Kajian Teoritis
A. Self Confidence
1. Pengertian
Percaya diri berasal dari bahasa Inggris yakni self confidence yang
artinya percaya pada kemampuan, kekuatan dan penilaian diri sendiri. Jadi dapat
dikatakan bahwa penilaian tentang diri sendiri adalah berupa penilaian yang
positif. Individu akan termotivasi dan lebih mau menghargai dirinya jika
individu tersebut memiliki penilaian positif terhadap dirinya (dalam Rais, 2022).
Bandura ( dalam Hendriana, Slamet & Sumarmo, 2014) mendefinisikan
self confidence sebagai persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri yang
mengarahkan motivasi dan sumber dayanya untuk diaplikasikan dalam tindakan
yang sesuai dengan tugas yang diminta. Menurut Taylor (Wahyuni, 2014) self-
confidence merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki
untuk menampilkan perilaku tertentu atau untuk mencapai target tertentu.
Percaya diri atau self confidence adalah aspek kepribadian yang penting pada
diri seseorang. Tidak adanya kepercayaan diri pada seseorang maka akan banyak
menimbulkan masalah pada diri seseorang tersebut. (dalam Syam & Amri,
2017) Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan adanya kepercayaan
diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi yang ada di dalam
dirinya.
Kepercayaan diri merupakan dasar dari motivasi diri untuk berhasil.
Agar termotivasi seseorang harus percaya diri. Banyak orang yang mengalami
kekurangan tetapi bangkit melampaui kekurangan sehingga benar benar
mengalahkan kemalangan dengan mempunyai kepercayaan diri dan motivasi
untuk terus tumbuh (dalam Vandini, 2015). Sumarmo mengemukakan bahwa
kepercayaan diri (self confidence) merupakan suatu sikap atau perasaan yakin
atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu
cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk melakukan hal-
hal yang disukainya, dan bertanggung jawab atas tindakannya, hangat dan sopan
dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta
mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya.
Seseorang yang percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan
yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik, merasa berharga,
mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya,
mempertimbangkan berbagai pilihan, serta membuat keputusan sendiri
merupakan perilaku yang mencerminkan percaya diri. Pengertian secara
sederhana dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap gejala
aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut
membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan hidupnya.
b. Mempunyai Pendirian
Dengan melihat pencapaian orang lain, Pada saat oranglain sudah berhasil
mencapai goalsnya masing-masing jangan merasa rendah diri, melainkan
jadikan itu sebuah trigger untuk memotivasi kita bahwa kita harus berusaha
lebih keras lagi, lebih giat lagi untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Menurut Hakim (2002) percaya diri tidak muncul begitu saja pada
rasa percaya diri yang kuat pada seseorang terjadi melalui empat proses
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah, pengaruh yang berasal dari dalam diri sendiri
yang terdiri dari :
1) Konsep Diri
2) Persepsi
3) Physical (fisik)
4) Penampilan
Selera cara berpakaian setiap orang berbeda-beda
tergantung oleh faktor lingkungan dan juga budaya. Tetapi hal
yang terpenting adalah berpenampilan yang rapih dan juga
sesuai dengan selera masing – masing. Karna penampilan
merepresentasikan karakter dari setiap orang. Jika
berpenampilah rapih maka akan menunjukan karakter orang
yang terorganisir, begitu juga sebaliknya jika penampilannya
berantakan.
5) Aktualisasi Diri
b. Faktor Eksternal
1. Pengertian
Menurut Adler (dalam Dewi, dkk, 2013) gaya hidup adalah prinsip-
prinsip yang ada pada diri seseorang, di mana prinsip itu dapat memperjelas
keunikan dari seseorang. Gaya hidup juga dapat diartikan sebagai cara hidup
yang diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu
mereka untuk melakukan aktivitas yang mereka anggap penting di dalam
lingkungannya dan apa saja yang mereka pikirkan mengenai diri mereka
serta keadaan sekitarnya.
Hedonisme dalam bahasa Yunani yang berarti “kegembiraan” adalah
filosofi yang mengatakan bahwa kesenangan adalah tujuan terbesar dan
pengejaran yang utama dalam kehidupan. Dalam hal ini kesenangan
merupakan satu-satunya hal baik bagi manusia dan membenarkan berbagai
tindakan yang didasarkan kepada berapa banyak kesenangan yang di dapat
dan berapa banyak rasa sakit yang di dapat, jadi seorang hedonis bekerja
keras untuk mendapatkan kesenangan total (dalam Dewi, dkk, 2013).
Hedonisme merupakan suatu faham mengenai hidup yang meyakini bahwa
kebahagiaan dan kenikmatan adalah tujuan dari hidup manusia. Faham ini di
dasari oleh istilah, manusia hanya hidup sekali “you only live once”, jadi
nikmatilah hidup dengan penuh kebahagiaan dan lakukanlah apa yang kamu
inginkan. Dari pandangan hedonisme tersebut lahirlah gaya hidup
hedonisme.
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa kecenderungan
gaya hidup hedonis adalah suatu pola gaya hidup yang dimaksudkan untuk
mencari kesenangan dan kepuasan serta menghindari kesengsaraan dan
kesakitan, kesenangan dan kepuasan tersebut merupakan tujuan yang utama
dari hidup seseorang.
2. Dimensi Gaya Hidup Hedonime
Menurut Engel, dkk (dalam Putri, 2017) aspek-aspek gaya hidup hedonis
yaitu: AIO (Activities, Interest dan Opinion)
a. Aktivitas yang dimaksud dalam aspek ini adalah bagaimana cara
individu menggunakan waktunya yang berwujud tindakan nyata yang
dapat dilihat seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah,
lebih banyak membeli barang yang kurang diperlukan, ataupun pergi
ke pusat perbelanjaan.
b. Minat dalam aspek ini adalah tingkat kesenangan yang timbul secara
khusus.
c. Opini menurut Assael (Harjanti, 2011) dimaksudkan sebagai yang
dipikirkan tentang dirinya dan dunianya.
3. Dinamika Gaya Hidup Hedonisme
penelitian ini, maka kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini seperti
gaya hidup hedonism dapat mempengaruhi persepsi self confidence. Gaya hidup
hedonisme merupakan variabel bebas (X) dan persepsi self confidence pada
E. Hipotesis
H0: Tidak ada hubungan antara gaya hidup hedonisme dengan self confidence
pada remaja akhir.
H1: Ada hubungan antara gaya hidup hedonisme dengan self confidence pada
remaja akhir.
Referensi