NIM : 21121014
Mata Kuliah : Ilmu Biomedik Dasar
Dosen Pengampu : Maya Fadlilah, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Gejala Hiponatremia
Gejala hiponatremia dapat berbeda pada setiap penderita. Bila kadar natrium dalam tubuh
menurun secara bertahap (dalam 2 hari atau lebih), penderita mungkin tidak mengalami gejala
apa pun. Kondisi ini disebut dengan hiponatremia kronis.
Akan tetapi, jika kadar natrium turun dengan cepat (hiponatremia akut), gejala yang muncul bisa
serius. Beberapa gejala yang umum dialami penderita hiponatremia akut meliputi:
Sakit kepala
Linglung
Mual dan muntah
Lemas dan lelah
Kram atau lemah otot
Gelisah dan mudah marah
Kejang
Penurunan kesadaran
Pengobatan Hiponatremia
Sedangkan pada hiponatremia yang terjadi dalam waktu cepat dan menimbulkan gejala berat,
penanganan yang dapat dilakukan di antaranya:
Pemberian obat-obatan yang bertujuan untuk mengatasi gejala sakit kepala, mual, dan
kejang
Pemberian cairan elektrolit melalui infus, untuk meningkatkan kadar natrium di
dalam darah secara perlahan
Cuci darah, untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh, jika hiponatremia
terjadi akibat ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik
Pencegahan Hiponatremia
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah hiponatremia, yaitu:
Kecukupan konsumsi air dapat diketahui dengan memperhatikan warna urine. Warna urine yang
lebih pekat (oranye atau kuning tua) menandakan tubuh masih kekurangan air.
HIPERNATREMIA
Hipernatremia adalah kondisi yang ditandai dengan terlalu tingginya kadar natrium dalam
darah. Natrium merupakan elektrolit yang berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh, seperti
keseimbangan cairan, kontraksi otot, dan pembentukan impuls saraf. Ginjal dan juga kelenjar
adrenal bertanggung jawab untuk mengontrol kadar natrium.
Melansir Mayo Clinic, tingkat natrium darah yang normal yaitu antara 135 dan 145
miliekuivalen per liter (mEq/L). Hipernatremia terjadi ketika konsentrasi natrium serum lebih
tinggi dari 145 mEq/L.
Meski kelebihan natrium dalam darah sering kali ringan dan biasanya tidak butuh
pengobatan, tetapi terkadang bisa menjadi masalah jika tidak segera ditangani. Apalagi jika
sudah dalam tahap yang parah, hipernatremia bisa menimbulkan risiko komplikasi kesehatan
yang serius seperti pendarahan otak akibat pembuluh darah yang pecah di otak. Melansir laman
Medical News Today, hipernatremia yang tidak diobati memiliki angka kematian sekitar 15-20
persen.
Gejala Hipernatremia
Rasa haus yang berlebihan
Lesu
Kelelahan ekstrem
Kekurangan energi
Kebingungan
Dehidrasi
Diare parah dan berair
Muntah
Demam
Delirium atau demensia
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
Area luka bakar yang lebih besar di kulit
Penyakit ginjal
Diabetes insipidus
HIPOKALEMIA
Hipokalemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan kalium atau potasium. Kondisi ini
dapat dialami siapa saja, terutama penderita diare atau muntah-muntah. Penanganan hipokalemia
perlu segera dilakukan guna mencegah komplikasi serius, seperti gangguan jantung.
Kalium adalah mineral dalam tubuh yang mengendalikan fungsi sel saraf dan otot,
terutama otot jantung. Kalium juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan
mengatur tekanan darah. Ketika kadar kalium dalam tubuh berkurang, berbagai gejala akan
muncul, tergantung kepada jumlah kalium yang hilang.
Gejala Hipokalemia
Gejala bisa muncul ketika kadar kalium dalam tubuh rendah, yaitu di bawah 3,6 mmol/L. Meski
begitu, hipokalemia ringan umumnya tidak menimbulkan gejala. Gejala awal yang muncul
adalah sebagai berikut:
Ileus paralitik
Kelumpuhan
Gangguan irama jantung (aritmia)
Henti napas
HIPERKALEMIA
Hiperkalemia adalah kondisi ketika kadar kalium dalam darah terlalu tinggi. Gejala yang
muncul akibat hiperkalemia bisa amat beragam, mulai dari lemah otot, kesemutan, sampai
gangguan irama jantung.
Kalium merupakan mineral yang berperan penting bagi tubuh, terutama dalam menjaga
fungsi otot, saraf, dan jantung. Normalnya, tubuh menjaga kadar kalium dengan membuang
kelebihan kalium melalui urine.
Jenis Hiperkalemia
Kadar kalium normal di dalam darah adalah 3,5ꟷ5,0 mEq/L. Seseorang baru dikatakan
menderita hiperkalemia apabila kadar kalium di dalam darah lebih dari 5,0 mEq/L.
Berdasarkan tingginya kadar kalium dalam darah, hiperkalemia terbagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
Gejala Hiperkalemia
Gejala hiperkalemia tergantung pada tingginya kadar kalium dalam darah. Pada beberapa kasus,
penderita hiperkalemia tidak mengalami gejala apapun. Namun bila kadar kalium di dalam darah
naik cukup tinggi, dapat muncul keluhan berupa:
Pengobatan hiperkalemia tergantung pada penyebab, tingkat keparahan, dan kondisi pasien
secara keseluruhan. Pasien hiperkalemia ringan biasanya tidak perlu menjalani rawat inap di
rumah sakit, terutama jika hasil EKG normal dan tidak ada penyakit penyerta seperti gagal
ginjal.
Sebaliknya, jika EKG menunjukkan hasil tidak normal dan gejala yang dialami cukup parah,
pasien perlu dirawat di rumah sakit, agar kondisi irama jantungnya tetap terpantau.
Infus insulin dan glukosa, untuk menarik kalium kembali ke dalam sel tubuh
Infus kalsium, untuk melindungi jantung dan otot
Infus sodium bikarbonat, untuk melawan kondisi asidosis dan menarik kalium
kembali ke dalam sel tubuh
Hemodialisis atau cuci darah, untuk menyaring dan membuang kalium yang berlebih
dari dalam darah
Pemberian obat-obatan, seperti diuretik, albuterol, kalsium glukonat, efinephrine, dan
resin, untuk menurunkan kadar kalium dalam darah atau meringankan gejala yang
muncul
Ada beberapa terapi mandiri yang dapat dilakukan oleh pasien hiperkalemia ringan untuk
menurunkan kadar kalium dalam darah. Terapi ini juga berguna bagi pasien hiperkalemia berat
untuk mempercepat proses penyembuhan. Beberapa terapi tersebut adalah:
HIPOKALSEMIA
Hipokalsemia adalah suatu kondisi kadar kalsium dalam darah lebih rendah dari kadar
normal. Anda dapat dinyatakan mengalami hipokalsemia apabila memiliki konsentrasi kalsium
kurang dari 8,8 mg/dl.
Hipokalsemia lebih banyak dialami oleh lansia, terutama yang berusia di atas 65 tahun.
Meski begitu, orang dari segala usia, bahkan bayi yang baru lahir dapat mengalami
hipokalsemia. Oleh sebab itu, ibu hamil pun perlu memperhatikan asupan kalsium selama masa
kehamilannya.
Gejala Hipokalsemia
Kelelahan
Kejang otot
Kesemutan dan mati rasa
Detak jantung tidak teratur
Kulit kering dan bersisik
Rambut kasar dan mudah patah
Sulit bernapas pada bayi yang baru lahir
Jika Anda menunjukkan tanda-tanda di atas, dan mengidap salah satu gangguan atau penyakit
yang berisiko menyebabkan hipokalsemia, maka evaluasi perlu dilakukan agar hipokalsemia
dapat segera ditangani.
HIPERKALSEMIA
Hanya saja, tak menutup kemungkinan bahwa sisa kelebihan kalsium tersebut akan
disimpan dalam tulang, sehingga bisa menimbulkan efek samping merugikan. Kadar kalsium
yang sangat tinggi bisa mengancam nyawa.
Penyebab Hiperkalsemia
Penyebab utama hiperkalsemia yakni hiperparatiroidisme (hiperparatiroid). Kalsium dalam
darah diatur kelenjar paratiroid penghasil hormon paratiroid yang berfungsi membantu mengatur
kadar vitamin D, kalsium, dan fosfor pada tulang dan darah.
Ketika kelenjar paratiroid terlalu aktif dan melepas terlalu banyak hormon paratiroid, kadar
kalsium dalam darah akan meningkat.Penyebab tersering kelebihan kalsium lainnya yakni
penyakit paru-paru dan kanker, efek samping obat-obatan, serta konsumsi suplemen yang
berlebihan.
Hiperkalsemia bisa mengganggu fungsi organ ginjal dan menyebabkan terbentuknya batu
ginjal. Selain itu, kondisi ini juga dapat mengganggu kerja jantung dan otak. Fungsi ginjal yang
menurun karena kelebihan kalsium juga dapat menyebabkan kemampuan tubuh dalam menyerap
mineral zat besi, zinc, magnesium, dan fosfat menjadi terganggu.
Padahal, mineral-mineral tersebut sangat penting dalam menunjang fungsi normal tubuh.
Melansir Mayo Clinic, hiperkalsemia juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan
seperti mual, muntah, dan sembelit (susah BAB). Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa
kelebihan asupan kalsium dapat meningkatkan risiko kanker prostat dan penyakit jantung. Meski
demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami kemungkinan hubungan ini.
Gejala Hiperkalsemia
Gejala hiperkalsemia berkisar dari ringan hingga berat. Anda mungkin tidak menampakkan
gejala yang berarti jika Anda memiliki hiperkalsemia ringan. Semakin berat kasusnya, semakin
tampak jelas gejala yang dirasakan.
Di bawah ini daftar gejala yang mungkin timbul jika tubuh memiliki kelebihan kalsium.
HIPOMAGNESEMIA
Hipomagnesemia adalah kondisi ketika kadar magnesium dalam darah di bawah batas
normal. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada pasien rawat
inap dan biasanya terjadi bersamaan dengan gangguan elektrolit lain, seperti hipokalemia atau
hipokalsemia.
Magnesium adalah mineral yang terkandung di dalam aliran darah, jantung, otot, dan
tulang. Mineral yang umumnya diperoleh dari makanan ini merupakan zat penting yang
berperan dalam lebih dari 300 reaksi metabolisme dalam tubuh, seperti:
Kadar magnesium darah yang normal berkisar antara 1,8–2,2 mg/dl. Seseorang dapat
dikatakan menderita hipomagnesemia jika kadar magnesium dalam darahnya kurang dari 1,8
mg/dl. Sementara, kadar magnesium darah yang lebih dari 2,2 mg/dl disebut dengan
hipermagnesemia.
Penyebab Hipomagnesemia
Selain itu, ada faktor lain yang dapat menyebabkan menurunnya kadar magnesium dalam tubuh,
yaitu:
Gejala hipomagnesemia yang muncul pada tiap orang dapat berbeda-beda, tergantung seberapa
rendah kadar magnesium darah. Berikut ini adalah gejala awal yang umum terjadi jika seseorang
mengalami kekurangan magnesium:
Mual
Muntah
Kelelahan
Nafsu makan menurun
Lemah otot
Tremor
Kesemutan atau mati rasa
Kram otot
Kejang
Gangguan irama jantung (aritmia)
Kelainan pergerakan mata (nistagmus)
HIPERMAGNESEMIA
Hipermagnesemia adalah kondisi ketika kadar magnesium dalam darah terlalu tinggi.
Kondisi ini tergolong salah satu penyakit yang jarang terjadi, tetapi dapat menimbulkan
komplikasi yang serius.
Normalnya, kadar magnesium dalam darah untuk orang dewasa adalah 1,7–2,3 mg/dL.
Sekitar 3% dari magnesium di dalam tubuh akan dikeluarkan bersama urine dan 97% lainnya
akan diserap ke dalam tubuh. Seseorang dapat dikatakan mengalami hipermagnesemia jika kadar
magnesium dalam darahnya lebih dari 2,3 mg/dL.
Gejala Hipermagnesemia
Ketika kadar magnesium dalam darah masih berada sedikit di atas normal, hipermagnesemia
seringkali tidak menimbulkan gejala atau gejala yang timbul belum terlalu terasa. Namun, saat
kadar magnesium sudah meningkat cukup tinggi, gejala-gejala yang dapat dirasakan antara lain:
Sakit kepala
Wajah memerah
Lesu
Diare
Pusing
Pingsan
Mual dan muntah
Refleks menjadi lambat
Otot lemah atau lumpuh
Tekanan darah rendah
Gangguan irama jantung
Gangguan pernapasan
Pencegahan Hipermagnesemia
Untuk mencegah hipermagnesemia, jaga kesehatan ginjal agar dapat berfungsi baik, di antaranya
dengan minum air putih yang cukup, tidak merokok, dan tidur cukup. Selain itu, sertai juga
dengan beberapa upaya di bawah ini: