Anda di halaman 1dari 11

ENTOMOLOGI KESEHATAN

LALAT

OLEH :
Nama : Darius Umbu Ndilu Tikawanda
NIM : 1807010451
Kelas/semester : E/V

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Lalat”.
Dalam penyelesaian makalah ini, banyak dukungan dari berbagai pihak
baik dalam bentuk sumbangan pemikiran maupun materil. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
tulus kepada teman-teman kelompok dan segenap pihak yang terlibat di
dalamnya.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka penulis sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang
membangun. Semua ini penulis harapkan demi penyempurnaan makalah.
Semoga makalah ini dapat berguna dan menjadi referensi bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.

Kupang, September 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Taksonomi Lalat .................................................................................... 3
B. Morfologi Lalat ...................................................................................... 3
C. Bionomik Lalat ...................................................................................... 3
D. Peranan Lalat Terhadap Kesehatan ....................................................... 5
E. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit yang Ditimbulkan Lalat............ 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 7
B. Saran ...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lalat telah lama hidup berdampingan dengan manusia terutama di


lingkungan dengan sanitasi buruk dan seringkali menimbulkan masalah
kesehatan bagi manusia. Permasalahan yang ditimbulkan lalat ini nyaris
tidak mendapatkan perhatian dari pengelola program di jajaran kesehatan
dan sektor lainnya terutama masalah manajemen pengendalian penyakit
bersumber lalat ini dilihat dari kurangnya kegiatan monitoring dan
surveilans keberadaan lalat di masyarakat. Beberapa aturan dan panduan
teknis sudah dibuat untuk mengatasi permasalahan lalat ini. Namun
demikian, belum banyak ditemukan aktivitas konkret terkait penyelesaian
masalah pengendalian lalat.
Lalat merupakan vektor foodborne diseases antara lain, diare, disentri,
muntaber, typhus dan beberapa spesies dapat menyebabkan myiasis.
Aktivitas transmisi agen patogen dari lalat ke manusia sangat ditentukan
oleh kemampuan lalat dalam memindahkan agen infeksius kepada inangnya
atau yang biasa disebut dengan vector competence. Lalat memindahkan
agen penyakit dengan mengkontaminasi makanan yang dihinggapinya,
melalui muntahan, kotoran, maupun hanya memindahkan kuman yang
berada di permukaan tubuhnya. Lalat penyebab myiasis meletakkan telur
pada luka sehingga saat menetas larva masuk ke dalam luka dan
menimbulkan luka yang lebih besar (wound myiasis). Masih tingginya
kasus penyakit foodborne di Indonesia menjadi tugas berat bagi pemerintah
dan Kementerian Kesehatan sebagai leading sector dalam pengendalian
penyakit ini. Sayangnya, hingga saat ini masalah pengendalian vektor lalat
masih belum menjadi prioritas bagi program.
Kondisi saat ini, progam kesehatan telah melakukan program pengendalian
vektor terpadu yang dilaksanakan oleh Direktorat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tular Vektor (P2PTVZ), Kementerian Kesehatan
RI. Berdasarkan metode yang dilakukan hanya terkonsentrasi kepada
modifikasi dan manipulasi tempat perindukan, pemberantasan sarang
nyamuk, metode pengendalian alami nyamuk, dan pengendalian kimia yang
masih fokus pada nyamuk. Adapun di beberapa penjelasan terkait
pengendalian vektor terpadu tersebut termasuk upaya pengendalian lalat,
namun proporsi kegiatan sebagian besar masih diprioritaskan pada kegiatan
pengendalian nyamuk sebagai vektor malaria, Demam Berdarah Dengue
(DBD), dan filariasis.

1
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana taksonomi lalat?
2. Apa saja morfologi lalat?
3. Bagaimana bionomik lalat?
4. Apa saja peranan lalat terhadap kesehatan?
5. Bagaimana pencegahan dan pengobatan penyakit yang ditimbulkan
lalat?
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui taksonomi lalat?
2. Mengetahui morfologi lalat?
3. Mengetahui bionomik lalat?
4. Mengetahui peranan lalat terhadap kesehatan?
5. Mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit yang
ditimbulkan lalat?

2
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lalat memiliki tubuh beruas-ruas dengan tiap bagian tubuh terpisah dengan
jelas. Anggota tubuhnya berpasangan dengan bagian kanan dan kiri simetris, dengan
ciri khas tubuh terdiri dari 3 bagian yang terpisah menjadi kepala, thoraks dan
abdomen, serta mempunyai sepasang antena (sungut) dengan 3 pasang kaki dan 1
pasang sayap (Menkes RI No.50, 2017).
Metamorfosis sempurna yang dialami lalat adalah sebagai berikut: Stadium
telur, stadium larva, stadium kepompong dan terakhir stadium dewasa. Siklus ini
bervariasi bergantung pada keadaan lingkungan perkembangbiakannya. Waktu yang
dibutuhkan lalat menyelesaikan siklus hidupnya dari sejak masih telur sampai dengan
dewasa antara 12 sampai 30 hari.
Lalat dapat berperan sebagai vektor penyakit secara mekanis karena memiliki
bulu-bulu halus disekujur tubuhnya dan suka berpindah-pindah dari suatu makanan
(biasanya bahan organik yang membusuk ataupun kotoran) ke makanan lain, untuk
makan dan bertelur.
Beberapa strategi pengendalian tradisional dan sederhana misalnya
menggunakan perangkap yang berisi umpan organik berbahan protein, yeast dan
insektisida alami dianggap mampu setidaknya mengendalikan melonjaknya populasi
lalat pada suatu musim tertentu yang menjadi puncak pertumbuhan populasi lalat di
suatu wilayah..

7
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/356/3/13.%20BAB%202.pdf

https://slideplayer.info/slide/3189796/

http://repository.unimus.ac.id/992/3/BAB%20II%20Lalat.pdf

Anda mungkin juga menyukai