Ditulis sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) dan Ujian
Sekolah Berbasis Nasional (USBN)
Disusun Oleh :
NAMA : KARTIKA RATNA NENGSIH
KELAS : XI FARMASI 2
Laporan ini disetujui dan disahkan dari pihak Apotek Kepandean pada:
Hari : ....................................................................................
Tanggal : ....................................................................................
Indramayu,……………………..2022
Pembimbing Pembimbing
Apotek Kepandean Praktek Kerja Lapangan
Laporan ini disetujui dan disahkan dari pihak SMK Muhammadiyah Kandanghaur
pada:
Hari : .....................................................................................
Tanggal : .....................................................................................
Indramayu,……………………..2022
Mengetahui,
i
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Lembar Penguji
Bio Data Peserta PKL
Motto dan Persembahan
Kata Pengantar ……………………………………………………...................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
Daftar Gambar....................................................................................................... iii
Daftar Bagan.......................................................................................................... iv
Daftar Lampiran .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Bealakang ……………………………........................................ 1
B. Dasar Hukum........................................………….................................. 1
C. Tujuan PKL............................................................................................ 2
D. Manfaat PKL……………...................................................................... 2
BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Apotek Kepandea...................................................................... 4
B. Struktur Organisasi Apotek Kepandea................................................... 5
C. Letak Geografis Apotek Kepandean...................................................... 5
D. Prosedur Pekerjaan Kefarmasian di Apotek Kepandean....................... 6
BAB III KOMPETENSI HASIL PKL
A. Kompetensi Keahlian Farmasi…………………………....................... 11
B. Sediaan Farmasi..................................................................................... 14
C. Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan............................................... 18
D. Faktor Penunjang dan Faktor Penghambat............................................ 22
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………................................. 23
B. Saran…………………........................................................................ 23
Daftar Pustaka
Lampiran - Lampiran
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR BAGAN
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) adalah kegiatan pendidikan pelatihan
dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau dunia industri dalam
upaya pendekatan atau meningkatkan mutu para siswa dan siswi sekolah
menengah kejuruan khususnya di SMK Muhammadiyah Kandanghaur
Indramayu.Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ialah meningkatkan
kompetesisiswa sebagai bekal untuk memasuki persaingan dunia kerja.
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilakukan dengan prosedur yang
bertujuan untuk menimba ilmu di suatu tempat kerja baik dunia usaha
maupun dunia industri.Harapan ketika dilakukan Praktek Kerja Lapangan
siswa sudah memiliki kemampuan dasar sesuai bidang yang digelutinya atau
sudah mendapatkan bekal dari guru pembimbing di sekolah.
Siswa harus memiliki bekal ilmu pengetahuan dasar sesuai bidangnya
agar dalam pelaksanaan praktek kerja industri mampu menerapkan ilmu
pengetahuan dasar dalam proses pelaksanaan praktek kerja lapangan
diharapkan setiap siswa mampu mengikuti kegiatan kerja serta memahami
kegiatan dunia usaha maupun dunia industri. Tujuannya adalah agar siswa
dapat mencapai serta mendapatkan sesuatu yang lebih baik dan berguna bagi
dirinya serta agar siswa mampu menunjukan kinerjanya secara maksimal
sehingga mampu diperhitungkan di dunia usaha atau dunia industri.
B. Dasar Hukum
Adapun landasan hukum pelaksanaan PKL adalah:
1. UU No. 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP. Nomor: 29 / 1990 tentang Pendidikan Menengah
3. Kep. Menaker No: 285/MEN/1991 tentang Pelaksanaa Permagangan
Nasional
4. PP No: 39 / 1992 tentang peranan Masyarakat dalam Pendidikan Nasional
1
5. Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 0490/U/1992 tentang
Sekolah Menengah Kejuruan
6. Surat Keputusan Mendikbud No: 080/U/1993 tentang Kurikulum
SMK sebagaimana telah diubah menjadi Kurikulum SMK Edisi 1999
7. Surat keputusan Kepala SMK Muhammadiyah Kandanghaur
C. Tujuan PKL
Tujuan diadakanya praktek kerja lapangan adalah :
a. Mengimplementasikan materi yang di dapatkan di sekolah
b. Membentuk pola pikir yang membangun bagi siswa praktek kerja lapangan
c. Melatih siswa untuk berkomunikasi dan bersosialisasi secara profesional di
dunia kerja yang sebenarnya
d. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa praktek kerja lapangan
e. Mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa sesuai
bidang masing-masing
f. Menambhakan jenis-jenis ketrampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat
dikembangkan dan di implementasikan di kehidupan sehari-hari
g. Menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dan dunia industri maupun
dunia usaha
D. Manfaat PKL
Kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industri atau instansi
dilaksanakan dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling
melengkapi untuk keuntungan bersama.
Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PKL)
akan memberi nilai tambah bagi pihak-pihak yang bekerjasama, sebagai
berikut:
a. Manfaat Bagi Industri
Penyelenggaraan PKL memberi keuntungan nyata bagi industri
antara lain:
1. Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta PKL yang belajar dan
bekerja di industri.
2
2. Umumnya peserta PKL telah ikut dalam proses produksi secara aktif
sehingga pada pengertian tertentu peserta PKL adalah tenaga kerja
yang memberi keuntungan.
3. Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta PKL untuk
kepentingan perusahaan sesuai kompetensi dan kemampuan yang
dimiliki perusahaan. Karena itu, sikap peserta PKL dapat dibentuk
sesuai dengan ciri khas tertentu industri.
4. Memberi kepuasan bagi dunia usaha/dunia industri karena diakui ikut
serta menentukan hari depan bangsa melalui Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
b. Manfaat Bagi Sekolah
Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi
peserta didik lebih terjamin pencapaiannya. Terdapat kesesuaian yang
lebih pas antara program pendiddikan dengan kebutuhan lapangan kerja
(sesuai dengan prinsip Link and Match). Memberi kepuasan bagi
penyelenggaraan pendidikan sekolah karena tamatannya lebih terjamin
memperoleh bekal yang bermanfaat, baik untuk kepentingan tamatan,
kepentingan dunia kerja, dan kepentingan bangsa.
c. Manfaat Bagi Praktikan/Peserta Didik
Hasil belajar peserta Praktik Kerja Lapangan akan lebih
bermakna, karena setelah tamat akan betul-betul memiliki keahlian
profesional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai
bekal untuk pengembangan dirinya secara berkelanjutan.
Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri
dan rasa percaya diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorong mereka
untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.
3
BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN
4
- Ruang peracikan,
- Ruang Apoteker
- Ruang konsultasi, ruangan ini terletak bersebelahan dengan kasir di
ruang display.
- Semua macam sediaan obat-obatan, Alat Kesehatan dan PKRT.
- Peralatan peracikan (seperti: Mortir dan stamper, bekker glass),
gunting, steples, kalkulator, PC Transaksi.
Apoteker
Lira Srinivasa Muliarty.Farm,Apt
Bagan 2.1
5
2. Denah Lokasi
Gambar 2.1.
D. Prosedur Pekerjaan di Apotek Kepandean
1. Pelayanan Resep
Pasien menyerahkan resep ke Apotek, resep diterima oleh asisten
apoteker kemudian obat dan alkes diberi harga, lalu dikonfirmasikan ke
pasien, jika pasien setuju dengan harga yang diberikan maka pasien
melakukan pembayaran di bagian kasir, kemudian obat diberikan. Setelah
itu, obat disrerahkan ke pasien dan diberikan informasi tentang cara
pemakainnya. Tetapi jika pasien tidak setuju, maka dikonsultasikan ke
dokter apakah resep diganti atau tidak. Jika diganti, obat disiapkan
kemudian diserahkan ke pasien dan diberikan informasi obat tentang cara
pemakaian, kemudian asisten apoteker menulis copy resep.
2. Penerimaan Barang
Barang dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) diterima. Kemudian
asisten apoteker mengecek nomer PBF, nomor faktur, nama barang dan
jumlah barang. Setelah itu ditandatangani oleh penerima barang dan diberi
tanggal, lalu di stempel. Kemudian dicatat dibuku penerimaan barang dan
pengecekan menyesuaikan dari Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA).
3. Penyimpanan Obat dan Alat Kesehatan di Gudang Apotek
Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu obat/alkes,
memudahkan dalam pengawasan tata cara penyimpanan obat di gudang
farmasi. Berdasarkan alphabetis sediaan, stabilitas obat dan sifat-sifat obat
yaitu :
6
a. Menerapkan sistem FIFO (Firts In First Out) yakni barang yang masuk
pertama dikeluarkan terlebih dahulu dan FEFO (First Expire date First
Out) yakni obat yang kadaluarsa mendekati, dikeluarkan terlebih dahulu.
b. Untuk sediaan Narkotika dan Psikotropika dan obat penting lainnya
disimpan dalam tempat khusus.
c. Cairan diletakan di rak bagian bawah, obat tidak boelh terkena sinar
matahari.
d. Alat kesehatan diletakan di lemari khusus
4. Sistem Pencatatan dan Kartu Stok
Pencatatan data obat di apotek merupakan rangkaian kegiatan dalam
rangka penatausahaan obat-obatan secara tertib baik obat-obatan yang
diterima, disimpan, didistribusikan maupun digunakan di unit pelayanan
kesehatan lainnya.
Tujuan pencatatan adalah :
a. Tersedianya data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan,
pengeluaran/pengunaan dan data mengenai waktu dari seluruh rangkaian
kegiatan mutasi obat.
b. Sebagian dari kegiatan pencatatan dan pelaporan obat ini telah diuraikan
masing-masing aspek pengelolaan obat.
c. Bukti bahwa semua kegiatan telah dilakukan.
d. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.
e. Sumber data untuk pembuatan laporan.
Adapun buku-buku yang digunakan dalam pencatatan dan pelaporan
adalah :
1. Buku Kas
Buku kas adalah buku pencatatan semua transaksi uang tunai, baik
itu penerimaan maupun pengeluaran. Berfungsi untuk mencatat jumlah
atau besar kecilnya pendapatan tiap bulannya. Pencatatan dilakukan
setiap akhir bulan.
2. Buku Pencatatan Barang
Buku yang digunakan untuk mencatat barang-barang yang dikirim
berdasarkan faktur barang yang bersangkutan, yang mengisi buku ini
7
ialah Asisten Apoteker (AA) yang telah diberi wewenang kemudian
barang yang harus diterima harus dicek terlebih dahulu agar tidak terjadi
kesalahan.
3. Buku Pencatatan Resep
Buku yang digunakan untuk mencatat resep yang masuk ke apotek
yang harus ditulis oleh Asisten Apoteker (AA) setiap hari, buku ini juga
berguna apabila ada kesalahan dalam menerima resep.
4. Buku Blangko Surat Pemesanan Barang
Buku yang diberikan atas suatu barang atau obat yang telah habis
atau persediaan obat sudah sangat sedikit
5. Buku Pencatatan Hutang/Buku Faktur
Buku faktur adalah buku yang digunakan untuk mencatat hutang
apotek sehingga dapat memperoleh berapa besar hutang yang ditanggung
apotek dan dicatat langsung pada buku faktur yang telah dipindahkan
sesuai dengan PBF masing-masing.
6. Buku Ekspedisi
Buku yang telah digunakan untuk mentata nomor-nomor surat
penting yang akan dikirim, guna untuk dijadikan bukti bila terjadi
kesalahan dalam mencatat pelaporan obat setiap bulannya. Buku ini
digunakan untuk mngecek barang yang diterima.
7. Blangko Salinan Resep
Salinan resep yang digunakan berupa salinan resep tertulis dari
suatu resep atas nama lainnya “Apograph”.
8. Blangko Kwitansi
Apabila pasien menginginkan bukti pembayaran atas resep yang
telah dibelinya.
9. Buku Penjualan Bebas
Buku ini digunakan untuk mencatat barang, baik kosmetik maupun
alat kesehatan yang telah dijual di apotek. Buku Penjualan Bebas, yang
mencakup penjualan obat-obat bebas, bebas terbatas, obat wajib apotek
dan kosmetika serta buku penjualan obat-obatan melalui resep dokter.
10. Buku Pencatatan Resep Umum, Narkotika dan Psikotropika
8
a. Buku Pencatatan Resep Umum
Buku ini digunakan untuk mencatat pengeluaran obat melalui
resep yang dicatat setiap harinya
b. Buku Pencatatan Resep Narkotika dan Psikotropika
Buku ini digunakan untuk mencatat penggunaan atau
pengeluaran obat Narkotika dan Psikotropika setiap hari sesuai
dengan resep dokter. Buku ini ditutup setiap akhir bulan supaya
diketahui jumlah pemakainnya setiap bulannya.
c. Blangko Pesanan Surat Pesanan
Blangko ini ditulis berdasarkan buku permintaan barang kebutuhan
obat-obatan atau perbekalan farmasi di Apotek yang ditandatangani
oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan Surat Pesanan ini terdiri
:
1. Warna putih (asli) dikirim ke PBF
2. Warna kuning (copy) sebagai arsip
5. Narkotika
Obat Narkotika hanya dapat dilayani melalui resep dokter dan
disimpan pada lemari khusus tempat penyimpanan obat narkotika.
a. Tata Cara Pemesanan Obat Narkotika
Undang-Undang No.9 tahun 1976 menyatakan bahwa Menteri
Kesehatan memberikan izin kepda Apotek untuk membeli, meracik,
menyediakan, memiliki atau menyimpan untuk persediaan, menguasai,
menjual, menyalurkan, menyerahkan, mengirimkan, membawa dan
mengangkut narkotika untuk kepentingan pengobatan.
Pengadaan narkotika di Apotek dilakukan dengan pesanan tertulis
melalui Surat Pesanan Narkotika kepada PBF. Surat pesanan narkotika
harus ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama jelas,
nomor Surat Izin Kerja (SIK), Surat Izin Apoteker (SIA), stempel apotek.
Surat pesanan khusus narkotika rangkap empat.Satu lembar Surat
Pesanan Asli dan dua lembar salinan Surat Pesanan diserahkan kepada
PBF yang bersangkutan.
b. Penyimpanan Obat Narkotika.
9
Obat-obat yang termasuk golongan narkotika di apotek disimpan
pada lemari khusus yang terbuat dari kayu (atau bahan lain yang kokoh
dan kuat) yang ditempel pada dinding, memiliki dua kunci yang berbeda,
terdiri dari dua pintu, satu untuk pemakaian sehari-hari seperti codein,
dan satu lagi berisi pethidin, morfin dan garam-garamnya. Lemari
tersebut terletak ditempat yang tidak diketahui oleh umum, tetapi dapat
diawasi langsung oleh Asisten Apoteker yang bertugas dan penanggung
jawab narkotika. Sedangkan satu lembar salinan Surat Pesanan sebagai
arsip Aporek. Satu surat pesanan hanya boleh memuat pesanan satu jenis
obat (item) narkotik misal pemesanan pethidin satu surat pesanan dan
pemesanan satu surat pesanan juga, begitu juga untuk item narkotika
lainnya.
6. Manajemen dan Administrasi Keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana
yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Manajemen keuangan
dimiliki manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang
semurah-murahnya dan menggunakan se efektif, se efesien , se produktif
untuk menghasilkan laba.
Tujuan manajemen keuangan:
1. Memenuhi tugas manajemen pengadaan dana kuntansi farmasi
2. Mengembangkan pengetahuan mengenai manajemen apotek, khususnya
mengenai pencatatan, pelaporan, dan manajemen keuangan.
7. Layanan Kefarmasian Apotek
Penjualan non resep, layanan non resep dalam upaya pengobatan diri
sendiri (UPDS) dapat dilayani petugas apotek melalui permintaan
pengunjung apotek.
Untuk obat tanpa resep dokter dengan cara menginformasikan
kebutuhannya dan petugas melayani permintaan tersebut dengan disertai
informasi obat agar UPDS tersebut semakin jelas dan optimal
penggunannya.
8. Layanan Narkotika
10
Obat narkotika hanya dapat dilayani melalui resep dokter, obat
narkotika disimpan pada lemari khusus yang memenuhi persyaratan sesuai
peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
9. Administrasi di Apotek
Administrasi di Apotek Kepandean dengan sistem manual tanpa
komputerisasi jaringan, mengolah data yang ada sesuai dengan kepentingan
manajemen.
11
BAB III
KOMPETENSI HASIL PKL
12
menerus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
farmasi dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam melakukan Pekerjaan Kafarmasian pada Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian tertuang pada pasal 24 dan 25 Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009, Apoteker dapat :
a. Mengangkat seorang Apoteker pendamping yang memiliki SIPA
b. Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen
aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau
pasien.
c. Menyerahkan obat keras, narkotika, dan psikotropika kepada masyarakat
atas reseop dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
d. Apoteker dapat mendirikan Apotek bekerjasama dengan pemilik modal .
Tugas dan wewenang Tenaga Teknis Kefarmasian (Asisten Apoteker
) diatur pada pasal 50 ayat 2 Peraturan menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 yaitu Tenaga Teknis Kefarmasian yang
telah memiliki STRTTK mempunyai wewenang untuk melakukan Pekerjaan
Kefarmasian, dibawah bimbingan dan pengawasan Apoteker yang telah
memiliki STRA sesuai dengan pendidikan dan keterampilan yang
dimilikinya serta harus didasarkan pada Standar Kefarmasian, dan Standar
Prosedur Operasional yang berlaku sesuai Fasilitas Kesehatan dimana
Pekerjaan Kefarmasian dilakukan.
3. Perizinan Apotek
Dalam pendirian apotek ada beberapa izin yang harus dimiliki sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Pasal 30 antara lain:
a. Apotek diselenggarakan oleh pelaku usaha perorangan yaitu seorang
Apoteker
b. Persyaratan untuk memeperoleh izin Apotek :
STRA
Surat izin praktik apoteker
Denah bangunan
Sarana dan prasarana
13
Berita acara pemeriksaan
4. Tugas dan Fungsi Apotek
Tugas dan fungsi apotek berdasarkan peraturan pemerintah No.25
tahun 1980 adalah sebagai berikut:
a. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.
b. Sarana penyalur perbekalan farmasi harus menyebarkan obatyangb
diperlukan mayarakat secra meluas dan merata .
Perbekalan farmasi adalah:
1. Obat: obat sintesis, obat tradisional.
2. Bahan obat
3. Alat kesehatan meliputi: alat untuk perawatan, untuk laboratorium,
alat kedokteran
4. Makanan dan minuman kesehatan
5. Kosmetika.
6. Pembekalan kesehatan rumah tangga.
5. Jenis – jenis Pelayanan Apotek
Menurut PP 51 tahun 2009 pelayanan kefarmasian adalah pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
kesediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatan mutu kehidupan pasien .
Tujuan dari standar pelayanan ini adalah :
a. Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional
b. Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar
c. Pedoman dalam pengawasan praktek apoteker
d. Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek
6. Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Operasional Apotek
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam operasional apotek adalah:
a. Memperbaharui surat izin apotek setelah 5 tahun sekali.
b. Melaksanakan visum ijasah apoteker maupun asisten apoteker.
c. Melakukan pencatatan atas transaksi penjualan obat (resep, obat bebas,
dan narkotika/psikotropika), pencatatan obat keluar.
14
d. Melakukan pencatatan atas transaksi pembelian obat/mutasi obat.
e. Melakukan pencatatan keuangan atas transaksi penjualan dan transaksi
pembelian obat.
f. Mendaftarkan diri apoteker pengelola apotek sebagai anggota ISFI
setempat.
7. Surat Tanda Registrasi Apoteker
Menurut PP No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian yang
di jabarkan dalam Permenkes RI Nomor 889/Menkes/PER/V/2011 tentang
registrasi, izin praktik dan izin kerja tenaga kefarmasian.
Setiap Tenaga Kefarmasian yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian
di Indonesia wajib memiliki Surat Tanda Registrasi ( STR ) .
Untuk memperoleh STRA, Apoteker harus memenuhi persyaratan :
1. memiliki ijazah Apoteker;
2. memiliki sertifikat kompetensi profesi;
3. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/ janji Apoteker;
4. mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
memiliki surat izin praktik;
5. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
STRA dikeluarkan oleh Menteri, berlaku selama 5 ( lima ) tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahun apabila memenuhi syarat.
B. Sediaan Farmasi
1. Penggolongan Sediaan Farmasi
a. Obat bebas
Gambar 2.2
(Logo Obat Bebas)
Obat bebas sering juga disebut OTC (over the counter) adalah obat
yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda
15
khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau
dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh obat bebas: paracetamol, aspirin, promethazine, guafenesin,
bromhexin HCL, chlorpheniramine (CTM), dextromethorpan, zn sulfate,
proliver, tripid, gasflat, librozym (penyebutan merk dagang, karena obat
tersebut dalam kombinasi).
b. Obat bebas terbatas
Gambar 2.3
(Logo Obat Bebas Terbatas)
P No 1 P No 4
Awas Obat Keras Awas Obat Keras
Bacalah Aturan memakainya Hanya Untuk Dibakar
P No 2
Awas Obat Keras P No 5
Hanya Untuk Kumur Jangan Awas Obat Keras
Ditelan Tidak Boleh Ditelan
P No 3 P No 6
Awas Obat Keras Awas Obat Keras
Hanya Untuk Bagian Luar
Obat Wasir Jangan Ditelan
Badan
Gambar 2.4
(Peraturan Obat Bebas Terbatas)
Contoh obat : CTM, antimo, noza
16
c. Obat keras
Gambar 2.5
(Logo Obat Keras)
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K
dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : asam mefenamat, semua obat anti biotik (ampisilin,
tetraksilin, diabetes, obat penenang, dll).
d. Obat Narkotika
Gambar 2.6
(Logo Obat Narkotika)
Gambar 2.7
(Logo Obat Psikotropika)
Berdasarkan UU RI No.5 Th 1997 psikotropika adalah zat atau
obat baik alamiah atau sintetis, bukan narkotika yang berkhasiat
17
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada SSP yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (10). Contoh:
diazepam, phenobarbital, ekstasi.
f. Obat Prekursor
1) Pengertian
Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia tertentu
yang dapat digunakan sebagai bahan baku ataun penolong untuk
keperluan proses produksi industry dan apabila disimpangkn dapat
digunakan dalam memproses pembuatan narkotika dan ataun
psikotropika.
2) Pengaturan
Tujuan dari pengawasan prekursor adalah terpenuhinya prekursor
untuk industry farmasi dan non farmasi, kepentingan pendidikan,
pengembangan ilmun pengetahuan dan pelayanan kesehatan,
pencegahan terjadinya penyimpangan dan kebocoran pekursor derta
perlindungan kepada masyarakat dari bahaya peredaran gelap dan
penyalahgunaan prekursor untuk pembuatan narkoba.
2. Alat Kesehatan
Menurut Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Alat
Kesehatan, alat kesehatan adalah bahan, instrumen, mesin, implant, yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa,
menyembuhkan dan meringankan penyakit,merawat orang sakit, serta
memulihkan kesehatan pada manusia dan atau struktur, dan memperbaiki
fungsi tubuh.
18
- Melakukan uji petik, yaitu kegiatan pelaksanaan pengecekan isi stock
obat dan tanggal expired
- Melakukan kegiatan stock opname setiap akhir bulan
- Membuat jurnal laporan setiap akhir pertemuan
- Mencatat seluruh obat yang berada di Apotek Kepandean beserta
kandungan dan indikasi
- Mempelajari buku-buku yang berada di Apotek Kepandean seperti
buku defectabuku laporan narkotika, buku laporan psikotropika
- Mempelajari macam-macam SP (Surat Pemesanan) yang terdiri dari ;
SP Bebas, SP Narkotika, SP Psikotropika, SP OOT, dan SP Prekusor
- Memahami tentang tata letak obat-obatan berdasarkan penggolongan,
kekuatan sediaan, bentuk sediaan, khasiat farmakologi, dan suhu
penyimpanan
- Mempelajari macam-macam penyimpanan obat
- Mempelajari tentang tata urutan struktur organisasi di Apotek
Kepandean
- Memahami penggolongan obat secara langsung
- Mempelajari tentang syarat-syarat penyimpanan obat Narkotika dan
Psikotropika
b. Mempelajari tentang alur pengadaan obat di Apotek Kepandean
c. Pelayanan Farmasi Klinis
- Melayani resep, membuat copy resep, dan menulis etiket
- KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
2. Pelayanan Farmasi Klinik
Jenis pelayanan resep di Apotek Kepandean berasal dari warga atau
masyarakat sekitar yang membutuhkan pelayanan resep. Penulis akan
melaporkan 2 peracikan resep beserta langkah-langkahnya selama sebagai
dokumen bukti pelaporan,yaitu :
19
Gambar 2.8
( Resep 1)
a. Jurnal Resep 1
20
- Berikan kepada coustemer/pasien setelah
pasien menyerahkan bukti pembayaran
9 Label/Etiket Cefixim 200 mg 2 dd 1 sehari sesudah makan
Gambar 2.9
( Resep 2 )
b. Jurnal Resep 2
21
- Tulis lebel pada etiket plastik klip dan etiket
warna biru
- Masukan obat kedalam palstik klip dan
tempel etiket putih
- Cek kembali resep dan sediaan
- Coutemer/pasien disuruh untuk melakukan
transaksi pembayaran di loket pembayaran
- Berikan kepada coustemer/pasien setelah
pasien menyerahkan bukti pembayaran
9 Label/Etiket Griseovulfin 125 mg 2 dd 2sehari sesudah
makan
22
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dengan diadakanya praktek kerja lapangan ini diharapkan saya dapat
mengetahui cara pelayanan kefarmasian yang sesuai departemen kesehatan
atau Depkes di republik indonesia serta, memahami kinerja sebagai apoteker
tang profesional dan untuk mempersiapkan besik guna bekerja dan siap
bersaing di dunia industri, penulis dapat merealisasikan dan
mengimplementasikan, menyusun, membandingkan antara pelajaran yang
diterima sekolah sedikit berbeda.
Adapun setelah selesainya praktek kerja lapangan penulis, menarik
beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut :
a. Penulis dapat mengetahui pelayanan kefarmasian yang sesuai prosedur
departemen kesehatan.
b. Penulis dapat mengetahui standar-standar pelayanan kefarmasian.
c. Penulis dpat mengetahui pelayanan apoteker yang profesional.
d. Penulis dapat menjadikan praktek kerja lapangan ini menjadi sebuah
pengalaman pendidikan yang sangat berarti.
2. Saran
a. Siswa sebaiknya menyiapkan mental dan fisik sebelum prakerin ini
dilaksanakan.
b. Siswa harus disiplin dengan aturan dimana diselenggarakanya praktek kerja
lapangan ini.
c. Siswa sebaiknya menyelesaikan urusan administrasi sekolah sebelum
praktek kerja lapangan.
d. Siswa harus berkomunikasi dengan baik selama praktek kerja lapangan ini
berlangsung.
e. Siswa harus banyak bertanya dan belajar ketika pembimbing di tempat
prakerin mengalami kesulitan, dan alangkah baiknya guru pembimbing
meninjau anak didiknya ketika jadwal pelaksanaan praktek kerja lapangan
sedang berlangsung.
23
DAFTAR PUSTAKA