Jln. Cut Nyak Dien No. 16, Desa Kalisapu, Kec. Slawi – Kab. Tegal 52416
http://stikesbhamada.ac.id email:stikes_bhamada@yahoo.com
BAB 1
PENDAHULUAN
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat
diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi. Obat oral adalah rute
pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling
nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau
bukal).
Pemberian obat secara oral yaitu obat yang cara pemberiannya melalui mulut. Untuk cara
pemberian obat ini relatif aman, praktis dan ekonomis. Kelemahan dari pemberian obat
secara oral adalah efek yang timbul biasanya lambat, tidak efektif jika pengguna sering
muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit.
8. Apa saja kuntungan dan kelemahan dalam pemberian obat melalui oral?
melalui oral.
melalui oral.
secara oral.
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang pemberian obat melalui oral yang meliputi definisi,
PEMBAHASAN
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut.
Memberikan obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan
Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini
merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai
bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau
puyer. Untuk membantu absorbsi , maka pemberian obat per oral dapat di sertai
2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat
obat.
2.3 Indikasi dan kontraindikasi pemberian obat oral
1. Indikasi
2. Kontraindikasi
Pasien dengan gangguan pada sistem pecernaan, seperti kanker oral, gangguan
menelan, dsb.
1. Benar Pasien
Benar pasien obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang di
programkan dengan cara mencocokan program pengobatan pada pasien, nama, nomor
register, alamat untuk mengidentifikasi untuk kebenaran obat . Hal ini penting untuk
membedakan dua klien dengan nama yang sama, karena klien berhak menolak
penggunaan suatu obat, dan klien berhak untuk mengetahui alasan penggunaan suatu
obat.
2. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik dan pasien harus mendapatkan
informasi tersebut atau menghubungi apotek tertentu menanyakan nama benarnya dari
nama dagang obat yang asli. Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus
memeriksanya lagi dan perawat harus mengingat nama dan kerja obat dari obat yang
kebenaran obat sebanyak tiga kali yaitu saat pengambilan obat ketempat
3. Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat dan agar perhitungan obat benar untuk
mnggunakan alat standar seperti alat untuk membelah tablet, spuit/sendok khusus,
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda dan rute obat yang diberikan
Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh tempat kerja obat
yang diinginkan, sifat fisik dan kimiawi obat, kecepatan respon yang diinginkan dan
5. Benar Waktu
Untuk dapat menimbulkan efek terapi dari obat dan berhubungan dengan kerja obat
itu sendiri, maka pemberian obat harus benar benar sesuai waktu yang diprogramkan.
6. Benar Dokumentasi
Pemberian obat harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku diRumahSakit.
Perawat harus selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah
kepaa siapa obat diberikan, waktu, rute, dan dosis setelah obat itu diberikan.
7. Benar Evaluasi
Setelah pemberian obat, perawat selalu memantau/memeriksa efek kerja obat tersebut.
8. Benar Pengkajian
Sebelum pemberian obat, perawat harus selalu memeriksa tanda tanda vital.
9. Benar Reaksi Dengan Obat Lain
chloramphenicol.
Pemberian obat harus memperhatikan waktu yang tepat karena akan mempengaruhi
efektifitas obat tersebut. Untuk memperoleh kadar yang diperlukan, ada obat yang
harus diminum setelah makan misalnya indometasindan ada obat yang harus diminum
sebelum makan misalnya tetrasiklin yang harus diminum satu jam sebelum makan.
Perawat harus memberikan informasi dalam pemberian obat pada klien dan klien
khususnya yang berkaitan dengan obat kepada klien, keluarga klien, dan masyaraket
aktifitas sehari hari selama sakit, interaksi obat dengan obat dan interaksi obat dengan
makanan, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, hasil yang diharapkan
setelah pemberian obat, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh,
1. Obat tablet
Tablet adalah sedian farmasi yang padat, berbentuk bundar dan pipih atau
cembung rangkap.
Jenis-jenis tablet :
a. Tablet biasa
Yaitu tablet yang dicetak, tidak disalut diabsorpsi disaluran cerna dan pelepasan
obatnya cepat untuk segera memberikan efek terapi. Contoh : tablet paracetamol.
b. Tablet kompresi
Yaitu tablet yang dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan
Yaitu tablet kompresi berlapis, dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu
d. Tablet trikurat
Yaitu tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris dan biasanya
e. Tablet hipodermik
Yaitu tablet yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna
f. Tablet sublingual
Dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet
g. Tablet bukal
Tablet yang digunakan dengan meletakkan diantara pipi dan gusi. Contoh :
progesterone.
h. Tablet efervescen
Yaitu tablet berbuih dilakukan dengan cara kompresi granulasi yang mengandung
garam-garam effer adalah bahan bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika
bercampur dengan air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan
tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak langsung untuk ditelan”. Contohnya :
CDR.
Tablet ini menggunakan coklat untuk menyalut dan mewarnai tablet, misalnya
dengan menggunakan oksida besi yang dipakai sebagai warna tiruan coklat.
j. Tablet kunyah
Tablet yang cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa tidak enak di
rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak,
biasanya digunakan untuk tablet anak atau pada beberapa multivitamin. Contoh :
Fitkom, Antasida.
Merupakan tablet kempa yang terdiri dari penyalut gula. Tujuan penyalutan ini
adalah untuk melindungi obat dari udara dan kelembapan serta memberi rasa atau
untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bau bahan
Tablet ini disalut dengan selaput yang tipis yang akan larut atau hancur di daerah
m. Tablet hisap
Kids.
Tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak atau hancur dilambung tapi di usus.
a. Kelebihan :
Memiliki usia pakai yang lebih panjang disbanding bentuk obat lainnya.
Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang dapat larut
dan rasa yang enak, dimana dapat diminum, atau memisah dimulut.
yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta
Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas bagus dan dapat
b. Kekurangan :
Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak untuk
2. Obat kapsul
Yaitu obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang dapat
a. Kelebihan :
Tepat untuk obat yang teroksidasi dan mempunyai bau dan rasa yang tidak
enak.
Bahan obat dapat cepat hancur dan larut di dalam perut sehingga dapat segera
diabsorpsi.
Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan tambahan
b. Kekurangan :
Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori
Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul.
3. Obat kaplet
Kaplet (kapsul tablet) adalah bentuk tablet yang dibungkus dengan lapisan gula dan
biasanya diberi zat warna yang menarik. Bentuk dragee ini selain supaya bentuk
tablet lebih menarik juga untuk melindungi obat dari pengaruh kelembapan udara
atau untuk melindungi obat dari keasaman lambung. Kaplet pun merupakan sedian
padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul.
a. Kelebihan :
segelas air.
b. Kekurangan :
Kaplet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak untuk
4. Obat cair
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut,
biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau
penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan laruan topical. Formula obat tidak
a. Kelebihan :
Mudah ditelan.
Bioavaibilitas tinggi.
b. Kekurangan :
1. Persiapan alat
g. Sedotan
h. Sendok
i. Pipet
2. Prosedur kerja
adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung
dll).
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah
meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat
yang diperlukan).
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai
obat.
b. Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai
c. Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan
karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya
kerjanya.
dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
c. Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan
tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat
tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat.
e. Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan menggunakan
kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat
f. Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka
2. Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang mudah
3. Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi ini
4. Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan klien
meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum. Posisi ini
tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat
6. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat
1. Keuntungan
Keuntungan Pemberian Obat Rute Oral diantaranya cocok dan nyaman bagi
klien, Ekonomis, Dapat menimbulkan efek local atau sistemik, dan Jarang
2. Kelemahan
Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah pada aksinya yang lambat
sehingga cara ini tidak dapat di pakai pada keadaan gawat. Obat yang di berikan
absorbsi dan efek puncaknya di capai setelah 1 sampai dengan 1 ½ jam. Rasa dan
bau obat yang tidak enak sering mengganggu pasien. Cara per oral tidak dapat di
pakai pada pasien yang mengalami mual-mual, muntah, semi koma, pasien yang
akan menjalani pangisapan cairan lambung serta pada pasien yang mempunyai
gangguan menelan.
muntah (mislanya garam besi dan Salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat di
persiapkan dalam bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam
di lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau basa di usus. Dalam
memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh di buka, obat tidak boleh
dikunyah dan pasien di beritahu untuk tidak minum antasaid atau susu sekurang-
Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus di lakukan
dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau rasanya
tidak enak. Pasien dapat di beri minuman dingin (es) sebelum minum sirup
tersebut. Sesudah minum sirup pasien dapat di beri minum, pencuci mulut atau
kembang gula.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan
cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai dengan program pengobatan dari
dokter. Tujuan dari pengobatan melalui oral antara lain mencegah, mengobati dan
mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat, dan menghindari
pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan. Sedangkan hal yang
harus diperhatikan meliputi indikasi, kontraindikasi, penggunaan prinsip benar, jenis obat,
3.2 Saran
Bagi mahasiswa diharapkan untuk menambah wawasan dengan banyak membaca buku
Https://anterior88.wordpress.com/2015/06/03/122/
Https://ndezzndezz.wordpress.com/2011/06/29/bentuk-obat-tablet-kapsul-kaplet-dan-cair/
Potter,Perry. 2000. Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester