Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN
Elektrolit merupakan molekul ionisasi yang ditemukan dalam darah,
jaringan, dan sel-sel tubuh. Molekul ini, baik yang bermuatan positif (kation) dan
negatif (anion), mengkonduksi aliran listrik serta membantu keseimbangan pH
dan nilai asam basa dalam tubuh. Elektrolit juga memfasilitasi aliran cairan di
antar dan di dalam sel melalui proses yang dikenal sebagai osmosis; serta
berperan serta dalam fungsi regulasi sistem neuromuskular, endokrin, dan
ekskresi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Elektrolit merupakan molekul ionisasi yang ditemukan dalam darah,
jaringan, dan sel-sel tubuh. Molekul ini, baik yang bermuatan positif (kation) dan
negatif (anion), mengkonduksi aliran listrik serta membantu keseimbangan pH
dan nilai asam basa dalam tubuh. Elektrolit juga memfasilitasi aliran cairan di
antar dan di dalam sel melalui proses yang dikenal sebagai osmosis; serta
berperan serta dalam fungsi regulasi sistem neuromuskular, endokrin, dan
ekskresi

LAPORAN PENYULUHAN

GANGGUAN ELEKTROLIT

Disusun Oleh:

dr. Fitri Rodiyati S

Kepala Puskesmas:

dr. Kristina Br. Ginting


Dokter Pendamping PIDI: Dokter Umum:

dr. Rani Sari Thaher dr. Naomi Christine Pakpahan

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS WANASARI
JAWA BARAT
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Gangguan elektrolit adalah kondisi ketika kadar elektrolit di dalam tubuh tidak seimbang, bisa
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ketidakseimbangan kadar elektrolit ini dapat menimbulkan berbagai
gejala, mulai dari mual, diare, hingga kram otot Di dalam tubuh manusia, terdapat beberapa jenis
elektrolit, yaitu natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfat, dan fosfor. Elektrolit-elektrolit
tersebut bisa didapatkan dari makanan, minuman, serta suplemen. Elektrolit dibutuhkan oleh
tubuh untuk menjaga organ-organ di dalam tubuh agar berfungsi secara normal. Beberapa fungsi
tubuh yang dipengaruhi elektrolit adalah irama jantung, kontraksi otot, dan fungsi otak.
Gangguan cairan dan elektrolit sangat umum pada periode perioperatif. Cairan intravena
dengan jumlah yang besar sering diperlukan untuk memperbaiki defisit cairan dan
mengkompensasi kehilangan darah selama operasi. Cairan dan elektrolit di dalam tubuh
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Komposisi cairan dan elektrolit di dalam
tubuh diatur sedemikan rupa agar keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan.
Gangguan besar dalam keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dengan cepat mengubah
kardiovaskular, saraf, dan fungsi neuromuskular, dan penyedia anestesi harus memiliki
pemahaman yang jelas air normal dan elektrolit fisiologi.
BAB II
GANGGUAN ELEKTROLIT

DEFINISI
Gangguan elektrolit adalah kondisi ketika kadar elektrolit di dalam tubuh tidak seimbang, bisa
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ketidakseimbangan kadar elektrolit ini dapat menimbulkan berbagai
gejala, mulai dari mual, diare, hingga kram otot Di dalam tubuh manusia, terdapat beberapa jenis
elektrolit, yaitu natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfat, dan fosfor. Elektrolit-elektrolit
tersebut bisa didapatkan dari makanan, minuman, serta suplemen. Elektrolit dibutuhkan oleh
tubuh untuk menjaga organ-organ di dalam tubuh agar berfungsi secara normal. Beberapa fungsi
tubuh yang dipengaruhi elektrolit adalah irama jantung, kontraksi otot, dan fungsi otak.

ETIOLOGI
Penyebab gangguan elektrolit berbeda-beda, tergantung dari jenis elektrolit di dalam tubuh yang
mengalami ketidakseimbangan. Misalnya, penyebab kekurangan fosfat akan berbeda dengan
penyebab kekurangan magnesium. Kendati demikian, gangguan elektrolit umumnya terjadi
akibat hilangnya cairan tubuh secara berlebihan, seperti akibat memiliki luka bakar luas,
berkeringat berlebih, diare, maupun muntah secara terus menerus. Efek samping beberapa obat
juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan elektrolit.
Berikut ini adalah berbagai jenis elektrolit serta faktor-faktor yang dapat menyebabkan kadarnya
di dalam tubuh terganggu:
1. Fosfat
Fosfat berfungsi untuk menguatkan tulang dan gigi, menghasilkan energi, serta membentuk
lapisan sel. Jika kadar fosfat di dalam tubuh berlebihan (hiperfosfatemia), maka bisa
menimbulkan masalah pada otot dan tulang, serta meningkatkan risiko terkena serangan
jantung dan stroke.
Hiperfosfatemia dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:
- Mengonsumsi obat pencahar (laksatif) yang mengandung fosfat secara berlebihan
- Mengalami komplikasi akibat pengobatan kanker (sindrom tumor lisis)
- Memiliki kelenjar paratiroid yang kurang aktif
- Memiliki kadar kalsium yang rendah
- Menderita gagal ginjal kronis
- Mengalami sesak napas
- Mengalami cedera otot
Sedangkan, kekurangan fosfat atau hipofosfatemia dapat terjadi karena beberapa faktor berikut
ini:

- Menderita malnutrisi berat akibat anoreksia atau kelaparan


- Mengonsumsi alkohol berlebihan
- Mengalami luka bakar yang parah
- Mengalami komplikasi diabetes (ketoasidosis diabetik)
- Menderita sindrom Fanconi, yaitu gangguan pada ginjal yang menyebabkan penyerapan
dan pelepasan zat-zat tertentu di dalam tubuh menjadi tidak normal
- Menderita kekurangan vitamin D
- Memiliki kelenjar paratiroid yang terlalu aktif
- Menderita diare kronis

Hipofosfatemia juga dapat terjadi karena konsumsi obat tertentu, seperti zat besi, niacin (vitamin
B3), obat maag jenis antasida, diuretik, kortikosteroid, bisfosfonat, acyclovir, paracetamol, atau
obat asma.
2. Klorida
Klorida adalah jenis elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH
dalam darah dan meneruskan impuls saraf. Kadar klorida diatur oleh ginjal, sehingga jika
terdapat ketidakseimbangan klorida, hal tersebut mungkin terjadi karena adanya
kerusakan pada ginjal.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelebihan klorida (hiperkloremia) di
dalam tubuh:

 Mengalami gangguan pH darah (asidosis metabolik atau alkalosis respiratorik)


 Mengonsumsi acetazolamide dalam jangka panjang

Sedangkan, kekurangan klorida (hipokloremia) dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti:

 Menderita diare atau muntah berkepanjangan


 Menderita penyakit paru-paru kronis, seperti emfisema
 Menderita gagal jantung
 Mengalami gangguan pH darah (alkalosis metabolik)
 Mengonsumsi obat pencahar, diuretik, atau kortikosteroid

3. Sodium/Natrium
Natrium berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh serta mengatur fungsi saraf dan
kontraksi otot. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
kelebihan natrium (hipernatremia):

 Menderita dehidrasi berat
 Mengalami hilangnya cairan tubuh karena demam
 Menderita diare
 Mengalami muntah-muntah
 Menderita penyakit pernapasan kronis, seperti bronkitis
 Mengonsumsi obat kortikosteroid
 Terlalu banyak berkeringat karena olahraga berlebih

Sementara itu, seseorang dapat mengalami kekurangan sodium/natrium (hiponatremia) akibat


beberapa faktor berikut ini:

 Menderita malnutrisi
 Mengalami gangguan kelenjar tiroid, adrenal, atau hipotalamus
 Menderita gagal ginjal
 Menderita gagal jantung
 Mengalami kecanduan alkohol
 Mengonsumsi obat diuretik atau antikonvulsan

4. Kalsium
Kalsium adalah mineral yang penting untuk fungsi organ, saraf, otot, dan sel tubuh. Kalsium juga
berguna untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang. Namun demikian, kelebihan kadar
kalsium dalam darah (hiperkalsemia) bisa menimbulkan berbagai gejala, di antaranya sakit
kepala, tubuh lemas, mual, muntah, dan nyeri tulang.
Seseorang berisiko mengalami hiperkalsemia jika memiliki kondisi di bawah ini:

 Menderita penyakit ginjal


 Menderita gangguan tiroid, misalnya hiperparatiroidisme
 Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti lithium, teofilin, atau diuretik
 Menderita penyakit paru-paru, seperti tuberkulosis (TBC) atau sarkoidosis
 Menderita jenis kanker tertentu, seperti kanker paru-paru dan kanker payudara
 Mengonsumsi antasida atau suplemen vitamin D secara berlebihan

Kekurangan kadar kalsium dalam darah (hipokalsemia) juga tidak baik bagi kesehatan, karena
dapat meningkatkan risiko terserang osteoporosis. Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa
faktor, yaitu:
 Menderita pankreatitis
 Menderita gagal ginjal
 Menderita kanker prostat
 Mangalami kekurangan vitamin D
 Mengonsumsi obat heparin atau antikonvulsan

5. Kalium/Potasium
Kalium berperan penting dalam mengatur fungsi jantung, serta menjaga fungsi saraf dan otot.
Kadar kalium di dalam tubuh dapat melebihi normalnya (hiperkalemia) jika seseorang memiliki
faktor seperti di bawah ini:

 Menderita gagal ginjal


 Menderita dehidrasi berat
 Mengonsumsi obat diuretik atau obat penurun tekanan darah
 Menderita komplikasi diabetes, seperti ketoasidosis diabetik

Sedangkan, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kekurangan
kadar kalium (hipokalemia) adalah:

 Menderita gangguan makan


 Mengalami dehidrasi
 Menderita muntah dan diare
 Mengonsumsi obat pencahar, diuretik, atau insulin

6. Magnesium
Magnesium adalah mineral penting yang berfungsi untuk mengatur fungsi saraf, tekanan darah,
dan kadar gula darah. Magnesium juga berperan dalam menjaga kesehatan jantung,
menghasilkan energi bagi tubuh, serta menjaga kesehatan tulang.
Kelebihan kadar magnesium (hipermagnesemia) dapat menyebabkan otot menjadi lemah, refleks
lambat, mudah mengantuk, pusing, sakit kepala, mual, muntah, denyut jantung lambat atau tidak
teratur, napas lebih lambat dari biasanya, bahkan pingsan.
Seseorang berisiko mengalami hipermagnesemia jika memiliki faktor seperti berikut:

 Mengalami overdosis suplemen magnesium


 Menderita gagal ginjal
 Menderita penyakit tertentu, misal Hipotiroidisme dan Penyakit Addison
 Mengalami luka bakar luas
 Mengonsumsi obatan-obatan tertentu, seperti lithium, antasida, atau obat pencahar
(laksatif)

Tak hanya kelebihan, kekurangan magnesium (hipomagnesemia) juga dapat menimbulkan


beragam gangguan kesehatan, di antaranya tremor, kedutan otot, insomnia, kesemutan, mati rasa,
jantung berdebar (takikardia), bingung, dan kejang.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami
hipomagnesemia:

 Menderita gagal jantung


 Menderita malnutrisi
 Mengonsumsi diuretik, insulin, atau obat kemoterapi
 Menderita diare kronis
 Mengalami kecanduan alkohol
 Terlalu banyak berkeringat, misalnya akibat berolahraga secara berlebihan

Faktor Risiko Gangguan Elektrolit

Gangguan elektrolit bisa terjadi pada siapa saja, tetapi orang dengan kondisi di bawah ini lebih
rentan untuk mengalaminya:

 Menderita gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia


 Mengalami gangguan pada kelenjar tiroid, paratiroid, atau adrenal
 Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, insulin, obat pencahar, atau
diuretik
 Menderita gagal jantung
 Mengalami kecanduan alkohol
 Mengalami luka bakar luas
 Menderita penyakit ginjal
 Mengalami patah tulang
 Menderita sirosis

MANIFESTASI KLINIS
Gangguan elektrolit ringan umumnya tidak menunjukkan gejala. Gejala biasanya mulai muncul
ketika kondisi sudah semakin berat. Berikut ini adalah gejala-gejala yang dapat timbul akibat
ketidakseimbangan kadar elektrolit di dalam tubuh:

 Sakit kepala
 Lemas
 Mual
 Muntah
 Diare
 Sembelit
 Detak jantung cepat
 Kram otot
 Sering buang air kecil
 Kejang
 Kesemutan
 Mati rasa
 Kram perut
 Kebingungan
 Mudah marah

DIAGNOSIS
Untuk mendiagnosis gangguan elektrolit, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala
yang dialami, riwayat kesehatan, dan obat yang sedang dikonsumsi pasien. Setelah itu, dokter
akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, terutama pemeriksaan untuk mengetahui
refleks tubuh pasien.
Agar hasil diagnosis lebih akurat, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang,
seperti:

 Tes darah, untuk mengukur kadar elektrolit dan memeriksa fungsi ginjal
 Tes urine, untuk mengukur kadar pada beberapa jenis elektrolit (terbatas), seperti
kalsium, klorida, potassium, dan sodium
 Elektrokardiogram (EKG), untuk mengukur irama jantung pada kasus gangguan elektrolit
berat

Pemeriksaan penunjang lain mungkin juga dilakukan, tergantung pada kondisi kesehatan pasien.
Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mencari tahu penyebab yang mendasari terjadinya
gangguan elektrolit.

PENGOBATAN
Pengobatan pada pasien gangguan elektrolit tergantung pada jenis elektrolit di dalam tubuh yang
mengalami ketidakseimbangan dan penyebab yang mendasarinya. Namun, pada intinya, tujuan
pengobatan adalah untuk mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit di dalam tubuh.
Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit
di dalam tubuh adalah:

 Pemberian cairan infus yang mengandung natrium klorida, untuk mengembalikan cairan
tubuh dan kadar elektrolit yang menurun akibat diare atau muntah
 Pemberian obat-obatan melalui pembuluh darah vena (suntik), untuk meningkatkan kadar
elektrolit dalam darah, seperti kalsium atau kalium
 Pemberian obat-obatan atau suplemen (obat minum), untuk mengatasi gangguan
elektrolit yang bersifat kronis

Jika kondisi pasien tidak juga membaik dengan penanganan di atas, beberapa kondisi gangguan
elektrolit membutuhkan tindakan khusus, seperti hemodialisis (cuci darah) untuk mengatasi
kelebihan kalium dalam darah.

Komplikasi Gangguan Elektrolit


Gangguan elektrolit dapat menimbulkan beberapa komplikasi yang serius jika tidak segera
ditangani. Beberapa komplikasi tersebut adalah:

 Demam tinggi
 Pembengkakan otak atau edema serebri
 Kejang
 Koma

PENCEGAHAN
Gangguan elektrolit tidak selalu dapat dicegah. Namun, Anda dapat mengurangi risiko terjadinya
gangguan elektrolit dengan cara:

 Mengonsumsi minuman elektrolit atau oralit ketika mengalami diare atau muntah


 Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih yang cukup setiap hari

PERTANYAAN
1. Pencegahan apa yang dapat di lakukan pada kasus gangguan elektrolit ?
Jawaban : bila kondisi pasien mengalami muntah dan diare maka dapat dilakukan
pemberian minuman elektrolit atau oralit. Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum
air putih yang cukup setiap hari.
2. Bila terjadi gangguan elektrolit apa yang dapat dirasakan oleh tubuh ?
Jawaban : lemas, gelisah, mual, muntah, kelelahan yang mudah tersinggung bahkan dapat
menyebabkan koma.
3. Apa penatalaksanaan yang dapat di berikan pada pasien gangguan elektrolit?
Jawaban : Pemberian cairan infus yang mengandung natrium klorida, untuk
mengembalikan cairan tubuh dan kadar elektrolit yang menurun akibat diare atau muntah,
Pemberian obat-obatan melalui pembuluh darah vena (suntik), untuk meningkatkan kadar
elektrolit dalam darah, seperti kalsium atau kalium, Pemberian obat-obatan atau
suplemen (obat minum), untuk mengatasi gangguan elektrolit yang bersifat kronis.
4. Faktor yang dapat menyebabkan gangguan elektrolit ?
Jawaban : gangguan makan, gangguan minum, mengkonsumsi obat, penyakit kronis
5. Risiko apa yang dapat terjadi bila pasien tidak segera di tanggani ?
Jawaban : demam, pembengkakan otak, kejang, koma.
DAFTAR PUSTAKA

1. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Management of Patients with Fluid and
Electrolyte Disturbances. Dalam Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology 5th ed.
New York: Mc-Graw Hill. 2013; 4 (49): h. 1107 – 40.
2. Hines RL, Marschall KE. Fluid, Electrolytes, and Acid-Base Disorders. Dalam Handbook
for Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease 4th ed. Philadelphia: Elsevier Inc.
2013; 18: h.216 – 230.
3. Mangku G, Senapathi TGA. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam Buku Ajar Ilmu
Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2010. 6 (5) : h.272 – 98.
4. Hahn RG. Crystalloid Fluids. Dalam Clinical Fluid Therapy in the Perioperative Setting.
Cambridge: Cambridge University Press. 2012; 1 : h. 1 – 10.
5. Stoelting RK, Rathmell JP, Flood P, Shafer S. Intravenous Fluids and Electrolytes.
Dalam Handbook of Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice 3rd ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health. 2015; 17 : h. 341 – 49.
LAMPIRAN DAFTAR HADIR PENYULUHAN
Materi : Gangguan Elektrolit
Tanggal: 06-04-2022

1. 0000491159564 Mari
2. 0000492669944 Nina Nur'aini
3. 0001183628406 Solekhati
4. 0001468273162 Rojiyah
5. 0001648861885 Yulianti
6. 0001725848741b Warsini
7. 0001734980951 Muhammad Ali Gunawan
8. 0001768713085 Lemah
9. 0001768716459 Sura
10. 0001768759042 Nesih
11. 0002102845858 Hamjah
12. 0002515183918 Siti Nurhayati
13. 0002515279961 Asmaroh
14. 0002515279961 Thalhah Abdillah
15. 0003256665309 Nursanih
16. 0003256660372 Dwi Wedy Wardhana
17. 0003110939291 Iyah
18. 0003075197152 Susiyana
19. 0002839819094 Wahyudin
20. 0002515929658 Anggi Wijaya
DOKUMENTASI KEGIATAN

TANGGAL : 23 MARET 2022

Anda mungkin juga menyukai