Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN LAHAN BASAH DI DESA


SUNGAI ASAM WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS KARANG INTAN 2
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA KELOMPOK IBU
HAMIL DAN NIFAS

Tanggal 13 Desember 2021 s/d 15 Januari 2022

Disusun untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners pada


Stase Keperawatan Kesehatan Lahan Basah

Oleh:
KELOMPOK B

Surya Anggi Pratama, S.Kep NIM. 2030913310048


Mukhlis Zainun Ahmad Kumbara, S.Kep NIM. 2030913310068
Laila Rahmaniah, S.Kep NIM. 2030913320061
Yuliani, S.Kep NIM. 2030913320064
Rika Divianty, S.Kep NIM. 2030913320045
Rismayanti Maimunnah, S.Kep NIM. 2030913320062

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN LAHAN BASAH DI DESA


SUNGAI ASAM WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS KARANG INTAN 2
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA KELOMPOK IBU
HAMIL DAN NIFAS

Tanggal 13 Desember 2021 s/d 15 Januari 2022

Oleh:
KELOMPOK B

Surya Anggi Pratama, S.Kep NIM. 2030913310048


Mukhlis Zainun Ahmad Kumbara, S.Kep NIM. 2030913310068
Laila Rahmaniah, S.Kep NIM. 2030913320061
Yuliani, S.Kep NIM. 2030913320064
Rika Divianty, S.Kep NIM. 2030913320045
Rismayanti Maimunnah, S.Kep NIM. 2030913320062

Martapura, Januari 2022


Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Nana Astriana H, S. Kep.,Ns.,M.Kes Yuniar Darmayanti, S. Kep, M.H


NIPK. 19790317 2019 01 209001 NIP.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya


sehingga kelompok dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan yang
berjudul “Laporan Akhir Asuhan Keperawatan Kesehatan Lahan Basah Di
Desa Sungai Asam Wilayah Kerja UPT Puskesmas Karang Intan 2” tepat
pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Kesehatan
Lahan Basah Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru. Dalam kesempatan ini kelompok mengucapkan
terima kasih kepada :
A. Kepala Puskesmas Karang Intan 2 yang telah memberi izin berpraktek di
wilayah kerja UPT Puskesmas Karang Intan 2
B. Kepala Desa Sungai Asam yang telah memberi izin berpraktek di Desa
Sungai Asam
C. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FK ULM dan Koordinator Profesi
Ners PSKep FK ULM atas pendampingan yang telah dilakukan
D. Preseptor Lahan dan Akademik atas waktu yang diberikan untuk
pembimbingan yang diberikan
E. Rekan sekelompok, serta semua pihak atas sumbangan pikiran dan bantuan
yang telah diberikan.

Kelompok menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,


akan tetapi kelompok berharap laporan asuhan keperawatan ini bermanfaat bagi
dunia ilmu pengetahuan keperawatan.

Banjarbaru, Januari 2022


Mahasiswa Profesi Ners Kelompok B

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR DIAGRAM vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Tujuan 5
C. Manfaat 6
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Lahan Basah 7
B. Posyandu Remaja 8
C. Menstruasi 10
D. Kehamilan 19
E. Keluarga Berencana 45
F. Menopause 50
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian 77
B. Analisa Data 97
100
C. Diagnosis Keperawatan
100
D. Rencana Keperawatan
108
E. Posyandu Remaja
111
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester Pertama Serta

Penatalaksanaannya............................................................................25

Tabel 2.2 Umur Kehamilan Dan Tinggi Fundus Uteri ......................................34

Tabel 2.3 Stadium Penuaan Sistem Reproduksi ................................................53

Tabel 2.4 Gejala Yang Berhubungan Dengan Masa Transisi Menopause ........54

Tabel 2.5 Perubahan Kadar Hormon Wanita Menopause .................................56

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Visual Analog Scale..................................................................... 16


Gambar 2.2 Numeric Rating Scale ................................................................. 16
Gambar 2.3 Pemeriksaan Leopold ................................................................. 24
Gambar 2.4 Perubahan Kadar Hormon Pada Wanita Berdasarkan Usia ....... 55
Gambar 2.5 Penampang Potongan Dan Lapisan Dinding Vagina ................. 58
Gambar 2.6 Penampang Melintang Dinding Vagina ..................................... 60
Gambar 2.7 Skema Efek Estrogen Terhadap Epitel Vagina .......................... 64
Gambar 2.8 Sintesis Kolagen ......................................................................... 67
Gambar 2.9 Model Sederhana Elastogenesis.................................................. 74

vi
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jens Kelamin ........................ 77


Diagram 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama .................................. 78
Diagram 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ........................... 78
Diagram 3.4 Data Ibu Hamil Per RT ............................................................... 79
Diagram 3.5 Data Tekanan darah pada ibu hamil............................................ 80
Diagram 3.6 Data ibu hamil berdasarkan timester .......................................... 80
Diagram 3.7 Masalah pada trimester 1............................................................. 81
Diagram 3.8 Masalah pada trimester 2............................................................. 82
Diagram 3.9 Masalah pada trimester 3 ........................................................... 82
Diagram 3.10 Data Ibu sakit semenjak hamil.................................................... 83
Diagram 3.11 Data yang mengikuti kelas prenatal............................................ 83
Diagram 3.12 Data kelas prenatal perawatan payudara..................................... 84
Diagram 3.13 Data Kelas prenatal perawatan bayi baru lahir............................ 85
Diagram 3.14 Data Kelas prenatal Perawatan tali pusat.................................... 85
Diagram 3.15 Data kelas prenatal Teknik menyusui......................................... 85
Diagram 3.16 Data Kelas prenatal keluarga berencana...................................... 86
Diagram 3.17 Data Kelas prenatal Perawatan saat nifas/SC.............................. 86
Diagram 3.18 Data kelas prenatal Senam hamil................................................ 87
Diagram 3.19 Data Kelas prenatal control ke pelayanan kesehatan.................. 87
Diagram 3.20 Data yang sudah mendapatkan imunisasi tetanus....................... 87
Diagram 3.21 Data Informasi kesehatan tentang kehamilan............................. 88
Diagram 3.22 Data Informasi kesehatan yang dibutuhkan ibu hamil................ 89
Diagram 3.23 Data mengetahui bayi akan lahir................................................. 89
Diagram 3.24 Data Pengetahuan senam hamil................................................... 90
Diagram 3.25 Data ibu hamil yang sudah menerima vaksin............................. 90
Diagram 3.26 Data Wanita usia subur................................................................ 91
Diagram 3.27 Data Pasangan usia subur............................................................ 91
Diagram 3.28 Data Alat kontrasepsi yang digunakan........................................ 92
Diagram 3.29 Data Proses kelahiran.................................................................. 93
Diagram 3.30 Data Tempat persalinan............................................................... 93

vii
Diagram 3.31 Data Penolong persalinan............................................................ 94
Diagram 3.32 Data ASI Keluar setelah melahirkan........................................... 95

viii
Diagram 3.33 Data Informasi kesehatan ibu nifas............................................. 95

BAB I
PENDAHULUAN

9
A. Latar Belakang Masalah
Keperawatan Kesehatan Lahan Basah (KKLB) merupakan proses
pembelajaran Kepaniteraan Klinik Terintegrasi berupa kunjungan ke
daerah/desa dengan masalah keperawatan terkait lahan basah dan pemberian
asuhan keperawatan. Adapun bahan kajian mata ajar KKLB meliputi
patofisiologi penyakit, patient safety, etika dan hukum kesehatan,
transcultural in nursing, critical thinking, clinical reasoning, IPE dan IPC,
pendidikan kesehatan, keperawatan dasar, keperawatan medikal bedah,
komplementer dan alternatif terapi, asuhan keperawatan penyakit sistem
endokrin/persyarafan, keperawatan tropis (KLB), palliative care,
keperawatan jiwa pada situasi bencana, community mental health nursing,
asuhan keperawatan gangguan reproduksi pada remaja, asuhan
kegwatdaruratan lahan basah (stratifikasi risiko gawat darurat dan
peningkatan kemampuan masyarakat dalam menghadapi kegawatdaruratan),
prinsip, peran, dan fungsi manajemen, kebijakan kesehatan, manajemen
konflik, mutu pelayanan di area lahan basah, manajemen terpadu balita sakit
(MTBS), asuhan keperawatan anak pada area lahan basah, asuhan
keperawatan lansia di area lahan basah, asuhan keperawatan keluarga dan
komunitas di area lahan basah.

Lahan Basah merupakan “Daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan;
tetap atau sementara; dengan air yang tergenang atau mengalir; tawar, payau,
atau asin; termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari
enam meter pada waktu surut” (Konvensi Ramsar) Lahan basah memiliki
peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Fungsi lahan basah
tidak saja dipahami sebagai pendukung kehidupan secara langsung, seperti
sumber air minum dan habitat beraneka ragam mahluk, tapi juga memiliki
berbagai fungsi ekologis seperti pengendali banjir, pencegah intrusi air laut,
erosi, pencemaran, dan pengendali iklim global. Kawasan lahan basah juga
akan sulit dipulihkan kondisinya apabila tercemar, dan perlu bertahun-tahun
untuk pemulihannya (Murdiyarso dan Suryadiputra, 2003).

Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar

10
kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam
minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya.

Kehamilan didefinisikan sebagai keadaan yang diawali oleh tahap


konsepsi, yaitu bersatunya sel ovum dan spermatozoa, yang terjadi setelah
proses ovulasi atau runtuhnya ovum dari folikel di dalam ovarium
Pemenuhan gizi ibu hamil adalah yang terpenting pada masa kehamilan.
Dengan mendapatkan gizi yang seimbang dan baik, ibu hamil dapat
mengurangi resiko kesehatan pada janin dan sang ibu. Oleh karena itu,
memperhatikan asupan makanan dan juga nutrisi sangat penting dilakukan
oleh ibu hamil maupun keluarganya. Menjaga keseimbangan gizi pada ibu
hamil sangat di perlukan agar kondisi ibu dan janin tetap sehat dengan
memberikan makanan yang cukup mengandung karbonhidrat dan lemak
sebagai sumber zat tenaga. Dan sebagai sumber zat pembangun protein
mendapatkan tambahan minimal zat besi, kalsium, vitamin, asam folat dan
energi. Selama masa kehamilan, tubuh ibu akan membutuhkan nutrisi yang
lebih banyak dibanding dengan kondisi sebelum hamil untuk memenuhi
kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan janin (Pratiwi dan
Hamidiyanti, 2020).

Masalah keperawatan maternitas yang berfokus pada Desa Sungai Asam


berdasarkan hasil pengkajian dan wawancara pada 16 orang ibu hamil di desa
Sungai Asam didapatkan hasil tekanan darah yaitu 1 orang 102/87 mmHg
(6%), 5 orang dengan hasil 120/80 mmHg (31%), 6 orang 110/70 mmHg
(38%), 1 orang 130/80 mmHg (6%), 1 orang 130/89 mmHg (6%), dan 2
orang 140/100 mmHg (13%). Sedangkan untuk informasi kesehatan yang
dibutuhkan saat ini yaitu sebanyak 12 orang (75%) memilih kebutuhan nutrisi
ibu hamil, 2 orang memilih perawatan saat nifas/SC (12,5%) dan masing –
masing 1 orang memilih senam hamil (6,25%) dan perawatan bayi baru lahir
(6,25%).

UPT. Puskesmas Karang Intan 2 terletak di Desa Sungai Alang Kecamatan


Karang Intan Kabupaten Banjar dan terdapat 13 desa, yaitu Sungai Alang,
Sungai Landas, Sungai Asam, Mandikapau Barat, Mandikapau Timur,

11
Abirau, Pulau Nyiur, Padang Panjang, Mandiangin Barat, Mandiangin Timur,
Kiram, Awang Bangkal Barat, dan Awang Bangkal Timur.

Batas wilayah kerja UPT. Puskesmas Karang Intan 2 adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Mataraman
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Cempaka
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Aranio
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Kecamatan Bati-bati

Transportasi dari UPT. Puskesmas Karang Intan 2 ke desa dapat dijangkau


dengan kendaraan umum. Secara administrasi UPT Puskesmas Karang Intan
2 terdiri dari 13 desa dengan luas total wilayah kerja 146,1 km 2. Sedangkan
luas wilayah kerja di Desa Sungai Asam yaitu 11,06 km2.

Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT. Puskesmas Karang 2 Intan pada


tahun 2021 tercatat sebanyak 4.354 jiwa, laki – laki sebanyak 2.300 jiwa dan
perempuan sebanyak 2.054 jiwa. Kepadatan penduduk di wilayah kerja UPT.
Puskesmas Karang Intan 2 sangat berpengaruh terhadap upaya pelayanan
kesehatan yang dilakukan. Sedangkan jumlah penduduk yang berfokus di
Desa Sungai Asam yaitu laki-laki berjumlah 796 jiwa dan perempuan 764
jiwa. Desa Sungai Asam merupakan salah satu wilayah kerja UPT Puskesmas
Karang Intan 2 yang merupakan lahan basah di Kalimantan Selatan. Lahan
basah adalah area rawa atau air, dengan air yang mengalir atau diam, tawar,
payau, atau asin. Pada tahun 2021, berdasarkan pengkajian di Desa Sungai
Asam dari segi kesehatan, beberapa ibu hamil mengeluhkan memiliki tekanan
darah yang tinggi saat kehamilan dengan disertai pusing, hal ini dipengaruhi
dari beberapa faktor seperti pola makan ibu hamil setempat yang tidak dijaga
dengan gemar memakan makanan yang asin-asin seperti ikan asin ataupun
masakan yang banyak mengandung garam, dan juga dari faktor psikis seperti
stress yang berlebih yang menyebabkan tekanan darah ibu hamil menjadi
meningkat. Adapun ibu hamil di Desa Sungai Asam membutuhkan terkait
informasi nutrisi saat kehamilan yang memiliki peran penting dalam
menunjang proses kehamilan.

12
Data di Desa Sungai Asam didapatkan jumlah ibu hamil sebanyak 16 orang,
data wanita usia subur (WUS) sebanyak 353 orang, data pasangan usia subur
(PUS) sebanyak 235 orang, data ibu nifas sebanyak 3 orang. Data dari UPT
Puskesmas Karang Intan 2 peserta KB di Desa Sungai Asam jenis Pil
sebanyak 28 orang (12%), suntik sebanyak 157 orang (65%), implant
sebanyak 54 orang (22%).

Berdasarkan latar belakang dan hasil pengkajian yang telah didapatkan di


Desa Sungai Asam, maka kami akan melakukan asuhan keperawatan pada
Kelompok Ibu Hamil dan Nifas terkait Nutrisi dan keluhan Hipertensi di
Desa Sungai Asam.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan Pendidikan Profesi Ners pada stase keperawatan
kesehatan lahan basah (KKLB), mahasiswa mampu melakukan
pengkajian, menganalisis masalah kesehatan (diagnosis keperawatan)
yang muncul, membuat intervensi keperawatan, melakukan implementasi
keperawatan, evaluasi atas masalah kesehatan/ keperawatan dan
implementasi keperawatan yang telah dilakukan di Desa Sungai Asam.
Mahasiswa mampu melakukan kerjasama dalam mengatasi masalah
kesehatan/ keperawatan dengan kolaborasi berbagai departemen
keperawatan dan lintas sektor di komunitas.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan Pendidikan Profesi Ners pada stase Keperawatan
Kesehatan Lahan Basah (KKLB), mahasiswa mampu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan maternitas di komunitas lahan
basah Desa Sungai Asam.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah kesehatan/ keperawatan
maternitas di komunitas lahan basah Desa Sungai Asam.
3. Membuat intervensi keperawatan maternitas untuk masalah yang
terjadi di komunitas lahan basah Desa Sungai Asam.

13
4. Melakukan evaluasi keperawatan maternitas terhadap intervensi dan
implementasi keperawatan yang telah dilakukan di komunitas lahan
basah Desa Sungai Asam.
5. Bekerjasama dengan departemen keperawatan lain dalam penanganan
masalah kesehatan/ keperawatan maternitas di komunitas lahan basah
Desa Sungai Asam.
6. Bekerjsama lintas sektor dalam penanganan masalah kesehatan/
keperawatan maternitas di komunitas lahan basah Desa Sungai Asam.
7. Memberikan penerapan kegiatan/ program inovasi berfokus pada
keperawatan maternitas di Desa Sungai Asam.
8. Membuat program inovasi bertema keperawatan maternitas berupa
Posyandu Remaja di Desa Sungai Asam

C. Manfaat
1. Bagi Desa Sungai Asam
Asuhan keperawatan yang diberikan harapannya membuat derajat
kesehatan masyarakat Desa Sungai Asam menjadi lebih optimal.
Pendidikan kesehatan yang termasuk dalam intervensi asuhan dapat
dilakukan berkepanjangan dan menjadi kebiasaan yang baik untuk
maysarakat.
2. Bagi UPT Puskesmas Karang Intan
Asuhan keperawatan yang diberikan berupa tujuan jangka panjang
ataupun pendek dapat menjadi acuan asuhan keperawatan berikutnya oleh
tenaga kesehatan UPT Puskesmas Karang Intan. Asuhan Keperawatan
oleh mahasiswa ULM diharapkan dapat membantu mensejahterakan
masyarakat sesuai dengan tujuan pelayanan UPT Puskesmas Karang Intan
3. Bagi Lintas Sektor
Asuhan keperawatan yang diberikan pada masyarakat harapannya dapat
berkerjasama/berkolaborasi dengan lintas sektor dalam mengatasi
masalah kesehatan yang terdapat pada Desa Karang Intan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Asuhan Keperawatan yang diberikan dapat menjadi pertimbangan dalam
menentukan kurikulum ataupun rancangan asuhan yang akan diberikan

14
kembali pada Desa Karang Intan ataupun wilayah lainnya yang ada di
kecamatan Karang Intan.
5. Bagi Profesi Ners
Asuhan Keperawatan yang diberikan harapannya dapat menjadi evidance
based dalam pemberian asuhan keperawatan pada masyarakat desa
dengan karakteristik yang sama.

15
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Lahan Basah
1. Pengertian Lahan Basah

Istilah “Lahan Basah”, sebagai terjemahan “wetland” baru dikenal


di Indonesia sekitar tahun 1990. Sebelumnya masyarakat Indonesia
menyebut kawasan lahan basah berdasarkan bentuk/nama fisik
masingmasing tipe seperti: rawa, danau, sawah, tambak, dan sebagainya.
Disamping itu, berbagai departemen sektoral juga mendefinisikan lahan
basah berdasarkan sektor wilayah pekerjaan masing-masing.

Lahan basah, berdasarkan sistem klasifikasi Ramsar,


diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama, yaitu: lahan basah pesisir
dan lautan, lahan basah daratan, dan lahan basah buatan. Diantara ketiga
kelompok utama lahan basah tersebut, lahan basah buatan (human-made
wetlands) mungkin bisa dianggap sebagai satu-satunya kelompok lahan
basah yang memiliki posisi paling dilematis, karena di satu sisi
pembangunan lahan basah buatan memang perlu dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu (misal habitat mangrove diubah
jadi tambak) sementara di sisi lain pembangunan lahan basah buatan
dianggap menjadi penyebab berkurangnya (atau bahkan hilangnya)
fungsi dan nilai (manfaat) lahan basah alami (Abdul R. 2007).

2. Peran Perawat dalam Lahan Basah

Sebagai perawat, yang adalah salah satu perantara terbesar


informasi kepada publik, itu adalah tanggung jawab perawat untuk
memahami sebanyak mungkin tentang:

a. Potensi resiko terhadap kesehatan yang ada di lingkungan


b. Bagaimana menilai lingkungan
c. Bagaimana untuk menghilangkan atau mengurangi penyakit
lingkungan
d. Bagaimana untuk berkomunikasi dan mendidik

16
e. Bagaimana mengadvokasi kebijakan
f. Mendukung lingkungan sehat

B. Posyandu Remaja
1. Pengertian Posyandu Remaja
Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk remaja dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan
kesehatan bagi remaja untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
keterampilan hidup sehat remaja.
Pelayanan kesehatan remaja di Posyandu adalah pelayanan
kesehatan yang peduli remaja, mencakup upaya promotif dan preventif,
meliputi: Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), kesehatan reproduksi
remaja, kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi,
aktifitas fisik, pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan
pencegahan kekerasan pada remaja.
2. Tujuan Kegiatan Posyandu Remaja
a. Tujuan Umum
Mendekatkan akses dan meningkatkan cakupan layanan kesehatan bagi
remaja.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi posyandu remaja.
2) Meningkatkan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).
3) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja tentang
kesehatan reproduksi bagi remaja.
4) Meningkatkan pengetahuan remaja sebagai kader masyarakat
dalam pelayanan kesehatan ibu hamil dan ibu nifas
5) Melakukan deteksi dini dan pencegahan Penyakit menular seksual
(PTM).

17
3. Sasaran
a. Sasaran Kegiatan Posyandu Remaja:
Remaja usia 10-18 tahun, laki-laki dan perempuan dengan tidak
memandang status pendidikan dan perkawinan termasuk remaja
dengan disabilitas.
b. Sasaran Petunjuk Pelaksanaan :
1) Petugas kesehatan
2) Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama
3) organisasi kemasyarakatan lainnya
4) Pengelola program remaja
5) Keluarga dan masyarakat
6) Kader Kesehatan Remaja

4. Fungsi Posyandu Remaja


a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan
keterampilan hidup sehat remaja
b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan yang
mencakup upaya promotif dan preventif, meliputi: Pendidikan
Ketrampilan Hidup Sehat (PKHS), kesehatan reproduksi remaja,
pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi, aktifitas fisik, pencegahan
Penyakit Menular seksual dan menjadi kader pelayanan kesehatan
ibu hamil dan ibu nifas.
c. Sebagai surveilans dan pemantauan kesehatan remaja di wilayah
sekitar

5. Manfaat Kegiatan Posyandu Remaja


a. Bagi Remaja Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
meliputi:
1) kesehatan reproduksi remaja, masalah kesehatan jiwa dan
pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi, aktifitas fisik,

18
pencegahan Penyakit menular sesksual, menjadi kader
pelayanan kesehatan ibu hamil dan ibu nifas.
2) Mempersiapkan remaja untuk memiliki ketrampilan Hidup sehat
melalui PKHS
3) Aktualisasi diri dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan
remaja
b. Petugas Kesehatan
1) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat
terutama remaja
2) Membantu remaja dalam memecahkan masalah kesehatan
spesifik sesuai dengan keluhan yang dialaminya
c. Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama,
organisasi kemasyarakatan lainnya
Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan secara
terpadu sesuai dengan tugas, pokok, fungsi (tupoksi) masing-masing
sektor.
d. Keluarga dan Masyarakat
1) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak
yang mampu berperilaku hidup bersih dan sehat
2) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak
yang memiliki keterampilan hidup sehat
3) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak
yang memiliki keterampilan sosial yang baik sehingga dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
C. Kehamilan
1. Trimester I
a. Definisi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

19
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2009).
Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu trimester pertama (0-12
minggu), trimester kedua (13-28 minggu), dan trimester ketiga (29-42
minggu) (Irianti dkk, 2014).
b. Etiologi
Peristiwa kehamilan tidak terlepas dari kejadian yang meliputi:
pembentukan gamet (sel telur dan sel sperma), ovulasi, pertemuan sel
telur dan sel sperma serta implantasi embrio pada uterus
(Prawirohardjo, 2009).
1) Perkembangan janin pada kehamilan trimester pertama, yaitu
(Kusmiati, 2009): 1) Minggu ke-1 Minggu ini merupakan proses
pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi
bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah
mempunyai segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46
jenis kromosom manusia.
2) Minggu ke-2 Perubahan terjadi pada akhir minggu ke dua. Sel telur
yang telah dibuahi membelah dua. Sambil terus membelah, sel
telur bergerak di dalam lubang falop menuju rahim.
3) Minggu ke-3 Sampai usia kehamilan tiga minggu, sel telur
membelah menjadi ratusan dan akan menempel pada dinging rahim
disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil berdiameter 0,1 – 0,2
mm.
4) Minggu ke-4 Bayi membentuk embrio. Embrio memproduksi
hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin – HCG ) saat ini
terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan
aorta.
5) Minggu ke-5 Terbentuk 3 lapisan yaitu, eksoderm, mesoderm dan
endoderm. Eksoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan
membentuk sistem saraf pada janin tersebut dan seterusnya
membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan
mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membantuk organ
jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan

20
endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus,
hati, pankreas dan pundi kecil.
6) Minggu ke-6 Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari
puncak, hingga bokong. Saraf sepanjang punggung bayi telah
tertutup sistem pernafasan dan sistem pencernaan mulai terbentuk,
pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki
mulai tampak.
7) Minggu ke-7 Akhir minggu ketujuh, panjangnya 5-13 mm dan
beratnya 0,8 gram. Kira kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk
lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang
mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri,
begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.
8) Minggu ke-8 Panjang kira-kira 14 – 20 mm. Bayi sudah mulai
berbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut
serta lidah. Anggota tangan serta kaki juga berbentuk walaupun
belum sempurna.
9) Minggu ke-9 Telinga bagian luar mulai berbentuk, kaki dan tangan
terus berkembang, berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. DJJ
mulai terdengar, panjang sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4
gram.
10) Minggu ke-10 Semua organ penting mulai bekerjasama,
pertumbuhan otak meningkat dengan cepat hampir 250.000 sel
saraf baru di produksi setiap menit. Bayi mulai seperti manusia
kecil dengan panjang 32-40 mm dan berat 7 gram.
11) Minggu ke-11 Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm,
baik rambut, kuku jari tanggan dan kakinya mulai tumbuh. Posisi
bayi mulai berputar dan bisa dirasakan ibu.
12) Minggu ke-12 Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan
hidung kecil, jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh.
Usus bayi telah berada dalam rongga perut akibat meningkatnya
volume darah ibu, detak jantung janin meningkat, panjangnya
sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram.

