Anda di halaman 1dari 33

MODUL AJAR

Memahami Penggolongan Obat

Bidang Keahlian : Kesehatan dan Pekerjaan Sosial

Program Keahlian : Teknologi Farmasi

Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknologi Farmasi

Fase :E

Penyusun : Desy Diana Sari, S. Farm.

Instansi : SMK Muhammadiyah Lumajang

Profil Pelajar Pancasila : Bernalar Kritis


1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

Memahami penggolongan obat 1. Menjelaskan macam-macam golongan obat.


2. Menjelaskan ciri-ciri/keterangan logo pada
golongan obat.
3. Menjelaskan beberapa peringatan obat yang
terdapat pada golongan obat bebas terbatas
4. Mengidentifikasi obat sesuai golongan obat
berdasarkan logo obat
5. Melakukan penandaan penggolongan obat
6. Melakukan pengelompokkan obat sesuai
golongan obat bebas, obat bebas terbatas, dan
obat keras, narkotika, psikotropika dan obat
wajib apotek.

2. Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Estimasi
No Kegiatan Deskripsi
Waktu
1 Pendahuluan 1. Membuka kegiatan yang diawali 10 menit
dengan salam.
2. Menanyakan kehadiran dan kondisi
peserta didik untuk kesiapan dalam
belajar.
3. Peserta didik diberikan penjelasan
tentang capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
4. Peserta didik menyimak capaian
pembelajaran, tujuan pembelajaran,
dan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran.
2 Kegiatan Stimulation Peserta didik mendapatkan pemaparan 20 menit
inti (stimulasi/ mengenai materi penggolongan obat
pemberian bebas, bebas terbatas dan obat keras.
rangsangan)
Problem Dengan metode tanya jawab, guru 30 menit
Statement memberikan pertanyaan:
(pernyataan/ a. Apa yang Anda ketahui tentang
identifikasi golongan obat?
masalah) b. Apa perbedaan logo obat bebas, obat
Estimasi
No Kegiatan Deskripsi
Waktu
bebas terbatas dan obat keras?
c. Apakah obat bebas, obat bebas
terbatas dan obat keras dapat ditebus
tanpa menggunakan resep dokter?
Problem  Guru memberikan lembar kerja 30 menit
Statement berupa tabel logo obat beserta
(pernyataan/ keterangan.
identifikasi  Guru memberikan arahan kepada
masalah) peserta didik untuk mengerjakan
sesuai dengan format yang telah
diberikan.
 Dengan bantuan guru, peserta didik
menunjukkan percaya diri, tangguh,
dan adaptif dalam mengerjakan
lembar kerja berupa gambar sediaan
obat yang terdapat logo obat pada
masing-masing gambar.
 Untuk membantu peserta didik
menemukan jawaban tersebut, guru
mengarahkan peserta didik untuk
membawa lembar bacaan seperti
buku paket dan buku penunjang
lainnya seperti buku ISO (Ilmu
Spesialit Obat) dan buku paket
Undang-Undang Kesehatan (Kenti,
Sri Martini, dkk. 2018. Perundang-
Undangan Kesehatan. Jakarta:
EGC.).
Data Mengumpulkan informasi 50 menit
Collection  Peserta didik mengidentifikasi,
(pengumpulan mengklarifikasi, dan mengolah
data) informasi dan gagasan dalam
mengerjakan lembar kerja berupa
gambar sediaan obat yang terdapat
logo obat pada masing-masing
gambar dengan menggunakan buku
ISO dan buku Undang-Undang
Kesehatan (UUK). Lembar kerja di
periksa oleh guru pembimbing.
Estimasi
No Kegiatan Deskripsi
Waktu
Data  Peserta didik mengerjakan sesuai 50 menit
Processing urutan nomor logo obat dan
(pengolahan keterangan yang perlu diisi, setiap
data) selesai mengerjakan keterangan obat
pada setiap urutan nomor peserta
didik meminta paraf dari guru.
 Guru memberikan paraf apabila
keterangan obat yang terdapat pada
setiap gambar sediaan obat yang
dilakukan oleh peserta didik sudah
sesuai.
Verification Mengasosiasi 10 menit
(pembuktian)  Peserta didik mangumpulkan lembar
kerja pada setiap nomor yang sudah
disetujui oleh guru pendamping.
Generalization Peserta didik membuat kesimpulan 20 menit
(menarik terkait penggolongan obat yang bisa
kesimpulan) dikembangkan sebagai sebuah
pemahaman bagi peserta didik.
Peserta didik mengkomunikasikan 20 menit
kesimpulan yang telah dibuat tentang
penggolongan obat.
3 Penutup a Guru melakukan evaluasi terkait 30 menit
pengerjaan lembar kerja
penggolongan obat untuk
pembenahan di praktikum
selanjutnya.
b Guru memotivasi peserta didik untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan
dengan rasa tanggungjawab.
c Guru menutup pembelajaran.

TOTAL 270 menit


Pertemuan 2

Estimasi
No Kegiatan Deskripsi
Waktu

1 Pendahuluan 1. Membuka kegiatan yang diawali 10 menit


dengan salam.
2. Menanyakan kehadiran dan kondisi
peserta didik untuk kesiapan dalam
belajar.
3. Peserta didik diberikan penjelasan
tentang capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran, dan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
4. Peserta didik menyimak capaian
pembelajaran, tujuan pembelajaran,
dan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran.
2 Kegiatan Stimulation Peserta didik mendapatkan pemaparan 20 menit
Inti (stimulasi/ mengenai penggolongan obat bebas, obat
pemberian bebas terbatas, obat keras, narkotika dan
rangsangan) psikotropika
Dengan metode tanya jawab, guru 30 menit
memberikan pertanyaan:
a. Apa perbedaan obat bebas dan obat
bebas terbatas?
b. Ada berapa tanda peringatan yang
terdapat pada obat bebas terbatas?
c. Apa perbedaan obat narkotika dan obat
psikotropika?
Problem  Guru memberikan lembar kerja berupa 30 menit
Statement gambar sediaan obat yang terdapat logo
(pernyataan/ obat pada masing-masing gambar.
identifikasi  Guru memberikan arahan kepada
masalah) peserta didik untuk mengerjakan sesuai
dengan format yang telah diberikan.
 Dengan bantuan guru, peserta didik
menunjukkan percaya diri, tangguh,
dan adaptif dalam mengerjakan lembar
kerja berupa gambar sediaan obat yang
terdapat logo obat pada masing-masing
gambar.
 Untuk membantu peserta didik
Estimasi
No Kegiatan Deskripsi
Waktu

menemukan jawaban tersebut, guru


mengarahkan peserta didik untuk
membawa lembar bacaan seperti buku
paket dan buku penunjang lainnya
seperti buku ISO (Ilmu Spesialit Obat)
dan buku paket Undang-Undang
Kesehatan (Kenti, Sri Martini, dkk.
2018. Perundang-Undangan
Kesehatan. Jakarta: EGC.).
Data Collection Mengumpulkan informasi 90 menit
(pengumpulan  Peserta didik mengidentifikasi,
data) mengklarifikasi, dan mengolah
informasi dan gagasan dalam
mengerjakan lembar kerja berupa
gambar sediaan obat yang terdapat logo
obat pada masing-masing gambar
dengan menggunakan buku ISO dan
buku Undang-Undang Kesehatan
(UUK). Lembar kerja di periksa oleh
guru pembimbing.
Data Processing  Peserta didik mengerjakan sesuai 90 menit
(pengolahan urutan nomor sediaan obat berupa
data) keterangan yang perlu diisi, setiap
selesai mengerjakan keterangan obat
pada setiap urutan nomor peserta didik
meminta paraf dari guru.
 Guru memberikan paraf apabila
keterangan obat yang terdapat pada
setiap gambar sediaan obat yang
dilakukan oleh peserta didik sudah
sesuai dengan UUK.
Verification Mengasosiasi 10 menit
(pembuktian)  Peserta didik mangumpulkan lembar
kerja pada setiap nomor yang sudah di
acc oleh guru pendamping.
Generalization Peserta didik membuat kesimpulan terkait 20 menit
(menarik penggolongan obat yang bisa
kesimpulan) dikembangkan sebagai sebuah pemahaman
bagi peserta didik.
Estimasi
No Kegiatan Deskripsi
Waktu

Peserta didik mengkomunikasikan 20 menit


kesimpulan yang telah dibuat tentang
penggolongan obat.
Assesmen akhir Peserta didik mengerjakan lembar kerja 60 menit
pada assesemen akhir yang diberikan oleh
guru pembimbing.
3 Penutup a. Guru melakukan evaluasi terkait 45 menit
pengerjaan lembar kerja penggolongan
obat untuk pembenahan di praktikum
selanjutnya.
b. Guru memotivasi peserta didik untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan
dengan rasa tanggungjawab.
c. Guru menutup pelajaran.

Tindak lanjut:
a. Remedial: Setiap peserta didik yang
belum mencapai kriteria diberikan
materi tambahan kompetensi yang
belum dicapai dengan menggunakan
teknik tutor sebaya.
b. Pengayaan: Setiap peserta didik yang
telah menyelesaikan lembar kerja
penggolongan obat maka peserta didik
membuat penggolongan obat
berdasarkan penandaan obat.

TOTAL 390 menit

3. Asesmen Awal, Proses dan Akhir


Pertemuan 1
Assesmen
Aspek Indikator
Awal Proses Akhir
Kompetensi KA – 1 Peserta didik Tanya jawab - -
Awal mempunyai terkait
pengetahuan awal kompetensi
tentang macam-macam pembelajaran
penggolongan obat sebelumnya
KA – 2 Peserta didik
mempunyai
pengetahuan awal
mengenai logo
golongan obat
Tujuan 6.5.1 Menjelaskan - Mengerjakan Penilaian
Pembelajaran: macam-macam jurnal berupa
golongan obat. pengenalan pilihan
5.5.2 Menjelaskan logo-logo pada ganda
ciri-ciri dan golongan obat
keterangan logo beserta
pada golongan keterangannya
obat.
5.5.3 Menjelaskan
beberapa
peringatan obat
yang terdapat
pada golongan
obat bebas
terbatas
Dimensi Profil Bernalar Kritis - Pengamatan
Pelajar Pancasila menggunakan
instrumen

Pertemuan 2
Assesmen
Aspek Indikator
Awal Proses Akhir
Kompetensi KA – 1 Peserta Tanya jawab - -
Awal didik mempunyai terkait
pengetahuan awal kompetensi
tentang perbedaan pembelajaran
pada setiap sebelumnya
penggolongan obat
KA – 2 Peserta
didik mempunyai
pengetahuan awal
mengenai tanda
peringatan pada
golongan obat
bebas terbatas
Tujuan 5.5.4 Mengidentif - Melakukan Penilaian berupa
Pembelajaran: ikasi obat penaandaan pilihan ganda
sesuai obat dan
golongan mengelompok
obat kan sediaan
berdasarkan obat
logo obat berdasarkan
5.5.5 Melakukan golongan obat
penandaan
penggolonga
n obat
5.5.6 Melakukan
pengelompo
kkan obat
sesuai
golongan
obat bebas,
obat bebas
terbatas, dan
obat keras,
narkotika,
psikotropika
dan obat
wajib
apotek.
Dimensi Profil Bernalar Kritis - Pengamatan -
Pelajar Pancasila menggunakan
instrumen
Lampiran:

1. Assesmen Awal

Pertemuan 1

Lembar Penilaian

Nama siswa :
No Pertanyaan Jawaban Keterangan
1 Apakah yang dimaksud dengan
penggolongan obat?
2 Apa perbedaan logo obat bebas,
obat bebas terbatas dan obat keras?

3 Apakah obat bebas, obat bebas


terbatas dan obat keras dapat
ditebus tanpa menggunakan resep
dokter?

Kunci Jawaban Pertemuan 1

No. Soal Kunci Jawaban


1 Menurut Permenkes Nomor 917/ MENKES/PER/X/1993 tentang golongan obat
terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, narkotika, psikotropika,
dan obat wajib apotek
2 Logo obat bebas berwarna hijau, logo obat bebas terbatas berwarna biru dan
obat keras berlogo huruf k dengan warna merah
3 Obat bebas dan obat bebas terbatas pada obat-obat tertentu ditebus tanpa
menggunakan resep dokter. Obat keras harus menggunakan resep dokter

Pertemuan 2

Lembar Penilaian

Nama siswa :
No Pertanyaan Jawaban Keterangan
1 Apa perbedaan obat bebas dan obat
bebas terbatas?
2 Ada berapa tanda peringatan yang
terdapat pada obat bebas terbatas?
3 Apa perbedaan obat narkotika dan
obat psikotropika?
Kunci Jawaban Pertemuan 2

No. Soal Kunci Jawaban


1 Obat bebas merupakan obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter disebut
juga obat dengan logo warna hijau dalam lingkaran warna hitam

Obat bebas terbatas merupakan obat keras yang dalam jumlah tertentu dapat
diserahkan tanpa resep dokter dengan logo warna biru dalam lingkarang warna
hitam
2 Ada 6 tanda peringatan pada obat bebas terbatas
3 Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat, yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran

Rubrik Assesmen Awal Pertemuan 1 dan 2


Instrumen Penilaian: Lembar Jawaban

Aspek Belum Kompeten Cukup Kompeten Sangat


(0-5) Kompeten (6-7) (8-9) Kompeten (10)

Hasil dari lembar Tidak menjawab Menjawab 1 soal Menjawab 2 Menjawab semua
jawaban semua soal dengan dengan benar soal dengan soal yang
benar benar diberikan dengan
benar (3 soal)
Ringkasan Materi

Golongan Obat
Menurut Permenkes Nomor 917/ MENKES/PER/X/1993 tentang golongan obat disebutkan bahwa
penggolongan dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta
pengamanan distribusi yang terdiri dari:
a. Obat bebas
b. Obat bebas terbatas
c. Obat keras
d. Obat wajib apotek (OWA)
e. Psikotropika
f. Narkotika
Penggolongan obat berikut ini akan dijelaskan tentang penggolongan obat tersebut.
1. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter disebut juga obat OTC (Over
The Counter), dan terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas. Penandaan obat bebas diatur
berdasarkan S.K Menkes RI Nomor 2380/A/SKA/I/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas
dan obat bebas terbatas. Di Indonesia, obat golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna
hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh-contoh obat bebas adalah: tablet vitamin, salep 2-
4, parasetamol, dan sebagainya.

Gambar. Penandaan Obat bebas


2. Obat bebas terbatas (daftar W = Waarschuwing)
Obat keras yang dalam jumlah tertentu dapat diserahkan tanpa resep dokter. Pada kemasan
obatnya selain terdapat tanda khusus lingkaran biru dengan garis hitam ditepinya, juga terdapat
tanda peringatan untuk aturan pakai obat.
Memang, dalam keadaan dan batas-batas tertentu, sakit ringan masih dibenarkan untuk
melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya juga obat yang dipergunakan adalah golongan obat
bebas dan bebas terbatas yang dengan mudah diperoleh masyakat. Namun apabila kondisi
penyakit semakin serius sebaiknya memeriksa ke dokter. Dianjurkan untuk tidak sekalipun
melakukan uji coba obat sendiri terhadap obat-obat yang seharusnya diperoleh dengan
menggunakan resep dokter. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila akan
menggunakan obat-obatan yang dengan mudah diperoleh tanpa menggunakan resep dokter atau
yang dikenal dengan golongan obat bebas dan golongan obat bebas terbatas. Hal tersebut, antara
lain meyakini bahwa obat tersebut telah memiliki izin edar dengan percantuman nomor registrasi
dari BPOM, kondisi obat apakah masih baik atau sudah rusak, perhatikan tanggal kadaluarsa
obat, membaca dan mengikuti keterangan atau informasi tercantum pada kemasan obat pada
brosur atau selebaran yang menyertai obat yang berisi tentang indikasi, efek samping, dosis obat,
cara penyimpanan, dan informasi tentang interaksi obat dengan obat lain yang digunakan dan
dengan makanan yang dimakan.

Gambar. Peringatan Obat bebas terbatas

Penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.2380/A/SK/VI/83 tanda


khusus untuk obat bebas terbatas berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna
hitam, seperti pada gambar berikut:

Gambar. Penandaan Obat bebas terbatas


P. No.1 Awas ! obat keras
Bacalah aturan memakainya.
P. No.2 Awas ! obat keras
Hanya untuk kumur jangan ditelan.
Contoh : Obat kumur dan pencuci mulut yang mengandung Povidon Iodida 1%
P. No.3 Awas ! obat keras
Hanya untuk bagian luar dari badan
Contoh : obat bentuk gel, salep, krim, pasta.
P. No.4 Awas ! obat keras
Hanya untuk dibakar.
P. No.5 Awas ! obat keras
Tidak boleh ditelan.
P. No.6 Awas ! obat keras
Obat wasir, jangan ditelan
Contoh : obat bentuk suppositoria
Istilah lain untuk obat bebas dan bebas terbatas dimasyarakat dikenal dengan istilah obat OTC
(Over the counter adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter).
3. Obat Keras
(Obat daftar G = Gevaarlijk) UU obat Keras Nomor. St.1937 No.541 Definisi obat keras:
a. Obat yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter (antibiotika, obat hipertensi, jantung,
hormon, kanker, antihistamin untuk obat dalam dll).
b. Obat yang penggunaannya dengan cara disuntikan atau dengan merobek jaringan (sediaan
dalam bentuk injeksi, infus, sedian implant yang mengandung hormon untuk KB).
c. Semua obat baru yang belum terdaftar di Depkes (yang tidak mempunyai kode registrasi dari
Depkes/ Badan POM)
d. Semua obat dalam keadaan subtansi atau semua obat yang terdapat dalam daftar obat keras
(keadaan subtansi = bahan baku obat)

Gambar. Penandaan Obat keras


Penandaan khusus untuk obat jadi golongan obat keras: lingkaran merah dengan garis tepi
berwarna hitam, di dalamnya terdapat huruf K yang menyentuh lingkaran hitam. Dimasyarakat
obat golongan obat keras dikenal dengan sebutan obat ethical (ethical drug yaitu obat yang hanya
dapat dibeli dengan resep dokter).
4. Obat Golongan Narkotika (UU no. 22 tahun 1997 tentang narkotika)
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan,
yang dibeda-bedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana yang terlampir dalam undang-
undang ini atau yang kemudian ditetapkan dalam keputusan Menteri Kesehatan.
Obat narkotika penggunaannya diawasi dengan ketat sehingga obat golongan narkotika hanya
dapat diperoleh di apotek dengan resep dokter asli (tidak dapat menggunakan copy resep). Dalam
bidang kesehatan, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan
analgetik/obat penghilang rasa sakit. Contoh obat narkotika adalah: codipront (obat batuk), MST
(analgetik) dan fentanil (obat bius). Jenis-jenis obat narkotika adalah sebagai berikut:
a. Narkotika Golongan I Narkotika golongan satu hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Heroin, Kokain, Daun Kokain, Opium,
Ganja, Jicing, Katinon, MDMDA/Ecstasy, dan lebih dari 65 macam jenis lainnya.
b. Narkotika Golongan II Narkotika golongan dua, berkhasiat untuk pengobatan digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil, Metadon, Dll.
c. Narkotika golongan III Narkotika golongan tiga adalah narkotika yang memiliki daya adiktif
ringan, tetapi bermanfaat dan berkhasiat untuk pengobatan dan penelitian. Golongan 3
narkotika ini banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Codein,
Buprenorfin, Etilmorfina, Kodeina, Nikokodina, Polkodina, Propiram, dan ada 13 (tiga belas)
macam termasuk beberapa campuran lainnya
Golongan obat narkotika ditandai dengan logo berbentuk lingkaran dan terdapat palang merah di
dalamnya. Golongan obat ini dapat menimbulkan efek ketergantungan, karena itu diperlukan
pengawasan yang ketat. Hanya bisa diperoleh di apotek atau rumah sakit berdasarkan resep
dokter. Apotek atau rumah sakit yang mendistribusikannya ke pasien, harus memberikan laporan
pada dinas kesehatan dan Balai POM setiap periode tertentu. Contoh obat-obatnya adalah morfin
untuk penghilang sakit yang sangat berat, codein untuk obat batuk, dan lain-lain.

Gambar. Penandaan Obat Narkotika


5. Obat Golongan Psikotropika (UU no. 7 tahun 1997 tentang Psikotropika)
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat, yang menyebabkan perubahan
khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Contoh: alprazolam, diazepam. Mengenai obat-obat psikotropika ini diatur dalam UU RI Nomor
5 tahun 1997. Psikotropika dibagi menjadi:
a. Golongan I Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Psikotropika Golongan I, antara lain: Meskalina, Katinona.
b. Golongan II Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan /
atau ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Psikotropika Golongan II antara lain: Metakualon, Sekobarbital, Fenmetrazin.
c. Golongan III Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Psikotropika Golongan III antara lain: Amobarbital, Flunitrazepam,
Pentobarbital, Siklobarbital, Katina
d. Golongan IV Berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Psikotropika Golongan IV antara lain: Allobarbital, Barbital, Bromazepan,
Diazepam, Fencamfamina, Fenobarbital, Flurazepam, Klobazam, Klordiazepoksida,
Meprobamat, Nitrazepam, Triazolam.
Untuk psikotropika penandaan yang dipergunakan sama dengan penandaan untuk obat keras, hal
ini karena sebelum diundangkannya UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, maka obat-
obat Psikotropika termasuk obat keras yang pengaturannya ada di bawah Ordonansi Obat Keras
Stbl 1949 Nomor 419, hanya saja karena efeknya dapat mengakibatkan sindroma ketergantungan
sehingga dulu disebut Obat Keras Tertentu. Sehingga untuk Psikotropika penandaannya:
Lingkaran bulat berwarna merah, dengan huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi
yang berwarna hitam, seperti berikut:

Gambar. Penandaan Obat Psikotropika


6. Obat Wajib Apotek (OWA)
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek tanpa resep
dokter. Menurut keputusan menteri kesehatan RI Nomor 347/Menkes/SK/VIII/1990 yang telah
diperbaharui Mentri Kesehatan Nomor 924/Menkes/Per/X/1993 dikeluarkan dengan
pertimbangan sebagai berikut:
a. Pertimbangan utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan pertimbangan obat yang
diserahkan tanpa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong
dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan sendiri
secara tepat, aman dan rasional.
b. Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan
komunikasi, informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat.
c. Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan
sendiri. Obat yang termasuk kedalam obat wajib apotek misalnya: obat saluran cerna
(antasida), ranitidine, clindamicin cream dan lain-lain.
OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA)
kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang
harus dilakukan dalam penyerahan OWA.
1) Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama, alamat, umur)
serta penyakit yang diderita.
2) Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh diberikan kepada pasien.
Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang termasuk OWA, dan hanya boleh
diberikan 1 tube.
3) Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup: indikasi, kontraindikasi,
cara pemakaian, cara penyimpanan dan efek samping obat yang mungkin timbul serta
tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut timbul.
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat, maka obat-obat yang
digolongkan dalam OWA adalah obat ang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita
pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison),
infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal.
Berdasarkan keputusan Menkes No. 347/ menkes/SK/VII/1990 tentang obat wajib Apotek (OWA
1) No. I, yaitu:
a) Oral Kontrasepsi, contohnya: Tunggal Linestrenol, Kombinasi Etinodiol-diasetat, mestranol-
Norgestrel, etinil-estradiol-Linestrenoil, etinil-estradiol-Etinodiol-diasetat, etinil-estradiol
Levonorgestreletinil-estradiol-Norethindrone, mestranol Desogestrel.
b) Obat Saluran Cerna, seperti:
(1) Antasid dan Sedativ/Sposmodik. Contohnya: Al.Oksida Mg,trisilikst + Papaverin HCl +
Klordiazepoksida , Mg.trisili kat Al. oksida + Papaverin HCl + diazepam Klordiaze
poksida + diazepam + sodium bicarbonate.
(2) Anti Spasmodik, contohnya: ekstrak beladon dan papaverin HCl
(3) Anti Spasmodik Analgesik, contohnya: Metamizole, Fennpive rinium bromide, Hyoscine
N-butilbromide, dipyrone, Methampyrone beladona, Papaverin HCI
c) Obat Mulut dan Tenggorokan, contohnya: Methampyrone, diazepam, Pramiverin,
metamizole, Prifinium bromide sulpyrin, Anti Mual Metoklopramid HCl dan Laksan
Bisakodil Supposutoria.
d) Obat Saluran Napas, contohnya: untuk Asma yaitu Aminofilin Supposutoria, Ketotifen,
Terbutalin SO4, Salbutamol, untuk Sekretolitik yaitu Mukolitik, Bromheksin, Karbosistein,
Asetilsistein dan Oksolam Sinitrat
e) Obat yang mempengaruh sistem Neuromuscular, seperti:
(1) Analgetik, contohnya: Metampiron, Asam Mefenamat, Glafenin, Metampiron +
Klordiazepoksid dan diazepam
(2) Antihistamin, contohnya: Mebhidrolin, Pheniramhiind rogen maleal, Dimethindmena
leat, Astemizol, Oxomemazin, HomochlorcycHli CzIin, Dexchlorphenira mine Maleat
f) Antiparasit, contohnya: Mebendazol
g) Obat Kulit Topikal, seperti:
(1) Antibiotik, contohnya: Tetrasiklin/Oksitetra, Kloramfenikol, Framisetina SO4, Neomisin
SO4, Gentamisin dan Eritromisin
(2) Korlikosteroid, contohnya: Hidrokortison, Flupredniliden, Triamsinolon, Betametason,
Fluokortolon/Diflukortolon dan Desoksimelason
(3) Antiseptik local, contohnya: Heksaklorofene
(4) Antif Fungi, contohnya: Mikonaznoilrat, Nistatin, Tolnattat, Ekonazol
(5) Anestesi Lokal, contohnya: Lidokain HCI
(6) Enzim antiradang topical Kombinasi, contohnya: Heparinoid atau Heparin.Na Dengan
Hialuronidase ester nikotinat
(7) Pemecah Kulit, contohnya: Hidroquinon
Literatur:
Kenti, Sri Martini, dkk. 2018. Perundang-Undangan Kesehatan. Jakarta: EGC.
Http://dinas.id/penggolongan-obat/ diakses pada tanggal 25 Agustus 2022
2. Assesmen Proses
Langkah pengerjaan:
1. Guru pembimbing mengucapkan salam dan peserta didik berdoa terlebih dahulu sebelum
memulai praktikum.
2. Perhatikan arahan dari guru pembimbing sebelum memulai praktikum penggolongan obat.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru pembimbing terkait macam-macam
dan logo golongan obat.
4. Peserta didik membaca jurnal kerja penggolongan obat.
5. Peserta didik mengambil obat yang telah disediakan guru.
6. Peserta didik mengerjakan jurnal kerja menyesuaikan waktu yang diberikan guru pembimbing.
7. Kumpulkan jurnal kerja kepada guru pembimbing
8. Peserta didik membersihkan laboratorium farmasi dan menata sediaan farmasi di rak obat.
9. Guru pembimbing melakukan evaluasi terkait praktikum yang telah dilaksanakan.
10. Peserta didik membuat kesimpulan dan peserta didik lain menyimak dan menambahkan
kesimpulan.
11. Guru pembimbing memberikan kesimpulan akhir.
12. Peserta didik berdoa dan guru pembimbing memberikan motivasi serta salam.
Pertemuan 1

Jurnal Penggolongan Obat Berdasarkan Logo dan Keterangannya

Nama:
Kelas:

No Gambar Logo Golongan Obat Keterangan

1 Pengertian:

Nama Lain golongan obat:

Contoh obat:

2 Pengertian:

Nama Lain golongan obat:

Contoh obat:

Peringatan no.1:

Peringatan no.2:

Peringatan no.3:

Peringatan no.4:

Peringatan no.5:

Peringatan no.6:

3 Pengertian:

Nama Lain golongan obat:

Contoh obat:

4 Pengertian:

Contoh obat pada golongan berikut:

Golongan obat 1:

Golongan obat 2:

Golongan obat 3:
No Gambar Logo Golongan Obat Keterangan

5 Pengertian:

Contoh obat pada golongan berikut:

Golongan obat 1:

Golongan obat 2:

Golongan obat 3:

Golongan obat 4:
RUBRIK PENSKORAN TUGAS PRAKTIK

Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah Lumajang


Kelas / Semester : X / Ganjil
Program Keahlian : Teknologi Farmasi
Mata Pelajaran : Undang-Undang Kesehatan
Nama Peserta Didik :
Kelas :

Petunjuk : Berilah tanda cek (x) pada kolom skor


Skor
No Komponen / Sub Komponen
5 8 9 10
Hasil Kerja (skor maksimal 10)
1
Kelengkapan pengisian keterangan obat pada lembar kerja
Waktu (skor maksimal 10)
2
Ketepatan waktu pengumpulan lembar kerja

Hasil Kerja Waktu Total


Skor Perolehan
Skor Maksimal 10 10 20
Bobot 70 30 100
Total

Lumajang,...........................
Guru Pengajar

……………………………………………
PEDOMAN PENSKORAN TUGAS PRAKTIK

Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah Lumajang


Kelas/Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Undang-Undang Kesehatan

No Komponen / Sub Komponen Indikator / Kriteria Unjuk Kerja Skor


1 Hasil (skor maksimal 10)
Kelengkapan pengisian Mengerjakan kolom keterangan pada
keterangan obat pada lembar semua nomer soal sesuai dengan literatur 10
kerja (5 nomor)
Mengerjakan kolom keterangan pada 4
9
nomor soal sesuai dengan literatur
Mengerjakan kolom keterangan pada 3
8
nomor soal sesuai dengan literatur
Mengerjakan kolom keterangan ≤2
5
nomor soal sesuai dengan literatur
2 Waktu (skor maksimal 10)
Ketepatan pengumpulan lembar Kurang dari 180 menit 10
kerja Tepat 180 menit 9
181-190 menit 8
Lebih dari 190 menit 5
Pertemuan 2

Jurnal Kerja Penggolongan Obat

Nama Obat : Nama Obat :

Kandungan : Kandungan :

Indikasi : Indikasi :

Penggolongan Obat : Penggolongan Obat :

Ciri-ciri : Ciri-ciri :

- Logo : - Logo :
- Keterangan : - Keterangan :
Nama Obat : Nama Obat :

Kandungan : Kandungan :

Indikasi : Indikasi :

Penggolongan Obat : Penggolongan Obat :

Ciri-ciri : Ciri-ciri :

- Logo : - Logo :
- Keterangan : - Keterangan :
Nama Obat : Nama Obat :

Kandungan : Kandungan :

Indikasi : Indikasi :

Penggolongan Obat : Penggolongan Obat :

Ciri-ciri : Ciri-ciri :

- Logo : - Logo :
- Keterangan : - Keterangan :
Nama Obat : Nama Obat :

Kandungan : Kandungan :

Indikasi : Indikasi :

Penggolongan Obat : Penggolongan Obat :

Ciri-ciri : Ciri-ciri :

- Logo : - Logo :
- Keterangan : - Keterangan :
Nama Obat :

Kandungan :

Indikasi :

Penggolongan Obat :

Ciri-ciri :

- Logo :
- Keterangan :
Tabel Pengelompokkan Golongan obat

Golongan Obat (*)

No Sediaan Obat Obat


Obat Bebas Obat
Obat Bebas Psikotropika Narkotika Wajib
Terbatas Keras
Apotek

Keterangan:

Pada penggolongan obat (*) berilah tanda (√) pada salah satu golongan obat.
RUBRIK PENSKORAN TUGAS PRAKTIK

Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah Lumajang


Kelas / Semester : X / Ganjil
Program Keahlian : Teknologi Farmasi
Mata Pelajaran : Undang-Undang Kesehatan
Nama Peserta Didik :
Kelas :

Petunjuk : Berilah tanda cek (x) pada kolom skor


Skor
No Komponen / Sub Komponen
5 8 9 10
Persiapan (skor maksimal 10)
1
Bahan pengelompokkan obat
Praktik (skor maksimal 10)
2
Penandaan penggolongan obat
Hasil (skor maksimal 20)
3 Mengelompokkan golongan obat
Kelengkapan pengisian keterangan obat pada lembar kerja
Waktu (skor maksimal 10)
4
Ketepatan waktu pengumpulan lembar kerja

Persiapan Praktik Hasil Waktu Total


Skor Perolehan
Skor Maksimal 10 10 20 10 50
Bobot 10 40 40 10 100
Total

Lumajang,...........................
Guru Pengajar

……………………………………………
PEDOMAN PENSKORAN TUGAS PRAKTIK

Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah Lumajang


Kelas/Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Undang-Undang Kesehatan

No Komponen / Sub Komponen Indikator / Kriteria Unjuk Kerja Skor


1 Persiapan (skor maksimal 10)
Bahan pengelompokkan obat Menyiapkan lembar kerja peserta didik,
sediaan obat, buku penunjang/literature 10
dan alat tulis menulis (4 komponen)
Menyiapkan 3 komponen 9
Menyiapkan 2 komponen 8
Hanya menyiapkan 1 komponen 5
2 Praktik (skor maksimal 10)
Penandaan penggolongan obat Melakukan penjelasan terkait deskripsi
logo penggolongan obat, arti logo
10
penggolongan obat, dan pengelompokan
golongan obat (3 komponen)
Melakukan penjelasan mancakup 2
9
komponen
Melakukan penjelasan mancakup 1
8
komponen
Tidak dapat melakukan penjelasan sama
5
sekali
3 Hasil (skor maksimal 20)
Mengelompokkan golongan Mengelompokkan sediaan obat ke dalam
obat golongan obat bebas, golongan obat
bebas terbatas, obat keras, obat narkotika, 10
obat psikotropika, dan obat wajib apotek
(6 golongan obat)
Mengelompokkan sediaan obat dalam 5
9
golongan obat
Mengelompokkan sediaan obat dalam 4
8
golongan obat
Mengelompokkan sediaan obat dalam 3
5
golongan obat
Kelengkapan pengisian Mencantumkan 6 komponen pada lembar
keterangan obat pada lembar kerja antara lain nama obat, indikasi,
kerja kandungan obat, penggolongan obat, 10
peraturan p, ciri-ciri berupa logo dan
keterangan/arti logo golongan obat
Mencantumkan 5 komponen pada lembar
9
kerja
Mencantumkan 4 komponen pada lembar
8
kerja
Mencantumkan 3 komponen pada lembar
5
kerja
4 Waktu (skor maksimal 10)
Ketepatan pengumpulan lembar Kurang dari 180 menit 10
kerja Tepat 180 menit 9
181-190 menit 8
Lebih dari 190 menit 5
3. Assesmen Akhir

Pilihlah jawaban di bawah ini dengan benar!

1. Obat yang bisa kita beli tanpa menggunakan resep dari dokter, merupakan golongan obat ….

A. Obat palsu D. Obat bebas

B. Obat keras E. Obat wajib apotek

C. Obat terlarang

2. Bulatan warna merah dengan garis tepi warna hitam dan huruf K yang menyentuh garis tepi,
merupakan penandaan dari ….

A. Narkotika D. Obat bebas

B. Obat keras E. Obat wajib apotek

C. Obat terlarang

3. Golongan obat keras yang penyerahannya bisa tanpa resep dokter adalah ….

A. Obat bebas D. Obat bebas terbatas dan OWA

B. Narkotika E. Psikotropika

C. Obat keras

4. Obat bebas terbatas memiliki istilah lain yaitu obat yang termasuk dalam daftar ….

A. Hitam D. Daftar W

B. Pencarian E. Daftar G

C. Langka

5. Andrenalium, antibiotik, antihistamin, dll merupakan contoh obat golongan ….

A. Obat bebas D. Obat Wajib Apotek

B. Obat bebas terbatas E. Psikotropika

C. Obat keras

6. Ranitidin, asam fusidat, allopurinol, dll merupakan contoh obat golongan ….

A. Obat keras D. Obat Wajib Apotek

B. Obat bebas terbatas E. Psikotropika

C. Obat Narkotika
7. Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan, sintesis atau semisintesis yang dapat
menurunkan kesadaran dan menghilangkan rasa nyeri merupakan obat golongan ….

A. Obat bebas D. narkotika

B. Obat bebas terbatas E. Psikotropika

C. Obat keras

8. Zat atau obat baik alamiah maupun sintesis, bukan narkotika yang dapat berkhasiat psikoaktif
terhadap SSP merupakan obat golongan….

A. Obat bebas D. narkotika

B. Obat bebas terbatas E. Psikotropika

C. Obat keras

9. Morfin, kodein, opium dll merupakan contoh obat dari golongan ….

A. Obat bebas D. narkotika

B. Obat bebas terbatas E. Psikotropika

C. Obat keras

10. Obat yang digunakan untuk membunuh bakteri (antibiotik) adalah ….

A. Ibuprofen D. Parasetamol

B. Amlodipin E. Asam Mefenamat

C. Ceftriaxon
Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
Assesmen Akhir

Mata Pelajaran : Undang-Undang Kesehatan Jumlah Soal : 10 butir


Penyusun : Desy Diana Sari, S.Farm. Alokasi Waktu : 60 menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

No Soal Kunci
1 D
2 B
3 D
4 D
5 D
6 A
7 D
8 E
9 D
10 C

Rubrik Assesmen Akhir


Instrumen Penilaian: Lembar Jawaban

Aspek Belum Kompeten Cukup Kompeten Sangat


(0-5) Kompeten (6-7) (8-9) Kompeten (10)

Hasil dari lembar Menjawab ≤5 soal Menjawab 6-7 Menjawab Menjawab semua
jawaban dengan benar soal dengan benar 8-9 soal soal yang
dengan diberikan dengan
benar benar (10 soal)

Anda mungkin juga menyukai