DAFTAR ISI.................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.4 Tujuan ...................................................................................................... 3
BAB II TUJUAN PUSTAKA ........................................................................ 4
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 5
B.1 Ciri - ciri individu yang memiliki kepercayaan diri ................................ 5
B.2 Ciri – ciri individu yang memiliki kepercayaan diri yang rendah ........... 6
B.3 Manfaat membangun kepercayaan diri ................................................... 7
B.4 Cara meningkatkan kepercayaan diri ...................................................... 7
B.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepercayaan diri ........ 8
B.6 Cara menciptakan mindset dalam meningkatkan kepercayaan diri ........ 9
B.7 Tips untuk tampil percaya diri ................................................................ 11
BAB IV PENUTUPAN ................................................................................. 14
2.1 Kesimpulan .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai, adalah :
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mengatakan bahwa kepercayaan diri itu diawali oleh konsep diri. Menurut Centi
(1993:9) konsep diri adalah gagasan seseorang tentang diri sendiri, yang memberikan
gambaran kepada seseorang mengenai dirinya sendiri. Sullivan (dalam Bastaman,
1995:123) mengatakan bahwa ada dua macam konsep diri yaitu, konsep diri positif dan
konsep diri negatif. Konsep diri yang positif terbentuk karena seseorang secara terus
menerus sejak lama menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan
penghargaan. Sedangkan konsep diri yang negatif dikaitkan dengan umpan balik
negatif seperti ejekan dan perendahan.
Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri
sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk
melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan
dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal
kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang
mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri
(toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.
Percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita
inginkan dan butuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri,
sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa percaya diri (Self
confidence) merupakan adanya sikap individu yakin akan kemampuannya sendiri untuk
bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin
pada tindakannya, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh
orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri: toleransi, tidak
memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil keputusan atau mengerjakan
tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta memiliki dorongan prestasi yang kuat.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Berkembangnya kepercayaan diri yang mantap bukan sebagai sesuatu yang sifatnya
bawaan, melainkan terbentuk dari hasil belajar dan berinteraksi dengan lingkunganya.
Lingkungan memberikan kontribusi yang besar bagi berkembangnya kepercayaan diri
seseorang. Umpan balik yang posistif akan menimbulkan rasa percaya diri, dan sebaliknya
umpan balik yang seringkali negatif akan menyebabkan kurangnya kepercayaan diri.
Rasa percaya diri yang tinggi akan dapat menimbulkan rasa nyaman dalam pergaulan,
karena tidak ada rasa cemas yang selalu muncul. Selain itu, individu dengan rasa percaya diri
yang tinggi akan merasa hidupnya penuh dengan dinamika karena banyak orang yang bisa
diajak berbagi.
Pengenalan terhadap diri sendiri melalui pemahaman yang baik atas kelebihan dan
kelemahan diri menjadi dasar bagi timbulnya kepercayaan diri. Mengetahui kelebihan
yang di miliki secara baik, akan menjadi dasar bagi individu untuk mengembangkan
rasa percaya diri secara baik dan mengembangkan cara pandang yang positif terhadap
diri sendiri dan orang lain serta situasi luar dirinya.
5
B.2. ciri-ciri individu yang memiliki kepercayaan diri yang
rendah
1. Menampakkan rasa malu yang tinggi
Rasa malu yang tinggi bisa muncul pada diri seseorang diantaranya karena individu
merasa bahwa gambaran fisiknya tidak seidean yang diinginkan,karena lingkungan
keluarga yang tidak memberikan kesempatan untuk berkemban, karena adanya
pengalaman yang tidak menyenangkan, karena merasa kalah ketika diperbandingkan
dengan orang laindan karena merasa tidak mampu memenuhi cita-cita lingkungan
mengenai gambaran manusia ideal. Orang yang biasanya pemalu cenderung terfokus
pada diri sendiri, menutup diri, merasa khawatir dan tidak nyaman dalam situasi yang
melibatkan kontrak antar pribadi.
4. Terpaku pada pandangan bahwa diri tidak layak dan tidak mampu bergaul
sehingga melupakan segi-segi positif yang sebenarnya ada pada diri.
Selalu menempatkan dirinya sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak
mampu.
6
B.3. Manfaat membangun kepercayaan diri
Manfaat yang di dapat dalam mengembangkan kepercayaan diri adalah :
1. Dapat menjadikan kita seseorang yang menghargai waktu karena waktu tidak dapat di
beli dan tidak dapat datang untuk kesekian kali nya maka gunakanlah waktu dengan
sebaik- baiknya.
2. Hidup kita akan terkontrol jika kita memiliki management hidup yang baik maka kita
akan mengetahui bagaimana cara kita memperlakukan waktu dengan sebaik-baiknya
tanpa membuang waktu dengan percuma.
3. Memiliki pandangan hidup yang luas tentang bagaimana kita nantinya, mau jadi apa
kita nantinya dan hidup tidak akan terbuang sia-sia karena kita sudah mempunyai
planning kedepan, untuk menjadikan hidup kita menjadi sukses karena management
yang kita bangun dengan sebaik mungkin.
Maka hargailah hidup dengan sebaik-baiknya,Karena apa yang kita di lakukan di kehidupan
sekarang maka akan di tuai di kehidupan nantinya, maka isi kehidupan dengan hal yang
positive, jauhi perilaku yang dapat menjadikan diri kita menyesal di hari nantinya karena kita
tidak bisa memanagementkan waktu dengan sebaik mungkin dan menjadikan tiap hari mu
menyenangkan, dan juga bermanfaat untukmu di kemudian hari.
2. Belajar masuk dalam suatu pergaulan khususnya situasi baru karena dengan banyak
bergaul maka akan menemukan kelebihan dan kelemahan dan ada upaya untuk
mengembangkan kelemahan yang ada dimana lingkungan membawa pengaruh besar
pada diri seseorang ketika berproses mengembangkan kepercayaan diri.
7
4. Belajar mengambil resiko
Belajar untuk mau mengambil resiko dan keluar dari zona aman akan membatu
individu mengurangi rasa takut untuk tampil sebagai diri sendiri.
8
harga diri dan percaya diri seseorang. Lauster (1997) juga berpendapat bahwa
ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.
d. Pengalaman hidup. Lauster (1997) mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari
pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa
rendah diri. Lebih lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman,
kurang kasih sayang dan kurang perhatian.
Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang
dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan
pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak kanak
akan menyebabkan individu kurang percaya diri (Drajat, 1995).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang
mempengaruhi rasa percaya diri pada individu, yaitu faktor internal dan eksternal.Faktor
internal meliputi konsep diri, harga diri dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi
pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan pengalaman hidup.
Anda akan lebih percaya diri jika menemukan impian Anda. Ketika Anda memiliki
impian dan memiliki hasrat untuk memperolehnya maka anda akan lebih percaya diri
9
dan melakukan segala hal untuk meraih mimpi anda tersebut. Usaha untuk meraih
mimpi anda sendiri akan lebih besar daripada usaha untuk memperoleh sesuatu yang
tidak anda impikan.
Buatlah rencana yang baik untuk meraih mimpi tersebut. Jika anda memiliki rencana
yang bisa anda lakukan, anda merasa memiliki trek untuk mencapai tujuan anda. anda
akan lebih percaya diri untuk meraih mimpi anda.
Jujur terhadap diri sendiri akan menjadikan anda bersyukur. Temukan kelebihan dan
kekurangan dalam diri anda, setelah itu fokus terhadap kelebihan. Ketika anda jujur
terhadap diri sendiri maka anda akan lebih berani untuk meraih mimpi anda.
Selanjutnya, dari segi sikap, aplikasikan langkah berikut ini agar percaya diri anda
meningkat dalam kehidupan sosial:
1. Berjalan Cepat
Cara mengetahui orang yang penuh percaya diri dan penuh rendah diri adalah dari
gaya jalannya. Orang yang percaya diri akan jalan lebih cepat. mereka memiliki
tujuan dan pekerjaan penting yang harus dilakukan. Maka, cobalah untuk berjalan
lebih cepat dari biasanya. Jalan cepat ini bukan hanya akan mendongkrak rasa percaya
diri, tapi juga akan menghemat waktu anda. cobalah untuk berjalan lebih cepat maka
anda akan merasa penting.
Pernahkah anda melihat orang yang berdiri dengan menumpu pada satu kaki?
Membungkukkan badan ketika berjalan? Memiliki badan yang lemah seperti karet?
Memiliki sorot mata yang layu? Apakah yang ada di benak anda? Gesture tubuh
adalah salah satu pendongkrak rasa percaya diri. Jika kita selalu membiasakan diri
untuk memiliki sikap yang baik dalam berdiri, duduk, menatap orang lain, dan
gerakan tubuh lainnya maka anda akan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi.
Dari rasa percaya diri tersebut akan memancarkan aura kepada orang lain sehingga
orang lain akan menghargai anda.
Pada umumnya, di sekolah, kantor, dan majelis publik lainnya kebanyakan orang
ingin duduk di bagian paling belakang. Mereka memilih di belakang karena agar
mereka tidak diperhatikan pembicara, bisa melakukan hal lain, atau tidak memiliki
niat yang kuat untuk mengikuti perkumpulan. Sebenarnya kebiasaan duduk di
belakang mencerminkan kurangnya kepercayaan diri. Maka cobalah untuk selalu
duduk di depan. setidaknya tidak di belakang. Dengan memutuskan untuk duduk di
barisan depan, Anda akan merasa lebih percaya diri dan menganggap rasa minder
sebagai hal yang paling tidak rasional untuk dimiliki. Anda juga akan lebih terlihat
dan diperhatikan oleh orang-orang penting yang menjadi pembicara, dan anda akan
10
mendapatkan "setruman" yang lebih kuat dari pembicara daripada orang yang duduk
di belakang.
4. Bicaralah
Selama diskusi kelompok banyak orang tidak pernah berbicara karena mereka takut
bahwa orang akan menghakimi mereka karena mengatakan sesuatu yang bodoh.
Sebenarnya ketakutan seperti ini tidaklah benar. Dengan memaksakan diri untuk
berbicara setidaknya sekali di setiap diskusi kelompok, secara berangsur-angsur anda
akan menjadi pembicara publik yang lebih baik, lebih percaya diri, dan diakui sebagai
pemimpin oleh rekan-rekan Anda.
5. Berpakaian Rapi
Terdapat korelasi positif antara cara berpakaian seseorang dengan pola pikirnya. Jika
ia berpenampilan rapi dan tajam maka dapat ditebak bahwa orang tersebut memiliki
jiwa dewasa, percaya diri tinggi, fokus, dan produktif. Tapi jika Ia berpakaian lusuh,
maka orang akan berfikir bahwa ia adalah pemalas dan yang terpenting ia akan
kesulitan untuk membangun rasa percaya diri.
Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar "kekayaan" pribadi,
seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah
diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau
pun sarana yang mendukung kemajuan diri. Sadari semua asset-asset berharga Anda
dan temukan asset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini
menghalangi perkembangan diri Anda, seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan
motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran,
tergantung pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lain. Hasil analisa
dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Obstacles and Threats) diri,
kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengembangan diri
yang lebih realistik.
Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki.
Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi
diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang
pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu
Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan
menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan
11
berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer, mendapat jabatan penting
dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya bersumber dari
rasa rendah diri yang kronis, penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan
menghargai diri sendiri - hingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri.
3. Positive thinking
Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul
dalam benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobodys
perfect dan its okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut
karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin
besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran
negatif menguasai pikiran dan perasaan Anda. Hati-hatilah agar masa depan Anda
tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru.Jika pikiran
itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis
dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata
tidak benar.
4. Gunakan self-affirmation
Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, Anda bisa memprediksi resiko setiap
tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu menghindari setiap
resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah
atau pun mengatasi resikonya. Contohnya, Anda tidak perlu menyenangkan orang lain
untuk menghindari resiko ditolak. Jika Anda ingin mengembangkan diri sendiri
(bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan tantangannya.
Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa daripada maju bertumbuh
dengan mengambil resiko. Ingat: No Risk, No Gain.
Ada pepatah mengatakan yang mengatakan orang yang paling menderita hidupnya
adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah diterimanya
dalam hidup. Artinya, individu tersebut tidak pernah berusaha melihat segala sesuatu
dari kaca mata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama ini pun tidak
dilihat sebagai pemberian dari Tuhan. Akibatnya, ia tidak bisa bersyukur atas semua
berkat, kekayaan, kelimpahan, prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang,
12
keberhasilan, kegagalan, kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Ia adalah
ibarat orang yang selalu melihat matahari tenggelam, tidak pernah melihat matahari
terbit. Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati dan dengki,
kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, kepahitan dan keputusasaan. Dengan "beban"
seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan melihat hal-hal baik
yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya dihinggapi rasa kurang percaya
diri yang kronis, karena selalu membandingkan dirinya dengan orang-orang yang
membuat "cemburu" hatinya. Oleh sebab itu, belajarlah bersyukur atas apapun yang
Anda alami dan percayalah bahwa Tuhan pasti menginginkan yang terbaik untuk
hidup Anda.
Anda perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini, dalam arti
apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Dengan menerapkan tujuan yang
lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan
demikian anda akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan
dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang
tidak diinginkan.
13
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
lingkungan kerja dan kehidupan sehari-hari. Kepercayaan diri dapat ditimbulkan dan
Kepercayaan diri harus tetap mencerminkan kerendahan hati sehingga individu dapat
14
DAFTAR PUSTAKA
http://tholibpoenya.blogspot.com/2015/01/makalah-mengembangkan-kepercayaan-
diri.html
Eko Sugiarto. 2013. 5 Mantra Sakti Agar Percaya Diri. Yogyakarta: Khitah Publishing.
15
16