Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Gangguan Ketidak Seimbangan Cairan Dalam Tubuh


( Kalsium, Fosfat, Magnesium )

Guna Untuk Memenuhi Tugas


Patofisiologi

Di susun Oleh :
Esman
163112620140143

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULAUN

A. Latar Belakang
Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi
nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel.
Kelangsungan hidup memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostatis). Mekanisme
regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi dan keseimbangan asam
basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal atau saat terjadi abnormalisasi seperti
penyakit atau trauma.
Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya tetap stabil adalah
penting untuk homeostatis. Sistem pengaturan mempertahankan konstannya cairan tubuh,
keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran kompartemen cairan
ekstraseluler dan intraseluler.
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat badan orang
dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah
cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi
dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih banyak
cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang
lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit
air.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok
besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan
akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan
intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma)
adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

B. Gejala Gangguan Elektrolit


Gangguan elektrolit ringan umumnya tidak menunjukkan gejala. Gejala akan mulai terlihat
pada kondisi gangguan yang semakin berat. Bahkan, gangguan elektrolit yang tidak ditangani bisa
menyebabkan kematian. Dianjurkan untuk menemui dokter jika mengalami salah satu dari gejala
berikut ini:
 Lemas
 Mual
 Muntah
 Detak jantung cepat
 Kram di perut dan otot
 Diare atau sembelit
 Kejang
 Sakit kepala
 Kesemutan
 Mati rasa

C. Penyebab Gangguan Elektrolit

Gangguan elektrolit umumnya disebabkan karena kehilangan cairan tubuh melalui keringat
berlebih, diare atau muntah yang berlangsung lama, atau karena luka bakar. Obat-obatan yang
dikonsumsi juga bisa menyebabkan seseorang menderita gangguan elektrolit. Penyebab dari
gangguan elektrolit tergantung dari jenis elektrolit yang terganggu. Misalnya, penyebab
kekurangan fosfat akan berbeda dengan penyebab kekurangan magnesium. Berikut ini akan
dipaparkan berbagai jenis elektrolit, juga penyebab kekurangan atau kelebihannya dalam tubuh.

D. Kalsium
Kalsium adalah mineral yang penting untuk fungsi organ, saraf, otot, dan sel tubuh. Kalsium
juga berguna untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang. Namun demikian, kelebihan kadar
kalsium dalam darah (hiperkalsemia) bisa menimbulkan masalah pada fungsi tubuh. Penyebab
hiperkalsemia antara lain adalah:
 Penyakit ginjal.
 Gangguan tiroid.
 Hiperparatiroidisme.
 Obat-obatan, seperti lithium, teofilin, dan diuretik.
 Penyakit paru-paru, seperti tuberkulosis (TBC) atau sarkoidosis.
 Beberapa jenis kanker, seperti kanker paru-paru dan kanker payudara.
 Konsumsi antasida atau suplemen vitamin D
Kekurangan kadar kalsium dalam darah (hipokalsemia) juga tidak baik bagi kesehatan,
karena dapat meningkatkan risiko terserang osteoporosis. Penyebab hipokalsemia di antaranya
adalah:

 Pankreatitis.
 Gagal ginjal.
 Kanker prostat.
 Kekurangan vitamin D.
 Obat-obatan, seperti heparin atau antikonvulsan.

E. Fosfat

Fosfat berfungsi untuk menguatkan tulang dan gigi, menghasilkan energi, dan membentuk
lapisan sel. Namun, jika kadar fosfat di dalam tubuh berlebihan (hiperfosfatemia), maka bisa
menimbulkan masalah pada otot dan tulang, serta meningkatkan risiko terkena serangan
jantung atau stroke. Hiperfosfatemia umumnya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

 Penggunaan obat pencahar (laksatif) yang mengandung fosfat secara berlebihan.


 Komplikasi akibat pengobatan kanker (sindrom tumor lisis).
 Kelenjar paratiroid yang kurang aktif.
 Rendahnya kadar kalsium.
 Gagal ginjal kronis.
 Sesak napas.
 Cedera otot.

Sedangkan kekurangan fosfat (hipofosfatemia) dapat disebabkan oleh:


 Malnutrisi berat akibat anoreksia atau kelaparan.
 Komplikasi diabetes (ketoasidosis diabetik).
 Sindrom Fanconi.
 Kekurangan vitamin D.
 Kelenjar paratiroid yang terlalu aktif.
 Konsumsi alkohol berlebihan.
 Luka bakar tingkat berat.
 Diare kronis.

Hipofosfatemia juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat tertentu, seperti zat besi, niacin (vitamin
B3), obat maag jenis antasida, diuretik, kortikosteroid, bisfosfonat, acyclovir, paracetamol, dan
obat asma.

F. Magnesium

Magnesium adalah mineral penting yang berfungsi untuk mengatur fungsi saraf, mengatur
tekanan darah dan gula darah, menjaga kesehatan jantung, menghasilkan energi bagi tubuh, dan
menjaga kesehatan tulang. Kelebihan kadar magnesium (hipermagnesemia) dapat menyebabkan
otot menjadi lemah, refleks lambat, mudah mengantuk, pusing, sakit kepala, mual, muntah, denyut
jantung lambat, napas lambat, dan pingsan. Hipermagnesemia bisa disebabkan oleh:

 Overdosis suplemen kalsium.


 Gagal ginjal.
 Penyakit Addison.
 Hipotiroidisme

 Luka bakar.

 Obat-obatan, seperti lithium, antasida, dan obat pencahar (laksatif).

Sedangkan kekurangan magnesium (hipomagnesemia), dapat menyebabkan seseorang


mengalami tremor, kedutan otot, insomnia, kesemutan, mati rasa, takikardia, bingung, dan kejang.
Hipomagnesemia bisa disebabkan oleh:
 Gagal jantung.
 Malnutrisi.

 Keringat berlebih.
 Penggunaan diuretik, insulin, atau obat kemoterapi.
 Diare kronis.

 Kecanduan alkohol.
G. Faktor Risiko Gangguan Elektrolit

Gangguan elektrolit bisa menyerang siapa saja, namun orang dengan kondisi di bawah ini
lebih rentan untuk mengalaminya. Di antaranya adalah:

 Gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia.


 Gangguan tiroid dan paratiroid.
 Gangguan kelenjar adrenal.
 Gagal jantung.
 Kecanduan alkohol.
 Luka bakar.
 Penyakit ginjal.
 Patah tulang.
 Sirosis.

H. Diagnosis dan Pengobatan Gangguan Elektrolit


Setelah menanyakan riwayat gejala yang dialami pasien, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan untuk mengetahui refleks tubuh pasien. Setelah itu, untuk
mengukur kadar elektrolit, diambil sampel darah. Selain pemeriksaan elektrolit, pemeriksaan
fungsi ginjal melalui sampel darah dapat dilakukan.
Pengobatan pada pasien gangguan elektrolit tergantung pada jenis gangguan yang dialami.
Namun pada intinya, tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan keseimbangan kadar
elektrolit dalam tubuh. Pemberian cairan infus yang mengandung natrium klorida bisa membantu
mengembalikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang akibat diare atau muntah. Selain melalui
infus, dapat diberikan suplemen yang mengandung elektrolit yang dibutuhkan untuk
meningkatkan elektrolit yang rendah. Terkadang dibutuhkan obat-obatan untuk mengurangi
jumlah elektrolit berlebih di dalam darah, misalnya diberikan insulin saat terjadi hiperkalemia.
Namun yang paling penting adalah mengatasi penyebab dari gangguan elektrolit itu sendiri. Jika
kondisi pasien tidak membaik, beberapa kondisi gangguan elektrolit membutuhkan tindakan
khusus, seperti hemodialisis (cuci darah) untuk mengatasi kelebihan kalium dalam darah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara normal, tubuh bisa mempertahankan diri dari ketidakseimbangan cairan & elektrolit.
Namun, ada kalanya tubuh tidak bisa mengatasinya. Ini terjadi apabila kehilangan terjadi dalam
total banyak sekaligus, seperti pada muntah-muntah, diare, berkeringat luar biasa, terbakar,
luka/pendarahan dan sebagainya. Cairan dan elektrolit (zat lerlarut) didalam tubuh merupakan
suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Bentuk gannguan keseimbangan cairan yang umum terjadi adalah lebeihan atau kekurang
cairan iaitu air. Kelebihan cairan disebut overhidrasi, sebaliknya kekurang airan disebut dehidrasi.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit
adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti protein,
urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh
mencakup natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida , bikarbonat, fosfat, sulfat. Elektrolit
yang utama yang sering menyebabkan gangguan pada hemodinamik tubuh adalah natrium, kalium,
dan kalsium
DAFTAR PUSTAKA

Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan Cairan &

Elektrolit” . Jakarta: ECG

Brunner&Suddarth. (2000). Keperawatan Medical Medah.(Edisi 8). Volume 1. Jakarta :EGC

Doenges. ME. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Martin.T. (1998). Standar Keperawatan Pasien : Pasien Standar Care. Jakarta : EGC

(2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 3). Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai