Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Penyakit Infeksi Karena Cacing”

DOSEN PENGAMPU:
N

DISUSUN OLEH :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES ALIFA PADANG


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 27 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Defenisi Penyakit Infeksi Karena Cacing...............................................................3


B. Epidemiologi Penyakit Infeksi Karena Cacing......................................................4
C. Etiologi Penyakit Infeksi Karena Cacing...............................................................5
D. Patofisiologi Penyakit Infeksi Karena Cacing........................................................7
E. Promotif dan Preventif Penyakit Infeksi Karena Cacing.......................................7
F. Penatalaksanaan Gizi..............................................................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................................9

A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi cacing atau kecacingan merupakan permasalahan kesehatan
masyarakat yang utama di negara miskin atau negara berkembang, dan
menempati urutan tertinggi pada angka kesakitan yang ditimbulkan pada anak
usia sekolah. Terjadinya infeksi tidak hanya bergantung pada kondisi
lingkungan ekologi suatu wilayah saja, tetapi juga bergantung pada kondisi
sosial ekonomi masyarakat setempat (Bethony et al., 2004). Di Indonesia
sendiri penyakit kecacingan menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia.

Prevalensi penyakit kecacingan masih tinggi, yaitu 60%-70%.


Tingginya prevalnsi ini disebabPkan oleh iklim tropis dan kelembaban udara
tinggi di Indonesia, yang merupakan lingkungan yang baik untuk
perkembangan cacing, serta kondisi sanitasi dan higienitas yang buruk
(Departemen Kesehatan, 2004) . Kecacingan ditimbulkan oleh berbagai cacing
yang berada di dalam rongga usus yang kemudian akan menyebabkan infeksi
dalam tubuh manusia. Cacing yang berada di dalam rongga usus biasanya
adalah kelas nematoda usus. Dari kelas nematoda yang seringkali dijumpai di
Indonesia antara lain Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura
(cacing cambuk), Ancylostoma duodenale dan Necator americanus (cacing
tambang) (Husada, 2006). Pada kasus ringan kecacingan tidak menimbulkan
gejala yang nyata, namum untuk kasus infeksi berat bisa berakibat fatal. Pada
kasus infeksi cacing gelang, larva dapat menimbulkan hepatitis, askariasis
pneumonia, juga kutaneus, yaitu sakit edema pada kulit, terhadap anak-anak
dapat mengakibatkan kejang-kejang, meningitis, juga dapat menimbulkan
kelumpuhan dari anggota badan. Sementara untuk kasus cacing cambuk dalam
kondisi infeksi berat, hampir pada sebagian besar permukaan usus besar dapat
ditemukan cacing jenis ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Infeksi Karena Cacing?
2. Bagaimana Epidemilogi Penyakit Infeksi Karena Cacing?
3. Apa saja Etiologi Penyakit Infeksi Karena Cacing?
4. Apa saja Patofisiologi Penyakit Infeksi Karena Cacing?
5. Apa saja Promotif dan Preventif Penyakit Infeksi Karena Cacing?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Gizi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Penyakit Infeksi Karena Cacing.
2. Untuk mengetahui bagaimana Epidemilogi Penyakit Infeksi Karena Cacing
3. Untuk mengetahui apa saja Etiologi Penyakit Infeksi Karena Cacing.
4. Untuk mengetahui apa saja Patofisiologi Penyakit Infeksi Karena Cacing.
5. Untuk mengetahui apa saja Promotif dan Preventif Penyakit Infeksi Karena
Cacing.
6. Untuk mengetahui bagaimana Penatalaksanaan Gizi

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini untuk penulis yaitu meningkatkan
pemikiran kritis, belajar berpikir sistematis, belajar bertanggung jawab dengan
sumber yang dicantumkan, lebih peka terhadap permasalahan di lingkungan
sekitar dan dapat menambah pengetahuan. Manfaat penulisan makalah ini untuk
pembaca yaitu untuk menambah wawasan pembaca mengenai permasalahan
yang dibahas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Penyakit Infeksi Karena Cacing


Penyakit cacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
cacing yang hidup sebagai parasit didalam tubuh manusia. Seseorang dapat
terinfeksi penyakit kecacingan ketika telur, atau larva masuk ke dalam tubuh,
menjadi cacing dewasa dan bertelur didalam tubuh. Seseorang dapat dengan
mudah terinfeksi oleh cacing ketika hidup dalam lingkungan yang tidak bersih,
memiliki sanitasi yang buruk, dan kebiasaan yang tidak higienis. Definisi infeksi
kecacingan menurut WHO (2011) adalah sebagai infestasi satu atau lebih cacing
parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda usus.

Penyakit cacingan merupakan salah satu masalah terbesar yang


berdampak pada jutaan anak sekolah dasar. Cacing parasit tersebut
mengonsumsi nutrisi anak yang di inanginya, yang bisa menyebabkan malnutrisi
atau keterlambatan dalam tumbuh dan berkembang. Cacing parasit juga dapat
merusak jaringan organ tubuh ditempat yang ditinggali, yang mana dapat
menyebabkan sakit perut, diare, obstruksi usus, anemia, ulcer, dan masalah
kesehatan lainnya. Masalah tersebut bisa berdampak pada pembelajaran anak
dan memperlambat perkembangan kognitifnya, yang berujung memiliki
performa yang buruk dalam penerimaan pelajaran di sekolah. Tidak jarang juga
jika infeksi menahun dan berat dapat berakibat kematian, jika penanganan tidak
dilakukan dengan cepat. Sangat perlu 6 diperhatikan bahwa stunting pada anak
yang diakibatkan oleh penyakit cacingan tidak dapat dideteksi dengan mudah
karena gejala memburuk berangsur pada waktu yang semakin lama dan sering
diremehkan oleh masyarakat. Penyakit cacingan dapat merusak kenyamanan dan
potensi belajar dari jutaan anak di berbagai negara berkembang.

Penyakit cacingan dapat dibedakan dari penyebab infeksi lainnya seperti


bakteri dan virus. Mengetahui perbedaan ciri-ciri gejala tersebut dapat

3
memudahkan dan membuat tenaga kesehatan dapat mengobati secara efektif13.
Diantaranya, yaitu:

a) Cacing usus dewasa tidak dapat menginfeksi manusia secara langsung,


melainkan telur atau larva yang masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau
masuk melewati mulut, tergantung dari spesies.
b) Cacing usus berangsur-angsur bertambah banyak di dalam tubuh inangnya
seiring bertambahnya waktu. Jadi onset dari penyakit ini berjalan pelan dan
sering tidak terdeteksi. Ketika seseorang yang terinfeksi cacing mencapai
tingkatan sedang ke berat, gejala dari penyakit kronik akan muncu.
c) Keparahan dari penyakit yang disebabkan oleh cacing usus tergantung dari
jumlah cacing didalam tubuh, dan umur seseorang yang terinfeksi.
d) Ada beberapat obat yang dapat membunuh beberapa spesies dari cacing usus
dengan menggunakan single dose. Terinfeksi ulang juga sering terjadi.
Karena hanya dengan perawatan obat tanpa memperbaiki 7 sanitasi dan
kebersihan lingkungan pasien tidak akan memutus penyebaran penyakit
cacingan
e) Penyakit cacingan tidak tersebar dengan rata di dalam suatu komunitas.
Sebagai contoh, dari semua kecacingan yang berjumlah 70 persen, mungkin
hanya terdeteksi 30 persen dari suatu komunitas.

B. Epidemiologi Penyakit Infeksi Karena Cacing

Epidemiologi kecacingan adalah gambaran tentang distribusi (tempat,


orang dan waktu) dan determinan (faktor utama) terjadinya penyakit kecacingan
dalam suatu populasi. Berdasarkan etiologi (kausa) suatu penyakit infeksi dan
penyakit non infeksi, penyakit kecacingan ini diklasifikasikan sebagai penyakit
infeksi atau merupakan mikroorganisme penyebab penyakit yang dapat
ditularkan (Communicable Diseases-biological agents). Dan berdasarkan durasi
kejadian akut, sub akut-sub kronik dan kejadian kronik, penyakit kecacingan ini
biasanya digolongan sebagai penyakit kronik yaitu diatas 3 bulan baru ditahu
gejala gejalanya, sehingga spektrum penyakitnya atau luas penyakitnya biasa

4
endemik. Penyebaran karakteristik manifestasi penyakit kecacingan dengan
gejala kliniknya lebih banyak ditemukan tampa gejala, namun kejadiannya
sudah masuk dalam kondisi akut maka manifestasi kliniknya akan semakin jelas.

C. Etiologi Penyakit Infeksi Karena Cacing


a) Iklim
Infeksi cacing dengan keadaan iklim tropis dan subtropis sangat sesuai
untuk perkembangan telur cacing. Suhu optimal untuk telur Ascaris
lumbricoides berkisar 25-30oC 22 .
b) Jenis Tanah
Infeksi cacinga yang ditularkan oleh tanah sebenarnya memiliki
karakteristik yang ampir sama. Kondisi tanah yang lembap memungkinkan
telur Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura berkembang biak dengan
cepat. Tanah berpasir yang gembur di daerah pedesaan dan pertambangan
sangat sesuai untuk pertumbuhan larva Necator americanus dan
Ancylostoma duodenale. Kondisi tanah yang kering dan berdebu juga bisa
menyebabkan telur terbawa angin sehingga penularan kecacingan lebih
mudah terjadi antara orang yang satu dengan yang lainnya.
c) Kondisi Sanitasi Lingkungan
Pembuangan tinja yang tidak layak akan mengakibatkan pencemaran
lingkungan. Kontaminasi ini terjadi pada air, tanah sehingga dapat menjadi
sumber infeksi dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan. Berbagai
macam kuman penyakit yang penularannya berasal 13 dari tinja dan air seni
manusia melaluai tanah seperti bakteri, virus, dan cacing parasit.
d) Pengetahuan
Siswa yang memiliki pengetahuan baik dapat menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat dengan benar. Anak sekolah dengan pengetahuan yang
kurang baik memiliki risiko terinfeksi kecacingan lebih besar daripada anak
sekolah dengan pengetahuan yang baik. Disamping itu, pengetahuan yang
baik pada ibu juga berpengaruh terhadap kondisi lingkungan rumah
sehingga terjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan keluarganya. Hal ini

5
sesuai dengan penelitian yang menyebutkan risiko kecacingan akan lebih
rendah jika ibu memiliki tingkat pengetahuan yang baik.
e) Kebiasaan Mencuci Tangan
Cuci tangan menggunakan sabun dengan benar merupakan salah satu
indikator perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat
ini perlu diperhatikan karena aktivitas anak sekolah dasar yang lebih banyak
bermain di luar akan berisiko lebih tinggi untuk terkena kecacingan.
f) Kebersihan Memotong Kuku
Kebersihan perorangan sangat penting untuk pencegahan dari berbagai
macam penyakit. Memotong kuku merupakan kegiatan dalam upaya untuk
pencegahan masuknya penularan cacing dari tangan ke mulut. Kuku
sebaiknya dipotong pendek bersih karena kondisi kuku tidak pendek bersih
memiliki risiko lebih besar untuk terinfeksi 14 kecacingan. Hal ini
disebabkan karena jari tangan yang kotor akan membawa telur cacing
masuk ke mulut melalui makanan.
g) Ketersediaan Jamban Beserta Kebersihannya
Penggunaan jamban keluarga merupakan salah satu dari penanggulangan
penyebaran kecacingan. Terjadinya infeksi baru dan infeksi berulang
banyak disebabkan oleh tercemarnya tanah oleh tinja penderita. Anak
dengan kebiasaan defekasi di kebun atau halaman berisiko 2,9 kali lebih
besar dibanding anak dengan kebiasaan defekasi di WC/jamban25 . h)
h) Ketersediaan Air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan utama manusia untuk mencuci pakaian


dan untuk konsumsi air minum. Air yang kotor dapat mengandung banyak
parasit salah satunya adalah telur maupun larva cacing.

i) Penggunaan Alas Kaki


Penggunaan alas kaki tidak hanya sekedar melindungi kaki dari bahaya
benda tajam akan tetapi juga untuk mencegah masuknya telur maupun larva
cacing ke dalam tubuh manusia.

6
D. Patofisiologi Penyakit Infeksi Karena Cacing
a) Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) Gangguan yang disebabkan cacing
dewasa biasanya ringan. Kadang-kadang penderita mengalami gejala
gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau
konstipasi. Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi
sehingga memperberat keadaan malnutrisi. Efek yang serius terjadi bila
cacing-cacing ini menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus
(ileus).
b) Cacing Cambuk (Trichuris trichiura) Cacing dewasa lebih banyak ditemukan
di sekum tetapi dapat juga berkoloni di dalam usus besar. Cacing ini dapat
menyebabkan inflamasi, infiltrasi dan kehilangan darah (anemia). Pada
infeksi yang parah dapat menyebabkan prolaps rektum dan defisiensi nutrisi.
c) Cacing Tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) Larva
cacing menembus kulit akan menyebabkan reaksi eritematosa. Larva di paru-
paru akan menyebabkan pendarahan, eosinofilia, dan pneumonia.
Kehilangan banyak darah dapat menyebabkan anemia.

E. Promotif dan Preventif Penyakit Infeksi Karena Cacing


Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah infeksi
penyakit cacingan, antara lain:

a) Cuci tangan secara teratur, terutama setelah buang air, mengganti popok
bayi, sebelum memasak, dan sebelum makan.
b) Simpan daging mentah dan ikan dengan baik, kemudian masak hingga
matang.
c) Cuci buah dan sayur dengan benar sebelum dikonsumsi.
d) Berikan obat cacing untuk binatang peliharaan, seperti kucing dan anjing,
secara berkala.
e) Berikan obat cacing untuk anak
f) Hindari berjalan tanpa alas kaki dan menyentuh tanah atau pasir tanpa
sarung tangan.
g) Gunting kuku secara teratur dan hindari menggigit

7
Sementara itu, bila Anda terkena infeksi cacing, ada beberapa hal yang
bisa Anda lakukan untuk mempercepat penyembuhan dan menghindari
penyebaran telur cacing, antara lain:

a) Basuh bagian anus pada pagi hari untuk mengurangi jumlah telur cacing,
karena cacing biasa bertelur pada malam hari.
b) Ganti pakaian dalam dan seprai setiap hari selama terinfeksi.
c) Cuci pakaian tidur, seprai, pakaian dalam, dan handuk dengan air panas
untuk membasmitelur cacing.
d) Hindari menggaruk daerah di sekitar anus yang gatal.

F. Penatalaksanaan Gizi

Sejumlah parasit dapat masuk ke tubuh melalui makanan, tak terkecuali


cacing penyebab infeksi seperti cacing gelang Trichinella. Perpindahan cacing
parasit penyebab infeksi cacingan tersebut umumnya lebih sering terjadi di
negara-negara berkembang, di mana tingkat sanitasi masih terbilang rendah.

Agar tidak terinfeksi cacing dan harus merasakan dampak yang sangat
merugikan bagi kesehatan, perlu memberikan perlindungan yang optimal
dengan menjaga kebersihan makanan. Karena parasit dan cacing dapat
menginfeksi sumber makanan yang biasa kita konsumsi, seperti:

a) Ikan, kepiting, dan hewan laut jenis moluska (cumi-cumi, gurita dan
kerang-kerangan)
b) Daging merah (sapi, kambing, unggas)
c) Sayuran yang tumbuh di air (kangkung, tanaman selada air seperti sawi
atau kubis) atau sayuran yang tumbuh di tanah yang terkontaminasi telur
cacing

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit cacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
cacing yang hidup sebagai parasit didalam tubuh manusia. Seseorang dapat
terinfeksi penyakit kecacingan ketika telur, atau larva masuk ke dalam tubuh,
menjadi cacing dewasa dan bertelur didalam tubuh.

Penyakit cacingan merupakan salah satu masalah terbesar yang


berdampak pada jutaan anak sekolah dasar. Cacing parasit tersebut
mengonsumsi nutrisi anak yang di inanginya, yang bisa menyebabkan malnutrisi
atau keterlambatan dalam tumbuh dan berkembang. Cacing parasit juga dapat
merusak jaringan organ tubuh ditempat yang ditinggali, yang mana dapat
menyebabkan sakit perut, diare, obstruksi usus, anemia, ulcer, dan masalah
kesehatan lainnya.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangannya, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini lebih
baik kedepannya lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai