HIPOMAGNESIA HIPERMAGNESIA
Disusun oleh:
Ayu Tiara Vitaloka
NIM: PO7124122040
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalsium merupakan salah satu mineral penting yang berguna untuk pembentukan
tulang serta berbagai proses fisiologis seperti transportasi antar membran sel
aktivasi dan inhibisi beberapa enzim, regulasi metabolik intraseluler, sekresi dan
aktivasi hormon proses pembekuan darah kontraktilitas otot dan konduksi sistem
syaraf. 90% kalsium tubuh berada di dalam tulang, sedikit diantaranya terdapat di
ruangan intra dan ekstra seluler. Homeostasis kalsium merupakan proses kompleks
yangmembutuhkan berbagai hal! antara lain suplai adekuat, proses absorbs yang
memadai di usus, serta bantuan beberapa hormon seperti paratiroid, vitamin D dan
kalsitonin. Kalsium serum merupakan satu persen dari kalsium tubuh total, terdapat
di dalam cairan ekstraseluler dan jaringan lunak. Kalsium serum terdiri dari
komponen ion (50%) terikat dengan protein (40%) terutama albumin, serta sebagian
kecil (8-10%) terikat dengan asam organik dan inorganik seperti sitrat, laktat
bikarbonat dan sulfat.
Dalam keadaan normal, kadar kalsium serum diatur oleh hormon paratiroid (PTH)
dan kalsitriol (1,25-dihydroxy) vitamin D3;1,25[OH]2D3) yang berfungsi untuk
meningkatkan kadar kalsium serum, serta kalsitonin untuk menurunkan kadar
kalsium serum terutama glukokortikoid, fenitoin, dan fenobarbital. Hipokalsemia
didefinisikan dengan berbagai Batasan, antara lain sebagai kadar kalsium yang
kurang dari 8 mg/Dl (2mmol/L), 7.48 mg/dL (1,87 mmol/L) atau 7 mg/dL (1,75
mmol/L) Definisi yang lebih tepat didasarkan pada kadar kalsium ion. tetapi pada
kadar asam-basa dan albumin yang normal, nilai ini mempunyai korelasi linier
dengan kadar kalsium serum, sehingga pengukuran kadar kalsium serum bisa
digunakan sebagai skrining pertama. Pengukuran kadar kalsium serum sebaiknya
dilakukan setiap hari pada bayi bayi dengan risiko hipokalsemia.
Hipokalemia didefinisikan sebagai kadar kalium serum yang jumlahnya kurang dari
3.5 mmol/L dan hiperkalemia didefinisikan sebagai kadar kalium serum yang
jumlahnya lebih dari 5.1 mmol/L pada orang dewasa. Hipokalemia pasca stroke itu
hal yang umum dan dapat berhubungan dengan prognosis yang buruk.9 Pada pasien
yang hipertensinya dikontrol, kejadian hipokalemia pada tahun sebelum dia
mengalami stroke, berhubungan dengan kenaikan risiko insidensi stroke iskemik dan
hemoragik apabila dibandingkan dengan kadar kalium serum normal.10
Hiperkalemia dapat muncul dengan berbagai manifestasi klinis, mulai dari
asimtomatik hingga aritmia yang mengancam hidup, serta 3 hiperkalemik paralisis.11
Peningkatan jumlah kalium dalam darah secara progresif dapat menyebabkan
depolarisasi jantung, dan repolarisasi, serta kontraktilitas.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa penyebab Hipokalemia
Apa penyebab Hiperkalsemia
Apa penyebab Hipomagnesia
Apa penyebab Hipermagnesia
Ciri dari Hipokalemia, Hiperkalsemia, Hipomagnesia, Hipermagnesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. HIPOKALEMIA
Hipokalemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan kalium atau potassium. Kondisi ini
dapat dialami siapa saja, terutama penderita diare atau muntah muntah. Penanganan
hipokalemia perlu segera dilakukan guna mencegah komplikasi serius, seperti gangguan
jantung.
Kalium adalah mineral dalam tubuh yang mengendalikan fungsi sel saraf dan otot, terutama
otot jantung. Kalium juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan
mangatur tekanan darah. Ketika kadar kalium dalam tubuh berkurang, berbagai gejala akan
muncul, tergantung kepada jumlah kalium yang hilang.
Penyebab Hipokalemia
Hipokalemia terjadi Ketika tubuh terlalu banyak mengeluarkan kalium. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh beberapa factor. Faktor penyebab kekurangan kalium yang paling umum
adalah:
- Muntah muntah
- Diare berlebihan
- Penyakit ginjal atau gangguan pada kelenjar adrenal
- Konsumsi obat diuretic
Meskipun jarang terjadi, kekurangan kalium juga dapat disebabkan oleh faktot-faktor di
bawah ini:
- Kekurangan asam folat
- Ketoasidosis diabetic
- Rendahnya kadar magnesium dalam tubuh
- Konsumsi obat asma atau antibiotic
- Penggunaan obat pencahar dalam jangka Panjang
- Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Kebiasaan merokok
Beberapa sindrom juga dapat menyebabkan rendahnya kadar kalium dalam tubuh, di
antaranya sindrom Cushing, sindrom Gitelman, sindrom Liddle, sindrom Bartter, dan
sindrom Fanconi.
Gejala Hipokalemia
Jika hipokalemia hanya bersifat sementara, kamu mungkin tidak akan merasakan gejala apa
pun. Gejala mungkin akan mulai muncul saat kalium turun di bawah tingkat tertentu. Tanda-
tandanya bisa berupa:
Kelemahan, letih, kram otot pada tangan dan kaki yang kadang dapat cukup parah,
hingga menyebabkan pengidapnya tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki.
Kram perut.
Kesemutan atau mati rasa.
Konstipasi.
Buang air kecil yang banyak atau sering merasa haus.
Mual dan muntah.
Palpitasi atau detak jantung cepat dan tidak teratur.
Pingsan karena tekanan darah yang rendah.
Gangguan psikis, seperti depresi, psikosis, delirium, kebingungan, atau halusinasi.
Hipokalemia dapat mempengaruhi ginjal sehingga pengidapnya mungkin juga sering pergi
ke kamar mandi untuk buang air kecil. Selain itu, pengidap hipokalemia juga sering merasa
haus. Dalam kasus yang parah, kelemahan otot dapat menyebabkan kelumpuhan dan
kemungkinan kegagalan pernapasan.
Pencegahan Hipokalemia
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hipokalemia, antara lain:
Mengonsumsi makanan tinggi kalium, antara lain pisang, jeruk, stroberi, kiwi,
alpukat, dan persik. Konsumsi juga sayuran hijau, jamur, kacang-kacangan, dan
tomat.
Menghindari penggunaan obat diuretik dan laksatif secara berlebihan atau tanpa
pengawasan dokter.
Menghindari penggunaan suplemen kalium sendiri tanpa pengawasan dokter.
A. HIPERKALSEMIA
Hiperkalsemia adalah kondisi ketika kadar kalsium dalam darah terlalu tinggi. Kondisi ini
dapat menyebabkan penipisan tulang, batu ginjal, dan gangguan pada kerja jantung dan
otak.
Kadar normal kalsium dalam darah adalah 10,4 mg/dL, dengan kadar kalsium yang
terionisasi 5,2 mg/dL. Hiperkalsemia adalah istilah untuk kadar kalsium dalam darah
yang melebihi nilai tersebut.
Penyebab Hiperkalsemia
Hiperparatiroidisme
Hiperkalsemia paling sering disebabkan oleh hiperparatiroidisme. Normalnya,
hormon paratiroid diproduksi ketika kadar kalsium dalam darah rendah.
Pada hiperparatiroidisme, kelenjar paratiroid menjadi terlalu aktif sehingga
memproduksi hormon paratiroid secara berlebihan. Akibatnya, kadar kalsium di
dalam tubuh meningkat pesat.
Keracunan obat-obatan
Peningkatan produksi hormon paratiroid dapat dipicu oleh penggunaan obat-obatan
tertentu, di antaranya:
Selain obat di atas, penggunaan obat yang mengandung kalsium karbonat secara
berlebihan, seperti antasida, dapat meningkatkan kadar kalsium dalam darah.
Kanker
Hiperkalsemia akibat kanker biasanya dialami oleh pasien yang dirawat di rumah
sakit. Sekitar 10–30% penderita kanker mengalami hiperkalsemia ketika:
Beberapa jenis kanker yang dapat memicu hiperkalsemia adalah kanker paru-
paru, kanker ginjal, kanker payudara, dan kanker darah (multiple myeloma). Kanker
yang telah menyebar ke bagian tulang juga dapat meningkatkan risiko
hiperkalsemia.
Gejala Hiperkalsemia
Hiperkalsemia ringan dapat terjadi tanpa gejala apa pun. Gejala umumnya baru
timbul jika hiperkalsemia yang dialami cukup parah.
Gejala yang dapat timbul akibat hiperkalsemia tergantung pada bagian tubuh yang
terdampak, antara lain:
Ginjal, dengan gejala haus berlebih, sering buang air kecil, atau batu ginjal
Saluran pencernaan, ditandai dengan sakit perut, mual, muntah, dan sembelit
Tulang dan otot, ditandai dengan nyeri tulang dan lemah otot
Otak, dengan gejala linglung, kelelahan, kejang, hingga penurunan kesadaran
Jantung, ditandai dengan jantung berdebar, pingsan, dan aritmia
Pencegahan Hiperkalsemia
Hiperkalsemia tidak selalu bisa dicegah. Namun, risiko terjadinya kondisi ini dapat
dihindari dengan melakukan upaya berikut ini:
C. HIPOMAGNESEMIA
Hipomagnesemia adalah kondisi ketika kadar magnesium dalam darah di bawah batas
normal. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada pasien
rawat inap dan biasanya terjadi bersamaan dengan gangguan elektrolit lain, seperti
hipokalemia atau hipokalsemia.
Magnesium adalah mineral yang terkandung di dalam aliran darah, jantung, otot,
dan tulang. Mineral yang umumnya diperoleh dari makanan ini merupakan zat
penting yang berperan dalam lebih dari 300 reaksi metabolisme dalam tubuh,
seperti:
Kadar magnesium darah yang normal berkisar antara 1,8–2,2 mg/dl. Seseorang
dapat dikatakan menderita hipomagnesemia jika kadar magnesium dalam darahnya
kurang dari 1,8 mg/dl. Sementara, kadar magnesium darah yang lebih dari 2,2 mg/dl
disebut dengan hipermagnesemia
Penyebab Hipomagnesemia
Umumnya, hipomagnesemia disebabkan oleh penurunan kemampuan usus dalam
menyerap magnesium atau peningkatan pembuangan magnesium oleh ginjal.
Selain itu, ada faktor lain yang dapat menyebabkan menurunnya kadar magnesium
dalam tubuh, yaitu:
Berusia lanjut
Sedang menjalani rawat inap di rumah sakit
Sedang menjalani perawatan di ICU
Mengalami kecanduan alkohol
Menderita diabetes
Gejala Hipomagnesemia
Gejala hipomagnesemia yang muncul pada tiap orang dapat berbeda-beda,
tergantung seberapa rendah kadar magnesium darah. Berikut ini adalah gejala awal
yang umum terjadi jika seseorang mengalami kekurangan magnesium:
Mual
Muntah
Kelelahan
Nafsu makan menurun
Pengobatan Hipomagnesemia
Pengobatan hipomagnesemia dilakukan untuk menormalkan kadar magnesium
darah dan mencegahnya agar tidak turun kembali. Beberapa metode pengobatan
yang dapat dilakukan adalah:
Suplementasi Magnesium
Jika kondisi pasien masih tergolong ringan, dokter akan memberikan suplemen
magnesium untuk diminum. Namun, jika pasien mengalami kesulitan dalam
mengunyah atau menelan dan kondisinya sudah tergolong parah, dokter akan
memberikan magnesium melalui infus.
Berikut ini adalah sejumlah obat yang umum digunakan untuk menangani
hipomagnesemia:
Magnesium sulfat
Magnesium glukonat
Magnesium laktat
Umumnya, gejala hipomagnesemia akan segera membaik setelah diberikan
suplementasi magnesium.
Obat-obatan
Jika hipomagnesemia terjadi karena adanya penyakit lain, penanganan penyakit
tersebut perlu dilakukan bersamaan dengan suplementasi magnesium. Misalnya,
hipomagnesemia akibat diabetes tipe II yang tidak terkontrol juga harus ditangani
dengan pemberian obat diabetes.
Bagi pasien yang menderita hipomagnesemia akibat ginjal terlalu banyak
membuang magnesium, dokter akan memberikan obat untuk menahan magnesium
agar tidak terlalu banyak dibuang, antara lain:
Amiloride
Sprinolactone
Kacang tanah
Kacang almond
Kacang mete
Susu kedelai
Sereal gandum utuh
Alpukat
Pisang
Ikan salmon
Bayam
Kentang panggang utuh (dengan kulit)
Pencegahan Hipomagnesemia
Hipomagnesemia atau rendahnya kadar magnesium dalam tubuh dapat dicegah
dengan melakukan beberapa hal di bawah ini:
Menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan
berolahraga secara teratur
Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter jika memiliki kondisi yang meningkatkan
risiko hipomagnesemia, seperti gagal jantung, diabetes, dan diare kronis
Mengonsumsi makanan dengan kadar magnesium yang cukup
Tindak mengonsumsi minuman beralkohol
D. HIPERMAGNESIA
Hipermagnesemia adalah kondisi ketika kadar magnesium dalam darah terlalu
tinggi.Kondisi ini tergolong salah satu penyakit yang jarang terjadi, tetapi dapat
menimbulkan komplikasi yang serius.
Gejala Hipermagnesemia
Ketika kadar magnesium dalam darah masih berada sedikit di atas normal,
hipermagnesemia seringkali tidak menimbulkan gejala atau gejala yang timbul belum
terlalu terasa. Namun, saat kadar magnesium sudah meningkat cukup tinggi, gejala-
gejala yang dapat dirasakan antara lain:
Sakit kepala
Wajah memerah
Lesu
Diare
Pusing
Pingsan
Mual dan muntah
Refleks menjadi lambat
Otot lemah atau lumpuh
Tekanan darah rendah
Gangguan irama jantung
Gangguan pernapasan
Pengobatan Hipermagnesemia
Pengobatan hipermagnesemia disesuaikan dengan penyebabnya. Jika
hipermagnesemia terjadi akibat konsumsi makanan, minuman, obat, atau suplemen
yang mengandung magnesium secara berlebihan, maka pasien perlu berhenti
mengonsumsinya agar kadar magnesium dalam darah dapat kembali normal.
Selain itu, terdapat juga beberapa metode pengobatan yang mungkin dilakukan oleh
dokter untuk menangani hipermagnesemia, yaitu:
Komplikasi Hipermagnesemia
Jika hipermagnesimia yang dialami cukup parah dan tidak segera ditangani, kondisi
ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:
Letargi
Hipotensi
Aritmia
Detak jantung terhenti
Koma
Pencegahan Hipermagnesemia
Untuk mencegah hipermagnesemia, jaga Kesehatan ginjal agar dapat berfungsi
baik, di antaranya dengan minum air putih yang cukup, tidak merokok, dan tidur
cukup. Selain itu, sertai juga dengan beberapa upaya di bawah ini:
Tidak terdapat pengaruh secara bermakna (p>0,05) terapi obat gagal jantung
dengan kadar elektrolit natrium saat admisi dengan satu minggu dan satu bulan.
Namun terdapat pengaruh secara bermakna (p<0,05) tekanan darah (sistolik
dan diastolik) dan denyut nadi saat admisi dengan satu minggu dan satu bulan
pada pasien gagal jantung yang mengalami hiponatremia dan natrium normal.
2. Tidak terdapat pengaruh secara bermakna (p>0,05) terapi obat gagal jantung
dengan kadar kalium darah saat admisi dengan satu minggu dan satu bulan.
Namun terdapat pengaruh secara bermakna (p<0,05) tekanan darah (sistolik
dan diastolik) dan denyut nadi saat admisi dengan satu minggu dan satu bulan
pada pasien gagal jantung yang mengalami hipokalemia, kalium normal dan
hiperkalemia.
Saran
Hasil penelitian belum dapat digeneralisasi untuk populasi yang lebih luas. Hal
ini dikarenakan adanya beberapa keterbatasan, dimana faktor jenis terapi dan
komorbiditas memiliki kategori cukup banyak dan bervariasi, sebaiknya diikuti dengan
jumlah pasien yang berimbang untuk masing-masing kategori