21
Tanda kemungkinan hamil dibagi menjadi 3, yaitu (Manuaba, 2013):
1) Tanda subjektif hamil
 Terlambat datang bulan (amenore)
 Nausea (mual) dengan atau tanpa vomitus (muntah) karena
pengaruh hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
 Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
 Konstipasi atau obstipasi karena pengaruh progesteron dapat
menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan buang air
besar.
 Sering kencing karena adanya tekanan pada kandung kemiih
akibat pembesaran rahim.
 Payudara tegang dan agak nyeri untuk persiapan laktasi.
 Anoreksia (tidak nafsu makan).
 Pigmentasi kulit.

2) Tanda objektif hamil


 Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim, dengan
memerhatikan tanda piscaceck dan hegar.
 Perubahan warna dan konsitensi serviks.
 Kontraksi braxton hicks.
 Terdapat balotement.
 Teraba bagian janin.
 Terdapat kemungkinan pengeluaran kolostrum.
 Terdapat hiperpigmentasi kulit pada wajah dan perut.
 Terdapat kebiruan vagina/ selaput lendir vulva (tanda
chadwick).
3) Tanda pasti hamil
 Teraba gerakan janin dalam rahim
 Terdengar denyut jantung janin (hamil 12 minggu)
 Pemeriksaan ultrasonografi terdapat kerangka janin, usia
kehamilan 12 minggu

22
 Terdapat kantong kehamilan, usia kehamilan 4 minggu
 Terdapat denyut jantung janin, usia kehamilan 6 minggu

Terdapat beberapa permasalahan yang sering muncul pada masa


kehamilan trimester pertama, diantaranya (Lombogia, 2017):
1) Hiperemesis gravidarum (HEG) adalah suatu keadaan mual
muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan sehari-hari yang menetap hingga umur kehamilan 20
minggu.
2) Abortus, yaitu berakhirnya kehamilan sebelum janin mencapai
berat 500gr atau umur kehamilan kurang dari 20-22 minggu.
3) Kehamilan ektopik, yaitu kehamilan di luar rongga rahim, dimana
telur telah dibuahi berimplintasi dan tumbuh di lokasi lain selain
lapisan dalam rahim.
4) Mola hidatidosa, yaitu kelainan tropoblas pada kehamilan, dimana
selsel vili koralis berkembang membentuk gelembung putih seperti
anggur, berisi cairan yang akan menyebabkan kegagalan dalam
pembentukan janin, sel-sel tersebut akan berkembang menjadi sel-
sel hidropik.

23
c. Patifisiologi

d. Penatalaksanaan
Beberapa ketidaknyamanan pada kehamilan trimester pertama serta
penatalaksanaannya, diantaranya (Kusmiati 2009):
Tabel. 2.1 Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester Pertama
Serta Penatalaksanaannya (Kusmiati 2009)

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi


1 Sering buang air kecil. a. Kurangi asupan karbohidrat murni dan
makanan yang mengandung gula.
b. Batasi minum kopi, teh dan soda
2 Kelelahan a. Istirahat yang cukup, minimal 2 jam pada
siang hari.
b. Lakukan tehnik relaksasi.
3 Keputihan a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi
setiap hari.

24
b. Memakai pakaian dalam dari bahan katun
dan yang mudah menyerap
c. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan
makan buah dan sayur
4 Keringat bertambah a. Tingkatkan asupan cairan.
b. Mandi secara teratur.
c. Pakailah pakaian yang tipis dan longgar
5 Mengidam a. Tidak perlu dikhawatirkan selama diet
memenuhi kebutuhannya.
b. Jelaskan tentang bahaya makanan yang
tidak bisa diterima, mencakup gizi yang
diperlukan serta
c. Memuaskan rasa mengidam atau kesukaan
menurut kultur
6 Sakit punggung bawah a. Posisi/sikap tubuh yang baik selama
atas dan bawah melakukan aktifitas.
b. Hindari mengangkat barang berat.
c. Gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung

e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Urin
Untuk sebagian besar wanita tes kehamilan satu kali di klinik dengan
menggunakan specimen urine dan satu kali kunjungan antenatal awal
sudah merupakan pengkajian awal kehamilan yang tepat. Tes urine saat
ini dapat dikatakan akurat bagi seorang wanita terlambat haid karena tes
ini sensitiv terhadap kadar hCG dibawah 50 mIU.
2) Pemeriksaan Darah Lengkap
Dari darah perlu ditentukan Hb, sekali dalam 3 bulan karena saat hamil
dapat timbul anemia akibat defisiensi Fe. Lalu menentukan jenis
golongan darah agar dapat cepat mencari darah yang cocok jika
membutuhkan tranfusi darah.
3) Ultrasonografi

25
Kantong kehamilan sudah dapat terlihat dengan USG pada usia
kehamilan 10 minggu.

f. Pemeriksaan Fisik Keperawatan


1) Inspeksi, dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya cloasma
gravidarum pada muka/wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan
ada tidaknya oedema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan
pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok
atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah
dada dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut intuk menilai
apakah perut membesar kedepan atau kesamping, keadaan pusat,
pigmentasi linea alba serta ada tidaknya striae gravidarum.
Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya
tanda chadwick, dan adanya fluour. Kemudian pemeriksaan
ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises.
2) Palpasi, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan
menentukan usia kehamilan serta menentukan letak janin dalam
rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan
metode leopold, yakni:

Gambar 2.3 Pemeriksaan Leopold

 Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan


bagian apa yang teraba pada fundus Bila kepala sifatnya keras,
bulat dan melenting. Sedangkan bokong akan teraba lunak,
lembek, dan tidak melenting.

26
 Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung janin
dan bagian terkecil pada janin. Caranya, letakan kedua tangan
pada sisi uterus, dan tentukan bagian terkecil janin.
 Leopold III digunakan unuk menentukan bagian bawah janin.
Apakah presentasi bagian bawah janin berupa kepala atau bokong
atau yang lainnya yang menunjukkan posisi janin kurang tepat.
 Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi
bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke
dalam rongga panggul.
3) Auskultasi, dilakukan umumnya dengan stetoskop monoaural untuk
mendengarkan denjut jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin,
bising rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi jantung janin dapat
di dengar pada akhir bulan ke 5, walaupun dengan ultrasonografi
dapat di ketahui pada akhir bulan ke 3. Dalam keadaan sehat, bunyi
jantung janin antara 120-140 kali per menit. Bunyi jantung dihitung
dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120
kali per menit atau lebih dari 140 per menit, kemungkinan janin dalam
keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung janin, dapat di dengar kan
bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising
yang frekuensinya sama seperti denyut nadi ibu, bunyi aorta
frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya
tidak teratur (Lombogia, 2017).

2. Trimester II
a. Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

27
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
menjadi tiga trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi
pertama sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6
bulan trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Kehamilan
melibatkan perubahan fisk emosional dari ibu serta perubahan sosial
didalam lingkungan keluarga. Trimester kedua adalah usia kehamilan
minggu ke- 13 sampai minggu ke -28. trimester kedua mungkin
merupakan periode yang paling nyaman dari kehamilan.
ketidaknyamanan yang biasa dirasaan dalam kehamilan dini menjadi
tidak terlalu mengganggu lagi dan memperoleh kembali nafsu makan
dan kekuatan (Prawirohardjo, 2002).

b. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut,
yaitu (Haerani, 2011)
1) Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh
zona pellusida oleh kromosom radiata.
2) Spermatozo berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang
menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
3) Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan
ovum di tuba fallopii.
4) Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
5) Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.

c. Manifestasi Klinis
1) Kadang-kadang muntah
2) Pigmentasi yang mendalam, jerawat dan kukit berminyak

28
3) Erythea teklapak tangan terjadi pada 50% wanita, bercak kemerahan
pada telapak tangan dan menutupi kulit yang berlebihan dan ujung
jari yang disebabkan oleh faktor predisposisi genetis dan hyper
estrogen.
4) Sakit kepala, ketegangan emosional (biasanya lebih dari vascular
migrain headache)
5) Konstipasi terjadi 50% pada semua wanita hamil, pengaruh
hormone progesterone dan BAB menjadi keras dan tidak teratur.
Kebiasaan buang air besar mungkin akan mengalami perubahan
selama kehamilan.
6) Nyeri sekitar ligamen (kelemahan) ligament yang menciut/tertekan
disebabkan oleh pembesaran uterus
7) Nyeri sendi, pinggang, dan tekanan pelvic, hypermobilitas sensi
8) Anemia, kondisi ketika konsentrasi pigmen hemoglobin turun dalam
darah. Ptotein ini membawa oksigen persyaratan vital untuk
melanjutkan kehidupan dan untuk kesejahteraan orang. Level
normal berkisar antara 12-15 gm/ml darah. Kurang dari 19 gm
menjadikan seseorang anemia.
9) Tanda-tanda peringatan trimester ll yaitu keluar cairan dari vagina,
bleeding, cairan amnion, demam, panas, dan perubahan grakan janin
tidak ada gerakan janin setelah gerakan lebih cepat.

d. Perubahan anatomik dan fisiologik pada wanita hamil


Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,
perubahan yang terdapat pada wanita hamil ialah antara lain (Army,
2006):
1) Vulva dan vagina
Karena hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan
terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh
darah alat genetalia membesar. Peningkatan sensivitas dapat
meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya selama
trimester kedua kehamilan. Peningkatan kongesti ditambah
relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus yang berat dapat

29
menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan
varises biasanya membaik selama periode pasca partum.
2) Serviks uteri
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di serviks
akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
3) Uterus
Pada kehamilan 16 minggu cavum uteri diisi oleh ruang amnion
yang terisi janin dan ithmus menjadi bagian korpus uteri. Bentuk
uterus menjadi bulat dan berangsur-angsur berbentuk lonjong
seperti telur, ukurannya kira- kira sebesar kepala bayi atau tinju
orang dewasa. Pada saat ini uterus mulai memasuki rongga
peritoneum.
 16 minggu : fundus uteri kira-kira terletak diantara ½ jarak
pusat ke symphisis.
 20 minggu : fundus uteri kira-kira terletak dipinggir bawah
pusat.
 24 minggu : fundus uteri berada tepat dipinggir atas pusat.
Segera setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus
dapat dirasakan melalui dinding abdomen. Kontraksi ini
disebut tanda Braxton hicks. Kontraksi Braxton hicks adalah
kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan nyeri, yang
timbul secara intermiten sepanjang setiap siklus menstruasi.
4) Ovarium
Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan
menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum.
5) Payudara / mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih disebut Colustrom. Colustrom
ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi.selama trimester
kedua , pertubuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara
meningkat secara progresif. Walaupun perkembangan kelenjar
mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil,

30
tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni
setelah janin dan plasenta lahir.
6) Sistem traktus urinarius
Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar
dari panggul sejati kearah abdomen. Hal ini memungkinkan
histensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang
sama, pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan
rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit
urine.
7) Sistem musculoskeletal
Selama trimester kedua mobilitas persendian akan berkurang
terutama pada daerah siku dan pergelangan tangan dengan
meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif atau jaringan
yang berhubungan disekitarnya.

e. Perubahan psikologis kehamilan pada trimester kedua


Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan
psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita
mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang Ibu
dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan
dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir
kalau terjadi masalah dalam kehamilannya. Atau bahwa ada
kemungkinan bayinya tidak normal. Pada trimester ini pula Ibu dapat
merasakan gerakan bayinya, dan Ibu mulai merasakan kehadiran
bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak Ibu yang
merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti
yang dirasakannya pada trimester pertama dan mersakan meningkatnya
libido (Suprijadi,2001).

f. Pathway

Perubahan ibu hamil pada trimester II

Perubahan Fisiologis 31 Perubahan Psikologis


g. Pemeriksaan Penunjang
Tes laboratorium (rutin dan khusus) ada beberapa pemeriksaan
laboratorium yang disarankan menjelang persalinan di antaranya yaitu
(Prawirohardjo, Sarwono. 2002):
1) Tes darah rutin meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, sel darah putih
(leukosit), trombosit. Dari kadar Hemoglobin untuk mengetahui apakah
seorang iu anemia atau tidak. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan
kecukupan suplai darah ke janin dan risiko jika terjadi perdarahan saat
persalinan. Sel darah putih menunjukkan apakah terjadi infeksi di tubuh
ibu. Trombosit untuk melihat apakah ada kelainan faktor pembekuan
darah, ini berhubungan dengan resiko perdarahan.
2) Pemeriksaan urin dimaksudkan untuk mengetahui adanya infeksi saluran
kencing, adanya darah, protein, dan gula pada urin yang menunjukkan
adanya penyakit tertentu yang bisa mempengaruhi kehamilan.
3) Pemeriksaan HBsAg untuk mengetahui adanya infeksi hepatitis B pada
ibu. Infeksi hepatitis bisa ditularkan lewat darah dan hubungan seksual.
Pemeriksaan pemeriksaan tersebut di atas tidak harus dilakukan seorang
ibu hamil, dan jika tidak dilakukan pun tidak mengapa, akan tetapi
pemeriksaan tersebut dianjurkan sebagai skrining untuk mengetahui
kondisi kehamilan dan resiko saat persalinan terhadap ibu dan janin.

h. Penatalaksanaan
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, Menurut (Prawirohardjo
2002), Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata antara 11,5 sampai
16 kg.
Trimester I : 1-2,5 kg/3 bulan
Trimester II : 0,35-0,4 kg/minggu
Trimester III : 1 kg/bulan
Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
2) Ukur tekanan darah, tekanan darah pada ibu hamil dikatakan normal
yaitu dibawah 140/90 mmHg.
3) Ukur tinggi fundus uteri digunakan untuk mengetahui usia kehamilan
Tabel 2.2 Umur Kehamilan Dan Tinggi Fundus Uteri

32
Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosesuss xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari dibawah prosessus xifoideus

4) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin.


 Takikardi berat detak jantung diatas 180x/menit
 Takikardi ringan antara 160-180x/menit
 Normal antara 120-160x/menit
 Bradikardia ringan antara 100-119x/menit
 Bradikardia sedang antara 80-100x/menit
 Bradikardia berat kurang dari 80x/menit
5) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT (Tetanus
Toxoid) . Pada ibu hamil diberikan imunisasi TT sebanyak 2 kali selama
kehamilan dengan interval  waktu 4 minggu
6) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
7) Leopold I : untuk mengetahui TFU serta menentukan bagian janin mana
yang terletak dibagian fundus.
Leopold II : Untuk menentukan batas samping rahim kanan dan kiri
kemudian menentukan letak punggung janin, pada letak lintang dimana
kepala janin.
Leopold III : untuk menentukan bagian terbawah janin serta
menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk panggul atau
belum

Leopold IV : untuk menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh


janin sudah masuk pintu atas panggul.

33
3. Trimester III
a. Definisi
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan
bukan patologis. Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis/abnormal.
Masa hamil berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Setiap perempuan
berkepribadian unik dan kehamilan unik pula, dimana terdiri atas Bio,
Psikologis, Social, yang berbeda pula, sehingga dalam memperlakukan
pasien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan.
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim
seorang perempuan, masa kehamilan ini didahului oleh terjadinya
pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang
dihasilkan oleh indung telur. Kehamilan Trimester III adalah Kehamilan
yang berusia antara 28 minggu sampai dengan 40 minggu atau Aterm
(Karjatin, A., 2016).

b. Perubahan Fisik dan Psikologis


1) Fisik
 BB naik 4-5kg
 Sesak nafas
 Insomnia
 Rasa khawatir dan lemas
 Rasa tidak nyaman dan tertekan pada perineum
 Kontraksi Braxton his
 Kram betis
 Edema kaki sampai tungkai

2) Fisikologis

Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada


sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu

34
meningkatkan kewaspadaan pada timbulnya tanda dan gejala akan
terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut
kalaukalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu
juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau
benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan
timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya
aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan
berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima
selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan
dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Trimester ketiga adalah saat
persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga
mulai menduga-duga tentang jenis kelamin bayinya dan akan mirip siapa.
Bahkan mereka mungkin juga sudah memilih sebuah nama untuk
bayinya. Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ dalam,
adanya perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin besar, adanya
perubahan gambaran diri (konsep diri, tidak mantap, merasa terasing,
tidak dicintai, merasa tidak pasti, takut, juga senang karena kelahiran
sang bayi) (Karjatin, A., 2016).

c. Kebutuhan Gizi dan Fisik


1) Gizi
 Kalori: Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000
-80.000 kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5
kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu
terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah
sekitar 285-300 kkal. Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan
jaringan janin dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan
amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu
untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
 Vitamin B6 (Piridoksin): Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan
lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim.

35
Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan
pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf).
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2
miligram sehari.
 Yodium: Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin
yang berperan mengontrol setiap metabolisma sel baru yang terbentuk.
Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perekembagan janin,
termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara
berlebihan sehingga janin tumbuh melampaui ukuran normal.
Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka
yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.
 Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3): Deretan vitamin
ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem
pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin
sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari
dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini bisa Anda
konsumsi dari keju, susu, kacangkacangan, hati dan telur.
 Air: Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan
tapi juga dari cairan. Air sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel
baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan dan mengatur proses
metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang
meningkat selama masa kehamilan.
2) Fisik
 Oksigen: Oksigen penting dalam pembentukan energi agar
produktivitas kerja dan tubuh tidak cepat lelah.
 Nutrisi: Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan
sangat baik, tetapi jangan berlebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan
protein, sayursayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi.
Selain itu kurangi makanan terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin
(seperti garam, ikan asin, telur asin, tauco dan kecap asin) karena

36
makanan tersebut akan memberikan kecenderungan janin tumbuh besar
dan merangsang timbulnya keracunan saat kehamilan.
 Personal Hygiene: Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya,
seperti mandi dua kali sehari, mengganti pakaian dalam setiap kali
terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara dan
pakaian yang menyerap keringat.
 Eliminasi: Lebih banyak cairan yang dikeluarkan melalui ginjal sebagai
air seni dan perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus
dan besar, sehingga buang air besar mengalami obstipasi (sembelit).
Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena
menurunnya gerakan ibu hamil, untuk mengatasi sembelit dianjurkan
untuk meningkatkan gerak, banyak makan makanan berserat (sayur dan
buah-buahan).
 Seksualitas Kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan
hubungan seksual asalkan dilakukan dengan hati-hati dan dengan cara
yang benar. Perlu diketahui keinginan seksual ibu hamil tua sudah
berkurang karena berat perut yang makin membesar dan tekniknya pun
sudah sulit dilakukan.
 Mobilisasi dan Bodi Mekanik: Ibu hamil harus mengetahui bagaimana
caranya memperlakukan diri dengan baik dan kiat berdiri duduk dan
mengangkat tanpa menjadi tegang. Body mekanik (sikap tubuh yang
baik) diinstruksikan kepada wanita hamil karena diperlukan untuk
membentuk aktivitas sehari – hari yang aman dan nyaman selama
kehamilan.
 Senam Hamil: Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun
memberikan banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses
persalinan, antara lain dapat melatih cara mengedan yang benar.
 Istirahat dan Tidur: Istirahat bagi ibu hamil meringankan urat syaraf
atau mngurangi aktifitas otot.
 Imunisasi: Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan
imunisasi tetanus toxoid (TT). Gunanya dalam antenatal dapat

37
menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus dan juga dapat
mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus.
 Traveling: Pada kehamilan trimester III, biasanya Ibu tidak dianjurkan
untuk berpergian karena beban perut Ibu yang semakin besar,
dikhawatirkan dapat menyebabkan Ibu kelelahan dan menimbulkan
ketidaknyamanan, seperti mengakibatkan adanya gangguan sirkulasi
darah dan Oedema pada tungkai karena kaki yang tergantung dan duduk
terlalu lama saat perjalanan.
 Memantau Kesejahteraan Janin: Tujuan dalam pemantauan janin adalah
untuk deteksi dini ada / tidaknya faktor resiko kematian perinatal
tersebut (hipoksia / asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan,
infeksi).
 Persiapan Laktasi: Persiapan menyusui pada masa kehamilan
merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan
lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya.

 Persiapan Kelahiran Janin: Rencana persalinan adalah rencana tindakan


yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini tidak
harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak tertulis.
Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu
dapat menerima asuhan yang ia perlukan. Dengan adanya rencana
persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat
persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima
asuhan yang sesuai serta tepat waktu.

d. Ketidaknyamanan dan Komplikasi


1) Ketidaknyamanan
 Hiverpentilasi dan sesak nafas (Nospatologis)
Ketika rahim membesar dan membesar dan menempati makin banyak
rongga perut, organ-organ lain terdesak dan terdorong ke atas. Ini
menyebabkan orang sulit bernapas ketika mengeluarkan tenaga sedikit
saja. Menjelang akhir, ketika kepala bayi mulai masuk ke panggul, ini
mulai reda. Peningkatan jumlah progesterone selama kehamilan diduga

38
mempengaruhi langsung pusat pernapasan untuk menurunkan kadar
karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen. Peningkatan kadar
oksigen dapat menguntungkan janin.
 Pusing dan mengantuk
Tekanan darah yang rendah dan perut yang membesar dapat membuat
anda merasa pusing dan mengantuk menjelang akhir kehamilan. Pelan-
pelan ketika bangun dari posisi berbaring, mula-mula dengan miring ke
samping, kemudian duduk dan akhirnya bangun. Banyak-banyaklah
minum air dan jangan berdiri terlalu lama.
 Sering kencing dan kebocoran air kencing
Rahim yang tumbuh membesar menekan kandung kemih. Untuk
menghindari bangun malam hari, batasi minum menjelang berangkat
tidur. Saat batuk, tertawa dan bersin, kadang-kadang keluar air kencing
sedikit.
 Kaki dan jari bengkak
Menjelang sore, mungkin terdapat bengkak di sekitar pergelangan kaki
yang hilang saat istirahat malam. Jari-jari mungkin bengkak dan kebas
di pagi hari. Makin siang, jari-jari kembali normal. Mengangkat tangan
dan pelan-pelan melemaskan dan meluruskan jari-jari dapat membantu
mangatasi hal ini.
 Dyspepsia
Dyspepsia atau rasa panas dalam perut mungkin disebabkan oleh organ-
organ perut yang mengalami kram dan muntahab kandungan makanan
berasam ke dalam bagian atap pipa makanan. Ini menimbulkan rasa
sakit dan sensasi panas perut atas, di pusat dada dan di bawah iga.
 Kram
Kontraksi otot yang terasa sakit, biasanya betis, yang dipicu oleh
rengangan yang dapat terjadi sesekali. Pijatlah bagian betis yang kram
tersebut begitu terasa sakit hilang dan berjalanlah untuk melancarkan
aliran darah. Minumlah suplemen kalsium dengan teratur.
 Ruam

39
Pada musim panas akibat keringat yang berlebihan, ruam muncul
lembab dan merah muncul di lipatan-lipatan kulit, biasanya di bawah
payudara. Jika diabaikan, daerah ini dapat terinfeksi, gatal dan sakit
yang memerlukan penggunaan krim dan salpe tertentu.

2) Komplikasi
 Plasenta Previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester
ketiga. Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan
lahir. Bila ini terjadi, ibu hamil akan mengalami perdarahan. Perdarahan
tersebut ada yang terjadi secara perlahan-lahan, ada juga yang secara
tiba-tiba. Karena itu, ibu hamil bisa langsung shock dan lemas.
 Sakit Kepala Hebat
Umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu
terjadi karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat. Biasanya,
sakit kepala tersebut hilang dengan sendirinya setelah beristirahat.
Namun, ada kelainan yang dapat terjadi pada ibu hamil di trimeseter
ketiga, berupa sakit kepala yang sangat hebat. Rasa sakit ini tidak
hilang meskipun ibu hamil telah beristirahat. Gejala ini adalah tanda
preeklamsia.
 Anggota Tubuh Bengkak
Komplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah
bengkaknya anggota tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak
juga biasa terjadi pada ibu hamil. Namun, waspadalah jika
pembengkakan tersebut tidak hilang setelah beristirahat. Pembengkakan
atau dalam bahasa medisnya disebut edema, adalah penimbunan cairan
yang berlebihan di dalam tubuh. Pembengkakan pada wajah dan tangan
yang tak hilang-hilang inilah yang menunjukkan tanda-tanda serius
bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal jantung atau anemia.
 Ketuban Pecah

Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang
sedang hamil tua. Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan

40
pervaginam. Pecahnya ketuban dapat disertai dengan keluarnya anggota
tubuh janin, seperti tangan, kaki, atau plasenta. Ibu hamil yang belum
cukup bulan untuk melahirkan, bila mengalami kejadian ini, harus
segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan ketuban sangat penting
dalam proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum waktunya,
disebabkan karena berbagai hal. Pertama, karena selaput ketuban
kurang kuat. Kedua, adanya infeksi dari mulut rahim atau vagina
(Marjati dkk, 2010).

e. Etiologi
Kehamilan ditegakkan berdasarkan: gejala dan tanda tertentu yang
diperoleh melalui riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil
laboratorium (Lombogia, 2017). Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5
aspek berikut, yaitu:
1) Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida
oleh kromosom radiata.
2) Spermatozoa berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma
dapat bergerak cepat.
3) Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di
tuba fallopii.
4) Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.

5) Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.

f. Manifestasi Klinis
1) Amenorea (tidak datang haid)
2) Payudara tegang
3) Konstipasi
4) Pigmentasi kulit

41
5) Pembesaran rahim dan perut
6) Pada pemeriksaan dijumpai: Tanda hegar, Tanda chadwik,Tanda
discasek, Teraba ballottement
7) Gerakan janin dalam rahim terasa, dan teraba bagian janin
8) Pemeriksaan USG
9) Terdengar denyut jantung janin
10) Berat badan wanita hamil akan naik rata-rata sekitar Trimester III = 4-5
kg

11) TFU: Pada kehamilan 28 minggu, Tinggi Fundus Uteri terletak 2 – 3 jari
di atas pusat. Menurut Spiegelberg dengan mengukur Tinggi Fundus Uteri
dari Simpisis adalah 26,7 cm diatas Simpisis. Pada kehamilan 36 minggu,
Tinggi Fundus Uteri terletak 3 jari di bawah Processus Xiphoideus. Pada
kehamilan 40 minggu, Tinggi Fundus Uteri terletak sama dengan 8 bulan
tapi melebar ke samping yaitu terletak diantara pertengahan pusat dan
Processus Xiphoideus.

g. Patofisiologi

42
h. Pemeriksaan Penunjang
ANC dilaksanakan dua kali pada triwulan ketiga (K4) untuk melihat
kualitas. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan Ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan standar di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Namun dalam penerapan
operasionalnya dikenal standar minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal
Care (ANC) yang terdiri atas (Karjatin, A., 2016):
1) Timbang berat badan Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan
memakai pakaian yang seringanringannya. Berat badan kurang dari 45 kg
pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah.
2) Ukur tekanan darah Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya,
serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
3) Ukur (tinggi) fundus uteri Pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.
4) Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
5) Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan
6) (Tes) terhadap penyakit menular seksual
7) (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan.

Kemudian pemeriksaan Leopold, yang dibagi menjadi 4 (Deswani, 2017):

1) Leopold I bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada


fundus uterus ibu hamil.
 Jika pada saat mempalpasi Anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin.
 Jika anda merasakan lembut, agak melenting, maka bagian itu adalah
bokong janin.

43
 Jika bagian fundus itu teraba memanjang dan keras maka bagian itu
adalah punggung janin.
 Jika bagian fundus itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian itu
adalah ekstremitas janin.
2) Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada
bagian kanan dan kiri uterus ibu hamil.
 Jika pada saat mempalpasi Anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin.
 Jika anda merasakan lembut, agak melenting, maka bagian itu adalah
bokong janin.
 Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba memanjang dan keras maka
bagian itu adalah punggung janin.
 Jika bagian kanan atau kiri itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian
itu adalah ekstremitas janin.
3) Leopold III bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada
bagian presentasi/bawah uterus ibu hamil
 Jika pada saat mempalpasi Anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin.
 Jika Anda merasakan lembut, agak melenting, maka bagian itu adalah
bokong janin.
 Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba memanjang dan keras maka
bagian itu adalah punggung janin.
 Jika bagian kanan atau kiri itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian
itu adalah ekstremitas janin.
 Jika saat Anda palpasi hasilnya adalah kepala, maka goyangkan bagian
kepala janin tersebut, apakah kepala masih goyang atau terfiksasi.
 Jika kepala masih dapat digoyangkan dengan tangan Anda maka anda
tidak perlu melakukan pemeriksaan Leopold IV. Namun jika saat
melakukan palpasi Anda merasakan bahwa kepala tidak dapat
digoyangkan maka Anda lanjutkan pemeriksaan ke Leopold IV.

44
4) Leopold IV bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala masuk ke
dalam pintu atas panggul (PAP). Cara pemeriksaannya adalah tempatkan
jari–jari tangan Anda dengan tertutup di sebelah kiri dan kanan pada
segmen bawah rahim kemudian tentukan letak dari bagian presentasi
tersebut (konvergen/ divergen).

i. Penatalaksanaan
ANC sebaiknya dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan
mencapai 32 minggu dan kemudian dilanjutkan setiap 2 minggu sekali
sampai tanggal persalinan atau minimal selama trimester III (Karjatin, A.,
2016). Pemeriksaan yang dilakukan selama kunjungan biasanya mencakup
pemeriksaan fisik secara umum dan pemeriksaan fisik secara khusus,
gunanya adalah untuk mengetahui kesehatan Ibu dan memantau pertumbuh-
kembangan Janin. Sebagai pengawasan, kecukupan gizi ibu hamil dan
pertumbuhan Janin dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badan. kenaikan
berat badan rata-rata antara 10 Kg sampai 14 Kg selama hamil.
Perawat memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ke tiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat, hendaknya melakukan
kunjungan rumah untuk hal ini. Penyuluhan KIE juga dapat diberikan pada
trimester ini.

D. Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak,
dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan,
dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. Pengaturan kehamilan dilakukan dengan menggunakan cara, alat,
dan obat kontrasepsi. Pelayanan kontrasepsi adalah pemberian atau pemasangan
kontrasepsi maupun tindakan – tindakan lain yang berkaitan kontrasepsi kepada
calon dan peserta Keluarga Berencana yang dilakukan dalam fasilitas pelayanan

45
KB. Penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi dilakukan dengan cara yang dapat
dipertanggung jawabkan dari segi agama, norma budaya, etika, serta segi
kesehatan (Kemenkes RI, 2014).
Pelayanan KB yang berkualitas dan merata memiliki kedudukan yang
strategis, yaitu sebagai bagian dari upaya komprehensif yang terdiri dari upaya
kesehatan promotif dan preventif perorangan. Implementasi pendekatan life
cycle/siklus hidup dan prinsip continuum of care merupakan salah satu bagian
dari pelayanan KB dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak
(KIA). Jenis dan sasaran yang dituju dari pelayanan KB diberikan sesuai dengan
kebutuhan melalui konseling dan pelayanan dengan tujuan merencanakan dan
menjarangkan atau membatasi kehamilan, yaitu bagi remaja, ibu hamil, ibu
nifas, wanita usia subur (WUS) yang tidak sedang hamil. Suami dan istri
memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dalam melaksanakan KB
(Kemenkes RI, 2013).
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang berusia antara 15sampai
49 yang belum menikah, menikah dan sudah pernah menikah/janda danwanita
pada usia ini memiliki potensi untuk mempunyai keturunan (BKKBN, 2012).
Pemilihan kontrasepsi pada WUS dibagi menjadi 3 fase. Fase menunda
kehamilan yaitu pada usia kurang dari 20 tahun. Fase menjarangkan kehamilan
yaitu pada usia antara 20 sampai 35 tahun. Fase tidak hamil lagi yaitu pada
WUS dengan usia lebih dari 35 tahun (BKKBN, 2012). Kategori yang
memenuhi syarat untuk akseptor kontrasepsi menurut medical eligibility criteria
for contraceptive use (MEC) (2015) :
a. Suatu kondisi yang mana tidak ada larangan untuk penggunaan metode
kontrasepsi. Artinya metode tersebut dapat digunakan pada setiap keadaan.
b. Suatu kondisi dimana keuntungan dari penggunaan metode ini secara umum
lebih besar daripada teori atau risiko yang telah terbukti. Artinya secara
umum metode tersebut dapat digunakan.
c. Suatu kondisi dimana teori atau risiko yang telah terbukti biasanya lebih
besar daripada keuntungan menggunakan metode tersebut. Artinya
penggunaan metode tersebut biasanya tidak direkomendasikan kecuali tidak
ada metode lain yang tersedia atau dapat diterima klien.

46
d. Suatu kondisi yang menunjukkan resiko kesehatan yang tidak dapat diterima
jika metode kontrasepsi ini digunakan. Artinya, metode tersebut tidak dapat
digunakan.

2. Jenis-jenis kontrasepsi
Pelayanan kontrasepsi diberikan dengan menggunakan metode
kontrasepsi baik hormonal maupun non hormonal. Menurut jangka waktu
pemakaiannya kontrasepsi dibagi menjadi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-MKJP) (Kemenkes
RI, 2014). Jenis – jenis kontrasepsi menurut Affandi dan Albar (2011) :
a. Kontrasepsi non-hormonal, terdiri dari :
1) Kontrasepsi tanpa menggunakan alat/obat yaitu senggama terputus dan
pantang berkala
2) Kontrasepsi sederhana untuk laki-laki adalah kondom
3) Kontrasepsi sederhana untuk perempuan yaitu pessarium dan kontrasepsi
dengan obat – obat spermitisida
b. Kontrasepsi hormonal, terdiri dari :
1) Metode hormonal kombinasi (estrogen dan progesteron) yaitu pil
kombinasi dan suntik kombinasi (cyclofem)
2) Metode hormonal progesteron saja yaitu pil progestin (minipil), implan,
suntikan progestin (Depo Medroksiprogesterone Asetat/DMPA)

3. Suntik Progestin
a. Jenis suntik progestin
Metode kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang
paling banyak digunakan (Kemenkes RI, 2016). Salah satu metode suntik
yang menjadi pilihan adalah metode suntik DMPA. Metode kontrasepsi
progestin dengan menggunakan progestin, yaitu bahan tiruan dari
progesteron tersedia dalam 2 jenis kemasan, yakni:
1) Depo medroksiprogesteron asetat mengandung 150 mg DMPA,
diberikan setiap 3 bulan dengan suntikan intramuskular di bokong
2) Depo noretisteron enantat mengandung 200 mg noretindron enantat,
diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular (Kemenkes
RI, 2014)

47
b. Waktu memulai untuk suntik progestin yaitu :
1) Suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
2) Pada ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat
asal dipastikan ibu tidak hamil, namun selama 7 hari setelah suntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual
3) Pada ibu menyusui: setelah 6 minggu pasca persalinan, sementara pada
ibu tidak menyusui dapat menggunakan segera setelah persalinan
(Kemenkes RI, 2014).

c. Cara kerja suntik progestin


Cara kerja suntik progestin yaitu mencegah ovulasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma,
menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi, serta menghambat
transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin, 2011).

d. Mekanisme kerja hormone progesterone


Sistem neuroendokrin untuk fungsi reproduksi memiliki sistem
bertingkat yaitu central nervous system (CNS) yang lebih tinggi dipengaruhi
oleh stimuli internal dan eksternal. Sistem ini berefek positif atau negatif
terhadap sekresi gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus
menuju ke sirkulasi portal hipofisis. Sekresi hormon ini akan menstimulasi
kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi follicle stimulating hormone
(FSH) dan luteinizing hormone (LH) (Anwar, 2011)
Pengaruh hormon FSH dan LH yaitu pada tingkat ovarium untuk
memacu perkembangan folikular dan ovulasi pada perempuan. Progesteron
terutama diproduksi di ovarium oleh sel luteal dan oleh sel granulosa dalam
jumlah sedikit pada saat sebelum terjadinya lonjakan LH. Hormon ini
penting untuk menginduksi perubahan sekretoris pada endometrium dan
memelihara kehamilan (Anwar, 2011). Bila progesteron terlalu lama
memengaruhi endometrium akan terjadi degenerasi endometrium sehingga
tidak cocok menerima nidasi. Pada serviks, pengaruh progesteron
mengurangi getah serviks, molekul besar menjadi tebal, sehingga porsio dan
serviks menjadi sangat sempit dan getah serviks menjadi ketat (Saifuddin,
2011)

48
Rahim tipis dan atrofi dan menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Hal ini terjadi karena kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing hormone (LH) menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Kondisi
hipoestrogenik yang juga terjadi merupakan faktor signifikan menyebabkan
dispareunia (Walker dan Shawky, 2013). Pada pemakaian DMPA,
endometrium menjadi menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar –
kelenjar yang tidak aktif. Pemakaian jangka lama DMPA menyebabkan
endometrium bisa menjadi semakin sedikit sehingga hampir tidak didapatkan
jaringan bila dilakukan biopsi, tetapi perubahan tersebut akan kembali
normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA berakhir (Veisi dan
Zangeneh, 2013).

e. Keuntungan
Keuntungan dari suntik progestin diantaranya adalah sangat efektif,
tidak menekan produksi ASI, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih
dari 35 tahun sampai perimenopause. Suntik progestin memiliki efektivitas
yang tinggi, dengan kehamilan 0,3 kehamilan per 100 perempuan/tahun, asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur dan sesuai jadwal yang telah
ditentukan (BKKBN, 2012).

f. Keterbatasan dan efek samping


Keterbatasan pada metode ini adalah klien sangat bergantung pada
tempat sarana pelayanan kesehatan untuk suntikan ulang, tidak dapat
dihentikan sewaktu- waktu, lambat kembalinya kesuburan setelah
penghentian pemakaian, rata-rata 4 bulan. Efek samping DMPA yaitu berat
badan meningkat, nyeri tulang, vagina kering, penurunan mood, spotting,
amenore (BKKBN, 2012).

g. Peringatan pemakaian
1) Setiap terlambat haid harus dipikrkan adanya kemungkinan kehamilan
2) Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik
terganggu
3) Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi

49
4) Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya
penglihatan
5) Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali
lebih banyak dalam satu periode masa haid

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan dpartemen maternitas dalam keperawatan kesehatan lahan basah
(KKLB) di Desa Sungai Asam UPT Puskesmas Katang Intan 2, terdapat 3 RT yang
berjumlah keseluruhan 547 kepala keluarga. Praktik ini berlangsung selama 5 minggu
yaitu mulai tanggal 13 Desember 2021 sampai dengan 15 januari 2022.
Pengkajian dilakukan menggunakan metode pembagian kuesioner, wawancara terhadap
bidan serta aparat Desa Sungai Asam, dengan fokus pengkajian atau pembagian
kuesioner terhadap ibu hamil dan ibu melahirkan/nifas. Setelah dilakukan pengkajian di
Desa Sungai Asam, didapatkan sampel sebanyak 16 orang ibu hamil dan 3 orang ibu
melahirkan/nifas.

A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
Desa Sungai Asam terdiri dari 3 Rukun Tetangga (RT). Berdasarkan data
sekunder di kantor Desa Sungai Asam tahun 2021, terdapat jumlah penduduk
sebanyak 1560 jiwa, laki-laki sebanyak 796 jiwa dan perempuan sebanyak 764
jiwa. Keseluruhan jumlah kepala keluarga di Desa Sungai Asam sebanyak 547
KK.
a. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

50
Jenis Kelamin

49%
51%

Laki-laki Perempuan

Diagram 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi penduduk Desa Sungai Asam berdasarkan jenis kelamin tahun


2021 yang didapatkan dari data Kantor Desa Sungai Asam yaitu sebanyak
796 jiwa laki-laki (49%) dan 764 jiwa perempuan (51%).
b. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Agama

Islam

100.00%

Diagram 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Distribusi penduduk menurut agama di Desa Sungai Asam tahun 2021


yang didapatkan dari data kantor desa Sungai Asam yaitu sebanyak 1560
orang (100%) beragama Islam.
c. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala desa, RT dan juga observasi


yang dilakukan mayoritas pekerjaan masyarakat di Desa Sungai Asam
adalah sebagian besar petani karet, petani buah sebagian lain ada yang

51
bekerja sebagai buruh sebagian lainnya swasta, wiraswasta dan sebagian
kecil adalah nelayan.

d. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Distribusi Data Berdasarkan Pendidikan

Tamat SD ; 604

tidak/belum sekolah ;
belum tamat350
SD ; 348

SLTP; 240

Akademi/DIII/S.Muda
;4 D IV/S1 ; 2
D I/II ; 1 SLTA ; 11

Diagram 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Distribusi penduduk Desa Sungai Asam berdasarkan Pendidikan tahun 2021


yang didapatkan dari data Kantor Desa Sungai Asam yaitu sebanyak 4 orang
Akademi/DIII/S.Muda (0,26%), 1 orang D I/II (0,06%), D IV/S1 2 orang
(0,13%), 11 orang SLTA (0,71%), 240 orang SLTP (15,38%), 604 orang
Tamat SD (38,72%), 348 belum tamat SD (22,31%) dan 350 orang
tidak/belum sekolah (22,44%)

2. Data Pengkajian Maternitas

52
Berdasarkan hasil pengkajian di desa Sungai Asam didapatkan total ibu hamil
berjumlah 16 orang
a. Distribusi Data Ibu Hamil Berdasarkan Wilayah

Ibu Hamil

RT 01
RT 02
RT 03

Diagram 3.4 Distribusi Data Ibu Hamil Berdasarkan Wilayah

Berdasarkan hasil pengkajian dan wawancara data ibu Hamil di Desa


Sungai Asam sebanyak 16 orang yang terdiri dari 3 RT, yaitu RT 1
sebanyak 3 orang (18,75%), RT 2 sebanyak 8 orang (50,00%) dan RT 3
sebanyak 5 orang (31,25%). Dari keterangan bidan setempat para ibu
Hamil yang berada di Desa Sungai Asam rutin memeriksakan kondisi
kehamilannya setiap bulan, dan seluruh ibu juga rutin mengikuti kelas ibu
hamil yang diprogramkan setiap bulannya dengan baik. Jumlah kunjungan
yang ibu hamil lakukan rata-rata ± 4 kali selama trimester I, II, dan III.
b. Distribusi Data Tekanan Darah ibu Hamil Saat Pengkajian

Takanan darah pada ibu hamil


6%
13%

6%

6% 31%

38%

102/87 120/80 110/70 130/100 130/89 140/100

Diagram 3.5 Distribusi Data Tekanan Darah ibu Hamil Saat Pengkajian

53
Berdasakan hasil pengkajian dan wawancara pada 16 orang ibu hamil di
desa Sungai Asam didapatkan hasil tekanan darah yaitu 1 orang 102/87
mmHg (6%), 5 orang dengan hasil 120/80 mmHg (31%), 6 orang 110/70
mmHg (38%), 1 orang 130/80 mmHg (6%), 1 orang 130/89 mmHg (6%),
dan 2 orang 140/100 mmHg (13%). Dari hasil wawancara dengan bidan
beberapa ibu hamil ada beberapa ibu hamil yang mengalami peningkatan
tekanan darah saat kehamilan saja dan ada juga yang mengalami tekanan
darah tinggi yang memang dimiliki sebelum kehamilan terjadi atau
bawaan, dari beberapa ibu hamil mengeluhkan memiliki tekanan darah
yang tinggi saat kehamilan dengan disertai pusing, hal ini dipengaruhi dari
beberapa faktor seperti pola makan ibu hamil setempat yang tidak dijaga
dengan gemar memakan makanan yang asin-asin seperti ikan asin ataupun
masakan yang banyak mengandung garam, dan juga dari faktor psikis
seperti stress yang berlebih yang menyebabkan tekanan darah ibu hamil
menjadi meningkat.
Dari wawancara dengan ibu hamil yang mengalami hipertensi akut
berjumlah 4 orang, 3 orang di trimester 3 dan 1 orang di trimester 1.
c. Distribusi Data Usia Kehamilan per Trimester pada Ibu Hamil

Usia Kehamilan

12.50%

Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
56.25% 31.25%

Diagram 3.6 Distribusi Data Usia Kehamilan per Trimester pada Ibu Hamil

Berdasakan hasil pengkajian dan wawancara pada 16 orang ibu hamil di


desa Sungai Asam didapatkan hasil trimester 1 sebanyak 2 orang (12,5%),
trimester 2 sebanyak 5 orang (31,25%), dan trimester 3 sebanyak 9 orang
(56,25%). Dari hasil wawancara pada bidan setempat sebanyak 9 orang ibu

54
hamil pada trimester 3 sudah mempersiapkan kondisinya untuk
menghadapi persalinan yang akan datang, dan para ibu hamil pada
trimester 1 dan trimester 2 rutin menjalankan pemeriksaan kesehatan dan
menambah suplemen vitamin untuk asupan nutrisi yang didapatkan ibu
hamil yang diberikan oleh bidan setempat.

d. Distribusi Data Berdasarkan Masalah Kehamilan Trimester 1 pada


Ibu Hamil

Masalah Trimester 1

Mual/Muntah
Mudah Lelah
Pusing
Nyeri Pinggul

Diagram 3.7 Distribusi Data Berdasarkan Masalah Kehamilan Trimester 1 pada


Ibu Hamil

Dari hasil kuesioner didapatkan data ibu hamil yang mengalami masalah
pada saat trimester 1 yaitu mual muntah sebanyak 10 orang (55,56%),
pusing 5 orang (27,78%), mudah lelah 2 orang (12,5%) dan nyeri pinggul
sebanyak 1 orang (5,56%). Dari hasil wawancara para ibu hamil pada
trimester 1 banyak yang mengeluhkan mual dan muntah yang
menyebabkan beberapa ibu hamil mengalami penurunan nafsu makan dan
mengalami penurunan berat badan.

55
e. Distribusi Data Berdasarkan Masalah Kehamilan Trimester 2 pada
Ibu Hamil

Masalah Trimester 2

Pusing
Nyeri Ulu Hati
Kram Kaki
Kram Tangan
Tidak Ada

Diagram 3.8 Distribusi Data Berdasarkan Masalah Kehamilan Trimester 2 pada


Ibu Hamil

Dari hasil kuesioner didapatkan data ibu hamil yang mengalami masalah
pada saat trimester 2 yaitu pusing 5 orang (33,33%), nyeri ulu hati 2 orang
(13,33%), kram kaki 3 orang (20%), kram tangan 1 orang (6,67%) dan
tidak ada keluhan 4 orang (26,67%). Dari hasil wawancara para ibu hamil
pada trimester 2 mengatakan mual dan muntah yang dirasakan saat
trimester 1 sudah berkurang namun keluhan seperti pusing, kram kaki dan
tangan juga pegal-pegal sudah mulai dirasakan seiring dengan
perkembangan janin yang mulai membesar.
f. Distribusi Data Berdasarkan Masalah Kehamilan Trimester 3 pada
Ibu Hamil

Masalah Trimester 3

BAK Meningkat
Nyeri Punggung
Susah Tidur
Kram Tangan
Tidak Ada

56
Diagram 3.9 Distribusi Data Berdasarkan Masalah Kehamilan Trimester 3 pada
Ibu Hamil

Dari hasil kuesioner didapatkan data ibu hamil yang mengalami masalah
pada saat trimester 3 yaitu BAK meningkat 5 orang (41,67%), nyeri
punggung 3 orang (25%), susah tidur 2 orang (16,67%), kram tangan 1
orang (8,33%) dan tidak ada keluhan 1 orang (8,33%). Dari hasil
wawancara dengan bidan setempat para ibu hamil rutin memeriksakan
kondisi kehamilannya karena memasuki trimester akhir dari kehamilan,
beberapa ibu hamil pada trimester 3 yang memiliki risiko tinggi kehamilan
yang sering terjadi seperti tekanan darah tinggi saat hamil atau sebelum
hamil, cacat tubuh bawaan, anemia dan kekurangan energi kronis
disarankan untuk memeriksakan kondisi kehamilannya lebih lanjut ke
pelayanan kesehatan seperti puskesmas ataupun rumah sakit untuk
menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk menghindari hal yang tidak
diinginkan terjadi.
Dari data di atas dapat disimpulkan pada ibu hamil trimester 2 dan 3 dapat
mengalami beberapa masalah kehamilan yaitu satu keluhan atau lebih dari
2 keluhan disetiap trimesternya sehingga menyebabkan jumlah masalah
kehamilan bisa dirasakan pada saat trimester yang dijalani atau
sebelumnya.
g. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan yang mengikuti kelas prenatal
Dari hasil wawancara para bidan setempat para ibu hamil rutin mengikuti
kelas prenatal yang diprogramkan dengan baik setiap satu bulan sekali.
Kelas prenatal yang dilakukan dengan kegiatan seperti pendidikan
kesehatan dengan materi yang diberikan sesuai kebutuhan para ibu hamil
alat peraga yang sesuai dengan materi pendidikan kesehatan yang
diberikan, para pemateri didatangkan langsung dari puskesmas sesuai
dengan tema materi yang diberikan seperti pendidikan kesehatan dari gizi,
psikologis, bidan dan lain lain. Kegiatan kelas prenatal yang juga diadakan
yaitu senam ibu hamil yang diadakan saat kegiatan pendidikan kesehatan
tidak dilakukan agar ibu hamil tidak merasa bosan dan kelas ibu hamil
selalu menyenangkan.

57
1. Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal
Perawatan Payudara

Perawatan Payudara

Mengikuti Tidak

Diagram 3.10 Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal
Perawatan Payudara

Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 16


orang ibu hamil di desa Sungai Asam didapatkan hasil yang
mengkuti kelas prenatal perawatan payudara sebanyak 3 orang
(18,75%) dan 13 orang yang tidak mengikuti kelas prenatal
perawatan payudara (81,25%).
2. Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal
Perawatan Bayi Baru Lahir

Perawatan Bayi Baru Lahir

Mengikuti Tidak

Diagram 3.11 Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal
Perawatan Bayi Baru Lahir

Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 16


orang ibu hamil di desa Sungai Asam didapatkan hasil yang tidak

58
mengkuti kelas prenatal perawatan bayi baru lahir sebanyak 11 orang
(68,75%) dan 5 orang yang mengikuti kelas prenatal perawatan bayi
baru lahir (31,35%).

3. Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal


Perawatan Tali Pusat

Perawatan Tali Pusat

Mengikuti Tidak

Diagram 3.12 Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal
Perawatan Tali Pusat

Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 16


orang ibu hamil di desa Sungai Asam didapatkan hasil yang tidak
mengkuti kelas prenatal perawatan tali pusat sebanyak 13 orang
(81,25%) dan 3 orang yang mengikuti kelas prenatal perawatan tali
pusat (18,75%).
4. Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal
Teknik Menyusui

59
Teknik Menyusui

Mengikuti Tidak

Diagram 3.13 Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal
Teknik Menyusui

Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 16


orang ibu hamil di desa Sungai Asam didapatkan hasil yang
mengkuti kelas pernatal teknik menyusui sebanyak 7 orang (43,75%)
dan 9 orang yang tidak mengikuti kelas prenatal teknik menyusui
(56,25%).
5. Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal
Keluarga Berencana

Keluarga Berencana

Mengikuti Tidak

Diagram 3.14 Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal
Keluarga Berencana

Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 16


orang ibu hamil di desa Sungai Asam didapatkan hasil yang tidak
mengkuti kelas prenatal KB sebanyak 7 orang (43,75%) dan 9 orang
yang mengikuti kelas prenatal KB (56,25%).

60
6. Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal
Perawatan Saat Nifas/SC

Perawatan Saat Nifas/SC

Mengikuti Tidak

Diagram 3.15 Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal
Perawatan Saat Nifas/SC

Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 16


orang ibu hamil di desa Sungai Asam didapatkan hasil yang
mengikuti kelas perawatan saat nifas/SC sebanyak 10 orang
(62,50%) dan 6 orang yang tidak mengikuti kelas prenatal perawatan
saat nifas/SC (37,50%).
7. Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas Prenatal
Senam Hamil

Senam Hamil

Mengikuti Tidak

Diagram 3.16 Distribusi Data Ibu Hamil yang Mengikuti Kelas


Prenatal Senam Hamil
Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 16
orang ibu hamil di desa Sungai Asam didapatkan hasil yang tidak
mengkuti kelas prenatal senam hamil sebanyak 10 orang (62,5%)

61
dan 9 orang yang mengikuti kelas prenatal senam hamil sebanyak 6
orang (37,5%).
h. Distribusi Data Ibu Hamil Berdasarkan Kunjungan Ke Pelayanan
Kesehatan

Kontrol Ke Pelayanan Kesehatan

Ya

Diagram 3.17 Data control ke pelayanan kesehatan


Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 16 orang ibu
hamil di desa Sungai Asam didapatkan semua ibu hamil sebanyak 16
orang rutin control ke pelayanan kesehatan.
i. Distribusi Data Ibu Hamil Berdasarkan Imunisasi Tetanus

Imunisasi tetanus

100%

Diagram 3.18 Distribusi Data Ibu Hamil Berdasarkan Imunisasi Tetanus


Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 16 orang ibu
hamil di desa Sungai Asam didapatkan semua ibu hamil sebanyak 16
orang semua mendapatkan imunisasi Tetanus (100%).
j. Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Data Informasi Kesehatan yang
Dibutuhkan

62
Informasi Kesehatan yang dibutuhkan

Perawatan Payudara
Perawatan Bayi Baru Lahir
Perawatan Tali Pusar
Teknik Menyusui
KB
Perawatan Saat Nifas/SC
Senam Hamil
Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Lainnya

Diagram 3.19 Distribusi Data Informasi Kesehatan yang Dibutuhkan Ibu Hamil

Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 16 orang ibu


hamil di desa Sungai Asam didapatkan hasil informasi kesehatan yang
dibutuhkan saat ini yaitu sebanyak 12 orang (75%) memilih kebutuhan
nutrisi ibu hamil, 2 orang memilih perawatan saat nifas/SC (12,5%) dan
masing –masing 1 orang memilih senam hamil (6,25%) dan perawatan
bayi baru lahir (6,25%).
k. Distribusi Data Ibu Hamil Berdasarkan Vaksin Covid-19

Vaksin Covid-19

Ya Tidak

Diagram 3.20 Distribusi Data Ibu Hamil Berdasarkan Vaksin Covid-19

63
Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 16 orang ibu
hamil di desa Sungai Asam didapatkan hasil yang sudah vaksin covid-19
sebanyak 10 orang (62,5%) dan 6 orang yang belum vaksin covid-19
(37,5%). Dari hasil wawancara kepada ibu hamil yang belum vaksin
covid-19, 2 orang mengatakan kandungannya belum cukup usia
diakrenakan untuk vaksin ibu hamil usia kandungan minimal 3 bulan.
Sedangkan 4 orang ibu hamil lainnya masih takut, ragu, dan belum
didukung oleh keluarga.

l. Distribusi Data Wanita Usia Subur (WUS) per wilayah

WUS

RT 1
21%

RT 3
41%

RT 2
38%

Diagram 3.21 Distribusi Data Wanita Usia Subur (WUS) per wilayah

Data wanita usia subur di desa Sungai Asam berdasarkan data Puskesmas
Karang Intan 2 didapatkan data wanita usia subur didapatkan sebanyak
353 orang. Pada RT 1 terdapat 75 orang (21%). RT 2 sebanyak 133 orang
(38%) dan RT 3 sebanyak 145 orang (41%).
m. Distribusi Data Pasangan Usia Subur (PUS) per Wilayah

64
Pasangan Usia Subur

RT 1
16%

RT 3
52%

RT 2
32%

Diagram 3.22 Distribusi DataPasangan Usia Subur (PUS) per Wilayah

Data pasangan usia subur di desa Sungai Asam berdasarkan hasil data
Puskesmas Karang Intan 2 didapatkan data sebanyak 235 orang. Pada RT
1 terdapat 45 orang (16%), RT 2 sebanyak 91 orang (32%) dan RT 3
sebanyak 102 orang (52%).

n. Distribusi Data Berdasarkan Kontrasepsi

Alat Kontrasepsi yang digunakan


Mow AKDR
0.85% 0.43%
Pil
11.91%
Implan
22.98%

Suntik
63.83%

Diagram 3.23 Alat kontrasepsi yang digunakan

Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas Karang Intan 2, jenis


kontrasepsi yang digunakan adalah Pil sebanyak 28 orang (12%), suntik
sebanyak 150 orang (65%) implan sebanyak 54 orang (22%). Berdasarkan

65
wawancara, mayoritas pengguna KB Suntik memiliki keluhan saat
penggunaan KB seperti menstruasi yang tidak lancar dan para ibu mengira
bahwa hal tersebut akibat efek penggunaan KB. Beberapa ibu juga
mengeluhkan terjadi peningkatan tekanan darah saat menggunakan KB,
berat badan yang meningkat dan ada juga ibu yang mengeluhkan berat
badan yang turun saat menggunakan KB.
3. Data Pengkajian Nifas
Berdasarkan data wawancara dengan bidan desa di Desa Sungai Asam UPT
Puskesmas Karang Intan 2 didapatkan data ibu nifas berjumlah 3 orang.

a. Distribusi Data Berdasarkan Proses Kelahiran

Proses Kelahiran

SC
33%

Per vaginam
67%

Diagram 4.1 Distribusi Data Berdasarkan Proses Kelahiran

Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 3 orang ibu


nifas di desa Sungai Asam didapatkan 2 ibu nifas persalinan per
vaginam/normal sebanyak 2orang (66,7%) dan 1 orang persalinan dengan
SC dikarenakan anemia dan cacat bawaan (33,3%). Dari hasil wawancara
sebagian besar ibu hamil dengan kondisi persalinan tidak ada faktor

66
penyulit dapat dilakukan proses persalinan pervaginam/normal, namun jika
ibu memiliki riwayat faktor penyulit untuk persalinan maka akan langsung
di rujuk ke rumah sakit untuk dilakukan persalinan SC.
b. Distribusi Data Berdasarkan Tempat Persalinan
Tempat Persalinan

Polindes
33% Rumah Sakit
33%

Puskesmas
33%

Diagram 4.2 Distribusi Data Berdasarkan Tempat Persalinan

Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 3 orang ibu


nifas di desa Sungai Asam didapatkan 1 orang ibu nifas melahirkan di
rumah sakit (33,3%), 1 ibu nifas melahirkan di Puskesmas (33,3%) dan 1
orang melahirkan di Polindes (33,3%). Dari hasil wawancara dengan bidan
setempat proses kelahiran ibu hamil di desa Sungai Asam sebagian besar
dengan persalinan pervaginam atau normal jika tidak mengalami penyulit
pada saat proses persalinan, jika saat proses atau sebelum persalinan ibu
hamil memiliki kondisi penyulit maka akan dilakukan rujukan pada
pelayanan kesehatan tingkat lanjut seperti puskesmas ataupun rumah sakit
terdekat.
c. Distribusi Data Bersarkan Penolong Persalinan
Penolong Persalinan

Dokter
33%

Bidan
67%

67
Diagram 4.3 Distribusi Data Bersarkan Penolong Persalinan

Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 3 orang ibu


nifas di desa Sungai Asam didapatkan 1 orang ibu nifas melahirkan
dibantu dokter (33,33%), 2 ibu nifas melahirkan dibantu bidan (63,33%).
d. Distribusi Data Berdasarkan Berat Badan Bayi Baru Lahir
Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara untuk Berat Badan Bayi Baru
Lahir 3400 gr 2 orang dan 1850gram 1 orang. Dari hasil wawancara bidan
setempat terdapat ibu melahirkan dengan berat badan bayi lahir rendah
dengan berat 1850gram hal itu diakibatkan karena ibu hamil tersebut
mengalami anemia dan memiliki riwayat cacat tubuh bawaan dengan
posisi pinggul yang tidak normal sehingga menyebabkan bayi yang
dilahirkan mengalami berat badan rendah dan kurang cukup bulan yaitu
hanya 8 bulan.

e. Distribusi Data Berdasarkan ASI Keluar Setelah Melahirkan


ASI

1
100%

Diagram 4.4 Distribusi Data Berdasarkan ASI Keluar Setelah Melahirkan

Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 3 orang ibu


nifas di desa Sungai Asam didapatkan semua ibu nifas mengeluarkan ASI
setelah melahirkan, dan para ibu juga sudah diajarkan bagaimana
melakukan perawatan payudara saat kelas prenatal dan saat menjelang
persalinan agar ASI dapat diberikan pada bayi. Dari hasil wawancara ada
beberapa ibu yang khawatir saat ASI tidak langsung keluar setelah
melahirkan dan hal tersebut mengakibatkan beberapa ibu memilih jalan

68
untuk memberikan bayinya dengan susu formula dan tidak memberikan
ASI yang ada.
g. Distribusi Data Ibu Nifas Berdasarkan Pemberian Asi Eksklusif

Asi Eksklusif

Tidak
33%

Ya
67%

Diagram 4.5 Distribusi Data Ibu Nifas Berdasarkan Pemberian Asi Eksklusif

Berdasakan hasil pengkajian kuesioner dan wawancara pada 3 orang ibu


nifas di desa Sungai Asam didapatkan 2 orang (67%) ibu nifas
memberikan asi eksklusif dan 1 orang tidak (33%). Hasil wawancara
kepada ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dikarenakan bayi lahir
dalam keadaan BBLR (berat badan lahir rendah), sehingga perlu tambahan
susu formula untuk menaikan berat badan bayi.
a. Distribusi Data Informasi Kesehatan yang Dibutuhkan Ibu Nifas

KB

1
100%

Diagram 4.6 Distribusi Data Informasi Kesehatan yang Dibutuhkan Ibu Nifas

Berdasarkan Hasil Kuisioner kepada 3 orang ibu Nifas didapatkan


informasi kesehatan yang dibutuhkan yaitu terkait Keluarga Berencana

69
(KB) sejumlah 3 orang (100%) dengan jenis KB yaitu suntik dan pil untuk
rencana lebih mendatang.
4. Distribusi Data berdasarkan Kesehatan Reproduksi Desa Sungai Asam
Berdasarkan wawancara kepada Bidan Desa Sungai Asam, tidak ada penyakit
menular seksual di Desa Suangai Asam. Hanya ditemukan kasus HIV/Aids di
desa tetangga. Program untuk kesehatan reproduksi pada remaja baru akan
dilaksanakan pada kegiatan posyandu remaja yang masih direncakan dibentuk
dan diselenggarakan pada bulan ini (Desember 2021).

70
B. Analisa Data
Data Subjektif Data Objektif Etiologi Masalah Keperawatan
Dari hasil wawancara dengan bidan Berdasarkan pengkajian kepada 16 ibu hamil di Hipertensi Resiko
beberapa ibu hamil ada beberapa ibu hamil Desa Sungai Asam, didapatkan data hipertensi Ketidakefektifan
yang mengalami peningkatan tekanan pada ibu hamil yaitu 1 orang ibu hamil trimester 3 perfusi jaringan perifer
darah saat kehamilan saja dan ada juga yaitu 130/80 mmHg (6%), 1 orang ibu hamil pada kelompok ibu
yang mengalami tekanan darah tinggi yang trimester 2 yaitu 130/89 mmHg (6%), dan 2 orang hamil
memang dimiliki sebelum kehamilan ibu hamil trimester 3 yaitu 140/100 mmHg (13%).
terjadi atau bawaan, dari beberapa ibu
hamil mengeluhkan memiliki tekanan
darah yang tinggi saat kehamilan dengan
disertai pusing. Setelah dilakukan
pengkajian mendalam hal ini dipengaruhi
dari beberapa faktor seperti pola makan ibu
hamil setempat yang tidak dijaga dengan
gemar memakan makanan yang asin-asin
seperti ikan asin ataupun masakan yang
banyak mengandung garam, dan juga dari
faktor psikis seperti stress yang berlebih
yang menyebabkan tekanan darah ibu
hamil menjadi meningkat.
- 2 ibu hamil pada trimester 1 telah Kurang Defisiensi pengetahuan
mendapatkan informasi mengenai Informasi pada ibu hamil
perawatan bayi baru lahir, teknik
menyusui, KB dan perawatan saat nifas
pada kelas prenatal dan belum
mendapatkan informasi mengenai
kebutuhan nutrisi ibu hamil

71
- 2 orang ibu hamil pada trimester 2 sudah
mendapatkan semua informasi pada kelas
prenatal, 1 orang mendapatkan informasi
teknik menyusui, KB dan perawatan saat
nifas. 1 orang hanya mendapatkan
pengetahuan senam hamil, dan 1 orang
lagi hanya mendapatkan pengetahuan
perawatan saat nifas
- 2 orang ibu hamil pada trimester 3
mendapatkan informasi perawatan bayi
baru lahir, 4 orang ibu hamil sudah
mendapatkan informasi teknik
menyusui, , KB, dan perawatan nifas/SC.
1 orang ibu hamil mendapatkan informasi
senam hamil dan 2 orang lainnya belum
mendapatkan informasi terkait kebutuhan
informasi kehamilan trimester 3
- Berdasarkan pengkajian kepada 16 ibu
hamil di Desa Sungai Asam, informasi
kesehatan yang dibutuhkan saat ini yaitu
sebanyak 12 orang (75%) memilih
kebutuhan nutrisi ibu hamil
Berdasarkan wawancara kepada Bidan Kesiapan
Desa Sungai Asam, tidak ada penyakit Meningkatkan
menular seksual di Desa Suangai Asam. Manajemen Kesehatan
Hanya ditemukan kasus HIV/Aids di desa pada kelompok remaja
tetangga. Program untuk kesehatan
reproduksi pada remaja baru akan

72
dilaksanakan pada kegiatan posyandu
remaja yang masih direncakan dibentuk
dan diselenggarakan pada bulan ini
(Desember 2021).

C. Diagnosis Keperawatan
1. Resiko Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer pada kelompok ibu hamil b/d Hipertensi
2. Defisiensi Pengetahuan pada kelompok ibu hamil b/d Kurang Informasi
3. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan pada kelompok remaja

D. Rencana Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
1. Resiko Ketidakefektifan Kontrol Resiko: Hipertensi (1928) Manajemen Obat (2380)
perfusi jaringan perifer Setelah dilakukan pertemuan 2x dengan ibu 1. Tentukan Kemampuan pasien untuk mengobati diri
pada kelompok ibu hamil hamil diharapkan kriteria hasil: sendiri dengan cara yang tepat
b/d Hipertensi 1. Memonitor perubahan status kesehatan 2. Monitor efektivitas cara pemberian obat yang tepat
(Dari skala 2 menjadi skala 4) 3. Monitor tanda dan gejala toksisitas obat
2. Menggunakan tindakan pengobatan (Dari 4. Monitor efek samping obat
skala 2 menjadi 4) Pengajaran : Peresepan Diet
1. Jelaskan kepada pasien tujuan kepatuhan
Keterangan: terhadap diet yang disarankan terkait dengan
1: Tidak pernah menunjukan kesehatan secara umum
2: Jarang menunjukan 2. Informasikan kepada pasien jangka waktu pasien
3: Kadang-Kadang menunjukan harus mengikuti diet yang disarankan

73
4: Sering menunjukan 3. Instruksikan pasien menghindari makanan yang
5: Secara konsisten menunjukan dikonsumsi seperti asupan garam yang tinggi
4. Instruksikan pasien merencanakan diet yang
Manajemen diri: Hipertensi (3107) sesuai
Setelah dilakukan pertemuan 2x dengan ibu 5. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
hamil diharapkan kriteria hasil: mengurangi hipertensi
1. Membatasi Asuhan Garam (Dari skala 6. Bantu pasien untuk mengatur jadwal tidur yang
2 menjadi skala 4) sesuai dengan kebutuhan pasien.
2. Menggunakan Teknik relaksasi (Dari
skala 2 menjadi Skala 4)
3. Menggunakan Strategi untuk
mempertahankan tidur yang adekuat
(Dari skala 2 menjadi Skala 4)
Keterangan:
1: Tidak pernah menunjukan
2: Jarang menunjukan
3: Kadang-Kadang menunjukan
4: Sering menunjukan
5: Secara konsisten menunjukan
2. Defisiensi Pengetahuan Pengetahuan: Kehamilan Pendidikan Kesehatan (5510)
pada kelompok ibu hamil Setelah dilakukan pertemuan 2x dengan ibu 1. Indentifikasi faktor internal dan eksternal tentang
b/d Kurang Informasi hamil diharapkan kriteria hasil: pendidikan kesehatan
1. Pentingnya pendidikan kesehatan 2. Bantu keluarga untuk memperjelas keyakinan dan
sebelum melahirkan (Dari skala 3 nilai nilai kesehatan
menjadi skala 4) 3. Berikan informasi mengenai manfaat olahraga teratur
2. Manfaat olahraga teratur (Dari skala 3 4. Berikan informasi mengenai pemenuhan gizi yang
menjadi skala 4) sehat
3. Praktik gizi yang sehat (Dari skala 3

74
menjadi skala 4)
Keterangan:
1: Tidak ada pengetahuan
2: Pengetahuan terbatas
3: Pengetahuan sedang
4: Pengetahuan banyak
5: Pengetahuan sangat banyak
3. Kesiapan Meningkatkan Perilaku Patuh: Aktivitas Yang Fasilitasi Pembelajaran (5520)
Manajemen Kesehatan Disarankan (1632) 1. Tentukan tujuan pemebelajaran yang jelas dan
pada kelompok remaja Setelah dilakukan 3 pertemuan, diharapkan mudah di nilai
anak remaja dapat mengelola kesehatan anak 2. Sesuaikan intruksi dengan tingkat pendidikan dan
remaja lainnya di wilayah Desa Sungai Asam kemampuan
dengan kriteria hasil: 3. Buat pendidikan kesehatan sesuai dengan
1. Membahas aktivitas rekomendasi kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif
dengan profesiaonal kesehatan (Dari 4. Berikan informasi dengan cara yang tepat, seperti
skala 1 menjadi skala 3) mulai dari hal yang mudah dan sederhana
2. Bersama professional kesehatan 5. Gunakan banyak metode pembelajaran yang sesuai
menetapkan tujuan tujuan aktivitas 6. Tunjukan perilaku yang mendukung
jangka pendek dan jangka panjang Panduan Sistem Pelayanan Kesehatan (7400)
yang bisa dicapai (Dari skala 1 1. Jelaskan sistem perawatan kesehatan, cara
menjadi skala 3) kerjanya dan hal yang diharapkan
3. Mencari penguat eksternal untuk 2. Bantu dalam berkoordinasi dan
kinerja perilaku kesehatan (Dari skala mengkomunikasikan perawatan kesehatan
1 menjadi skala 3) 3. Kenalkan jenis layanan dari setiap jenis penyedia
Keterangan: layanan kesehatan
1: Tidak pernah menunjukan 4. Informasikan mengenai sumber daya masyarakat
2: Jarang menunjukan dan kontak person yang tepat
3: Kadang-Kadang menunjukan 5. Informasikan mengenai akses layanan emergensi

75
4: Sering menunjukan melalui telepon, dan layanan kendaraan dengan
5: Secara konsisten menunjukan tepat
6. Dorong konsultasi dengan professional
kesehatan
7. Koordinasikan rujukan ke penyedia layanan
kesehatan dengan tepat
8. Ulas dan perkuat informasi yang diberikan oleh
professional perawatan kesehatan
9. Berikan informasi tentang cara mendapatka
peralatan
10. Koordinasikan waktu terjadwal yang dibutuhkan
oleh layanan untuk memberikan perawatan
11. Informasikan mengenai prosedur tertentu
12. Beri petunjuk dan tujuan dan lokasi kegiatan
perawatan kesehatan
13. Diskusikan hasil kunjungan ke penyedia
pelayanan kesehatan
14. Memberitahukan mengenai pertemuan yang
dijadwalkan dengan tepat
Pengembangan Program (8700)
1. Rencanakan tindak lanjut jangka panjang untuk
mempertahankan perilaku kesehatan dan
adaptasi terhadap gaya hidup dengan program
inovasi yang terencana berupa posyandu remaja
2. Identifikasi alternatif pendekatan yang mudah
dan menarik untuk mengatasi kebutuhan atau
masalah
3. Identifikasi sumber daya dan kendala terhadap

76
pelaksanaan program
4. Kolaborasi atau bekerjasama dengan lintas
sector (PKM Karang Intan 2) dalam penanganan
masalah kesehatan di komunitas
5. Evaluasi program terkait relevansi, efisiensi,
efektivitas biaya dan struktur

E. Implementasi Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Army. 2006. Dasar-dasar ilmu kebidanan. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Bluechek, G. M., Butcher, H. M., Dochterman, J. M. & Wagner, C. M., 2013.Nursing Interventions Classification (NIC). 6 ed. USA:
Elsevier.

Bobak, Lowdemilk, Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Bradshaw, Paul dan Lisa Rohumaa. 2011 The Online Journalism Handbook: Skills to Survive and Thrive in the Digital Age. New York:
Routledge.

77
Budiman Rizki. 2012. Konsep Antenatal Care. Diakses tanggal 18/09/2014.

Bulechek, G.M, et al. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC).Edisi 6. UK: Mosby Inc.

Chapman, L., & Durham, R. 2010. Maternal–Newborn Nursing: The Critical Component of Nursing Care. Philadelphia: FA Davis
Company.

Deswani, 2017. Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Topik 1. Praktik Klinik Maternitas: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil. Kemenkes
RI.

Februanti, S., 2016. Keperawatan Maternitas; Topik 1& 2: Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil. Kemenkes RI.

Fritz and Speroff. 2011. Clinical Gynecologic Endrocrinology and Infertility. 8th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins pp.
579-83.

Herdman, T. H. & Kamitsuru, S., 2017. Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2018- 2020. Jakarta: EGC.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. 2008. Nanda-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Edisi II. Jakarta: EGC.

Indian J Santoro, et al. (2015). Menopausal Symptoms and Their Management. Endrocrinology and Metabolism Clinics of North Amerika.
44 (3). Pp. 497-515.

Indriastuti. (2009), Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Higienis Remaja Putri Pada saat Menstruasi.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Induniasih dan W. Ratna. (2017). Promosi Kesehatan Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan.Yogyakarta :Pustaka Baru Press.
Kecematan Sidamanik Simalungun. Jumantik. 3(1), 44-64.

78
Karjatin, A., 2016. Keperawatan Maternitas: Konsep Dasar Keperawatan Maternitas. Kemenkes RI.

Kusmiati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta: Fitramaya.

Lobogia, Moudy. 2017. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi pertama. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Mamangkey, J., 2015, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Keluarga tentang Manajemen Hipertensi pada Lansia di
desa Tupabbiring kecamatan Bontoa kabupaten Maros Sulawesi Selatan, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.

Mayo Clinic (2017). Disease & Conditions. Menopause

Moorhead, S., et al. 2016.Nursing Outcomes Classification (NOC).Edisi 5. UK: Mosby Inc.

Moorhead, S., Johnson, M., Mass, M. L. & Swanson, E., 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). 5 ed. USA: Elsevier.

NHS Choices (2018). Health A-Z. Menopause.

Notoatmodjo, S., 2012, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta. Daryanto, 2015, Media Pembelajaran, Satu Nusa,
Bandung.

Nurjannah, Intansari. 2016. Intan’s Screening Diagnoses Assesment 6th Edition. Yogyakarta: Mocomedia.

Portman, MD., Gass MD, NCMP., David, J., Margery, L. S. 2014. Genitourinary syndrome of menopause: new terminology for
vulvovaginal atrophy from the International Society for the Study of Women_s Sexual Health and The North American Menopause

79
Society. Menopause: The Journal of The North American Menopause Society.Vol 21, No. 10, pp. 000/000
DOI:10.1097/gme.0000000000000329.

Potter, P. A., & Perry, G. A. (2005). Buku Ajar Fundamental keperawatan: konsep, proses,dan praktik, Edisi 4, Volume II.
Jakarta:EGC.

Pratiwi Ig, Hamidiyanti Byf 2020, “Edukasi Tentang Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dalam Pencegahan Dini Stunting”, Jurnal Pengmas
Kesehatan Sasambo, Vol.1 No.2.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Reeder, S., Martin, L., & Griffin, D. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, dan Keluarga. Alih Bahasa Afiyanti, dkk.
Jakarta: EGC.

Riyadi, Sujono, Biologi Reproduksi, (Yogyakarta: STIKES Yogyakarta, 2012), hlm. 111-116

Sionkowska, A., Skopinska-Wisniewska, J., Gawron, M., Kozlowska, J. and Planecka, A. (2010). Chemical and thermal cross-linking of
collagen and elastin hydrolysates. International Journal of Biological Macromolecules, 47(4), pp.570-577.

Sturdee DW, Panay N. 2010. Rekomendasi penganganan atrofi vagina perempuan menopause. International Menopause Society.

Suprijadi, S.KM. 2001. Asuhan Antenatal. Jakarta: Pusdiknakes.

The America College of Obstetrician and Gynecologists (2018). The Menopause Years

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy & Physiology. USA: John Wiley & Sons. Inc.

80
81

Anda mungkin juga menyukai