Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

Dosen Pembimbing : Ns. Sri Haryani, M. Kep

Oleh:

Anggi Afrilianti P00320118003

KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN CURUP TAHUN
AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat serta Hidayahnya kepada penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah berjudul “Pemberian Obat Topikal” dengan lancar tanpa halangan suatu
apapun.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
pengetahuan mengenai Pertanian Berkelanjutan. Kami menyadari pembuatan
makalah ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempuma, untuk itu segala
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka,
demi keberhasilan makalah selanjutnya.
Makalah ini dapat terealisasi berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang memberikan kelancaran dan kemudahan dalam
menyelesaikan tugas ini.
2. Pembimbing mata kuliah yang telah memberikan pengarahan serta
bimbingan kepada penulis menyangkut masalah pembuatan makalah ini.
3. Kepada Kedua Orang Tua, dan teman-teman yang telah ikut serta
membantu penulis hingga terselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.
Demikian atas perhatiannya, di ucapkan terima kasih.

Curup, Juni 2019


Penulis,

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... i

Kata Pengantar............................................................................................... ii

Daftar Isi ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

a...........................................................................Latar Belakang
....................................................................................................1
b.....................................................................Rumusan Masalah
....................................................................................................1
c.........................................................................................Tujuan
....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2

a................................................Pengertian Obat-obatan Topikal


....................................................................................................2
b...............................Macam-macam Penggunaan Obat Topikal
....................................................................................................2

BAB III PENUTUP...................................................................................... 7

a..............................................................................Kesimpulan
....................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan


untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. “Kep.
MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71”.

Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam


diantaranya melalui Oral, injeksi intravena, intramuscular, intracutan,
subcutan. Selain dikemas dalam bentuk injeksi maupun untuk diminum
melalui mulut (Oral) ada beberapa obat yang digunakan secara topical seperti
lotion, liniment, ointment, pasta, bubuk, tetes (instilasi), serta dalam bentuk
irigasi baik mata, hidung, telinga, vagina, maupun rektum.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi obat-obatan topical?


2. Apa saja jenis obat topical?
3. Bagaimana tata cara penggunaan obat secara topical?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi obat topical


2. Untuk mengetahui macam-macam obat topical
3. Untuk mengetahui tata cara menggunakan obat topical

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obat-obatan Topikal

Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk


memberikan reaksi atau pengaruh langsung pada tempat tertentu atau secara
lokal. Obat jenis ini tidak digunakan untuk oral ataupun injeksi. Obat jenis ini
dapat mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi kedalam sistim
peredaran darah. Namun obat ini dapat bermanfaat apabila digunakan pada
kulit atau membrane mukosa. Agens topical di gunakan untuk mengobati
berbagai gangguan dalam area yang terlokalisasi. Beberapa bentuk obat ini
dipersiapkan untuk diabsorbsi kulit guna memberikan dampak secara sistemik.
Bila tempat pemakian mudah dijangkau seperti kulit, suatu obat mudah
diletakkan diatasnya. Namun bila tempatnya merupakan rongga, seperti
hidung, atau bagian tertutup seprti mata, maka diperlukan alat untuk pemakian
mekanis untuk memasukkan obat.

B. Macam-macam Penggunaan Obat Topikal

Pada umumnya obat topical adalah obat yang digunakan pada kulit
atau membrane mukosa untuk memberikan pengaruh local pada bagian tubuh.
Namun dalam tata cara penggunaannya terbagi menjadi beberapa macam
meliputi:

1. Pemakaian pada kulit


Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang terdiri dari
epidermis dan dermis. Epidermis merupakan jaringan terluar pada organ
kulit. Ketebalan epidermis pada seluruh tubuh berbeda-beda. Epidermis
paling tebal terletak pada telapak tangan dan telapak kaki.
Secara terbatas dan selektif, penyerapan zat memang terjadi pada kulit.
Pada kulit normal, obat diserap ke garis kelenjar sebum. Obat dapat
diberikan pada kulit dengan cara digosokkan, disemprotkan. Hal ini
dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau
menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi
Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau ulkus
dekubitus. Krim adalah produk berbasis air dengan efek mendinginkan dan

2
emolien. Mengandung bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan
bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan
sensitisasi dan dermatitis kontak alergi.Krim kurang berminyak
dibandingkan salep dan secara kosmetik lebih baik ditoleransi.
Salep dapat digunakan untuk melindungi kulit dari iritasi atau laserasi kulit
akibat kelembaban kulit pada kasus inkontenansia urin atau fekal. Salep
tidak mengandung air, mereka adalah produk berbasis minyak yang dapat
membentuk lapisan penutup diatas permukaan kulit yang membantu kulit
untuk mempertahankan air. Salep nenghidrasi kulit yang kering dan
bersisik serta meningkatkan penyerapan zat aktif, dan karena itu berguna
dalam kondisi kulit kering kronis. Salep tidak mengandung bahan
pengawet.
Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan
tubuh yang luas dan pada daerah berbulu. Losion memiliki efek
mengeringkan dan mendinginkan.
Obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam kulit
untuk mendapatkan efek sistemik. Tersedia dalam bentuk lembaran.
Lembaran obat tersebut dibuat dengan membran khusus yang membuat zat
obat menyerap perlahan kedalam kulit. Lembaran ini juga dapat sekaligus
mengontrol frekuensi penggunaan obat selama 24 ± 72 jam
Tujuan pemberian pada kulit, yaitu :
 Untuk mempertahankan hidrasi
 Melindungi permukaan kulit
 Mengurangi iritasi kulit
 Mengatasi infeksi
Tindakan
Alat & Bahan :
Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosal, sprei)
Pinset anatomis
Kain kasa
Balutan
Pengalas
Air sabun, air hangat
Sarung tangan
Prosedur Kerja :
 Cuci tangan
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan
tindakan
 Gunakan sarung tangan

3
 Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat
(apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis
 Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian
seperti mengoleskan atau mengompres
 Jika diperlukan, tutup dengan kain kasa atau balutan pada
daerah diobati
 Cuci tangan
Penyerapan obat pada permukaan kulit terhalang oleh lapisan luar kulit
yang bersifat protektif dan zat berlemak yang melindungi garis kelenjar
yang menyebabkan sulitnya penetrasi. Prinsip steril dalam tata cara
pemberian obat dapat memudahkan penyerapan obat oleh kulit.
2. Tetes mata
Mata adalah organ yang berperan dalam proses penglihatan. Lapisan luar
mola mata disebut sclera. Cornea adalah bagian sclera transparan di bagian
depan bola mata. Sclera merupakan kumpulan serat yang kuat, sedangkan
cornea mudah rusak oleh trauma. Oleh sebab itu, pemakaian obat jarang
diarahkan langsung ke bola mata. Kelenjar lacrimae yang menghasilkan
airmata terletak di salah satu sisi tulang depan hidung. Kelenjar tersebut
mengalirkan sekresinya menuj saluran membuka di kantong conjungtiva.
Saluran tersebut meneruskan limpahan cairan ke hidung dibawah injerior
concha. Karena pemakaian langsung tak dapat dilakukan ke cornea yang
sensitive, pemberian obat secara instilasi pada mata dapat dilakukan pada
bagian conjungtiva bagian bawah.
Obat tetes mata digunakan untuk memperoleh pengaruh local, seperti
pembersihan atau kontraksi pupil untuk pemeriksaan dan mengobati
infeksi. Tipe larutan tetes tergantung pada tujuan instilasi.
Kelopak mata dilap bersih sebelum instilasi agar steril. Buka kantung
conjungtiva bagian bawah kemudian lakukan instilasi. Pemberian obat
secara instilasi tidak boleh dilakukan pada kornea karena dapat berisiko
merusak cornea. Pasien diminta menutup kelopak mata dan menggerakkan
matanya untuk meratakan cairan yang telah diteteskan
3. Instilasi telinga
Obat yang berupa cairan diteteskan pada liang telinga untuk memperoleh
pengaruh local seperti melembutkan lilin telinga, mengurangi rasa sakit,
mengefektifkan anastesi local, membunuh organisme yang mengganggu
pada organ telinga. Liang telinga pasien yang akan di instilasi diluruskan,

