Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI


ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN PENYAKIT
STROKE NON HEMORAGIK
DI RUMAH SAKIT SAMARINDA MEDIKA CITRA
TANGGAL 12 NOVEMBER 2022 s.d 12 DESEMBER 2022

Di susun unutk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesasikan pendidikan


di SMK Gerbang Raja Tenggarong pada Program keahlian Asisten Keperawatan

Oleh :

FRIZKA AMELYA CAHAYA PUTRI NISN: 0049371735


MILA AMELIA NISN: 0052176477
NOVALIA KARISMA PUTRI NISN: 0048570899

BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN DAN PEKERJAAN SOSIAL


PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN KOMPETENSI KEAHLIAN
ASISTEN KEPERAWATAN

NSS : 34.2.64.03.09.094
NPSN : 30405786

Alamat: Jl Wolter Mongisidi No. 17, Kelurahan Timbau, Kecamatan


Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Tlp. 0541-661186
Provinsi Kalimantan Timur
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI
ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN PENYAKIT
STROKE NON HEMORAGIK
DI RUMAH SAKIT SAMARINDA MEDIKA CITRA
TANGGAL 12 NOVEMBER 2022 s.d 12 DESEMBER 2022

Di susun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di SMK Gerbang
Raja Tenggarong pada program keahlian Asisten Keperawatan

Disetujui oleh :

Pembimbing Sekolah, Pembimbing DuKa,

Ns. Sindi Naisa N. S, S .Kep., CWCCA Ns. Anita.,S.Kep

Mengetahui,
Kepala SMK Farmasi Tenggarong

Dr. Syamsuddin Mallala, M.Pd

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucapkan syukur atas ke hadirat Allah SWT


yang melimpahkan berkah, rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan untuk Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN) SMK Gerbang Raja Tenggarong pada program Asisten
Keperawatan di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra. Laporan ini dimaksudkan
untuk mendukung terselenggarakannya proses pemebelajaran yang menekankan
implementasi pengetahuan pada dunia kerja yang bertumpu pada keterampilan
peserta didik sebagai salah satu syarat terpenuhinya standar kompetensi kerja dan
standar kompetensi lulusan pendidikan SMK. Dan juga dibuat berdasarkan apa
yang telah siswa/I laksanakan selama praktik kerja. Laporan ini disusun sebagai
pertanggunngjawaban siswa/I selama PRAKERIN dan berfungsi sebagai acuan
dalam ujian yang dilaksanakan setelah siswa/I melaksanakan PRAKERIN.
Kegiatan Praktik Kerja Industri ini dapat berjalan dengan lancar karena
adanya dukungan dan juga kerja sama dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali
ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syamsuddin Mallala, M.Pd selaku Kepala SMK Farmasi


Tenggarong.
2. Apt. Gamaliel Manginte’ selaku ketua panitia Pelaksanaan Praktik Kerja
Industri
3. Ns. Sindi Naisa Nabila Sari,J,S.Kep., CWCCA selaku guru pembimbing
selama pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
4. Ns. Anita, S.Kep dan Najiah Ahmad, Amd.Keb selaku pembimbing dari
Dunia Kerja (DuKa) selama pelaksanaan Praktik Kerja Industri yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing sehingga praktikan dapat
menyelesaikan laporannya dengan sebaik mungkin.
5. Kepada seluruh kepala ruangan yang telah memberikan bimbingan selama
pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
6. Seluruh teman-teman yang telah membantu kami hingga terselesainya
laporan Praktik Kerja Industri ini.

Kami menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan laporan baik dalam isi


maupun sistematikanya. Semoga laporan yang kami buat dapat bermanfaat, baik
berupa inspirasi maupun motivasi bagi para pembaca. Khususnya bagi
penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) SMK Farmasi Tenggarong
pada kompetensi Asisten Keperawatan.

Tenggarong, 12 Januari 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Landasan Hukum Pelaksanaan Praktik Kerja Industri .................. 2
C. Tujuan Praktik Kerja Industri ........................................................ 5
D. Manfaat Praktik Kerja Industri ...................................................... 6
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ................ 7
BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTIK KERJA INDUSTRI .... 9
A. Pengertian Rumah Sakit Samarinda Medika Citra ........................ 9
B. Profil Rumah Sakit Samarinda Medika Citra ................................ 9
C. Visi dan Misi Rumah Sakit Samarinda Medika Citra ................... 10
D. Struktur Organisasi Rumah Sakit Samarinda Medika Citra .......... 11
E. Fasilitas Pelayanan Di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra ..... 12
F. Ruang Lingkup Pekerjaan Asisten Perawat .................................. 12
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................ 14
A. Pengertian ...................................................................................... 14
B. Etiologi ......................................................................................... 14
C. Patifisiologi ................................................................................... 16
D. Manifestasi Klinis .......................................................................... 17
E. Resume Asuhan Keperawatan ....................................................... 20
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 27
A. Pengertian SNH ............................................................................. 27
B. Penyebab SNH............................................................................... 27
C. Tanda dan Gejala SNH .................................................................. 28
D. Anatomi Fisiologi SNH ................................................................. 30
E. Pemeriksaan SNH .......................................................................... 34
F. Komplikasi SNH ........................................................................... 35
G. Penatalaksanaan SNH .................................................................... 36
H. Pencegahan SNH ........................................................................... 39

iii
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 40
A. Kesimpulan .................................................................................... 40
B. Saran .............................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43

iv
DAFTAR TABEL

table 2.1 profil rumah sakit samarinda medika citra ............................................ 10

table 2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Samarinda Medika Citra ................. 11

table 3.1 Pola Aktivitas dan Latihan ..................................................................... 23

table 3.2 hasil pemeriksaan penunjang laboratorium .......................................... 26

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 surat pernyataan orang tua 1 .................................................. 44

Lampiran 2 daftar hadir peserta prakerin 1 ............................................... 45

Lampiran 3 agenda kegiatan peserta prakerin 1 ........................................ 48

Lampiran 4 asuhan keperawatan 1 ............................................................. 50

Lampiran 5 surat pernyataan orang tua 2 .................................................. 51

Lampiran 6 daftar hadir peserta prakerin 2 ............................................... 52

Lampiran 7 agenda kegiatan peserta prakerin 2 ........................................ 54

Lampiran 8 asuhan keperawatan 2 ............................................................. 56

Lampiran 9 surat pernyataan orang tua 3 .................................................. 57

Lampiran 10 agenda kegiatan peserta prakerin 3 ...................................... 60

Lampiran 11 asuhan keperawatan 3 ........................................................... 62

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran di SMK dirancang dengan pendekatan berbasis

kompetensi, pendekatan berbasis pada produksi dan pendekatan berbasis

dunia kerja. Pembelajaran berbasis pada kompetensi adalah pembelajaran

yang ditekankan untuk membekali kompetensi secara tuntas kepada peserta

didik yang mencakup aspek sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan

keterampilan (skill). Pembelajaran berbasis produksi adalah pembelajaran

yang ditekankan pada pemerolehan hasil belajar berupa barang jadi atau jasa

sesuai dengan standar dunia industri atau dunia usaha. Sedangkan

pembelajaran berbasis dunia kerja mengarahkan peserta didik dapat

meningkatkan kompetensinya melalui dunia kerja.

Pada dasarnya Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah suatu

model penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara utuh dan

terintegrasi kegiatan belajar siswa di sekolah dengan proses penguasaan

keahlian kejuruan melalui bekerja langsung di lapangan kerja. Metode

tersebut dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) untuk mencapai relevansi antara pendidikan dengan

kebutuhan tenaga kerja.

Pada masa pandemi covid-19 seperti saat ini merupakan tantangan

baru pada industri kesehatan, tingginya tingkat penyebaran covid-19

1
membuat banyak institut belum menerima siswa atau pun mahasiswa di

institutnya. Karena dalam penyelenggaraan PRAKERIN pada tahun

2022/2023 ada kemungkinan untuk diselenggarakannya PRAKERIN di luar

dari sekolah maka PKL pada tahun 2022/2023 dilakukan di berbagai institut

yang ada di tenggarong dan juga samarinda.

Harapan utama dari Penyelenggaraan PRAKERIN SMK Gerbang

Raja Tenggarong Tahun Pelajaran 2022/2023, di samping meningkatkan

keahlian profesional peserta didik dalam pekerjaan dalam bidang Kesehatan

khususnya pada Kompetensi Keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas,

Teknologi Laboratorium Medik, dan Asisten Keperawatan agar sesuai

dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja, juga diharapkan peserta didik

dalam menyelesaikan tugas - tugasnya harus memiliki etos kerja yang

meliputi: kemampuan bekerja sama, motivasi kerja, kejujuran, kreatif,

disiplin dan tanggung jawab sehingga menghasilkan hasil pekerjaan yang

berkualitas.

B. Landasan Hukum Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang

Tenaga Kesehatan;

2
4. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5072);

5. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang

Keperawatan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun

2015 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Ahli Laboratorium

Medik;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun

2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan

Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor

1118);

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2017

tentang Apotek;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun

2016 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990

tentang Kelembagan Sekolah Menengah Kejuruan;

3
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan

Menengah;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014

tentang Standar Nasional Pendidikan;

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Menengah Kejuruan;

15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2016 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 955);

16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2016 tentang

Standar Penilaian Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2016 Nomor 897);

17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2016 tentang

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 953);

18. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor: 07/D.D5/Kk/2018

Tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/

Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK);

19. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 01 Tahun 2020 tentang

4
Pembelajaran Praktik Dan Praktik Kerja Lapangan Bagi Peserta Didik

Sekolah Menengah Kejuruan Tahun Pelajaran 2021/2022 Serta

Pelaksanaan Uji Kompetensi Bagi Lulusan Sekolah Menengah

Kejuruan Tahun Pelajaran 2021/2022;

20. Program Kerja SMK Gerbang Raja Tenggarong Tahun Pelajaran

2022/2023.

C. Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) bertujuan untuk :

1. Menghasilkan Asisten Tenaga Kesehatan (ATK) bidang Farmasi Klinis

dan Komunitas, Asisten Keperawatan dan Teknologi Laboratorium

Medik yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang

memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai

dengan tuntutan lapangan kerja;

2. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (Link and

Match) antara SMK Gerbang Raja Tenggarong dengan industri dan

dunia kerja;

3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

yang berkualitas dan professional;

4. Memberi pengakuan dan pengahargaan terhadap pengalaman kerja

sebagai bagian dari proses pendidikan.

5
D. Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Kerjasama antara SMK dengan institusi pasangan (Rumah Sakit,

Puskesmas, Klinik, Instalasi Farmasi Kabupaten dan Apotek) dilaksanakan

dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi

untuk keuntungan bersama.

1. Manfaat Bagi Institusi Pasangan

Penyelenggaraan PRAKERIN memberi keuntungan nyata bagi

Institusi pasangan antara lain :

a. Institusi Pasangan dapat mengenal kualitas peserta PRAKERIN

selama proses penyelesain tugas - tugas selama PRAKERIN.

b. Umumnya peserta PRAKERIN telah ikut dalam proses administasi

dan pelayanan secara aktif sehingga pada pengertian tertentu

peserta PRAKERIN adalah tenaga kerja yang siap kerja;

c. Institusi Pasangan dapat memberi tugas kepada peserta

PRAKERIN untuk kepentingan administasi dan pelayanan sesuai

kompetensi dan kemampuan yang dimiliki;

d. Selama proses pendidikan melalui kerja lapangan, peserta

PRAKERIN lebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa

kepatuhan terhadap peraturan Institusi Pasangan. Karena itu, sikap

peserta PRAKERIN dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas kerja di

Institusi Pasangan;

e. Memberi kepuasan bagi Institusi Pasangan karena diakui ikut serta

menentukan masa depan bangsa melalui Praktik Kerja Industri.

6
2. Manfaat Bagi Sekolah

a. Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi

peserta didik lebih terjamin pencapaiannya;

b. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program pendidikan

dengan kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan prinsip Link and

Match);

c. Memberi kepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan sekolah

karena lulusannya lebih terjamin memperoleh bekal yang

bermanfaat, baik untuk kepentingan lulusan, kepentingan dunia

kerja, dan kepentingan bangsa.

3. Manfaat Bagi Peserta PRAKERIN

a. Hasil belajar peserta PRAKERIN akan lebih bermakna, karena

setelah tamat akan betul-betul memiliki keahlian profesional

sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai

bekal untuk pengembangan dirinya secara berkelanjutan;

b. Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri

dan rasa percaya diri lulusan, yang selanjutnya akan mendorong

mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat

yang lebih tinggi.

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

1. Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dilakukan pada 12 November

2022 – 12 Desember 2022 dengan jadwal dalam satu minggu 6 hari

7
kerja dan di bagi menjadi dua shift, shift pagi dan shift sore. Untuk shift

pagi dimulai dari pukul 07.00 – 14.00 WITA dan shift sore dimulai dari

pukul 14.00 – 21.00 WITA.

2. Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) SMK Gerbang Raja

Tenggarong Tahun Pelajar 2022/2023 dilaksanakan di Rumah Sakit

Samarinda Medika Citra, Jl. Kadrie Oening No.85 Samarinda, 75124,

Telp. 0541-727 3000 Kecamataan Samarinda Ulu, Kalimantan Timur.

8
BAB II

GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Pengertian Rumah Sakit Samarinda Medika Citra

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 (b)

Tahun 2009. “Bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh

perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu

meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya”.

B. Profile Rumah Sakit Samarinda Medika Citra

Nama : Rumah Sakit Samarinda Medika Citra

Tipe fasyankes : Rumah Sakit

Kelas :C

Tahun Berdiri : 12 Juli 2013

Kode Pusat : 6472123

Kode : R6472123

Alamat : Jl. Kadrie Oening, No. 85, RT. 35, Samarinda

Kabupaten : Kota Samarinda

Provinsi : Kalimanatan Timur

9
Kode pos : 75124

Telepon : 5417273000

Faximile : (0541)7272888

Email : marketingrssmc@gmail.com

1Table 2.1 Profile Rumah Sakit Samarinda Medika Citra

C. Visi dan Misi Rumah sakit Samarinda Medika Citra

1. Visi

Menjadi Rumah Sakit Medika Citra sebagai Rumah Sakit yang termuka

di Kalimantan Timur dan mampu bersaing di era Globalisasi.

2. Misi

1) Melakukan upaya berlanjur untuk meningkatkan mutu pelayanan

kepada pelanggan

2) Melakukan pelatihan dan pendidikan kepada para karyawan agar

mampu memberikan pelayanan yang profesional

3) Melakukan pengelolaan Rumah Sakit secara profesional agar

tercapau efisiensi dan efektifitas.

10
D. Struktur Organisai Rumah Sakit Samarinda Medika Citra

2 Table 2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Samarinda Medika Citra

11
E. Fasilitas Pelayanan di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra

Rumah Sakit Samarinda Medika Citra Menyediakan fasilitas pelayanan

sebagai berikut:

a. IGD

b. Poliklinik

c. Rawat Inap

d. ICU & PERINA

e. MCU

f. Instalasi Farmasi

g. Laboratorium

h. Radiologi

i. Fisioterapi

j. Endoskopi

k. Hemodialisa

F. Ruang Lingkup Pekerjaan Asisten Perawat

Ruang lingkup pekerjaan Asisten Perawat meliputi:

1. Melakukan kebersihan lingkungan keperawatan pasien, meja, tempat

tidur, dan kelengkapannya

2. Melakukan personal hygiene pasien termasuk asisten terhadap pasien

3. Melakukan pencucian peralatan dan meakukan dekontaminasi peralatan

keperawatan

4. Membersihkan dan merapihkan alat tenun dan tempat tidur pasien

12
5. Melakukan asistensi penggantian alat tenun tempat tidur yang ada

pasien diatasnya

6. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (TPRS)

7. Mengidentifikasi dan melaporkan situasi lingkungan yang daoat

membahayakan keselamatan klien/pasien

13
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengertian

Stroke non hemoragik (SNH) atau stroke iskemik adalah hilangnya

fungsi otak secara mendadak akibat gangguan suplay darah ke bagian otak

(Smeltzer, 2013).

Stroke non hemoragik (SNH) dapat berupa iskemia atau emboli dan

trombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru

bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi

iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema

sekunder (Wijaya & Putri, 2013).

B. Etiologi

Stroke non hemoragik atau stroke non hemoragik disebabkan oleh

beberapa faktor, yaitu hipertensi, kolesterol tinggi, merokok, dan konsumsi

alkohol (Mutaqqin, 2008).

a. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor utama penyebab terjadinya stroke.

Tekanan darah yang melebihi rentang normal dapat mempercepat

pengerasan dinding pembuluh darah arteri dan mengakibatkan

penghancuran lemak pada sel otot polos sehingga mempercepat proses

aterosklerosis (Usrin, Mutiara, & Yusad, 2011).

14
b. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan

kolesterol dan trigliserida diatas batas normal. Peningkatan kolesterol

serum yang terjadi, terutama mencerminkan peningkatan kolesterol low

density lipoprotein 9 (LDL). LDL merupakan lipoprotein yang

memiliki kandungan kolesterol tertinggi dibandingkan lipoprotein

lainnya. Kolesterol yang berlebihan di dalam darah dapat membentuk

plak pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan

lumen yang dinamakan aterosklerosis (Susiwati, Sunita, & Farizal,

2018).

c. Merokok
Merokok merupakan salah satu pemicu terjadinya stroke iskemik

(Lee et al., 2015). Berdasarkan penelitian Maulidiyah, Nasip, &

Marlenywati (2015), efek merokok menyebabkan kerusakan pada

dinding pembuluh darah akibat dari zatzat kimia beracun yang

terkandung di dalam rokok, yang akan memicu terjadinya aterosklerosis

ataupun aneurima pada pembuluh darah. Apabila aktivitas merokok

dilakukan dalam kurun waktu yang lama, maka akan semakin

memperparah kerusakan pada pembuluh darah secara terus menerus

yang akan memicu tejadinya stroke.

d. Konsumsi alkohol
Alkohol dapat meningkatkan resiko terserang stroke jika di

minum dalam jumlah banyak. Kebiasaan mengkonsumsi alkohol dalam

15
jumlah banyak dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya hipertensi

yang memberikan sumbangan faktor resiko untuk terjadinya penyakit

stroke (Maulidiyah et al., 2015).

C. Patofisiologi

Stroke non hemoragik (SNH) terjadi karena aliran darah ke otak

tersumbat yang diakibatkan oleh adanya bekuan darah di dalam arteri besar

pada sirkulasi sereberum. Sumbatan atau obstruksi ini dapat disebabkan

oleh emboli maupun thrombus (Robbins, 2007).

Trombus atau bekuan darah terbentuk pada permukaan 10 kasar plak

aterosklerosis yang terbentuk pada dinding arteri. Thrombus dapat

membesar dan akhirnya menyumbat lumen arteri tersebut. Sebagian

thrombus dapat terlepas menjadi embolus. Embolus berjalan lewat aliran

darah dan dapat menyumbat pembuluh arteri yang lebih kecil (Kowalak,

Welsh, & Mayer, 2014).

Ketika arteri tersumbat secara akut oleh trombus atau embolus, maka

akan menimbulkan lesi atau kerusakan sel saraf pada upper motor neuron

(UMN). Kerusakan saraf pada homunculus motorik mengakibatkkan

hemiparesis pada anggota motorik. Sel-sel saraf (neuron) berkurang

jumlahnya sehingga sintesis berbagai neurotransmiter berkurang.

Berkurangnya jumlah neurotransmiter mengakibatkan kecepatan hantaran

impuls dan kemampuan transmisi impuls neuron sel efektor menurun. Hal

tersebut mengakibatkan terganggunya kemampuan sistem saraf untuk

mengirimkan informasi sensorik, mengenal dan mengasosiasikan informasi,

16
memprogram dan memberi respon terhadap informasi sensorik atau sering

disebut dengan gangguan neuromuskuler (Mutaqqin, 2008).

D. Manifestasi Klinik

Manifestasi yang timbul dapat berbagai macam tergantung dari berat

ringannya lesi dan juga topisnya. Manifestasi klinis stroke non hemoragik

secara umum yaitu: (Masayu, 2014)

1. Gangguan Motorik

2. Gangguan Sensorik

3. Gangguan Kognitif, Memori dan Atensi

Gangguan cara menyelesaikan suatu masalah

4. Gangguan Kemampuan Fungsional

Gangguan dalam beraktifitas sehari-hari seperti mandi, makan, ke toilet

dan berpakaian.

Gangguan yang biasanya terjadi yaitu gangguan mototik (hemiparese),

sensorik (anestesia, hiperestesia, parastesia/geringgingan, gerakan yang

canggung serta simpang siur, gangguan nervus kranial, saraf otonom

(gangguan miksi, defeksi, salvias), fungsi luhur (bahasa, orientasi, memori,

emosi) yang merupakan sifat khas manusia, dan gangguan koordinasi

(sidrom serebelar):

1. Disekuilibrium, yaitu keseimbangan tubuh yang terganggu yang terlihat

seseorang akan jatuh ke depan, samping atau belakang sewaktu berdiri

2. Diskoordinasi muskular yang diantaranya, asinergia, dismetria dan

seterusnya. Asinergia ialah kesimpangsiuran kontraksi otot-otot dalam

17
mewujudkan suatu corak gerakan. Dekomposisi gerakan atau gangguan

lokomotorik dimana dalam suatu gerakan urutan kontraksi otot-otot

baik secara volunter atau reflektorik tidak dilaksanakan lagi.

3. Disdiadokokinesis tidak biasa gerak cepat yang arahnya berlawanan

contohnya pronasi dan supinasi. Dismetria, terganggunya memulai dan

menghentikan gerakan.

4. Tremor (gemetar), bisa diawal gerakan dan bisa juga di akhir gerakan

5. Ataksia berjalan dimana kedua tungkai melangkah secara simpangsiur

dan kedua kaki ditelapakkanya secara acak-acakan. Ataksia seluruh

badan dalam hal ini badan yang tidak bersandar tidak dapat memelihara

sikap yang mantap sehingga bergoyang-goyang.

Gejala klinis tersering yang terjadi yaitu hemiparese yang dimana

Pendeita stroke non hemoragik yang mengalami infrak bagian hemisfer otak

kiri akan mengakibatkan terjadinya kelumpuhan pada sebalah kanan, dan

begitu pula sebaliknya dan sebagian juga terjadi Hemiparese dupleks,

pendeita stroke non hemoragik yang mengalami hemiparesesi dupleks akan

mengakibatkan terjadinya kelemahan pada kedua bagian tubuh sekaligus

bahkan dapat sampai mengakibatkan kelumpuhan.

Gambaran klinis utama yang berkaitan dengan insufisiensi arteri ke

otak mungkin berkaitan dengan pengelompokan gejala dan tanda berikut

yang tercantum dan disebut sindrom neurovaskular :

1. Arteri karotis interna (sirkulasi anterior : gejala biasanya unilateral)

18
a. Dapat terjadi kebutaan satu mata di sisi arteria karotis yang terkena,

akibat insufisiensi arteri retinalis

b. Gejala sensorik dan motorik di ekstremitas kontralateral karena

insufisiensi arteria serebri media

c. Lesi dapat terjadi di daerah antara arteria serebri anterior dan media

atau arteria serebri media. Gejala mula-mula timbul di ekstremitas

atas dan mungkin mengenai wajah. Apabila lesi di hemisfer

dominan, maka terjadi afasia ekspresif karena keterlibatan daerah

bicara motorik Broca.

2. Arteri serebri media (tersering)

a. Hemiparese atau monoparese kontralateral (biasanya mengenai

lengan)

b. Kadang-kadang hemianopsia (kebutaan) kontralateral

c. Afasia global (apabila hemisfer dominan terkena): gangguan semua

fungsi yang berkaitan dengan bicara dan komunikasi

d. Disfasi

3. Arteri serebri anterior (kebingungan adalah gejala utama)

a. Kelumpuhan kontralateral yang lebih besar di tungkai

b. Defisit sensorik kontralateral

c. Demensia, gerakan menggenggam, reflek patologis

4. Sistem vertebrobasilaris (sirkulasi posterior: manifestasi biasanya

bilateral)

19
a. Kelumpuhan di satu atau empat ekstremitas

b. Meningkatnya reflek tendon

c. Ataksia

d. Tanda Babinski bilateral

e. Gejala-gejala serebelum, seperti tremor intention, vertigo

f. Disfagia

g. Disartria h. Rasa baal di wajah, mulut, atau lidah

h. Sinkop, stupor, koma, pusing, gangguan daya ingat, disorientasi

i. Gangguan penglihatan dan pendengaran

5. Arteri serebri posterior

a. Koma

b. Hemiparese kontralateral

c. Afasia visual atau buta kata (aleksia)

d. Kelumpuhan saraf kranialis ketiga: hemianopsia, koreoatetosis

E. Resume Asuhan Keperawatan

I. Identitas Peserta PKL

Nama : Frizka Amelya Cahaya Putri

: Mila Amelia

: Novalia Karisma Putri

NIS : 2020000054

: 2020000058

: 2020000060

20
II. Identitas Klien

Nama : Ny. S

Usia : 60 Tahun

No.RM : 256262

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 9 November 1962

Status : Menikah

Pekerjaan : IRT

Alamat rumah : Jl.RA Kartini, No.13, RT.021, Muara.

Diagnosa Medik : SNH

III. Riwayat Penyakit

1. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit :

Pasien mengatakan susah gerak karena badan terasa lemah

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengatakan susah gerak, badan terasa lemah, kelemahan

pada anggota gerak, dan nyeri pada kaki, nyeri ulu hati, susah

makan, mual, muntah 4 kali sehari, sakit kepala

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit maag dan syaraf

terjepit.

IV. Pengkajian Saat ini

1. Persepsi dan pemeliharaaan kesehatan


a. Pengetahuan tentang penyakit / perawatan

21
Pasien mengatakan sebelumnya tidak mengetahui tentang

penyakitnya dan tidak ada perawatan khusus ,langsung dibawa

ke IGD.

b. Pola nutrisi / metabolik program di Rumah Sakit

Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dan diberi makanan

lunak (cair), diberi diet cair TKTP 1700 kalori.

c. Intake makanan

Sebelum sakit pasien mengatakan jarang makan 1 kali sehari

dan dimuntahkan .

Sesudah dirawat pasien mengatakan makan bubur 3 kali sehari.

d. Intake Cairan

Sebelum dirawat pasien mengatakan minum air 4-5 gelas

sehari.

Setelah dirawat pasien mengatakan minum air 1 botol aqua

600ml sehari

2. Pola Eliminasi

a. Buang air besar

Sebelum dirawat pasien mengatakan BAB jarang 3-4 hari

sekali.

Setelah dirawat pasien mengatakan BAB jarang kadang 1

minggu sekali, berwarna coklat, kosistensi normal.

22
b. Buang air kecil

Sebelum dirawat pasien mengatakan BAK 4-5 kali sehari dan

memakai pempers.Setelah dirawat pasien mengatakan BAK 5

kali sehari ,berwarna kuning.

3. Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan Petawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan /minum 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi/ROM 
3Table 3.1 Pola Aktivitas dan Latihan

Ket : 0 mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 :


dibantu orang lain dan alat, 4 : tergantung total

Oksigenasi

Pasien tidak menggunakan bantuan oksigen

4. Pola tidur dan istirahat (lama tidur, gangguan tidur, perasaan

saat bangun tidur)

Sebelum dirawat pasien mengatakan susah tidur +- 6 jam sehari.

Setelah dirawat pasien mengatakan tidak ada masalah tidur +- 8-

10 jam sehari.

5. Pola perceptual
Penglihatan : rabun, iris mata terlihat putih
Pendengaran : baik, tidak menggunakan alat bantu

Penciuman : baik, mampu mencium aroma

Pengecap : baik

23
Perabaan : mengenali rangsangan

6. Pola persepsi diri


Pasien mengatakan cemas aktivitas sehari hari ternganggu.

7. Pola seksualitas
Pasien mengatakan sudah menopause sejak 18 tahun yang lalu

saat berusia 42 tahun.

8. Pola peran dan hubungan komunikasi


Pasien mengatakan tidak ada masalah komunikasi kepada orang

lain.

9. Pola management koping

Pasien mengatakan sulit melakukan aktivitas ssehari-hari.

10. Sistem nilai dan kepercayaan

Pasien mengatakan beragama islam ,dan selalu melakukan

ibadah namun saat sakit mengalami kesulitan beribadah.

Observasi danPemeriksaan Fisik


Tanda-Tanda Vital
a. TD : 130/80 mmHg

b. HR : 60 ×/ menit

c. RR : 20 ×/menit

d. T : 36,7⁰C

e. Kesadaran : compos mentis ( E:4 , M:6 , V:5 )

Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Bentuk kepala simetris (+), warna rambut hitam ada uban (+),
kulit kepala bersih (+), berketombe(-), benjolan (-), ada luka(-),
nyeri tekan(-), mata simetris(+), iris mata tampak putih(+),

24
pembengkakan di wajah (-), bibir kering(+), mulut bersih(+),
sariawan(-)
2. Leher
Bentek leher simetris (+), nyeri tekan (-), pembekakan kelenjar

teroid (-), radang tenggorokan (-), amandel (-).

3. Thorak

Dada simetris kanan kiri (+) , pernafasan normal (+) suara

resonan(-), nyeri tekan(-), bising napas(-)

4. Abdomen

Simetris(+), nyeri tekan(-), kembung(-), bising usus 30×/m(+),

asites/penumpukan cairan(-)

5. Inguinal

Luka(-), lecet(+), benjolan(-)

6. Eksterimitas 3 2
Kulit kering(+), ruam kulit(-), kemerahan(-) 3 2
Penatalaksanaan Medis:
1. RL 20 tpm

2. Mecobalamin 2x500mg IV

3. Citicoline 2x500mg (injeksi) IV

4. CPG 1x1 PO

5. Ceftriaxone 2x1 IV

6. KSR 3x1(po)

7. Amlodipin 10g 1x1 (po)

8. Rontgen thorax, EKG, ct-scan kepala

25
9. Hasil pemeriksaan penunjang atau laboratorium

(29/11/2022)

Komponen Hasil Normal Satuan


Hemoglobin 12,7 12,0 -16,0 g/dL
Hematokrit 39,2 36,0 – 46,0 %
Leukosit 14,3 4,5 – 11,0 10ˆᶾ/uL
Trombosit 313 150-350 10ˆᶾ/uL
Glukosa 89 < 100 bukan DM
sewaktu 100- 199 pasien pasti DM
> 200 kemungkinan DM
Natrium 136,87 135,00 – 15,00 Mmol/L
Kalium 3,27 3,50 – 5,00 Mmol/L
Clorida 95,54 95,00 – 105,00 Mmol/L
Ureum Darah 22,4 10-50 mg/dL
kreainin 0,5 0,5-1,1 mg/dL
Antigen SARS- Negatif Negative -
COV-2
Table 3.2 hasil pemeriksaan penunjang laboratorium

26
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengertian SNH

Stroke non hemoragik ialah tersumbatnya pembuluh darah yang

menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti

(Nuratif & Kusuma, 2015). Stroke non hemoragik dapat berupa iskemia

atau emboli dan trombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama

beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan

namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat

timbul edema sekunder (Wijaya & Putri, 2013).

Seperti Ny. S mengalami kelemahan anggota gerak seluruh badan

dominan sebelah kanan. Pasien terlihat susah menggerakkan anggota

tubuhnya karena kurangnya aliran darah dan oksigen ke area tubuh tertentu

yang mengakibatkan kelumpuhan pada bagian tubuh dan kekuatan otot

melemah.

B. Penyebab SNH

stroke non hemoragik atau iskemik, memiliki dua kemungkinan

penyebab. Penyebab pertama, yaitu gumpalan darah yang terbentuk di

pembuluh darah di otak. Penyebab kedua, adalah gumpalan yang terbentuk

di tempat lain dan terbawa melalui pembuluh darah menuju ke otak.

Gumpalan darah tersebut dapat menghentikan aliran darah menuju bagian

otak tertentu.

27
Penyebab paling umum adalah penyempitan arteri di leher atau kepala

yang disebabkan oleh meningkatnya deposit lemak yang melapisi dinding

pembuluh darah yang disebut dengan aterosklerosis.

Jika arteri menjadi terlalu sempit, sel-sel darah dapat terkumpul dan

membentuk bekuan darah. Gumpalan darah ini kemudian akan memblokir

arteri di tempat mereka terbentuk (trombosis), atau dapat terlepas dan

terjebak di dalam arteri yang lebih dekat ke otak (emboli).

Penyebab lain stroke non hemoragik adalah bekuan darah di jantung,

yang dapat terjadi sebagai akibat dari denyut jantung tidak teratur

(misalnya, fibrilasi atrium), serangan jantung, atau kelainan katup

jantung yang terlepas kemudian terjebak di dalam arteri yang lebih dekat ke

otak (emboli).

C. Tanda dan Gejala SNH

Secara umum, stroke non-hemoragik dapat menimbulkan beberapa

gejala berikut:

1. Mati rasa atau sulit menggerakkan otot wajah, lengan, atau kaki secara

tiba-tiba pada salah satu sisi tubuh atau bahkan di seluruh tubuh

2. Sulit berbicara dan memahami ucapan orang lain

3. Sulit menelan

4. Pusing dan sakit kepala

5. Kehilangan keseimbangan dan sulit berjalan

28
6. Penglihatan buram

Menurut Indrawati, Sari, & Dewi (2016), gejala dan tanda stroke

sering muncul secara tiba-tiba dan cepat. Oleh karena itu penting mengenali

tanda-tanda atau gejala stroke. Beberapa gejala stroke antara lain sebagai

berikut.

1. Nyeri kepala hebat secara tiba-tiba

2. Pusing, yakni merasa benda-benda disekitarnya berputar atau merasa

goyang bila bergerak atau biasanya disertai mual dan muntah

3. Bingung, terjadi gangguan orientasi ruang, waktu atau personal

4. Pengelihatan kabur atau ketajaman pengelihatan menurun, bisa pada

salah satu mata ataupun kedua mata

5. Kesulitan bicara secara tiba-tiba, mulut terlihat tertarik ke satu sisi atau

“perot”

6. Kehilangan keseimbangan, limbung, atau jatuh

7. Rasa kebas, yakni mati rasa, atau kesemutan pada satu sisi tubuh

8. Kelemahan otot-otot pada satu sisi tubuh.

Berdasarkan gejala dan tanda serta waktu terjadinya serangan, dapat

diperkirakan letak kerusakan jaringan otak serta jenis stroke yang

menyerang yakni :

1. Kesemutan atau kelemahan otot pada sisi kanan tubuh menunjukkan

terjadinya gangguan pada otak belahan kiri

29
2. Kehilangan keseimbangan menunjukkan gangguan terjadi di pusat

keseimbangan, yakni antara lain daerah otak kecil (cerrebellum).

Serangan stroke yang terjadi saat penderita sedang istirahat atau tidur

umumnya adalah stroke iskemik. Gejala munculnya secara bertahap dan

kesadaran umum baik, kecuali iskemiknya terjadi karena sumbatan

embolus yang berasal dari jantung maka gejala muncul mendadak dan

sering disertai nyeri kepala.

Dari tanda dan gejala di atas Ny. S mengalami beberapa gejala yang sama

seperti:

1. Sulit menggerakkan otot kanan dan kiri pada kaki dan tangan

2. Susah makan karena sulit menelan

3. Pusing dan sakit kepala

4. Penglihatan buram

5. Kelemahan otot

6. Kehilangan keseimbangan

D. Anatomi Fisiologi SNH

Otak mengendalikan semua fungsi tubuh, otak merupakan pusat

keseluruhan tubuh. Jika otak sehat maka akan mendorong kesehatan tubuh

serta menunjang kesehatan mental. Sebaliknya apabila otak terganggu maka

kesehatan tubuh dan mental terganggu (Judha, 2015). Seandainya jantung dan

paru-paru bekerja selama beberapa menit tubuh masih bisa bertahan

hidup,namun jika otak berhenti bekerja selama satu detik saja maka tubuh

30
akan mati. Itulah mengapa otak merupakan bagian organ yang terpenting 8

dari seluruh tubuh manusia,selain itu otak juga merupakan organ yang paling

rumit, adapun secara garis besar anatomi dan fungsi adalah otak dibagi

menjadi 4 bagian yaitu :

Gambar 4.1 anatomi fungsi otak

1. Cerebrum (Otak besar)

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga

disebut dengan cerebral cortex atau otak depan.Cerebrum membuat

manusia memiliki kemampuan berfikir, analisa, logika, bahasa,

kesadaran perencanaan memori dan kemampuan fisual. Kecerdasan

intelektual atau IQ juga ditentukan oleh bagian ini.

Cerebrum terbagi menjadi 4 bagian yang disebut lobus. Bagian

lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai

parit disebut sulcus.Keempat lobus tersebut masing masing adalah lobus

frontal, lobus pariental, lobus occipital, lobus temporal.

31
a. Lobus frontal merupakan bagian lobus yang paling depan bagian

otak besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat 9

alasan, kemampuan gerak, perencanaan, penyelesaian, kreatifitas,

penyelesaian masalah dan kemampuan bahasa secara umum.

b. Lobus pariental berada di tenagh berhubungan dengan proses sensor

perasaaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.

c. Lobus temporal berada di bawah berhubungan dengan kemampuan

pendengaran,pemaknaan infomasi dan bahasa dalm bentuk suara

d. Lobus optical berada paling belakang berhubungan dengan

rangsangan visual yang memungkinkan manusia melakukan

interpreasi terhadap objek yang di tangkap oleh retina.

2. Cerebellum (Otak kecil)

Cerebrum otak kecil terletak dibagian kepala dekat dengan ujung

leher bagian atas. Cerebellum banyak mengontrol fungsi otomatis otak

diantaranya mengatur sikap atau posisi tubuh, mengontrol keseimbanga

koordinasi otot dan gerak tubuh. Otak kecil juga menyimpan dan

melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari gerarakan

seperti gerakan mengendalikan mobil, gerakan tangan saat menulis dan

sebagainya. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan

pada sikap dan koordinasi gerakan otot.

32
3. Brainstem (batang otak)

Batang otak berada dalam tulang tengkorak atau rongga kepala

bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum

tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia seperti

pernafasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses 10

pencernaan dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu flight or

fight saat datangnya bahaya. Batang otak terdiri dari 3 bagian yaitu:

a. Masenchepalon atau otak tengah disebut juga mid brain) adalah

bagian terdiri dari batang otak yang menghubungkan otak besar dan

otak kecil. Otak tengah berfungsi dalam mengontrol respon

penglihatan, gerak mata, pembesaran pupil, mengatur gerak tubuh.

b. Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dan

sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan begitu juga

sebaliknya.Medulla mengontrol fungsi detak jantung, srikulasi darah,

pernafasan dan pencernaaan.

c. Pons merupakan stasuiun pemancaar yang mengirimkan data kepusat

otak bersama formasi reticular. Pons dapat menentukan apakah kita

terjaga atau tertidur.

4. Sistem limbik terletak di bagian tengah otak membungkus batang otak.

Sistem limbic menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh

indra dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat

33
bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran. Carl gustav menyebutkan

sebagai alam bawah sadar atau ketidaksadaran kolektif yang diwujudkan

dalam perilaku baik seperti menolong orang dan perilaku tulus lainya.

E. Pemeriksaan

Menurut Wijaya & dkk (2013), pemeriksaan pada pasien stroke non

hemorgaik antara lain :

1. Angiografi serebral

Menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti pendarahan.

2. Single Photon emission computed tompgraphy (SPECT)

Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak yang juga

mendeteksi, melokalisasi dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh

pemindaian CT Scan).

3. CT Scan

Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema posisi

hematoma adanya jaringan otak yang infark atau iskemik dan posisinya

secara pasti.

4. Magentic Imaging Resonance

Menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi dan

besarnya terjadi pendarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang

mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.

34
5. EEG

Pemeriksaaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan

dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya implus jaringan

otak.

6. Sinar X

tengkorak Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng, pineal

daerah yang berlawanan dari masa luas, klasifikasi karotis interna yang

terdapat pada trobus serebra.Klasifikasi parsial dinding, aneurisma pada

pendarahan sub arachnoid.

Pada pasien Ny. S mendapat pemeriksaan penunjang rontgen thorax, EKG,

laboratorium, dan CT Scan kepala.

F. Komplikasi

Menurut (Smeltzer & Bare, 2010) komplikasi stroke meliputi hipoksia

serebral, penurunan aliran darah serebral, dan embolisme serebral.

1. Hipoksia serebral

Fungsi otak bergantung pada kesediaan oksigen yang dikirimkan ke

jaringan. Hipoksia serebral diminimalkan dengan pemberian oksigenasi

adekuat ke otak. Pemberian oksigen, mempertahankan hemoglobin serta

hematokrit akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.

35
2. Penurunan aliran darah serebral

Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah

jantung, dan integrasi pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat cairan

intravena, memerbaiki aliran darah dan menurunkan viskositas darah.

Hipertensi atau hipotensi perlu dihindari untuk mencegah perubahan

pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.

3. Emolisme serebral

Terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium. Embolisme

akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya akan menurunkan

aliran darah ke serbral. Disritmia dapat menimbulkan curah jantung tidak

konsisten, disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus

segera diperbaiki.

G. Penatalaksanaan SNH

Penanganan untuk penyakit stroke tergantung pada beberapa hal, seperti

jenis stroke dan berapa lama penyakit tersebut berlangsung. Semakin cepat

penanganan stroke dilakukan, semakin cepat pula pemulihannya.

Berikut ini adalah beberapa jenis penanganan yang dapat dilakukan oleh

dokter pada penderita stroke non-hemoragik:

1. Pemberian Obat-obatan

Jika gejala stroke baru muncul dalam waktu 3–4,5 jam, dokter

mungkin akan memberikan obat-obatan jenis tissue plasminogen

activator (TPA) melalui infus. Obat ini berfungsi untuk melarutkan atau

36
menghancurkan sumbatan di pembuluh darah otak yang

menjadi penyebab stroke.

Akan tetapi, tidak semua orang dapat menerima TPA, karena

berisiko menyebabkan pendarahan. Jika obat TPA tidak tersedia, dokter

mungkin akan memberikan obat-obatan lain, seperti obat pengencer

darah atau antikoagulan, untuk mencegah terbentuknya sumbatan baru

pada pembuluh darah otak.

2. Pemasangan stenting di pembuluh darah otak

Selain pemberian obat-obatan, dokter juga dapat memperbaiki aliran

darah yang tersumbat pada otak penderita stroke dengan

prosedur stenting.

Penelitian menunjukkan bahwa penderita stroke non-hemoragik

yang menjalani prosedur stenting disertai dengan pemberian obat TPA,

mengalami perbaikan kondisi yang signifikan. Namun, prosedur ini perlu

dilakukan sesuai pertimbangan dokter spesialis saraf.

3. Terapi oksigen
Penderita stroke, baik stroke non-hemoragik atau stroke hemoragik,

bisa mengalami penurunan kesadaran. Hal ini berisiko menyebabkan

mereka sulit bernapas. Untuk mencukupi kebutuhan oksigen pada

penderita stroke, dokter dapat memberikan terapi oksigen.

37
Pada kasus stroke parah atau stroke yang membuat penderita koma,

dokter mungkin akan memberikan terapi oksigen melalui ventilator.

4. Operasi
Pada kasus tertentu, terutama pada kasus stroke non-hemoragik

yang baru muncul (kurang dari 6 jam), dokter mungkin akan melakukan

langkah operasi. Operasi ini bertujuan untuk membuang sumbatan di

pembuluh darah otak dan memperbaiki aliran darah pada otak.

5. Fisioterapi

Fisioterapi adalah penanganan lanjutan yang dilakukan setelah

kondisi penderita stroke sudah stabil dan mengalami perbaikan.

Fisioterapi pada penderita stroke bertujuan untuk meningkatkan kekuatan

anggota gerak tubuh, memperbaiki postur tubuh, dan menjaga

keseimbangan tubuh ketika bergerak.

Selain itu, penderita stroke yang mengalami kesulitan bicara atau

menelan juga akan disarankan untuk menjalani terapi wicara.

Pada Ny. S mendapat penatalaksanaan medis obat oral, obat injeksi, diberi

diet lanjutan, dan scan:

1. RL 20 tpm

2. Mecobalamin 2x500g diencerkan 10cc

3. Citicoline 2x500mg (injeksi) IV

4. CPG 1x1 PO

38
5. Ceftriaxone 2x1gr IV

6. KSR 3x1(po)

7. Amlodipin 10g 1x1 (po)

8. Pasang NGT, diet cair TKTP 1700 kalori

9. Rontgen thorax, EKG, ct-scan kepala

H. Pencegahan SNH

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke

hemoragik, antara lain:

1. Kelola Kondisi kesehatan. Seperti tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2

dan kolesterol tinggi.

2. Makan Makanan Sehat dan Pertahankan Berat Badan Ideal. Berat badan

dan pola makan memainkan peran utama dalam peredaran darah dan

kesehatan jantung.

3. Rutin Periksa Kesehatan. Masalah yang dapat menyebabkan stroke

seringkali dapat dideteksi jauh sebelum memiliki gejala yang dapat

dirasakan.

4. Hindari Gaya Hidup yang Berisiko. Termasuk merokok dan penggunaan

tembakau (termasuk vaping), penyalahgunaan obat resep atau

penggunaan narkoba, penyalahgunaan alkohol, dan banyak lagi.

39
BAB V

PENUTUPAN

Berdasarkan dari pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pendekatan

proses keperawatan pada klien SNH yang dirawat di Rumah Sakit Samarinda

Medika Citra yang kami kaji pada tanggal 26 November 2022 maka penulis

menarik kesimpulan dan saran-saran yang semoga bermanfaat untuk

melaksanakan Asuhan Keperawatan.

A. Kesimpulan

1. Ada tahap pengkajian kasus SNH atau Stoke Non Hemoregik yaitu,

pengumpulan data seperti identitas pasien, keluhan utama, riwayat

penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, persepsi dan pemeliharaan

kesehatan, pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola tidur dan

istirahat, pola perceptual, pola persepsi diri, pola seksualitas dan

reproduksi, pola peran dan hubungan, pola management koping stress,

sistem nilai dan kepercayaan.

2. Masalah keperawatan yang ditemukan pada tinjauan kasus ini pasien

mengalami badan lemas, kelemahan pada anggota gerak, susah makan,

mual, muntah 4 kali sehari, nyeri pinggang kanan dan kaki sejak 4

bulan, sakit kepala, data tersebut kami dapatkan dari pengkajian yang

kami dapat.

40
3. Dalam membuat rencana tindakan, dapat mengikut sertakan klien dan

keluarga maka tindakan dapat dilakukan dengan penuh partisipasi

sehingga sangat membantu proses penyembuhan.

4. Tindakan yang dilakukan antara lain pemeriksaaan tanda-tanda vital,

pemeriksaan fisik mempertahankan perilaku tenang dan jelaskan bahwa

tindakan yang dilakukan untuk menjamin keselamatan.

B. Saran

1. Bagi petugas kesehatan hendaknya dalam melaksanakan asuhan

keperawatan tidak mengesampingkan peran sebagai pendidik, yaitu

memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien maupun keluarga

pasien

2. Partisipasi klien dan keluarga serta kerjasama perawat yang baik dalam

program pengobatan sangat membantu dalam proses penyembuhan

pasien

3. Pasien dan keluarga pasien diharapkan mampu mengenali atau

mengetahui bagaimana tanda dan gelaja infeksi pada penyakit dan juga

mampu tertib dalam perawatan luka dan konsumsi terapi yang diberikan

oleh tenaga kesehatan

4. Diharapkan kepada klien setelah pulang ke rumah untuk selalu berhati-

hati dalam melakukan berbagai aktivitas.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat kami sampaikan, kami

menyadari bahwa penyusunan laporan PKL ini banyak memiliki

41
kekurangan, karenanya saran dan kritik yang membimbing diharapkan

untuk mempertahankan laporan PKL ini.

42
DAFTAR PUSTAKA

dr. Adrian, Kevin. 2020. Stroke Non Hemoregik: Jenis Stroke Yang Paling Sering

Terjadi. https://www.alodokter.com/stroke-non-hemoragik-jenis-stroke-

yang-paling-sering-terjadi. Diaskes pada 12 Agustus 2020

Eliana, Arifa. 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan Stroke dengan Perilaku

Mencegah Stroke Pada Klien Hipertensi Di RSU PKU Muhammadiyah

Yogyakarta, Jurnal Kebidanandan Keperawatan. Vol. 3, No. 2, Desember

2007: 88. Kanker, dan Stroke. Yogyakarta : Kirana Publisher

Misbach, Jusuf. 2011. Stroke :Aspek Diagnosis, patofisiologi, Manajemen. Jakarta

:Badan Penerbit FKUI

Fitriani, Ni Luh Eka T. 2016. Pengaruh Stimulasi Dua Dimensi Terhadap

Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Pasien Stroke Non Hemoragik Di Rsup

Sanglah Denpasar.Diakses pada 10 Juli 2020. Diakses dari :

erepo.unud.ac.id/17414/3/1102106073-3-BAB%20II.pdf

Pudiastuti, 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta : Nuha Medika

43
LAMPIRAN NOVALIA KARISMA PUTRI

Lampiran 1 surat pernyataan orang tua 1

44
Lampiran 2 daftar hadir peserta prakerin 1

45
46
47
Lampiran 3 agenda kegiatan peserta prakerin 1

48
49
Lampiran 4 asuhan keperawatan 1

50
LAMPIRAN MILA AMELIA

Lampiran 5 surat pernyataan orang tua 2

51
Lampiran 6 daftar hadir peserta prakerin 2

52
53
Lampiran 7 agenda kegiatan peserta prakerin 2

54
55
Lampiran 8 asuhan keperawatan 2

56
LAMPIRAN FRIZKA AMELYA

Lampiran 9 surat pernyataan orang tua 3

57
58
59
Lampiran 10 agenda kegiatan peserta prakerin 3

60
61
Lampiran 11 asuhan keperawatan 3

62

Anda mungkin juga menyukai