Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………....2
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum……………………………………………………………………….2
1.3.2 Khusus………………………………………………………………………2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Elektrolit..........................................................................................................3
2.1.2 Ketidakseimbangan Elektrolit.........................................................................3
2.2 Kalium.....................................................................................................................3
2.2.1 Hipokalemia..................................................................................................3
2.2.2 Hiperkalemia.................................................................................................6
2.3 Kalsium...................................................................................................................9
2.3.1 Hiperkalsemia..............................................................................................11
2.3.2 Hipokalsemia...............................................................................................13
2.4 Magnesium............................................................................................................15
2.4.1 Hipermagnesemia........................................................................................15
2.4.2 Hipomagnesemia.........................................................................................17
BAB III. PENUTUP
3.1 Saran
3.2 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu


exterior) dan sel-selnya pun hidup dalammilieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh
lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat
badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang
diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Cairan dan elektrolit merupakan bagian dalam tubuh yang berperan
dalam memelihara fungsi dari organ tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat
penting dalam proses hemostasis baik untuk meningkatkan kesehatan maupun dalam proses
penyembuhan penyakit. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total
dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya. Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam-basa. Dimana
aktivitas sel tubuh memerlukan asam basa yang dalam keadaan seimbang.
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau
bowel (feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal, ureter,
kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung kemih
secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang
kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi
(refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-
tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kalium, kalsium, dan magnesium?


2. Apa saja jenis-jenis, penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan pada
ketidakseimbangan yang terjadi pada kalium?
3. Apa saja jenis-jenis, penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan pada
ketidakseimbangan yang terjadi pada kalsium?
4. Apa saja jenis-jenis, penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan pada
ketidakseimbangan yang terjadi pada magnesium?

1.3 Tujuan

1.3.1 Umum
Untuk mengetahui ketidakseimbangan yang terjadi pada kalium, kalsium, dan
magnesium
1.3.2 Khusus
1. Untuk mengerti pengertian kalium, kalsium, dan magnesium?
2 Untuk mengerti jenis-jenis, penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan
pada ketidakseimbangan yang terjadi pada kalium?
3 Untuk mengerti jenis-jenis, penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan
pada ketidakseimbangan yang terjadi pada kalsium?
4 Untuk mengerti jenis-jenis, penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan
pada ketidakseimbangan yang terjadi pada magnesium?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

2.1.1 Elektrolit

Di dalam darah, urine, jaringan tubuh, dan cairan tubuh kita lainnya terdapat zat
yang bernama elektrolit. Elektrolit merupakan mineral yang membawa muatan listrik
Elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang kita konsumsi. Zat
kimia terkecil ini dibutuhkan oleh sel agar tubuh dapat berfungsi dengan baik dan
normal.
2.1.2 Ketidakseimbangan Elektrolit

Ketidakseimbangan elektrolit adalah kondisi ketika seseorang memiliki terlalu


sedikit atau terlalu banyak mineral tertentu (seperti potassium, kalsium, magnesium,
dan sodium) di dalam tubuhnya.
2.2 Kalium

Kalium adalah mineral penting yang disebut sebagai elektrolit. Sebagai elektrolit, kalium
berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan mengendalikan
tekanan darah. Kalium juga penting untuk menjaga fungsi otot dan saraf yang mengendalikan
jantung. Jika tubuh Anda kekurangan kalium, maka tubuh akan memberikan pertanda melalui
serangkaian gejala. Ada gejala yang ringan dan serius, tergantung dari seberapa parah tubuh
kehilangan kalium.
2.2.1 Hipokalemia
Kekurangan elektrolit disebut hipokalemia. Dapat terjadi pada orang yang
memiliki gangguan makan; menderita diare, muntah parah, atau dehidrasi; minum obat
pencahar, diuretik, atau kortikosteroid. Sedangkan hiperkalemia adalah kondisi di mana
jumlah kalium dalam darah berlebih, biasanya disebabkan oleh dehidrasi parah, gagal
ginjal, asidosis berat, minum obat penurun tekanan darah atau diuretik, atau karena kadar
hormon kortisol dalam tubuh terlalu rendah.
Kadar kalium didalam darah:
1. Normal : 3,5 sampai 5 mEq/L
2. Kurang : 3,5 mEq/L
3. Rendah : < 2,5 mEq/L

3
Hipokalemia adalah kondisi ketika kadar kalium dalam aliran darah berada di bawah
batas normal. Orang yang mengalami gangguan pola makan (misalnya anoreksia
nervosa dan bulimia), pecandu alkohol, atau penderita AIDS lebih berisiko mengalami
kekurangan kalium. Kekurangan kalium juga bisa meningkatkan risiko komplikasi,
seperti kelemahan pada otot, aritmia, dan beberapa gangguan jantung lainnya.
Gejala Hipokalemia
Ada beberapa gejala dapat yang muncul jika kadar kalium berada di bawah batas
normal, antara lain:
1. Kram perut dan sembelit.
2. Kesemutan dan mati rasa.
3. Mual, kembung, dan muntah.
4. Palpitasi atau jantung berdebar.
5. Pingsan saat tekanan darah rendah.
6. Sering buang air kecil dan merasa haus.
7. Kelelahan, serta kram di otot lengan dan kaki.
8. Gangguan psikologis, seperti depresi, delirium, bingung, atau berhalusinasi.
Jika kadar kalium dalam darah kurang dari 2,5 mmol/L, maka kondisi ini dapat
digolongkan sebagai hipokalemia berat yang dapat membahayakan jiwa. Beberapa gejala
hipokalemia berat yang dapat muncul pada penderitanya adalah:
1. Paralisis atau kelumpuhan.
2. Kegagalan pernapasan.
3. Kerusakan jaringan otot.
4. Tidak ada pergerakan saluran pencernaan.
Mengobati Hipokalemia
Pengobatan pada pasien yang mengalami hipokalemia berbeda-beda, tergantung jenis
gejala yang berkembang. Secara garis besar, kekurangan kalium dapat diobati dengan
tiga tahap yang terdiri dari:
1. Mengobati penyebab kekurangan kalium. Memberikan obat-obatan untuk mengatasi
diare dan muntah-muntah jika kedua hal tersebut menjadi penyebab kekurangan
kalium. Sedangkan, jika kalium banyak terbuang melalui urine, maka beberapa jenis
obat yang mungkin akan diresepkan adalah:

4
a. Penghambat enzim pengubah angiotensin (angiotensin converting enzyme
inhibitors). Kelompok obat ini berfungsi untuk mencegah kehilangan kalium dalam
darah melalui urine dengan cara menghambat produksi aldosteron dalam ginjal.
Efek samping yang seringkali muncul dari penggunaannya adalah batuk-batuk,
kelelahan, mulut kering, impotensi dan pusing, terutama jika dikonsumsi
bersamaan dengan obat antihipertensi. Beberapa contoh obat yang masuk ke dalam
golongan penghambat enzim pengubah angiotensin adalah captopril, enalapril,
fosinopril, dan ramipril.
b. Penghalang reseptor angiotensin II (angiotensin receptor blockers).Kelompok obat
ini berfungsi untuk mencegah kehilangan kalium melalui urine dengan cara
menghambat angiotensin II sehingga mengurangi sekresi hormon aldosteron pada
ginjal. Contoh obat dari golongan ini adalah valsartan, candesartan, dan losartan.
c. Golongan diuretik hemat kalium. Kelompok obat ini bisa tetap berfungsi sebagai
diuretik, namun tidak menyebabkan pengeluaran kalium melalui urine. Contoh
obat dari golongan ini adalah triamterene dan amilorida.
d. Golongan aldosteron antagonis selektif. Kelompok obat ini dapat menghambat
pengikatan aldosteron pada reseptor mineralokortikoid secara selektif, sehingga
dapat digunakan sebagai obat diuretik hemat kalium. Contoh obat dari golongan ini
adalah spironolactone dan eplerenone.
2. Mengembalikan kadar kalium. Jika kondisi yang dialami pasien tidak terlalu parah,
dokter akan meresepkan suplemen kalium yang dikonsumsi secara oral. Namun, jika
kondisi pasien cukup serius, suplemen tersebut akan diberikan melalui infus.
3. Memonitor kadar kalium. Selama masa pengobatan, dokter dan perawat akan
memonitor kadar kalium dalam tubuh pasien untuk memastikan agar kondisinya tetap
normal. Langkah ini dilakukan untuk mencegah agar asupan suplemen kalium tidak
berlebihan. Sebab, kadar kalium yang terlalu tinggi akan menyebabkan komplikasi
yang cukup serius.
4. Merekomendasikan pola makan sehat tinggi kalium. Sebelum pasien meninggalkan
rumah sakit, pasien akan diberikan petunjuk untuk mengatur pola makan agar asupan
kalium tetap terjaga. Selain itu, dokter juga akan mengatur pola makan tinggi
magnesium yang seringkali berhubungan dengan kalium, termasuk
merekomendasikan suplemen magnesium.

5
Mencegah Hipokalemia
Kekurangan kalium bisa dihindari dengan menjaga agar kadar kalium dalam darah
tetap pada kondisi normal. Ada beberapa makanan yang bisa dikonsumsi untuk membuat
kadar kalium tetap normal, di antaranya adalah:
1. Alpukat
2. Pisang
3. Buah ara
4. Kiwi
5. Jeruk
6. Bayam
7. Tomat
8. Susu
9. Kacang-kacangan
10. Selai kacang
11. Gandum
2.2.2 Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah kondisi ketika jumlah kalium dalam darah sangat tinggi.
terlalu banyak kalium dalam tubuh dapat menyebabkan terganggunya aktivitas listrik di
dalam jantung yang ditandai dengan melambatnya detak jantung. Bahkan pada kasus
hiperkalemia berat, jantung dapat berhenti berdetak dan menyebabkan kematian.
Jenis-jenis hiperkalemia
1. Hiperkalemia ringan. Jika jumlah kalium dalam darah 5,1-6,0 mmol/L.
2. Hiperkalemia sedang. Jika jumlah kalium dalam darah 6,1-7,0 mmol/L.
3. Hiperkalemia berat. Jika jumlah kalium dalam darah di atas 7,0 mmol/L.
Penyebab Hiperkalemia
Peningkatan jumlah kalium dalam darah disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari
gangguan kesehatan hingga efek samping penggunaan obat-obatan. Berikut ini beberapa
jenis gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan hiperkalemia:
1. Gagal ginjal. Gagal ginjal merupakan salah satu penyebab paling umum hiperkalemia.
Ketika fungsi ginjal terganggu, ginjal tidak mampu membuang kelebihan kalium
dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan jumlah kalium dalam tubuh meningkat.

6
2. Diabetes. Tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah dan asidosis menyebabkan
keluarnya kalium dari sel dan masuk ke aliran darah. Selain itu, penderita diabetes
juga cenderung mengalami penurunan fungsi ginjal dalam mengeluarkan kalium
melalui urine. Hal inilah yang menyebabkan meningkatnya jumlah kalium dalam
darah penderita diabetes.
3. Kerusakan jaringan. Rusaknya jaringan menyebabkan sel tubuh yang rusak
melepaskan kalium ke dalam aliran darah. Beberapa hal yang menyebabkan
kerusakan jaringan, antara lain:
a. Tindakan operasi.
b. Cedera.
c. Luka bakar.
d. Anemia hemolitik.
e. Rhabdomyolysis, kondisi ketika sel otot mengalami kerusakan. Biasanya
disebabkan cedera otot, konsumsi minuman alkohol yang berlebihan, atau
penyalahgunaan obat.
4. Penyakit Addison. Kondisi ketika terganggunya fungsi kelenjar adrenal dalam
memproduksi berbagai hormon penting bagi tubuh, salah satunya adalah aldosteron.
Hormon aldosteron membantu mengatur jumlah natrium dan cairan di ginjal, serta
mengeluarkan kalium melalui urine. Jika produksi hormon aldosteron berkurang,
maka berdampak pada meningkatnya jumlah kalium dalam tubuh.
Selain itu, hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh beberapa jenis obat-obatan, antara
lain:
1. Diuretik hemat kalium.
2. Obat Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors).
3. Obat antiflamasi nonsteroid (OAINS).
4. Obat penghambat reseptor angiotensin (ARBs).
5. Kotrimoksazol.
6. Heparin.
7. Ketokonazol.
Gejala Hiperkalemia
Gejala hiperkalemia muncul berdasarkan jumlah kalium dalam darah. Gejala yang
dapat muncul adalah:
1. Lelah dan lemas.
7
2. Mual dan muntah.
3. Gangguan bernapas.
4. Nyeri dada.
5. Kesemutan dan mati rasa.
6. Jantung berdebar.
7. Kelumpuhan.
8. Gagal jantung.
Namun, terkadang penderita hiperkalemia tidak merasakan gejala
Pengobatan Hiperkalemia
Bagi penderita hiperkalemia berat, penanganan dan perawatan intensif perlu
dilakukan. Beberapa jenis obat-obatan yang digunakan adalah:
1. Gula dan insulin. Dokter akan memberikan gula dan insulin melalui infus sekaligus.
Insulin dapat membantu mengembalikan kalium ke dalam sel-sel tubuh. Namun untuk
mencegah hipoglikemia, diberikan infus gula.
2. Resin. Resin, seperti calcium polystyrene sulphonate, mampu mengikat kalium dan
mengeluarkannya melalui saluran cerna.
3. Kalsium glukonat. Kalsium glukonat diberikan melalui infus untuk melindungi otot
jantung dari pengaruh hiperkalemia.
4. Diuretik. Diuretik, selain diuretik hemat kalium, dapat membantu membuang kalium
melalui urine.
5. Albuterol dan epinephrine, untuk mengembalikan kalium di dalam darah ke dalam
sel-sel tubuh.
Untuk kasus hiperkalemia berat pada gagal ginjal, dapat dilakukan cuci darah
(hemodialisis) untuk mengurangi kadar kalium yang berlebihan di dalam darah.
Pencegahan Hiperkalemia
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari hiperkalemia, antara lain:
1. Mengontrol jumlah kalium dalam asupan makanan. Contoh makanan atau minuman
yang banyak mengandung kalium adalah pisang, kentang, kacang-kacangan, buah
persik, daging sapi, dan susu.
2. Melakukan pemeriksaan kalium berkala pada penderita diabetes, gagal ginjal, atau
pada orang yang mengonsumsi obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kalium.

8
2.3 Kalsium

Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain
bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.

Berikut beberapa manfaat kalsium bagi manusia:


1. Mengaktifkan saraf
2. Melancarkan peredaran darah
3. Melenturkan otot
4. Menormalkan tekanan darah
5. Menyeimbangkan tingkat keasaman darah
6. Menjaga keseimbangan cairan tubuh
7. Mencegah osteoporosis (keropos tulang)
8. Mencegah penyakit jantung
9. Menurunkan risiko kanker usus
10. Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik
11. Mengatasi keluhan saat haid dan menopause
12. Meminimalkan penyusutan tulang selama hamildan menyusui
13. Membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi
14. Mengatasi kering dan pecah-pecah pada kulit kakidan tangan
15. Memulihkan gairah seks yang menurun/melemah
16. Mengatasi kencing manis (mengaktifkan pankreas)
Setelah umur 20 tahun, tubuh manusia akan mulai mengalami kekurangan kalsium
sebanyak 1% per tahun. Dan setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan kalsium dalam tubuh
akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika mencapai umur 70
tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan kalsium.
Gejala awal kekurangan kalsium adalah seperti lesu, banyak keringat, gelisah, sesak napas,
menurunnya daya tahan tubuh, kurang nafsu makan, sembelit, berak-berak, insomnia, kram,
dan sebagainya
Peran kalsium pada tubuh:
1. Tulang: Tulang kita selalu keropos dan akan tumbuh kembali. Kalsium diperlukan
untuk membangun kembali tulang Anda. Sekitar 99% kalsium dari dalam tubuh kita
berada di dalam tulang dan gigi

9
2. Jantung: Kalsium mengontrol kontraksi jantung yang memompa darah ke seluruh
tubuh dan juga membuat detak jantung Anda lebih teratur.
3. Saraf: Kalsium dapat bertindak sebagai obat penenang alami yang menenangkan
sistem saraf dan mengurangi rasa sakit.
4. Pembekuan darah: Kalsium memicu peristiwa rantai yang menciptakan trombosit,
komponen darah kita yang menghentikan perdarahan.
Kalsium yang dibutuhkan tubuh :
The Institute of Medicine telah menetapkan jumlah asupan kalsium. Memenuhi jumlah ini
dalam pola makan Anda sangat dianjurkan. Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu
untuk mengonsumsi suplemen kalsium untuk mendapatkan jumlah yang cukup untuk
menjaga tulang Anda agar tetap sehat. Tergantung pada kondisi kesehatan Anda, dokter Anda
mungkin merekomendasikan dosis yang lebih tinggi.
1. 0-6 bulan: 200 mg
2. 7-12 bulan: 260 mg
3. 1 – 3 tahun: 700 mg
4. 4 – 8 tahun: 1.000 mg
5. 9-13 tahun: 1.300 mg
6. 14-18 tahun: 1.300 mg
7. 19-50 tahun: 1.000 mg
8. 51-70 tahun: 1.000 mg
9. 71+ tahun: 1.200 mg
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ibu hamil dianjurkan untuk memenuhi
kalsium sekitar 1.500 sampai 2.000 mg per hari, mulai dari minggu ke-20 kehamilan sampai
akhir kehamilan. Hal ini untuk mencegah pre-eklampsia, kondisi yang berkembang selama
kehamilan yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan berpotensi membahayakan bayi.
Tingkat asupan atas ditoleransi (UL) adalah jumlah tertinggi yang kebanyakan orang dapat
konsumsi dengan aman. Untuk kalsium, yaitu 2.500 mg/hari bagi orang dewasa dan anak di
atas usia 1 tahun.
Kalsium dapat ditemukan dalam berbagai makanan, termasuk:
1. Produk susu, seperti keju, susu dan yogurt
2. Sayuran berdaun hijau tua, seperti brokoli dan kale
3. Ikan dengan tulang lunak yang dapat dimakan, seperti sarden dan salmon kalengan

10
4. Makanan yang diperkaya kalsium dan minuman, seperti produk kedelai, sereal dan jus
buah, dan susu pengganti.
Kelebihan kalsium disebut hiperkalsemia, dan kondisi ini bisa terjadi apabila kita
menderita hiperparatiroidisme; penyakit ginjal; gangguan tiroid; penyakit paru-paru seperti
tuberkulosis atau sarkoidosis; beberapa jenis kanker; mengonsumsi suplemen vitamin D,
kalsium, atau antasida secara berlebihan; atau minum obat litium dan teofilin.
Sedangkan kekurangan kalsium disebut hipokalsemia. kekurangan kalsium dapat disebabkan
oleh gagal ginjal, hipoparatiroidisme, kekurangan vitamin D, pankreatitis, kanker prostat,
gangguan pencernaan, dan obat tertentu termasuk heparin, obat osteoporosis, dan obat
antiepilepsi.
2.3.1 Hiperkalsemia
Hiperkalsemia adalah kondisi di mana tubuh menyerap kalsium melebihi dari
kapasitas normalnya. Kelebihan kalsium ini pada umumnya dapat dibuang lewat urin
atau feses. Namun, tak menutup kemungkinan juga bahwa sisa kelebihannya akan
disimpan dalam tulang, sehingga bisa menimbulkan efek samping merugikan.
Penyebab
Penyebab utama Hiperkalsemia adalah gerakan berlebihan dalam satu atau lebih dari
kelenjar paratiroid yang berfungsi mengatur kadar kalsium darah. Penyebab lain dari
Hiperkalsemia adalah kanker, gangguan medis lainnya, beberapa obat dan penggunaan
kalsium berlebihan dan suplemen vitamin D. Makanan atau minuman yang terlalu
banyak kalsium atau suplemen vitamin D dari waktu ke waktu dapat meningkatkan kadar
kalsium dalam darah hingga di atas normal.
Penyebab hiperkalsemia lainnya adalah dehidrasi, saat cairan dalam darah berkurang
maka konsentrasi kalsium akan meningkat.
Saat kalsium di dalam darah menurun, tubuh akan memproduksi hormon paratiroid
lebih banyak. Sebaliknya, saat kadar kalsium dalam darah meningkat, tubuh akan
menghasilkan hormon lebih sedikit.
Bila tingkat kalsium dalam darah meningkat terlalu tinggi, kelenjar tiroid akan
menghasilkan kalsitonin, yakni hormon yang memperlambat pelepasan kalsium dari
tulang. Hal ini dapat menyebabkan hiperkalsemia , dan tubuh tidak dapat mengatasi
pengaruh dari terlalu banyaknya kalsium.

11
Gejala
Gejala hiperkalsemia antara lain:
1. Mual dan muntah
2. Kehilangan nafsu makan
3. Haus berlebihan
4. Sering buang air kecil
5. Sembelit
6. Nyeri perut
7. Kelemahan otot
8. Otot dan nyeri sendi
9. Kebingungan
10. Lesu dan kelelahan
Biasanya orang yang lebih tua cenderung merasakan sakit dan kelemahan pada otot
mereka
Pengobatan
Pengobatan hiperkalsemia dapat mencakup:
1. Cairan infus untuk rehydrate
Lingkaran obat diuretik (seperti furosemide) berfungsi membantu kelebihan kalsium
serta menjaga fungsi ginjal.
2. Bifosfonat intravena
Kelompok obat yang mencakup pamidronate (Aredia) dan zolendronate (Zometa),
untuk mencegah kerusakan tulang
3. Kalsitonin
Hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid Anda, untuk mengurangi reabsorpsi
tulang dan keropos tulang lambat.
4. Glukokortikoid (kortikosteroid)
Berfungsi membantu mengatasi banyaknya vitamin D dalam darah yang disebabkan
oleh hiperkalsemia.
5. Hemodialisis atau dialisis peritonea
Untuk membuang tumpukan kotoran dan kalsium dari darah, jika ginjal rusak dan
tidak dapat merespon pengobatan lain.
Setelah kalsium darah Anda kembali ke tingkat yang aman, pengobatan hiperkalsemia
tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
12
2.3.2 Hipokalsemia
Hipokalsemia adalah kurangnya kalsium yang berpindah dari tulang ke darah atau
karena terlalu banyak kalsium yang hilang dari tubuh melalui urine.
Penyebab hipokalsemia,
1. Hipoparatiroidisme. Merupakan kondisi di mana kadar hormon paratiroid dalam
tubuh rendah. Hal ini bisa terjadi ketika kelenjar paratiroid mengalami kerusakan
selama operasi kelenjar tiroid. Hipoparatiroidisme menyebabkan Anda tidak bisa
mengontrol kadar kalsium dalam darah karena hormon paratiroid tidak cukup
dihasilkan tubuh. Kondisi lain yang juga berhubungan dengan hormon paratiroid
sehingga menyebabkan kadar kalsium darah rendah adalah pseudohipoparatiroid dan
DiGeorge syndrome.
2. Hipomagnesemia, di mana kadar magnesium dalam darah rendah. Hal ini
menyebabkan aktivitas hormon paratiroid menjadi berkurang. Akibatnya,
mengganggu kadar kalsium dalam darah.
3. Malnutrisi. Merupakan kondisi di mana tubuh tidak bisa menyerap vitamin dan
mineral dari makanan yang Anda makan. Hal ini bisa disebabkan oleh penyakit,
seperti penyakit celiac dan pankreatitis. Akibatnya, walaupun Anda sudah banyak
mengonsumsi makanan sumber kalsium, tapi tubuh tidak bisa menyerap kalsium dari
makanan.
4. Kadar vitamin D rendah. Hal ini bisa disebabkan karena kurang konsumsi makanan
yang mengandung vitamin D atau kurang cukup mendapatkan vitamin D dari sinar
matahari.
5. Kadar fosfat dalam darah tinggi. Hal ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal,
penggunaan obat pencahar, dan lainnya. Kerusakan pada fungsi ginjal juga dapat
menyebabkan lebih banyak kalsium yang dikeluarkan dari tubuh melalui urine dan
membuat ginjal kurang mampu mengaktifkan vitamin D.
6. Masalah tulang, seperti osteomalasia dan riketsia, di mana tulang menjadi lemah dan
lunak karena asupan kalsium dan vitamin D tidak cukup. Hal ini membuat tubuh tidak
bisa mengambil kalsium dari tulang untuk meningkatkan kadar kalsium dalam darah.
7. Obat-obatan tertentu, seperti obat pengganti tiroid, rifampisin, antikonvulsan,
bifosfonat, kalsitonin, dan kortikosteroid.

13
Gejala Penyakit Hipokalsemia
Hipokalsemia dapat menimbulkan gejala baik yang terlihat fisik atau yang terlihat
melalui pemeriksaan laboratorium. Gejala nya berupa :
Neuromuskoler
1. Sensasi seperti tertusuk jarum di tangan serta kaki
2. Kram otot
3. Kelelahan
4. Kejang
5. Kontraksi otot wajah dengan mengetuk saraf wajah pada daerah tertentu pada wajah
6. Sensitif, depresi
Respirator
1. Nafas pendek
2. Wheezing (suara pernapasan frekuensi tinggi nyaring yang terdengar di akhir
ekspirasi)
Kardiovaskular
1. Gangguan irama jantung
2. Hipotensi
3. Denyut nadi lemah
4. Lemahnya kontraksi otot jantung, yang ditandai dengan memanjangnya fase
isoelektrik berupa
5. Perpanjangan interval QT dan ST
Gastrointestinal
1. Kontraksi usus meningkat
2. Diare
Pengobatan
Upaya mencegah hipokalsemia adalah dengan menjaga asupan kalsium ke dalam
tubuh tetap tercukupi. Selain itu, perlu pula dilakukan upaya menjaga kesehatan ginjal
dengan cara mengatur pola makan, mengontrol tekanan darah dan berat badan, rajin
berolahraga serta rajin minum air putih.
Jika kondisi rendahnya kadar kalsium dalam darah telah telanjur terjadi, cara
mengatasinya pun sama, yakni dengan memberikan kalsium tambahan ke dalam tubuh
melalui oral (diminum) ataupun suntikan.

14
Selain itu, dapat pula diberikan tambahan vitamin D ke dalam tubuh untuk
meningkatkan penyerapan kalsium di dalam saluran pencernaan.
Namun begitu, pengobatan sumber penyebab hipokalsemia sendiri adalah tergantung
pada penyebabnya, apakah kekurangan magnesium, hipoparatiroidisme, ataupun gagal
ginjal.
Jika penyebabnya adalah karena mengonsumsi obat-obatan tertentu, cara
mengatasinya tentu saja adalah dengan menghentikan konsumsi obat-obatan tersebut
2.4 Magnesium
Magnesium adalah elektrolit penting untuk produksi DNA dan RNA.Magnesium juga
mineral penting yang berfungsi untuk mengatur fungsi saraf, mengatur tekanan darah dan
gula darah, menjaga kesehatan jantung, menghasilkan energi bagi tubuh, dan menjaga
kesehatan tulang.Magnesium juga dapat memperbaiku kualitas tidur pada penderita insomnia.
Kelebihan kadar magnesium (hipermagnesemia) dapat menyebabkan otot menjadi
lemah, refleks lambat, mudah mengantuk, pusing, sakit kepala, mual, muntah, denyut jantung
lambat, napas lambat, dan pingsan. Hipermagnesemia bisa disebabkan
oleh:Overdosissuplemen kalsium,Gagal ginjal.Penyakit Addison.HipotiroidismeLuka
bakar.Obat-obatan, seperti lithium, antasida, dan obat pencahar (laksatif).
Sedangkan kekurangan magnesium (hipomagnesemia), dapat menyebabkan seseorang
mengalami tremor, kedutan otot, insomnia, kesemutan, mati rasa, takikardia, bingung, dan
kejang. Hipomagnesemia bisa disebabkan oleh:Gagal jantung.Malnutrisi.Keringat
berlebih.Penggunaan diuretik, insulin, atau obat kemoterapi.Diare kronis.Kecanduan alkohol.

2.4.1 Hipermagnesemia
Hipermagnesemia adalah kondisi medis yang muncul ketika kadar magnesium
dalam darah terlalu tinggi. Hipermagnesemia tergolong salah satu penyakit yang jarang
terjadi.Biasanya terjadi karena ginjal tidak mampu membuang magnesium yang berlebih
dalam darah, sehingga tubuh mengalami kelebihan magnesium atau hipermagnesemia.
Gejala Hipermagnesemia
Gejala hipermagnesemia seringkali tidak dirasakan ketika kadar magnesium masih
berada sedikit di atas normal. Ketika kadar magnesium dalam darah meningkat, gejala-
gejala yang dapat dirasakan, sebagai berikut:
1. Sakit kepala.
2. Wajah memerah.
15
3. Lesu.
4. Diare.
5. Pusing.
6. Pingsan.
7. Mual dan muntah.
8. Tidak bisa buang air kecil.
9. Refleks menjadi lambat.
10. Otot lemah atau lumpuh.
11. Tekanan darah rendah.
12. Gangguan irama jantung.
13. Gangguan pernapasan.
Penyebab Hipermagnesemia
Sebagian besar hipermagnesemia disebabkan karena penyakit gagal ginjal.Terutama
saat penderita gagal ginjal minum obat atau suplemen yang mengandung magnesium,
seperti obat maag jenis antasida (berisi magnesium hidroksida) atau obat
pencahar.Penderita penyakit jantung dan gangguan pencernaan juga berisiko menderita
hipermagnesemia.
Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan hipermagnesemia, di
antaranya adalah penderita luka bakar, hipotiroidisme, penyakit Addison, depresi, atau
milk alkali syndrome. Milk alkali syndrome adalah kondisi di mana kadar kalsium tinggi
dalam darah (hypercalcemia), akibat asupan kalsium yang berlebihan.
Diagnosis Hipermagnesemia
Sebagai langkah awal diagnosis, tenaga medis akan menanyakan kondisi medis
pasien, serta obat-obatan dan suplemen apa saja yang sedang dikonsumsi. Selanjutnya,
tenaga medis akanmelakukan tes darah untuk mengecek kadar magnesium dalam darah.
Kadar magnesium normal dalam darah adalah 1,7-2,3 mg/dL. Bila kadarnya melebihi 2,3
mg/dL, orang tersebut mengalami hipermagnesemia.
Pengobatan Hipermagnesemia
Pengobatan hipermagnesemia disesuaikan dengan penyebabnya. Contoh-contoh
pengobatan yang mungkin dilakukan oleh tenaga medis adalah:
Obat diuretik.Diuretik bertujuan untuk meningkatkan produksi urin sehingga magnesium
banyak terbuang.Infus cairan garam dapat diberikan untuk mencegah terjadi dehidrasi
akibat meningkatnya produksi urine.
16
Namun, perlu diingat pengobatan ini hanya ditujukan untuk pasien yang produksi
urinenya masih normal dan fungsi ginjalnya masih baik.
Infus kalsium glukonat.Ditujukan kepada penderita hipermagnesemia yang disertai
gangguan pernapasan dan jantung.Kalsium dapat menetralkan efek dari magnesium.
Cuci darah atau dialisis. Jenis pengobatan ini dilakukan untuk pasien dengan:
1. Gangguan fungsi ginjal.
2. Keluhan jantung dan saraf yang berat.
3. Hipermagnesemia berat (>4 mmol/L).
Pencegahan Hipermagnesemia
Beberapa tindakan pencegahan hipermagnesemia, antara lain adalah:
Hindari mengonsumsi makanan bermagnesium tinggi secara berlebihan.Dalam keadaan
sehat, pria dewasa umumnya harus mengonsumsi 400-420 mg magnesium per
harinya.Sementara, wanita dewasa harus mengonsumsi 310-320 mg per hari, dan wanita
hamil membutuhkan dosis magnesium yang lebih tinggi.
Konsumsi suplemen atau obat-obat yang mengandung masgnesium sesuai aturan
pakai atau petunjuk dokter. Hindari mengonsumsi suplemen atau obat yang mengandung
masgnesium, seperti antasida dan obat pencahar, di luar dosis yang dianjurkan oleh
dokter atau yang tertera pada aturan pakai, karena berisiko meningkatkan kadar
magnesium dalam darah, terutama untuk pasien gagal ginjal.

2.4.2 Hipomagnesemia
Hipomagnesemia adalah kondisi di mana kadar magnesium dalam tubuh rendah.
Magnesium adalah mineral yang terkandung dalam aliran darah, jantung, otot, dan juga
tulang.Magnesium umumnya diperoleh tubuh dari makanan dan merupakan zat penting
yang berperan pada lebih dari 600 reaksi tubuh. Beberapa di antaranya adalah:
Penghasil energi.Magnesium membantu tubuh dalam mengubah makanan menjadi
energi. Pembentuk protein.Magnesium membantu tubuh dalam membentuk protein baru
dari asam amino. Pemeliharaan gen. Magnesium membantu tubuh dalam memelihara dan
memperbaiki gangguan pada DNA dan RNA.
Pergerakan otot. Magnesium membantu proses kontraksi dan relaksasi otot.
Pengatur sistem saraf.Magnesium membantu pengaturan neurotransmitter, yaitu senyawa
dalam tubuh yang membawa sinyal ke pembuluh darah, otot, dan juga otak.

17
Dalam memeriksa kadar magnesium yang terkandung dalam tubuh, dapat dilakukan
serangkaian tes, salah satunya adalah tes darah. Tes tersebut akan menunjukan besarnya
angka kandungan magnesium dalam darah. Seseorang dapat disebut menderita
hipomagnesemia jika kadar magnesium dalam darahnya kurang dari 1,8-2,2 mg/dl.
Sedangkan jika kadar magnesiumnya lebih dari 1,8-2,2 mg/dl, kondisi tersebut disebut
hipermagnesemia.
Gejala Hipomagnesemia
Gejala hipomagnesemia yang muncul pada tiap orang dapat berbeda, tergantung
seberapa parah kondisi yang ada. Berikut merupakan gejala awal yang umum terjadi jika
seseorang mengalami kekurangan magnesium:
1. Mual
2. Muntah
3. Kelelahan
4. Nafsu makan menurun
5. Kram otot
Gejala lain dapat muncul jika kondisi hipomagnesemia semakin memburuk. Segera
temui dokter apabila terjadi gejala-gejala seperti:
1. Mati rasa
2. Kejang
3. Gangguan irama jantung
4. Kelainan pergerakan mata (nistagmus)
5. Penyebab Hipomagnesemia
Menurunnya kemampuan usus dalam menyerap magnesium merupakan penyebab
umum hipomagnesemia. Namun, kadar magnesium yang rendah juga dapat disebabkan
oleh gangguan pembuangan di ginjal.
Ada pula faktor risiko lain yang dapat menyebabkan menurunnya kadar magnesium
dalam tubuh. Faktor tersebut meliputi:
1. Mengonsumsi alkohol.
2. Diare kronis.
3. Frekuensi buang air kecil berlebih (poliuria).
4. Hiperaldosteronisme atau tingginya kadar hormon aldosterone yang dapat
menyebabkan gejala berupa tekanan darah tinggi, mati rasa, dan lelah sepanjang
waktu.Hiperkalsemia (kadar kalsium dalam darah tinggi).
18
Sindrom malabsorbsi, misalnya penyakit celiac dan peradangan usus.
5. Diabetes tipe 2.
6. Malnutrisi.
Efek penggunaan obat-obatan, seperti amphotericin B, cisplatin, ciclosporin, diuretik,
penghambat pompa proton, dan antibiotik aminoglikosid.
Diagnosis Hipomagnesemia
Tes yang umumnya dilakukan untuk melihat kadar magnesium dalam tubuh pasien
adalah tes darah.
Kadar magnesium yang normal umumnya berada di angka 1,8-2,2 mg/dl. Jika hasil
tes darah menunjukan angka di bawah itu, maka pasien mengalami kekurangan
magnesium atau hipomagnesemia. Jika angka yang ditunjukkan turun mencapai 1,25
mg/dl, maka hipomagnesemia yang dialami tergolong berat.
Selain tes darah, ada beberapa tes lain yang mungkin dilakukan dokter dalam
mengukur kadar magnesium dalam tubuh, seperti:
Tes urine, dengan mengukur jumlah magnesium yang dikeluarkan tubuh melalui
urine.
Tes sel darah merah, untuk memeriksa kadar magnesium di dalam sel darah merah.
EXA test, untuk memeriksa kadar magnesium di dalam sel tubuh.
Pengobatan Hipomagnesemia
Mengatasi hipomagnesemia dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup dan
mengonsumsi obat atau suplemen. Konsultasikan kepada dokter mengenai terapi yang
tepat dengan kondisi yang ada.
Jika kondisi pasien masih tergolong ringan, biasanya dokter akan memberikan obat
minum (oral). Namun, jika pasien mengalami kesulitan dalam mengunyah dan kondisi
hipomagnesemia sudah tergolong parah, maka dokter dapat memberikan obat suntik.
Berikut adalah sejumlah obat yang umum digunakan untuk menangani hipomagnesemia:
1. Magnesium sulfate
2. Magnesium gluconate
3. Magnesium lactate
Bagi pasien yang menderita hipomagnesemia akibat ginjal terlalu banyak membuang
magnesium, beberapa obat dapat dikonsumsi untuk menahan magnesium agar tidak
terlalu banyak dibuang, antara lain:
1. Amiloride
19
2. Sprinolactone
Mengonsumsi makanan yang mengandung magnesium turut membantu
mengembalikan kadar magnesium menjadi normal. Makanan-makanan yang dapat
meningkatkan kadar magnesium meliputi:
1. Kacang tanah
2. Kacang almond
3. Kacang mete
4. Susu kedelai
5. Sereal gandum utuh
6. Alpukat
7. Pisang
8. Ikan salmon
9. Bayam
10. Kentang panggang utuh
11. Pencegahan Hipomagnesemia
Pencegahan Hipomagnesemia
Mengubah gaya hidup. Menjaga kesehatan tubuh dengan menerapkan gaya hidup dan
pola makan yang sehat, serta menjalani perawatan sesuai anjuran dokter untuk kondisi
medis yang Lakukan pemeriksaan rutin jika memiliki kondisi gagal jantung, diabetes,
dan diare kronis dapat meningkatkan risiko hipomagnesemia.
Perhatikan asupan.Konsumsilah makanan yang mengandung magnesium setiap
harinya.Konsultasikan dengan dokter terkait seberapa besar asupan magnesium harian
yang dibutuhkan.
Konsumsi suplemen.Hipomagnesemia dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen
magnesium.Namun, penggunaan suplemen ini harus dengan anjuran dokter.
Hindari mengonsumsi alkohol.Alkohol dapat mencegah tubuh menyerap magnesium,
dan alkohol juga dapat meningkatkan pembuangan magnesium melalui urine.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/hiperkalemia
https://www.alodokter.com/kekurangan-kalium
https://www.google.com/amp/s/www.docdoc.com/id/info/condition/electrolyte-
imbalance/amp/
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/akibat-kekurangan-
kalium/amp/
https://www.alodokter.com/mengenal-berbagai-elektrolit-dalam-tubuh
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/penyakit/gangguan-tulang-otot-
muskuloskeletal/kenapa-kita-perlu-kalsium/amp/
https://www.google.com/amp/s/doktersehat.com/hiperkalsemia-tingginya-kalsium-dalam-
darah/amp/
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/bahaya-kelebihan-kalsium-hiperkalsemia/amp/

Anda mungkin juga menyukai