Anda di halaman 1dari 12

HIPERTENSI

KELOMPOK 2
DEFINISI
Menurut WHO (2013), hipertensi didefinisikan sebagai
keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan
diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi sering kali disebut sebagai
pembunuh gelap (silent killer)
ETIOLOGI HIPERTENSI

HIPERTENSI PRIMER HIPERTENSI SEKUNDER


ATAU ESENSIAL ATAU NON ESENSIAL

GENETIK Hipertensi Sekunder adalah


JENIS KELAMIN DAN USIA hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit lain yaitu kerusakan
DIET
ginjal, diabetes, kerusakan
BERAT BADAN vaskuler dan lain-lain
GAYA HIDUP
GEJALA HIPERTENSI

Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung
berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.
Jika hipertensinya berat atau sudah berlangsung lama dan tidak mendapat pengobatan, akan
timbul gejala seperti: sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, terengah-engah,
pandangan mata kabur dan berkunang-kunang. Terjadi pembengkakan pada kaki dan
pergelangan kaki, keluar keringat yang berlebihan, kulit tampak pucat dan kemerahan, denyut
jantung yang kuat, cepat dan tidak teratur. Kemudian muncul gejala yang menyebabkan
gangguan psikologis seperti: emosional, gelisah dan sulit tidur
KOMPLIKASI HIPERTENSI

STROKE GAGAL GINJAL


Gangguan fungsional otak fokal maupun global merupakan suatu keadaan klinis kerusakan

akut, lebih dari 24 jam yang berasal dari ginjal yang progresif dan irreversible dari

gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan berbagai penyebab, salah satunya pada bagian

oleh gangguan peredaran darah yang menuju ke kardiovaskular

ENSEFALOPATI
INFARK MIOKARDIUM
Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama
dapat terjadi apabila arteri koroner yang
pada hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat
arterosklerotik tidak dapat mensuplai cukup
cepat). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini
oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan
trombus yang menyumbat aliran darah melalui
mendorong ke dalam ruang intersitium diseluruh
pembuluh tersebut
susunan saraf pusat.
EPIDEMIOLOGI
BERDASARKAN ORANG
Hipertensi lebih sering terjadi pada pria usia 31 BERDASARKAN WAKTU
tahun ke atas sedangkan pada wanita terjadi Para penderita penyakit hipertensi berdasakan
pada usia 45 tahun (setelah menopause). waktu berbeda setiap tahunnya. Studi morbiditas
Survei Kesehatan Rumah Tanggga (SKRT, 2001),
BERDASARKA TEMPAT menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi
Berdasarkan Riskesdas (2013), prevalensi mengalami peningkatan
hipertensi di Indonesia adalah 26,5%, prevalensi dari 96 per 1000 penduduk pada tahun 1995, naik
mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar menjadi 110 per 1000 penduduk tahun 2001.
31,7%. Provinsi yang paling tinggi adalah Bangka Berdasarkan laporan Riskesdas 2007 prevalensi
Belitung (30,9%), diikuti Kalimatan Selatan hipertensi di Indonesia 31,7 % dari total
(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat penduduk dewasa, sedangkan tahun 2013
(29,4%) dan prevalensi yang paling kecil adalah mengalami penurunan menjadi 26,5%.
Papua (16,8%).
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk
umur 18 tahun keatas tahu 2007 di Indonesi adalah sebesar 31.7%. menurut provinsis
prevalensi tertinggi di Kalimantan Selatan dan terendah di Papua Barat. Sedangkan,
jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 5.9% (31.7% menjadi
25.8%)
Berdasarkan table diatas prevalensi hipertensi berdasarkan jenis
kelamin tahun 2007 dan 2013 prevalensi perempuan lebih
tinggi dibanding laki-laki.
FAKTOR RISIKO

FAKTOR YANG TIDAK FAKTOR YANG DAPAT


DAPAT DIUBAH DIUBAH

KONSUMSI GARAM
UMUR
KONSUMSI LEMAK JENUH
JENIS KELAMIN
ALKOHOL
KETURUNAN ATAU
GENETIKA OBESITAS
OLAHRAGA
STRESS
MEROKOK
PATOFISIOLOGI
Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah
Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai dengan
penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis merupakan proses
multifaktorial. Terjadi inflamasi pada dinding pembuluh darah dan terbentuk
deposit substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai
substansi lainnya dalam lapisan pembuluh darah.

Sistim rennin-angiotensin
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Angiotensin II inilah
yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi
utama yaitu: meningkatkan sekresi Anti-Diuretic Hormone (ADH) dan rasa haus,
dan menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.

Sistim saraf simpatis


Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di
otak
PENCEGAHAN DAN
PENGOBATAN
PENGOBATAN NON OBAT

PENGOBATAN DENGAN OBAT-


TIDAK MEROKOK OBATAN
KURANGI KONSUMSI GARAM
PERTAHANKAN BERAT BADAN

KURANGI GARAM
HINDARI KONSUMSI ALKOHOL
HINDARI MINUMA BENSUNDAODA
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai