Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat serta Hidayahnya kepada penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah berjudul “Pemberian Obat Topikal” dengan lancar tanpa halangan suatu
apapun.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
pengetahuan mengenai Pertanian Berkelanjutan. Kami menyadari pembuatan
makalah ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempuma, untuk itu segala
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka,
demi keberhasilan makalah selanjutnya.
Makalah ini dapat terealisasi berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang memberikan kelancaran dan kemudahan dalam
menyelesaikan tugas ini.
2. Pembimbing mata kuliah yang telah memberikan pengarahan serta
bimbingan kepada penulis menyangkut masalah pembuatan makalah ini.
3. Kepada Kedua Orang Tua, dan teman-teman yang telah ikut serta
membantu penulis hingga terselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.
Demikian atas perhatiannya, di ucapkan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
a...........................................................................Latar Belakang
....................................................................................................1
b.....................................................................Rumusan Masalah
....................................................................................................1
c.........................................................................................Tujuan
....................................................................................................1
a..............................................................................Kesimpulan
....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada umumnya obat topical adalah obat yang digunakan pada kulit
atau membrane mukosa untuk memberikan pengaruh local pada bagian tubuh.
Namun dalam tata cara penggunaannya terbagi menjadi beberapa macam
meliputi:
2
emolien. Mengandung bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan
bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan
sensitisasi dan dermatitis kontak alergi.Krim kurang berminyak
dibandingkan salep dan secara kosmetik lebih baik ditoleransi.
Salep dapat digunakan untuk melindungi kulit dari iritasi atau laserasi kulit
akibat kelembaban kulit pada kasus inkontenansia urin atau fekal. Salep
tidak mengandung air, mereka adalah produk berbasis minyak yang dapat
membentuk lapisan penutup diatas permukaan kulit yang membantu kulit
untuk mempertahankan air. Salep nenghidrasi kulit yang kering dan
bersisik serta meningkatkan penyerapan zat aktif, dan karena itu berguna
dalam kondisi kulit kering kronis. Salep tidak mengandung bahan
pengawet.
Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan
tubuh yang luas dan pada daerah berbulu. Losion memiliki efek
mengeringkan dan mendinginkan.
Obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam kulit
untuk mendapatkan efek sistemik. Tersedia dalam bentuk lembaran.
Lembaran obat tersebut dibuat dengan membran khusus yang membuat zat
obat menyerap perlahan kedalam kulit. Lembaran ini juga dapat sekaligus
mengontrol frekuensi penggunaan obat selama 24 ± 72 jam
Tujuan pemberian pada kulit, yaitu :
Untuk mempertahankan hidrasi
Melindungi permukaan kulit
Mengurangi iritasi kulit
Mengatasi infeksi
Tindakan
Alat & Bahan :
Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosal, sprei)
Pinset anatomis
Kain kasa
Balutan
Pengalas
Air sabun, air hangat
Sarung tangan
Prosedur Kerja :
Cuci tangan
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan
tindakan
Gunakan sarung tangan
3
Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat
(apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis
Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian
seperti mengoleskan atau mengompres
Jika diperlukan, tutup dengan kain kasa atau balutan pada
daerah diobati
Cuci tangan
Penyerapan obat pada permukaan kulit terhalang oleh lapisan luar kulit
yang bersifat protektif dan zat berlemak yang melindungi garis kelenjar
yang menyebabkan sulitnya penetrasi. Prinsip steril dalam tata cara
pemberian obat dapat memudahkan penyerapan obat oleh kulit.
2. Tetes mata
Mata adalah organ yang berperan dalam proses penglihatan. Lapisan luar
mola mata disebut sclera. Cornea adalah bagian sclera transparan di bagian
depan bola mata. Sclera merupakan kumpulan serat yang kuat, sedangkan
cornea mudah rusak oleh trauma. Oleh sebab itu, pemakaian obat jarang
diarahkan langsung ke bola mata. Kelenjar lacrimae yang menghasilkan
airmata terletak di salah satu sisi tulang depan hidung. Kelenjar tersebut
mengalirkan sekresinya menuj saluran membuka di kantong conjungtiva.
Saluran tersebut meneruskan limpahan cairan ke hidung dibawah injerior
concha. Karena pemakaian langsung tak dapat dilakukan ke cornea yang
sensitive, pemberian obat secara instilasi pada mata dapat dilakukan pada
bagian conjungtiva bagian bawah.
Obat tetes mata digunakan untuk memperoleh pengaruh local, seperti
pembersihan atau kontraksi pupil untuk pemeriksaan dan mengobati
infeksi. Tipe larutan tetes tergantung pada tujuan instilasi.
Kelopak mata dilap bersih sebelum instilasi agar steril. Buka kantung
conjungtiva bagian bawah kemudian lakukan instilasi. Pemberian obat
secara instilasi tidak boleh dilakukan pada kornea karena dapat berisiko
merusak cornea. Pasien diminta menutup kelopak mata dan menggerakkan
matanya untuk meratakan cairan yang telah diteteskan
3. Instilasi telinga
Obat yang berupa cairan diteteskan pada liang telinga untuk memperoleh
pengaruh local seperti melembutkan lilin telinga, mengurangi rasa sakit,
mengefektifkan anastesi local, membunuh organisme yang mengganggu
pada organ telinga. Liang telinga pasien yang akan di instilasi diluruskan,
4
dan obat tetes dijatuhkan pada bagian sisi liang telinga. Pasien diposisikan
berbaring pada posisi miring dengan telinga yang akan di instilasi berada
di bagian atas. Pasien tetap berbaring beberapa menit setelah instilasi guna
mencegah tumpahnya obat dari liang telinga.
4. Instilasi hidung
Obat tetes pada hidung umumnya diberikan pada pasien yang mengalami
keradangan hidung (rhinitis). Untuk melakukan instilasi hidung, pasien
dibantu duduk dengan kepala ditarik kebelakang atau berbaring dengan
kepala miring ke belakang dibantu dengan bantal sebagai pengganjal.
Posisi ini memungkinkan larutan yang akan kelura mengalir kembali
kedalam rongga hidung. Setelah itu lakukan instilasi sesuai dosis obat.
Pasien diinstruksikan tetap menjaga posisinya selama beberapa menit dan
menjaga larutan agar tetap didalam rongga hidung setelah proses instilasi
untuk mencegah tumpahnya cairan obat kedalam oropharynx.
5. Pemberian melalui Vagina
Vagina merupakan kanal selaput berotot yang memanjang dari bagian luar
tubuh pada vulva sampai cervix utari. Dalam keadaan sehat, vagina sedikit
sekali mengandung pathogen tetapi banyak mengandung organisme non-
pathogen. Organisme non-pathogen tersebut penting karena melindungi
vagina dari serangan pathogen.
Penggunaan obat pada vagina bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
serta mengobati saluran vagina dan serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk
krim dan supositoria. Yang digunakan untuk mengobati infeksi local.
Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbent. Bersihkan alat
kelamin pasien, kemudian renggangkan labia minora dengan tangan kiri.
Kemudian obat sepanjang sepanjang dinding kanal vaginal posterior
sampai 7,5-10 cm. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisum
dan labia.
Anjurkan pasien tetap dalam posisi selama beberapa saat agar obat
bereaksi.
6. Pemberian melalui rectum
Obat suppositoria atau rectal medication diberikan melalui anus dan
berbentuk seperti peluru atau cairan. Diberikan untuk mengatasi keluhan
sistemik atau sebagai laksatif bila klien mengalami konstipasi. Namun,
obat antiemetik dapat juga diberikan melalui rectal bila pemberian dengan
5
cara yang lain tidak berhasil. Cairan enema diberikan melalui rectal
dengan menggunakan alat khusus. Cairan enema terdiri dari gliserin cair,
sejumlah 100 mL dan dibiarkan sebentar sekitar 5 – 10 menit, sebelum
akhirnya klien merasa ingin defekasi.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam
diantaranya secara topical. Obat-obatan topical adalah jenis obat yang
dimaksudkan untuk memberikan reaksi atau pengaruh langsung pada tempat
tertentu atau secara lokal. Obat jenis ini tidak digunakan untuk oral ataupun
injeksi karena dapat mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi kedalam
sistim peredaran darah. Pada umumnya obat topical adalah obat yang
digunakan pada kulit atau membrane mukosa untuk memberikan pengaruh
local pada bagian tubuh. Dalam penggunaannya, pemberian obat secara
topical dapat dilakukan melalui kulit, instilasi mata, hidung, telinga, melalui
vagina ataupun rectum.
7
DAFTAR ISI
https://www.academia.edu/29496425/makalah_cara_pemberian_obat.docx?
auto=download