Anda di halaman 1dari 11

KONSEP PARASITOLOGI DALAM KEPERAWATAN

Disusun untuk memenuhi tugas makalah


Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan
Oleh :
KELOMPOK 4
Aldisyafutra (21121003) Mega Widya Lestari (21121031)
Dhea Dwi Ananda (21121014) Muhammad Dafa Akmal (21121032)
Dian Putri Purnamasari (21121015) Novliza Nurbaiti (21121034)
Fadillah (21121019) Ranty Agusti (21121039)
Indah Kurniati (21121023) Rizki Adelia (21121041)
Ivan Brahma Wijaya (21121024) Soniya (21121046)
Linda Puspita (21121028)

Dosen Pengampu :
Puji Setia Rini, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021-2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugrah darinya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Parasitologi” meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya. Dalam makalah ini kami mengulas tentang pengertian Pengertian Parasitologi,
penyakit parasitic, penyebab penyakit parasitic serta mengerti pengobatan penyakit parasitic.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Parasitolog serta penyakit parasitik tersebut. Kami juga
menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih terdapat kekurangandan jauh dari kata
sempurna. Kami berharap adanya kritik, saran ataupun usulan demi memperbaiki makalah
yang telah kami buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah di susun ini berguna bagi diri sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran untuk memperbaiki makalah
ini jika ada waktu.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palembang, 14 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Parasitologi.......................................................................................................2
2.2 Pengertian Parasitologi..................................................................................................3
2.3 Penyakit Parasitic..........................................................................................................5
2.4 Diagnosis Penyakit Parasitic.........................................................................................6
2.5 Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Parasitic............................................................6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..........................................................................................................................7
Saran....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tantang organisme (jasad
hidup), yang hidup di permukaan atau di dalam tubuh organisme lain dapat bersifat sementara
waktu atau selama hidupnya, dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya
dari organisme lain tersebut, hingga organisme lain tersebut dirugikan. Organisme atau
makhluk hidup yang menumpang disebut dengan parasit. Organisme atau makhluk hidup
yang ditumpangi biasanya lebih besar daripada parasit disebut Host atau Hospes, yang
memberi makanan dan perlindungan fisik kepada parasit. Menyadari akibat yang dapat
ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan
usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka
sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit yang bersangkutan
selengkapnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. apa itu Parasitologi dan penyakit parasit?
2. Bagaimana cara penanganan dan pencegahan penyakit parasit?
3. Makhluk hidup apa saja yang merupakan parasit?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Memberikan penjelasan tentang parasitologi dan penyakit parasitic
2. Agar kita mengerti gejala penyakit parasit
3. Supaya kita mengerti cara pencegahan dan cara mengobati penyakit parasitic
4. Serta member pengetahuan tentang macam macam parasit
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Parasitologi
Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang semua
organisme parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini terbatas
mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi: protozoa, helminthes,
arthropoda dan insekta parasit, baik yang zoonosis ataupun anthroponosis. Cakupan
parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing parasit, serta
patologi dan epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Organisme parasit adalah
organisme yang hidupnya bersifat parasitis; yaitu hidup yang selalu merugikan organisme
yang ditempatinya (hospes). Predator adalah organisme yang hidupnya juga bersifat
merugikan organisme lain (yang dimangsa). Bedanya, kalau predator ukuran tubuhnya jauh
lebih besar dari yang dimangsa, bersifat membunuh dan memakan sebagian besar tubuh
mangsanya. Sedangkan parasit, selain ukurannya jauh lebih kecil dari hospesnya juga tidak
menghendaki hospesnya mati, sebab kehidupan hospes sangat essensial dibutuhkan bagi
parasit yang bersangkutan. Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit
terhadap kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian
penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan suatu pengetahuan
tentang kehidupan organisme parasit yang bersangkutan selengkapnya. Tujuan pengajaran
parasitologi, dalam hal ini di antaranya adalah mengajarkan tentang siklus hidup parasit serta
aspek epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Dengan mempelajari siklus hidup parasit,
kita akan dapat mengetahui bilamana dan bagaimana kita dapat terinfeksi oleh parasit, serta
bagaimana kemungkinan akibat yang dapat ditimbulkannya. Selanjutnya ditunjang oleh
pengetahuan epidemiologi penyakit, kita akan dapat menentukan cara pencegahan dan
pengendaliannya.
Departemen Parasitologi FKUI didirikan tahun 1950 dengan nama bagian Parasitologi
dan Ilmu Penyakit Umum oleh Dr. Lie Kian Joe dibantu seorang asisten yaitu dr. Lie Injo
Luan Eng dan dua tenaga laboratorium yaitu Tohir dan Sudirman yang sebelumnya adalah
karyawan Bagian Patologi di bawah pimpinan Prof. G. Bras. ”Bagian Parasitologi dan
Penyakit Umum” selanjutnya berubah nama menjadi ”Bagian Parasitologi”. Antara tahun
1954-1955 direkrut beberapa biolog sebagai asisten. Tesis pertama dihasilkan pada tahun
1956. Bagian Parasitologi aktif mengembangkan penelitian dengan memulai penelitian
filariasis bekerja sama dengan Departemen Kesehatan. Hasil penelitian dipublikasikan di
jurnal nasional maupun internasional sehingga nama Bagian Parasitologi mulai dikenal dan
kemudian mendapat bantuan dari CHINA MEDICAL BOARD untuk membangun gedung
sendiri, yaitu merubah gedung pabrik candu di Salemba, sebagian dana pembangunan ini
dibantu oleh Pemerintah RI. Pada tahun 1967 dimulai kerjasama dengan Departemen
Pendidikan di Asia Tenggara (SEAMEO) dan FKUI dijadikan Regional Centre for
Community Nutrition (SEAMEO TROPMED-RCCN) dimana Bagian Parasitologi berperan
aktif dan setiap tahun stafnya diminta untuk mengajar atau menguji di Bangkok, Kuala
Lumpur, Manila dan Saigon, sebagai panitia seleksi calon penerima fellowship SEAMEO
TROPMED hingga tahun 2003. Pada tahun 1975-1976 dimulai kerjasama Bagian
Parasitologi dalam proyek, yaitu proyek Integrasi Keluarga Berencana-Pemberantasan
Penyakit Cacing dan Gizi (JOICEF) dan dilakukan di Indonesia atas kerjasama Perkumpulan
Pemberantasan Penyakit Parasitologi Indonesia (P4I) diprakarsai oleh staf senior Bagian
Parasitologi. Tahun 1979 Bagian Parasitologi mendapat Institutional Strengthening Grant,
TDR/WHO selama lima tahun, terdiri dari 2 komponen, yaitu: membangun unit imuno-
parasitologi dan Training grant yang dalam pengembangannya hingga kini menjalin
kerjasama dengan institusi asing yaitu Mill Hill University London, Imperial College
London, New England Biolab, Boston USA dan Smith College, Northampton, USA,
University of Leiden, University of Glasgow, Scottish Parasite Diagnostic Lab, UNICEF dan
CDC Atlanta. Kerjasama dalam negeri antara lain dengan puslit Biomedis Litbang Kes, dan
Departemen lain di FKUI.
Pada tahun yang sama juga dibuka program studi magister biomedik kekhususan
Parasitologi. Tahun 1988 hingga sekarang Bagian Parasitologi telah berkembang dengan
jumlah dosen tetap sebanyak 19 orang dan staf honorer / riset. Departemen Parasitologi aktif
dalam pengembangan pendidikan, riset dan pelayanan masyarakat dalam rupa disetujuinya
program studi dokter spesialis parasitologi klinik di FKUI, pengembangan riset di bidang
imunologi parasit dan infeksi oportunistik serta peningkatan kualitas layanan laboratorium
parasitologi yang terstandarisasi mengacu pada accredited Scottish Parasite Diagnostic
Laboratory, UK.
2.2 Pengertian Parasitologi
Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang semua
organisme parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini terbatas
mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi: protozoa, helminthes,
arthropoda dan insekta parasit, baik yang zoonosis ataupun anthroponosis. Cakupan
parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing parasit, serta
patologi dan epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Organisme parasit adalah
organisme yang hidupnya bersifat parasitis; yaitu hidup yang selalu merugikan organisme
yang ditempatinya (hospes). Predator adalah organisme yang hidupnya juga bersifat
merugikan organisme lain (yang dimangsa). Bedanya, kalau predator ukuran tubuhnya jauh
lebih besar dari yang dimangsa, bersifat membunuh dan memakan sebagian besar tubuh
mangsanya. Sedangkan parasit, selain ukurannya jauh lebih kecil dari hospesnya juga tidak
menghendaki hospesnya mati, sebab kehidupan hospes sangat essensial dibutuhkan bagi
parasit yang bersangkutan.
Kata parasitologi berasal dari kata parasitos yang berarti jasad yang mengambil
makanan, dan logos yang berarti ilmu. Berdasarkan istilah, parasitologi adalah ilmu yang
mempelajari organisme yang hidup untuk sementara ataupun tetap di dalam atau pada
permukaan organisme lain untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari
organisme tersebut Parasit yaitu organisme yang hidup menumpang, untuk sementara atau
terus menerus, pada permukaan atau didalam organism lain, bertujuan untuk memperoleh
perlindungan, mengambil makanan sebagian atau seluruhnya guna kelangsungan hidupnya.
Parasit ada yang bersifat patogen dan apatogen. Parasit patogen ada yang dapat menimbulkan
kelainan dan kemaian, tetapai ada juga yang tidak menampakkan gejala-gejala sakit pada
organism yang ditumpanginya, maka tanpa disadari, organisme tersebut menjadi sumber
penular penyakit dilingkungannya. Beberapa istilah penting yang perlu diketahui, antara lain :
1. Simbiose, merupakan bentuk hidup bersama dua jenis organisme yang bersifat permanen
dan tidak bisa dipisahkan. Ada beberapa jenis simbiose, yaitu :
a. Simbiose mutualisme, yaitu simbiose yang saling menguntungkan bagi kedua jenis
organisme tersebut.
b. Simbiose komensalisme, yaitu simbiose dimana satu pihak mendapat keuntungan
sedangkan yang lain tidak dirugikan.
c. Simbiose parasitisme, yaitu simbiose dimana satu jenis mendapatkan makanan dan
keuntungan, sedangkan yang lain dirugikan bahkan dibunuh.
d. Simbiose obligat, yaitu bentuk simbiose dimana parasitnya tidak dapat hidup tanpa hospes.
e. Simbiose fakultatif, yaitu simbiose dimana parasitnya dapat hidup walaupun tanpa hospes.
f. Simbiose monoksen, yaitu simbiose dimana parasitnya hanya dapat hidup pada satu spesies
hospes.
g. Simbiose poliksen, yaitu simbiose yang menghinggapi lebih dari satu spesies.
h. Simbiose parasit permanen, yaitu bnetuk simbiose dimana parasitnya selama hidupnya
tetap pada hospesnya.
i. Simbiose parasit temporer, yaitu bentuk simbiose dimana parasit pada hospesnya hanya
sewaktu-waktu.
2. Hospes, yaitu organisme yang merupakan tempat atau organisme yang dihinggapi parasit.
Dikenal ada beberapa jenis hospes,yaitu :
a. Hospes defenitif, yaitu hospes dimana terdapat parasit dalam stadium dewasa di dalam
tubuh hospes terjadi perkembangbiakan secara seksual.
b. Hospes paratenik, yaitu hospes dimana parasit hanya terdapat dalam stadium larva dan
tidak dapat berkembang menjadi stadium dewasa dan tidak terjadi perkembangbiakan parasit
secara seksual dan parasit ini dapat ditularkan kepada hospes defenitif karena parasit dalam
stadium ini merupakan stadium infektif.
c. Hospes intermediate (perantara), yaitu hospes dimana parasit di dalamnya menjadi bentuk
infektif yang siap ditularkan kepada hospes/manusia yang lain.
d. Hospes reservoir, yaitu hewan yang mengandung parasit yang sama dengan parasit
manusia dan dapat menjadi sumber infeksi bagi manusia.
e. Hospes obligat, yaitu hospes tunggal yang merupakan satu-satuny spesies yang
dapatmenjadi tuan rumah dari parasite dewasa.
f. Hospes alternatif, yaitu hospes utama yang mengandung parasit namun ada spesies lain
yang dapat sebagai hospes yang mengandung parasite dewasa.
g. Hospes insidental, yaitu bila suatu spesies secara kebetulan dapat mengandung parasit
dewasa, padahal hospes yang sesungguhnya adalah spesies lain.
3. Vektor, yaitu hewan yang di dalam tubuhnya terjadi perkembangbiakan dari parasit, dan
parasit itu dapat ditularkan kepada manusia atau hewan lainnya. Biasanya yang berperan
sebagai vektor adalah serangga.
4. Zoonosis, yaitu parasit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia. Secara umum,
pembagian parasit berdasarkan atas jenis parasit tersebut yaitu kelompok tumbuhan atau
kelompok binatang. Atas dasar ini parasit dibagi menjadi :
1. Zooparasit, yaitu parasit yang berupa makanan. Zooparasit dibagi menjadi 3 yaitu :
protozoa, metazoa (bersel banyak) seperti cacing dan arthropoda (antara lain : serangga).
2. Fitoparasit, yaitu parasit yang berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari bakteri (dianggap
tumbuhan) dan fungi/jamur.
3. Spirochaeta dan Virus. Sebagian besar ilmuwan sependapat bahwa kelompok ini tidak
dimasukkan ke dalam kelompok binatang atau tumbuhan.
Selain pembagian tersebut di atas, parasit dapat dibagi berdasarkan letak atau tempat
dimana parasit tersebut hidup. Sehingga dikenal istilah :  Endoparasit, yaitu jenis parasit
yang hidup di dalam tubuh hospes.  Ektoparasit, yaitu jenis parasit yang hidup di
luar/dipermukaan tubuh hospes. Parasitologi yang mempelajari hubungan antara manusia dan
penyebab kesakitan atau kematian bagi manusia disebut Parasitologi kedokteran (Medical
parasitologi). Penyebab kesakitan dan kematian pada manusia tesebut dapat dari protozoa,
helminthes (kelompok cacing), arthropoda, fungi (jamur) dan virus. Selain pembagian parasit
sebagaimana di atas, klasifikasi parasit dapat berdasarkan jenis organisme parasit, sehingga
pembagian parasit sebagai berikut :
1. Protozoa, parasit yang berasal dari protozoa dibagi dalam 4 kelas, yaitu : Sporozoa,
Rhizopoda, Flagellata/Mastighopora, dan Ciliata.
2. Helminthes (Helmin atau kelompok cacing), helmintes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu :
Nemathelmintes,(antara lain Nematoda dan Plathelmintes (termasuk Trematoda dan
Cestoda).
3. Fungi/Jamur
4. Arthropoda. Dimana arthropoda yang penting dalam bidang kesehatan, adalah kelas
Hexapoda (insekta) yang terdiri dari 7 ordo.
2.3 Penyakit Parasitic
Penyakit parasitic Penularan penyakit parasitic dipengaruhi 3 faktor yaitu adanya
sumber infeksi, cara penularan parasit, adanya hospes yang peka atau sensitive. Selain itu
kemampuan adaptasi alami parasit untuk menyesuaikan diri terhadap manusia selaku hospes,
kebiasaan hidup manusia dan hubungan antar manusia serta tingginya daya tahan tubuh setiap
individu manusia, mempengaruhi kesepatan terjadinya penularan penyakit parasitic.
Penyebaran parasit dari satu individu penderita ke individu yang peka dapat terjadi melalui
kontak langsung (direct contact) atau melalui kontak tidak langsung.
Pada penularan secara tidak langsung, untuk dapat menginfeksi hospes yang peka
parasit harus melewati beberapa tahap atau stadium perkembangan parasit lebih dahulu.
Misalnya dalam bentuk stadium free-living yang hidup bebas di alam, atau dalam bentuk
bentuk stadium yang hidup dalam tubuh hospes perantara lebih dahulu sebelum parasit
tumbuh menjadi stadium infektif dapat ditularkan secara kontak langsung atau secara tidak
langsung ditularkan melalui makanan, minuman, tanah, hewan vertebrata, serangga, atau dari
ibu ke bayi melalui plasenta pad waktu proses persalinan. Parasit dapat menimbulkan
penyakit dalam bentuk infeksi yaitu invasi oleh endoparasit dan infestasi (infestation) yang
disebabkan oleh ektoparasit, misalnya oleh artropoda atau parasit-parasit yang berasal dari
tanah atau tanaman. Gejala klinis infeksi parasit di pengaruhi oleh berbagai hal, yaitu jumlah
parasit yang masuk ke dalam tubuh penderita, perubahan-perubahan patologis yang terjadi,
toksin yang dihasilkan oleh parasit, jenis organ yang mengalami kerusakan, dan daya tahan
tubuh penderita. Jika terdapat keseimbangan antara parasit dan hospes, maka hospes di sebut
carier yang umumnya tidak menunjukkan gejala klinis yang nyata. Daya tahan
tubuh(imunitas) hospes dapat berupa imunitas alami yang sesuai dengan spesies, ras, atau
imunitas individual terhadap parasit , pad umumnya atau imunitas pada parasit tertentu.
Imunitas dapat bersifat absolute, namun pada umumnya lebih sering bersifat parsial.
Misalnya orang-orang berkulit hitam (negro) lebih resistan terhadap cacing tambang dan
malaria vivax dibangdingkan dengan orang kuliu putih. Anak anak dan orang berusia lanjut
umumnya rendah daya tahannya terhadap infeksi parasit.
2.4 Diagnosis Penyakit Parasitic
Diagnosis penyakit parasitic Manifesta klinis penyakit parasit seringkali bersifat
umum dengan gejala dan keluhan penderita mirip satu dengan yang lainnya. Misalnya
berbagai infeksi cacing usus menunjukkan gejala dan keluhan yang sama dan tidak spesifik
sehinga sukar diketahui parasit penyebabnya. Oleh karena itu geajala klinis penyakit parasit
tidak selalu dapat dijadikan pegangan untuk menentukan diagnosis penyakit parasitic.
Diperlikan pemeriksaan laboratorium yang tepat untuk mengetahui secara pasti parasit
penyebabnya. Penyakit parasit umumnya bersifat menahun (chronis) dan jarang
menimbulkan kematian mendadak. Kekurangan gizi dan anemia merupakan akibat sering
dialami oleh penderita. Diare yang disebabkan oleh berbagai penyakit parasit kerap kali lebih
memperberat kurang gizi sehingga menimbulkan manifestasi malnutrition yang berat.
Infeksi cacing tambang yang berat dapat menimbulkan anemia berat yang menyebabkan
turunya produktifitas kerja orang dewasa dan remaja. Ibu hamil dapat mengalami gangguan
kehamilan dan proses persalinanya, misalnya terjadinya keracunan kehamilan, abortus atau
dilahirkannya bayi sebelum waktunya (Prematur). Anak-anak penderita anemia menahun atau
kurang gizi dapat mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya.
2.5 Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Parasitic
Pencegahan dan Pengobatan penyakit parasitic Penyakit Parasitik dapat diobati
dengan tepat jika diagnosis penyebabnya diketahui dengan pasti. Obat obatan harus sesuai
dengan parasit penyebabnya karena obat anti parasit dapat menimbulkan efek samping abgi
penderitanya. Perbaikan gizi penderita harus dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
penderita sedangkan tindakan operatif dapat dilakukan jika memang di perlukan untuk
mengeluarkan parasit dari dalam jaringan tubuh penderita.Untuk mencegah penyakit parasit
kita dapat melakukan beberapa hal berikut :
a. Mengobati Penderita yang menjadi sumber infeksi.
b. Melakukan penyuluhan Kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit dan menghindari
kontak dengan parasit.
c. Menjaga kebersihan Makanan, AirMinum, Lingkungan Hidup dan lingkungan kerja, serta
membuang limbah dengan cara yang abik dan benar
d. Memberantas vector penularan penyakit
e. Mengendalikan hewan hewan yang menjadi hospes
f. Dan meningkatkan daya tahan tubuh penderita
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kata parasitologi berasal dari kata parasitos yang berarti jasad yang mengambil
makanan, dan logos yang berarti ilmu. Berdasarkan istilah, parasitologi adalah ilmu yang
mempelajari organisme yang hidup untuk sementara ataupun tetap di dalam atau pada
permukaan organisme lain untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari
organisme tersebut. Klasifikasi parasit Protozologi
a.Protozoologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel satu yang hidup sebagai
parasit pada manusia. Contoh protozoa sebagai parasit yaitu Plasmodium merupakan genus
protozoa parasit.
b.Helmintologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang parasit yang hidup pada manusia yang
berupa cacing. Nematoda merupakan jumlah spesies yang terbesar di antara cacing yang
hidup sebagai parasit pada manusia. Contoh Parasit Cacing Pita. c. Artropoda hewan dengan
kaki beruas-ruas, berukuku dan bersegmen. Istilah Arthropoda berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri dari dua kata yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki.. Contoh
parasit dari golongan serangga yaitu Kutu rambut merupakan parasit yang muncul di kepala
manusia.
Saran
Terhadap akibat dari gangguan parasit terhadap kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan
usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya. Maka dari itu, sangat diperlukan suatu
pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit yang bersangkutan selengkapnya. Serta
dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan jadi mohon untuk kritik dan sarannya
agar kami dapat memperbaiki nya
DAFTAR PUSTAKA
Zulkoni, A. (2011). Parasitologi untuk Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, dan Teknik
Lingkungan.
Anshary, H. (2019). Parasitologi Ikan:: Biologi, Identifikasi, Dan Pengendaliannya.
Deepublish.
Purba, A. M. V., Khairani, M., Purba, D. H., Yesti, Y., Manalu, A. I., Puspita,& Erdiandini, I.
(2021).
Rosdiana safar, Hj. 2009. Parasitologi kedokteran. Yrama widya.
ADAM, Syamsunir. 1992. Dasar-dasar mikrobiologi parasitologi untuk perawat. Jakarta:
EGC
M. Hasyimi. 2010. Mikrobiologi parasitologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: TIM
harty-parasitologi.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai