan
hidup bersih dan sehat, cara mencuci
tangan 6 langkah, dan cara menyikat
gigi yang baik dan benar)
Kurikulum sekolah yang digunakan
Komunikasi
Keadaan mading sekolah
(ada/tidak) (terawat/tidak)
Alat komunikasi yang biasa dipakai
sekolah (telpon umum, fax)
Apakah ada televisi, radio, laptop,
komputer, jaringan wifi, tape recorder
Alat pengeras suara
Speaker/mikrophone
Rekreasi
Tempat bermain siswa, bagaimana
kondisi tempat bermain? Apakah ada
alat permainan yang dapat
membahayakan siswa? Faislitas
olahraga tersedia/tidak?
Kisi-kisi wawancara

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA SEPUTAR UKS

PERTANYAAN
1. Bagaimana sejarah berdirinya UKS disekolah ini (kapan, siapa pencetus/penggagas
berdirinya UKS sekolah ini?
2. ApakahUKS disekolah ini berjalan aktif?
3. Apakah ada Guru yang bertanggungjawab dalam mengelola UKS disekolah ini?
4. Apakah ada Pembina UKS disekolah saat ini?
5. Apakah kegiatan UKS diikuti oleh semua siswa disekolah ini?
6. Apakah ada yang menjaga UKS setiap harinya?
7. Apa saja kegiatan UKS yang sudah terlaksana disekolah ini?
8. Apakah ada dilakukan pembinaan oleh guru dalam menjalankan program UKS di sekolah
ini?
9. Seluruh kegiatan UKS dibiayai oleh siapa? Apakah dari dana pemerintah? Atau dari iuran
orang tua murid?
10. Apakah disekolah ini tersedia Kotak P3K Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K),
kotak obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol), Lemari obat, buku catatan kesehatan
bagi siswa?
11. Bagaimana proses pengadaan sarana dan prasarana?
12. Bagaimana strata UKS yang ada disekolah?
13. Apakah ada usaha untuk meningkatkan strata UKS?
14. Apakah ada pembinaan UKS dari puskesmas?
Lembar Pertanyaan

PERTANYAAN WAWANCARA
1. Data inti
a. Data Demografi
1) Bagaimana sejarah berdirinya sekolah ini (nama sekolah, kapan, siapa pencetus
berdirinya sekolah ini)?
2) Bagaimana sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran di sekolah?Apakah
tersedia?
3) Berapa jumlah seluruh guru dan jumlah siswa yang ada di sekolah ini?
b. Nilai dan Kebiasaan
Kuesioner/ Angket
1) Kebiasaan yang ada disekolah?
2) Kegiatan yang dilakukan disekolah?
c. Vital Statistik
1) Dalam satu tahun ada berapa siswa yang sakit?
2) Apa saja Penyakit yang dideritasiswa?
3) Kejadian siswa sakit sehingga tidak dapat hadir di sekolah?
4) Apakah pernah di lakukan imunisasi disekolah ini?
5) Apa saja imunisasi yang sudah dilakukan? Kapan?

2. Sub Sistem:
a. LingkunganFisik
1) Bagaimana penyediaan air besih di sekolah ini?
2) Apakah ada petugas kebersihan?
3) Untuk jadwal kebersian siswa siapa yang membaginya?
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Pelayanan kesehatan yang ada disekolah?
c. Ekonomi
Kuesioner
1) Apakah ada iuan yang harus dibayarkan siswa? Berapa? Kapan bayarnya?
2) Berapa spp yang harus dibayar siswa setiap bulan/ per semester?
d. Keamanan dan Transportasi
1) Apakah pernah terjadi kekerasan fisik dan kekerasan seksual di sekolah ini?
2) Apa alat transportasi yang digunakan siswa dan guru untuk pergi kesekolah?
3) Apa alat transportasi yang digunakan siswa dan guru untuk pergi ke pelayanan
kesehatan?
4) Adakah yang membantu siswa menyeberang jalan saat berada di lingkungan
sekolah? adakah rambu-rambu peringatan/lalu lintas disekitar area sekolah?
e. Politik dan Kebijakan Sekolah
1) Apa visi dan misi sekolah ini?
2) Apakah ada kebijakan atau peraturan disekolah ini?
(Tata tertib sekolah)
3) Di sekolah ini kapan jam berapa pelajaran dimulai, jam istirahat, dan jam
pelajaran berakhir?
4) Jika terdapat siswa yang sakit, kecelakaan, atau meninggal dunia apakah sekolah
memberikan santunan?
f. Sistem Komunikasi
1) Apakah diperbolehkan siswa siswi membawa alat komunikasi kesekolah?
2) Bagaimana cara berkomunikasi antara guru dengan siswa, guru dengan orang tua
serta siswa dengan siswa
g. Pendidikan
1) Apakah ada kurikulum terkait promosi kesehatan?
2) Apakah ada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah? Jenis kegiatannya apa aja?
Berjalan aktif atau tidak?
3) Apakah pernah dilakukan penyuluhan di sekolah, tentang apa, siapa saja yang
memberikan penyuluhan?
h. Rekreasi
1) Apakah di manfaatkan siswa dengan baik sarana olahraga yang tersedia?
2) Apakah pernah ada liburan/rekreasi kesuatut empat yang diadakan pihak sekolah
setiap tahunnya?
3) Apakah ada Kegiatan organisasi disekolah yang diikuti siswa?
PENGATEGORIAN STRATA UKS BERDASARKAN KRITERIA STRATA

Tidak
No Strata Ada Ada
Pendidikan Kesehatan
1 Strata Minimal
1. Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler. √
2. Pendidikan kesehatan dilakukan secara kurikuler. √
3. Guru membuat rencana pembelajaran Pendidikan kesehatan . √
4. Buku pegangan guru dan bacaan tentang Pendidikan kesehatan. √
2 Strata Standar
Dipenuhinya strata minimal
1. Memiliki guru mata pelajaran jasmani √
3 Strata Optimal
Dipenuhinya strata standar

1. Pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata pelajaran lain √


2. Pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakulikuler √
3. Memiliki alat peraga Pendidikan kesehatan √
4. Memiliki media Pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain). √
4 Strata Paripurna
Meliputi dilaksanakannya strata optimal.

1. Memiliki guru Pembina UKS. √


2. Program kemitraan Pendidikan kesehatan dengan instansi terkait √
seperti:
a. Puskesmas √
b. Kepolisian √
c. Palang Merah Indonesia (PMI) √
d. Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian dll. √

Pelayanan Kesehatan :
1 Strata Minimal
Meliputi dilaksanakannya :
1. Penyuluhan kesehatan √
2. Imunisasi √
3. Penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas 1, √
2, 3 SD
2 Strata Standar
Meliputi dilaksanakannya strata minimal.
1. Penjaringan kesehatan √
2. Pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran √
tinggi dan berat badan
3. Pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku kartu √
menuju sehat (kms) rujukan bila diperlukan
4. Ada dokter kecil melaksanakan pertolongan pertama pada √
kecelakaan (P3K)
5. Pengawasan warung/kantin sekolah. √
3 Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar
1. Dana sehat/dana UKS √
2. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa. √
4 Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal
1. Konseling Kesehatan Remaja bagi jasmani √
2. Pengukuran tingkat kesegaran jasmani. √
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat :
1 Strata Minimal
1. Ada air bersih √
2. Tempat cuci tangan √
3. WC/jamban yang berfungsi √
4. Tempat sampah √
5. Saluran pembuangan air kotor yang berfungsi √
6. Halaman/pekarangan/lapangan √
7. Pojok UKS √
8. Melakukan kegiatan mengubur, menguras dan membakar (3M)
plus, sekali seminggu. √
2 Strata Standar
Memenuhi strata minimal
1. Kantin/warung sekolah √
2. Memiliki pagar √
3. Penghijauan/perindangan √
4. Ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup √
5. Ruang UKS tersendiri dengan peralatan sederhana √
6. Memiliki tempat ibadah √
7. Lingkungan sekolah bebas jentik √
8. Jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m √
9. Melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas

narkoba dan miras
3 Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar
1. Tempat cuci tangan di beberapa tempat dengan air mengalir/kran √
2. Tempat cuci peralatan masak/makan di kantin/warung sekolah √
3. Petugas kantin yang bersih dan sehat √
4. Tempat sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah √
akhir di sekolah
5. Jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat kesehatan dan √
kebersihan
6. Halaman yang cukup luas untuk upacara dan berolahraga √
7. Pagar yang aman √
8. Memilki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap √
9. Terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan √
miras.
4 Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal
1. Tempat cuci tangan di setiap kelas dengan air mengalir/kran √
dilengkapi sabun.
2. Kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang √
terlatih √
3. Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan. √
4. Sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan √
sampah di luar sekolah/umum. √

5. Ratio WC:siswa = 1:20, saluran pembuangan air tertutup.
6. Pagar yang aman dan indah. √

7. Taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label dan

pengolahan hasil kebun sekolah.
8. Ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan

cukup).
9. Ratio kepadatan siswa 1:1,5-1,75 m2
10. Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.

Anda mungkin juga menyukai