Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HEPATITIS

Tanggal 19 - 24 April 2021

Oleh:
Mukhlis Zainun Ahmad Kumbara, S. Kep
NIM. 2030913310068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Mukhlis Zainun Ahmad Kumbara, S.Kep

NIM : 2030913310068

JUDUL : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Hepatitis

Banjarbaru, 19 - 24 April 2021

Mengetahui,

Kordinator Stase Pembimbing Lahan

Noor diani, S.Kep., Ns., M. Kep, Sp. KMB Rismia Agustina, S.Kep.,Ns., M. Kep
NIP.19780317 200812 2 001 NIP. 19840812 201404 2 001
Manifestasi Klinis Hepatitis Etiologi
Manifetasi klinis antara lain (Sanityoso, 2009) : Etiologi dari hepatitis (Masjoer, 2014) :
1. Malaise 1. Hepatitis A : Virus Hepatitis A (HAV)
2. Anoreksia Definisi 2. Hepatitis B : Virus Hepatitis B (HBV)
3. Mual infeksi sistemik oleh virus 3. Hepatitis C :Virus Hepatitis C (HCV)
4. muntah dan muntah disertai nekrosis dan inflamasi 4. Hepatitis D : Virus Hepatitis D (DHV)
5. sakit kepala pada sel-sel hati yang 5. Hepatitis E : Virus Hepatitis E (HEV)
6. demam menghasilkan kumpulan 6. Toksik
7. ikterus perubahan klinis, biokimia 7. Obat
8. nyeri tekan pada hati. serta seluler yang khas
(hendraraharja, 2013).

Klasifikasi
Klasifikasi hepatitis (Hendraraharja, 2013) : 4 tahap gejala hepatitis
1. Hepatitis A Tahap gejala hepatitis antara lain (Sundoro, 2007) :
2. Hepatitis B 1. Fase inkubasi : Masuknya virus sampai timbul gejala atau ikterus.
3. Hepatitis C 2. Fase prodromal (praikterik) : Timbulnya keluhan keluhan pertama
4. Hepatitis D dan timbulnya gejala ikterus.
5. Hepatitis E 3. Fase ikterus
Berdasarkan pengaruh obat 4. Terjadi perbaikan klinis.
1. Direct Toxic hepatits (DTH) 5. Fase konvalesen (penyembuhan) Hilangnya ikterus dan keluhan
lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada.
2. Iodiosyneratic Toxic Hepatitis (ITH)

Penatalaksanaan Komplikasi
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan (Masjoer, Komplikasi yang dapat terjadi (Hadi S, 2009):
2007) : a. Sirosis hepatis
1. Hepatitis akut b. Perdarahan varises esofagus
 Istirahat c. Ensefalopati hepatikum (primer & sekunder)
d. Peritonitis bakterialis spontan
 Diet e. Sindroma hepatorenal
 Pemberian obat yang bersifat melindungi f. Karsinoma hepatoseluler
fungsi hati (kortikosteroid)
Pemeriksaan diagnostik :
2. Hepatitis Kronik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan
 Pemberian IFN limfoblastoid 10MU/m2 (Saputra, 2010) :
3kali seminggu 1. Pemeriksaan laboratorium: albumin,
globulin, bilirubin, SGOT/SGPT, HbsAg
2. Pemeriksaan kadar elektrolit
3. Biopsi hati
Virus hepatitis, Toksik dan obat

Hepatitis
Pathway

Gangguan suplai darah pada hati Peregangan kapsula hati Hipertermia

Kerusakan sel hati Hepatomegali

Kerusakan sel hati Perasaan tidak nyaman pada


Anoreksia
kuadran atas

Gangguan metabolism
karbohidrat lemak dan protein Nyeri akut Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh

Glukosa dalam darah


berkurang

Cepat lelah

Keletihan
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Diagnosis Keperawatan


1. Anamnesa 1. Nyeri akut (00132)
2. Pemeriksaan fisik 2. Hipetermia (00007)
3. Pemeriksaan laboratorium 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
4. Keletihan (00093)

No Diagnosis keperawatan Intervensi keperawatan


NOC NIC
1. Nyeri akut (00132) Tingkat nyeri (2102) : Manajemen Nyeri (1400) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
1x24 jam nyeri berkurang dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
 Ekspresi nyeri wajah 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Mengeluarkan keringat 3. Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Ketegangan otot 4. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
 Agitasi 5. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
 Mengerang dan menangis 6. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi
7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Keterangan : 8. Tingkatkan istirahat
1 : Berat 9. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama
2 : Cukup berat nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
3 : Sedang Pemberian Analgesik (2210) :
4 : Ringan 1. Pilih analgesik yang sesuai untuk diberikan
5 : Tidak ada 2. Tentukan analgesic sebelunya, rute pemberian dan dosis
3. Evaluasi efektivitas pemberian analgesik
4. Berikan kebutuhan nyaman untuk membantu relaksasi
5. Evaluasi keefektifan analgesik
2 Hipetermia (00007) Termoregulasi (0800) Pengaturan suhu (3900)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1
1. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi, sesuai kebutuhan.
x 24 jam klien menunjukkan tanda penurunan
2. Monitor suhu dan warna kulit.
panas dengan kriteria hasil:
3. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat.
 Hipetermia
4. Diskusikan pentingnya termoregulasi dan kemungkinan efek negatife
dari deman yang berlebihan, sesai kebutuhan.
Keterangan :
5. Informasikan pasien mengenai indikasi adanya kelelahan akibat
1 : Berat
panas dan penanganan emergensi yang tepat, sesuai kebutuhan.
2 : Cukup berat
6. Sesuaikan suhu lingkungan untuk kebutuhan pasien.
3 : Sedang
7. Berikan pengobatan antipiretik, sesuai kebutuhan.
4 : Ringan
5 : Tidak ada
3 Ketidakseimbangan nutrisi Status nutrisi (1004) : Manajemen nutrisi (1101) :
kurang dari kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji adanya alergi makanan
(00002) selama 1 x24jam masalah teratasi dengan kriteria 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
hasil: nutrisi yang dibutuhkan pasien.
 Asupan makanan 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
 Asupan Cairan
5. Berikan substansi gula
 Energi 6. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
 Hidrasi
Monitor nutrisi (1160) :
Keterangan : 1. Monitor adanya penurunan berat badan
1 : Sangat menyimpang dari rentang normal 2. Monitor lingkungan selama makan
2 : Banyak menyimpang dari rentang normal 3. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
3 : Cukup menyimpang dari rentang normal 4. Monitor turgor kulit
4 : Sedikit menyimpang dari rentang normal 5. Monitor mual dan muntah
5 : Tidak menyimpang dari rentang normal 6. Monitor pucat, kemerahandankekeringanjaringan konjungtiva.
4 Keletihan (00093) Konservasi energy (0002) Monitor Tanda Vital (6680) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Monitor tekanan darah, nadi, dan tingkat pernafasan dengan tepat
1x24 jam, masalah teratasi dengan kriteria hasil: 2. Monitor tekanan darah, nadi, dan pernafasan sebelum, selama dan
 Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat sesudah pemberian obat
 Mempertahankan intake nutrisi yang cukup 3. Monitor tekanan darah, nadi, an pernafasan sebelum, selama, dan
 Menyadari keterbatasan energy sesudah pasien beraktivitas
 Mempertahankan intake cairan yang cukup Manajemen Energi (0180)
1. Kaji status fisiologis yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan
Keterangan : konteks usia dan perkembangan
1 : Tidak pernah menunjukan 2. Anjurkan pasien mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai
2 : Jarang menunjukan keterbatasan yang dialami
3. Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik secara
3 : Kadang-kadang menunjukan
farmakologis maupun non farmakologis dengan tepat
4 : Sering menunjukan 4. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energy yang
5 : Secara konsisten menunjukan adekuat
5. Konsultasikan dengan ahli gizi mengenai cara meningkatkan energy
dari makanan
6. Monitor/catat waktu dan lama istirahat/tidur pasien
7. Bantu pasien identifikasi pilihan aktivitas-aktivitas yang dilakukan
8. Berikan kegiatan pengalihan yang menennagkan untuk
meningkatkan relaksasi
9. Tawarkan untuk meningkatkan tidur
10. Instruksikan pasien/keluarga mengenai kelelahan (gejala yang
mungkin muncul dan kekambuhan yang mungkin nanti akan muncul
kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman T.H. & Kamitsuru S. 2018. Nanda International Inc. Diagnosis


Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2018-2020. alih bahasa Budi Anna
Keliat et al. Jakarta: EGC.

Baughman D.C., Hackley J.C., 2016. Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku
untuk Brunner dan Suddarth, alih bahasa Yasmin Asih. Jakarta: EGC.

Bulechek G.M., Butcher H.K., Dotcherman J.M., Wagner C.M, 2016. Nursing
Intervention Classification (NIC), 6th Indonesian Edition. Indonesia:
Elsevier Singapore Pte Ltd.

Mansjoer, 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Aeskulapius FKUI

Hendrarahardja. 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI

Sanityoso, A. Hepatitis Virus Akut. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
Edisi V. Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia

Sundoro. 2007. Buku Ajar Ilmu PenyakitHati Edisi Pertama. Editor : H. Ali
Sulaiman. Jakarta: Jayabadi.

Hadi, S. 2009. Hepatitis. Gastroenterologi edisi VII. Bandung. PT Alumni

Saputra Lyndon. 2010. Intisari Ilmu Penyakit Dalam, Tangerang: Binarupa


Aksara

Anda mungkin juga menyukai