4
dan obat tetes dijatuhkan pada bagian sisi liang telinga. Pasien diposisikan
berbaring pada posisi miring dengan telinga yang akan di instilasi berada
di bagian atas. Pasien tetap berbaring beberapa menit setelah instilasi guna
mencegah tumpahnya obat dari liang telinga.
4. Instilasi hidung
Obat tetes pada hidung umumnya diberikan pada pasien yang mengalami
keradangan hidung (rhinitis). Untuk melakukan instilasi hidung, pasien
dibantu duduk dengan kepala ditarik kebelakang atau berbaring dengan
kepala miring ke belakang dibantu dengan bantal sebagai pengganjal.
Posisi ini memungkinkan larutan yang akan kelura mengalir kembali
kedalam rongga hidung. Setelah itu lakukan instilasi sesuai dosis obat.
Pasien diinstruksikan tetap menjaga posisinya selama beberapa menit dan
menjaga larutan agar tetap didalam rongga hidung setelah proses instilasi
untuk mencegah tumpahnya cairan obat kedalam oropharynx.
5. Pemberian melalui Vagina
Vagina merupakan kanal selaput berotot yang memanjang dari bagian luar
tubuh pada vulva sampai cervix utari. Dalam keadaan sehat, vagina sedikit
sekali mengandung pathogen tetapi banyak mengandung organisme non-
pathogen. Organisme non-pathogen tersebut penting karena melindungi
vagina dari serangan pathogen.
Penggunaan obat pada vagina bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
serta mengobati saluran vagina dan serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk
krim dan supositoria. Yang digunakan untuk mengobati infeksi local.
Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbent. Bersihkan alat
kelamin pasien, kemudian renggangkan labia minora dengan tangan kiri.
Kemudian obat sepanjang sepanjang dinding kanal vaginal posterior
sampai 7,5-10 cm. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisum
dan labia.
Anjurkan pasien tetap dalam posisi selama beberapa saat agar obat
bereaksi.
6. Pemberian melalui rectum
Obat suppositoria atau rectal medication diberikan melalui anus dan
berbentuk seperti peluru atau cairan. Diberikan untuk mengatasi keluhan
sistemik atau sebagai laksatif bila klien mengalami konstipasi. Namun,
obat antiemetik dapat juga diberikan melalui rectal bila pemberian dengan

5
cara yang lain tidak berhasil. Cairan enema diberikan melalui rectal
dengan menggunakan alat khusus. Cairan enema terdiri dari gliserin cair,
sejumlah 100 mL dan dibiarkan sebentar sekitar 5 – 10 menit, sebelum
akhirnya klien merasa ingin defekasi.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam
diantaranya secara topical. Obat-obatan topical adalah jenis obat yang
dimaksudkan untuk memberikan reaksi atau pengaruh langsung pada tempat
tertentu atau secara lokal. Obat jenis ini tidak digunakan untuk oral ataupun
injeksi karena dapat mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi kedalam
sistim peredaran darah. Pada umumnya obat topical adalah obat yang
digunakan pada kulit atau membrane mukosa untuk memberikan pengaruh
local pada bagian tubuh. Dalam penggunaannya, pemberian obat secara
topical dapat dilakukan melalui kulit, instilasi mata, hidung, telinga, melalui
vagina ataupun rectum.

7
DAFTAR ISI

https://www.academia.edu/29496425/makalah_cara_pemberian_obat.docx?
auto=download

Anda mungkin juga menyukai