Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat
dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Klasifikasi
Cacing dengan tepat waktu.
Makalah “Klasifikasi Cacing” disusun guna memenuhi tugas Bu Darna pada bidang
studi Mikrobiologi di sekolah SMK KESEHATAN AIRLANGGA Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Klasifikasi Mikrobiologi Patologis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Balikpapan,03-November-2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1.2 Tujuan
1).Untuk mengetahui adanya taksonomi bakteri serta cara identifikasinya
2).Pembaca dapat memahami dan mengerti apa yang di maksud dengan penyakit
cacingan
3).Dapat mengetahui gejala gejala apa saja yang terdapat pada manusia jika
terkena penyakit cacingan
4).Untuk mengetahui dampak dari penyakit cacingan
5).Untuk mengetahui cara pencegahan untuk menghindari penyakit cacingan.
1.3 Manfaat
Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong dan panjang
yang berawal dari larva/telur hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa.cacing
dapat menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit
,otot,paru paru,ataupun usus/saluran pencernaan penyakit cacingan,khususnya pada
anak anak yang sering dianggap sebagai penyakit yang sepele oleh sebagaian besar
kalangan masyarakat.padahal penyakit ini bisa menurunkan tingkat kesehatan pada
anak.di antaranya menyebabkan anemia,IQ menurun,lemas tak
bergairah,ngantuk,malas beraktivitas serta berat badan rendah.Berikut ini ada beberapa
jenis cacing uang yang dapat menyebabkan penyakit:
1.Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
Cacing gelang atau disebut juga nematoda adalah cacing dengan bentuk tubuh
bulat dan panjang. Panjang cacing gelang bisa bervariasi dari beberapa milimeter
hingga dua meter. Para peneliti memperkirakan ada sekitar 500.000 spesies cacing
gelang. Dari jumlah tersebut diketahui hanya sekitar 60 spesies yang dapat menginfeksi
manusia dan hewan sebagai parasit. Cacing gelang biasanya hidup di usus manusia.
Namun, beberapa spesies cacing gelang dapat berpindah dari usus ke berbagai organ
tubuh lainnya, seperti paru-paru dan saluran pernapasan.
Gejala:
Penyebab Ascariasis
Ascariasis terjadi bila telur cacing Ascaris lumbricoides masuk ke dalam tubuh.
Telur cacing tersebut dapat ditemukan di tanah yang terkontaminasi oleh tinja manusia.
Oleh karena itu, bahan makanan yang tumbuh di tanah tersebut, dapat menjadi
penyebab ascariasis.Telur yang masuk ke dalam tubuh akan menetas di usus dan
menjadi larva. Kemudian, larva akan masuk ke paru-paru melalui aliran darah atau
aliran getah bening. Setelah berkembang di paru-paru selama satu minggu, larva akan
menuju ke tenggorokan. Pada tahap ini, penderita akan batuk sehingga larva tersebut
keluar, atau bisa juga larva kembali tertelan dan kembali ke usus.
Larva yang kembali ke usus akan tumbuh menjadi cacing jantan dan betina,
serta berkembang biak. Cacing betina dapat tumbuh sepanjang 40 cm, dengan
diameter 6 mm, dan dapat menghasilkan 200.000 telur cacing per hari.Cacing
ascariasis dapat hidup di dalam tubuh hingga 1-2 tahun. Bila tidak diobati, siklus di atas
akan terus berlanjut. Sebagian telur akan keluar melalui feses dan mengkontaminasi
tanah. Sedangkan sebagian telur lain akan menetas, berkembang, dan berpindah ke
paru-paru. Seluruh siklus tersebut dapat berlangsung sekitar 2-3 bulan.
Kerajaan: Animalia
Filum: Nematoda
Kelas: Secernentea
Ordo: Ascaridida
Famili: Ascarididae
Genus: Ascaris
Spesies: A. lumbricoides
Nama binomial
Ascaris lumbricoides
B.Morfologi
1. Bentuk
Cacing jantan memiliki panjang sekitar 10-31 cm dan berdiameter 2-4 mm, sedangkan
betina memiliki panjang 20-35 cm dan berdiameter 3-6 mm. Pada cacing jantan
ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior).
Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang disebut cincin atau
gelang kopulasi. Cacing betina memiliki tubulus dan duktus sepanjang kurang lebih 12
cm dan kapasitas sampai 27 juta telur.
Cacing dewasa hidup pada usus halus manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur
hingga sekitar 200.000 telur per harinya. Telur yang telah dibuahi berukuran 50-70 x 40-
50 mikron. Sedangkan telur yang tak dibuahi, bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40
mikron. Telur yang telah dibuahi inilah yang dapat menginfeksi manusia. Telur
cacing A. lumbricoides dilapisi lapisan albumin dan tampak berbenjol-benjol. [1]
2.Siklus Hidup
Cacing ini keluar bersama dengan tinja penderita. Jika telur cacing dibuahi
jatuh di tanah yang lembab dan suhunya optimal, telur akan berkembang
menjadi telur yang infektif yang mengandung larva cacing. Untuk menjadi
infektif diperlukan pematangan di tanah yang lembab dan teduh selama 20-
24 hari dengan suhu optimum 30°C. Bentuk ini bila tertelan manusia akan
menetas menjadi larva di usus halus, khusunya pada bagian usus halus
bagian atas. Dinding telur akan pecah kemudian larva keluar, menembus
dinding usus halus dan memasuki vena porta hati. Dengan aliran darah vena,
larva beredar menuju dinding paru, lalu menembus dinding kapiler
menembus masuk dalam alveoli, migrasi larva berlangsung selama 15 hari.
Setelah melalui dinding alveoli masuk ke rongga alveolus, lalu naik ke
trachea melalui bronchiolus dan bronchus.
Dari trachea larva menuju ke faring, sehingga menimbulkan rangsangan
batuk, kemudian tertelan masuk dalam eosofagus menuju ke usus halus,
tumbuh menjadi cacing dewasa. Proses tersebut memerlukan waktu kurang
lebih 2 bulan sejak tertelan sampai menjadi cacing dewasa. Migrasi larva
cacing dalam darah mencapai organ paru disebut “lung migration”. Dua bulan
sejak masuknya telur infektif melalui mulut cacing betina mulai mampu
bertelur dengan jumlah produksi telurnya encapai 300.000 butir perhari.
Bibir lainnya terletak subventral. Selain ukurannya lebih kecil dari betina, cacing
jantan mempunyai ujung posterior yang runcing dengan ekor melengkung ke arah
ventral. Bentuk tubuh cacing betina membulat (conical) dengan ukuran badan yang
lebih besar dan lebih panjang daripada cacing jantan dan bagian ekor yang lurus, tidak
melengkung. Cacing A. lumbricoides memiliki 4 macam telur yang dapat dijumpai di
feses, yaitu telur fertilized egg(telur yang dibuahi), telur unfertilized(telur yang tidak
dibuahi), decorticated (telur yang sudah dibuahi tetapi tidak ada lapisan albuminnya)
dan telur infektif (telur yang mengandung larva). Fertilized egg berbentuk lonjong
berukuran 45-70 mikron x 35-50 mikron dengan kulit telur tak berwarna. Unfertilized egg
dapat ditemukan jika dalam usus penderita jika dalam usus penderita hanya terdapat
cacing betina saja. Bentuk telur ini lebih lonjong dan lebih panjang dibanding ukuran
fertilized egg dengan ukuran sekitar 80-55 mikron. Telur ini tidak mempunyai rongga di
kedua kutubnya.
4.Cara Pencegahan
Selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun tiap sebelum makan,
sebelum memasak dan menyediakan makanan, setelah buang air besar, dan
setelah menyentuh tanah.
Cuci buah dan sayuran hingga bersih sebelum dikonsumsi.
Pastikan masakan benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
Usahakan hanya minum air dalam kemasan yang masih disegel ketika
bepergian. Jika tidak tersedia, masaklah air hingga mendidih sebelum
meminumnya.
5.Pengobatan
Cacing kremi adalah infeksi parasit yang berukuran kecil, sekitar 2-13 mm, dan
menyerang usus besar manusia. Penularan cacing kremi terjadi melalui sentuhan
langsung dengan kulit atau benda yang terkontaminasi cacing kremi.Di tubuh manusia,
cacing kremi dapat berkembang biak dan menimbulkan gejala berupa gatal, nyeri, dan
ruam pada anus. Ketika cacing kremi dalam tubuh seseorang terus bertambah banyak,
hal itu dapat memicu komplikasi seperti infeksi saluran kemih atau radang vagina.
Cacing kremi adalah jenis cacing yang bersifat parasit dan menyerang atau
menjangkiti usus besar manusia. Parasit ini memiliki karakteristik fisik yang sekilas
terlihat seperti benang dan berwarna putih. Cacing kremi memiliki nama
latin Enterobius vermicularis, dan memiliki rata-rata panhang tubuh 5–13 milimeter.
Selain itu, parasit ini bisa dilihat pada tinja (feses) atau sekitar lubang anus si pengidap
cacing kremi. Karena cacing ini menaruh telur-telurnya pada lipatan di sekeliling anus
saat pengidap tertidur.
Umumnya, infeksi yang ditimbulkan oleh cacing kremi tidak akan menimbulkan kondisi
medis yang serius. Namun, cacing kremi bisa naik ke area anal menuju ke vagina,
uterus, tuba falopi, dan sekitar organ pada pinggul. Meskipun jarang terjadi, komplikasi
seperti peradangan lapisan dinding dalam uterus (endometris) dan peradangan vagina
(vaginitis) mengancam si pengidap. Penyakit ini dapat menulari siapapun, namun yang
seringkali terinfeksi adalah anak kecil. Hal ini bisa disebabkan karena mereka belum
bisa menjaga pola hidup bersih dan sehat dan tubuhnya masih rentan terhadap
penyakit.
Gejala:
Penyebab:
Kerajaan Animalia
Filum Nematoda
Kelas Secernentea
Ordo Ascaridida
Famili Oxyuridae
Genus Enterobius
Spesies
2.Siklus Hidup
Seluruh siklus hidup, dari telur hingga dewasa, terjadi di saluran pencernaan
manusia dari satu inang,dari sekitar 2-4 minggu atau sekitar 4-8 minggu.
Siklus hidup dimulai dengan menelan telur.Telur menetas di duodenum (yaitu, bagian
pertama dari usus kecil ).Larva cacing kremi yang muncul tumbuh dengan cepat hingga
berukuran 140 hingga 150 μm,dan bermigrasi melalui usus kecil menuju usus
besar.Selama migrasi ini, mereka berganti bulu dua kali dan menjadi dewasa.Betina
bertahan selama 5 sampai 13 minggu, dan jantan sekitar 7 minggu.Cacing kremi jantan
dan betina kawin di ileum (yaitu, bagian terakhir dari usus kecil),setelah itu cacing kremi
jantan biasanya mati,dan pingsan bersama tinja.Cacing kremi betina hamil menetap
di ileum , sekum (yaitu, awal dari usus besar ), usus buntu dan kolon asendens,dimana
mereka menempel pada mukosa dan menelan isi kolon.
Hampir seluruh tubuh betina hamil terisi dengan telur.Perkiraan jumlah telur pada
cacing kremi betina yang hamil berkisar dari sekitar 11.000 hingga 16.000.Proses
bertelur dimulai sekitar lima minggu setelah telur cacing kremi pertama kali dikonsumsi
oleh inang manusia.Cacing kremi betina yang sedang hamil bermigrasi melalui usus
besar menuju rektum dengan kecepatan 12 hingga 14 cm per jam.Mereka muncul
dari anus , dan saat bergerak di kulit dekat anus, cacing kremi betina menyimpan telur
baik melalui (1) berkontraksi dan mengeluarkan telur, (2) sekarat dan kemudian hancur,
atau (3) tubuh pecah karena kepada tuan rumah yang menggaruk cacing.Setelah
menyimpan telur, betina menjadi buram dan mati.Betina keluar dari anus untuk
mendapatkan oksigen yang diperlukan untuk pematangan telur.
Siklus hidup dimulai dengan keluarnya cacing betina yang grafid bermigrasi
kedaerah perianal /anus pada waktu malam hari kemudian bertelur dengan cara
kotraksi uterus dan melekat pada daerah tersebut (migrasi ini disebut “ Nocturnal
migration”) Telur tersebut bisa menjadi larva infektif terutama pada suhu 23º – 46 º C.
(Soejoto dkk, 1996). Telur cacing kremi dalam waktu 6 jam setelah dikeluarkan akan
menjadi telur yang infektif dapat menetas menjadi larva dan masuk kembali kedalam
usus besar (retrofeksi). Telur cacing yang infektif dapat bertahan lama, dapat
mengkontaminasi lewat makanan, pakaian, tangan karena telur Enterobius vermicularis
yang infektif dapat diterbangkan bersama debu kemana-mana.Telur yang masuk ke
mulut, di dalam duodenum akan menetas menjadi larva kemudian dewasa di usus
besar.(Sutanto I dkk, 2008) Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang atau
bila larva dari telur yang menetas di daerah perianal berimigrasi kembali ke usus besar.
Bila telur matang yang tertelan, telur menetas di duodenum dan larva rabditiform
berubah dua kali setelah menjadi dewasa di yeyunum dan bagian atas ileum.
(Gandahusada S.dkk,2004) Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari
tertelannya telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang berimigrasi ke
daerah perianal berlangsung 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin daurnya hanya
berlangsung 1 bulan karena telur cacing dapat ditemukan kembali pada anus paling
cepat 5 minggu sesudah pengobatan.Infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri (self
limited). Bila tidak ada reinfeksi, tanpa pengobatanpun infeksi dapat berakhir (Sutanto
I.dkk,2008)
Telur tersebut bisa menjadi larva infektif terutama pada suhu 23º – 46 º C. Telur
cacing yang infektif dapat bertahan lama, dapat mengkontaminasi lewat makanan,
pakaian, tangan karena telur Enterobius vermicularis yang infektif dapat diterbangkan
bersama debu kemana-mana.
4.Cara Pencegahan
5.Pengobatan
Mebendazole
Pyrantel pamoate adalah obat anticacing yang diberikan untuk mencegah cacing
tumbuh dan berkembangbiak. Obat ini bekerja dengan menghambat
kolinesterase, serta mengakibatkan kelumpuhan dan kejang pada cacing.
Albendazole
6.Proses Penularan
Taksonomi
Kerajaan Animalia
Filum Platyhelminthes
Kelas Cestoda
Ordo Cyclophyllidea
Famili Taeniidae
Genus Taenia Linnaeus, 1758
Tata nama
Sinonim takson Cysticercus (en)
Hydatigera (en)
Multiceps (en)
Taeniarhynchus (en)
Coenurus (en)
Spesies
Taenia crassiceps
Taenia pisiformis
Taenia saginata
Taenia solium
Taenia asiatica
Taenia taeniaeformis
B.Morfologi
1. Bentuk
2.Siklus Hidup
Cacing pita Taenia dewasa hidup dalam usus manusia yang merupakan
induk semang definitive.Segmen tubuh Taenia yang telah matang dan
mengandung telur keluar secara aktif dari anus manusia atau secara pasif
bersama-sama feses manusia.Bila inang definitif (manusia) maupun inang
antara (sapi dan babi) menelan telur maka telur yang menetas akan
mengeluarkan embrio (onchosphere) yang kemudian menembus dinding
usus.Embrio cacing yang mengikuti sirkulasi darah limfa berangsur-angsur
berkembang menjadi sistiserkosis yang infektif di dalam otot tertentu.Otot
yang paling sering terserang sistiserkus yaitu jantung, diafragma, lidah, otot
pengunyah, daerah esofagus, leher dan otot antar tulang rusuk.
Untuk mematikan telur cacing pita, bekukan daging pada suhu minus 35 derajat
Celcius selama 24 jam.
Konsumsi daging dan ikan yang dimasak hingga matang, dengan suhu dalam
daging minimal 65 derajat Celcius.
Cuci bersih sayur dan buah. Jika perlu, olah sayur dengan merebus dan
memasaknya hingga matang.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan menerapkan pola hidup bersih
dan sehat (PHBS).
Mengonsumsi obat cacing setiap tahun untuk mencegah infeksi dan penyebaran
cacing.
Jika binatang peliharaan Anda menderita infeksi cacing pita, pastikan diobati
dengan baik. Sedapat mungkin, hindari kontak langsung selama pengobatan.
Hindari mengonsumsi daging, ikan, dan daging babi yang tidak matang
sempurna.
Cuci dan masaklah semua buah-buahan serta sayuran sebelum dimakan.
Bagi yang memiliki peternakan, buanglah kotoran hewan dan manusia dengan
benar, agar tidak mencemari makanan dan minuman.
Harap berhati-hati saat mengonsumsi makanan dan minuman ketika berada di
kawasan rawan cacing pita (biasanya di negara berkembang).
Masaklah daging hingga benar-benar matang.
Cucilah tangan dengan sabun sebelum dan sesudah mengolah makanan,
sebelum makan, dan setelah keluar dari toilet.
5.Pengobatan
6.Proses Penularan
infeksi cacing pipih, juga disebut skistosomiasis. Infeksi cacing pipih adalah
penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing yang menempel pada kulit manusia
kemudian masuk ke dalam tubuh dan berkembang dalam darah. Infeksi cacing ini
banyak ditemukan pada daerah tanpa sumber air yang bersih.
Gejala:
Demam
Nyeri otot
Batuk
Gangguan pencernaan, seperti sakit perut, diare, dan BAB berdarah
Kelelahan
Pusing
Berat badan menurun
Pembesaran hati atau limpa
Superkerajaan Eukaryota
Kerajaan Animalia
Superfilum Spiralia
Filum Platyhelminthes
Gegenbaur, 1859
Kelas
Turbellaria
Trematoda
Cestoda
Monogenea
B.Morfologi
1. Bentuk
Platyhelminthes memiliki ukuran tubuh beragam, dari yang berukuran hampir
microskopis hingga yang panjangnya 160 cm.Tubuh Platyhelminthes simetris bilateral
dengan bentuk pipih.Diantara hewan simetris bilateral, Platyhelminthes memiliki tubuh
yang paling sederhana.
2.Siklus Hidup
Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit.Platyhelminthes yang
hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya
seperti sisa organisme.Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh
inangnya.Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan
tempat-tempat yang lembab.Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh
inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia.
4.Cara Pencegahan
Jangan berenang atau berendam dalam air tawar, seperti di danau atau sungai.
Bila ingin berenang, Anda bisa melakukannya di laut atau kolam renang yang
mengandung klorin untuk mengurangi risiko infeksi.
Perhatikan air minum Anda. Pastikan kebersihan air sebelum mengonsumsinya.
Anda bisa merebus air hingga mendidih, lalu menyaringnya sebelum
meminumnya.
5.Pengobatan
Obat steroid
Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan gejala skistosomiasis akut, serta
skistosomiasis yang telah berdampak pada otak atau sistem saraf.Bila
berlangsung jangka panjang (kronis) tanpa pengobatan, skistosomiasis dapat
menyebabkan kerusakan serius pada hati, kandung kemih, paru-paru, dan usus.
Gejala-gejala yang bisa muncul meliputi peradangan, serta luka pada hati,
kandung kemih, dan usus.Anak-anak yang terinfeksi skistosomiasis secara
berulang dapat mengalami anemia atau kurang gizi. Penyakit ini juga dapat
menyebabkan kesulitan belajar pada anak. Jika tidak diobati, skistosomiasis
dapat menyebabkan kejang atau peradangan pada tulang belakang. Apabila
telur parasit telah masuk ke otak atau sumsum tulang belakang, kelumpuhan
bisa saja terjadi, bahkan kematian.
6.Proses Penularan
Gejala:
Sakit perut
Diare
Nafsu makan menurun
Berat badan menurun
Mual
Demam
BAB berdarah
Anemia
Penyebab:
Infeksi cacing tambang disebabkan oleh masuk dan berkembangnya cacing
tambang di dalam tubuh. Jenis cacing tambang yang sering menyebabkan infeksi pada
manusia adalah Ancylostoma duodenale dan Necator americanus.Larva cacing
tambang akan masuk ke tubuh saat mengonsumsi makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Selanjutnya, larva cacing tambang akan masuk ke sistem percernaan,
berubah menjadi cacing dewasa dan berkembang biak di usus. Hal ini selanjutnya akan
menimbulkan gejala dan keluhan.
Telur yang dihasilkan cacing tambang saat berada di usus akan keluar bersama
feses. Pada lingkungan dengan sanitasi yang buruk, feses yang mengandung
telur cacing tambang ini akan mengontaminasi tanah dan air yang ada di
sekitarnya. Cacing tambang merupakan golongan soil transmited helmint yang
dapat hidup di tanah yang lembab, hangat, dan terhindar dari sinar matahari
langsung. Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Kedua jenis cacing
tambang ini menyebabkan penyakit jika seseorang secara tidak disengaja
menelan telur cacing tersebut.
Ancylostoma brazilienze dan Ancylostoma caninum. Kedua cacing ini berasal
dari kotoran anjing atau kucing. Cacing ini masuk ke dalam tubuh seseorang
dalam bentuk larva yang menembus kulit tungkai bawah.
B.Morfologi
1. Bentuk
Cacing dewasa Necator Americanus berbentuk silinder dengan ujung anterior
melengkung tajam ke arah dorsal (Seperti huruf"S").panjang cacing jantan 7-
8mm dengan diameter 0,3mm, sedangkan cacing betina panjangnya 9-11mm
dengan diameter 0,4mm.Pada rongga mulut terdapat bentukan semilunar cutting
plates (yang membedakannya dengan Ancylostoma duodenale). pada ujung
posterior cacing jantan terdapat bursa copulatrix dengan sepanjang
spiculae.ujung posterior cacing betina dan terdapat vulva.
Cacing Dewasa Ancylostoma duodenale berbentuk silindris dan relatif
gemuk, lengkung tubuh seperti huruf"C". panjang cacing jantan 8-11mm dengan
diameter 0,4-0,5mm,sedangkan cacing betina panjangnya 10-13mm dengan
diameter 0,6mm.dalam rongga mulut terdapat 2 pasang gigi ventral,gigi sebelah
luar berukuran lebih besar.ujung posterior cacing betina tumpul dan yang jantan
mempunyai bursa copulatrix.
Telur Necator Americanus dan Ancylostoma duodenale sukar di
bedakan.telur ini berukuran 50-60x40-45 mikron.bentuinya bulat lonjong,
berdinding tipis.antara massa telur dan dinding telur terdapat ruangan yang
jernih.pada tinja segar,telur berisi massa yang terdiri 1-4 sel
(Pusarawati,2014).Telur kedua cacing ini sulit di bedakan satu Sama lain.telur
berbentuk lonjong/eklips dengan ukuran sekitar 65x40 mikron.telur yang tidak
berwarna ini memiliki dinding tipis yang tembus sinar dan mengandung embrio
dengan 4 blastomer.telur cacing tambang mempunyai ukuran 56-60x36-40
mikron berbentuk bulat lonjong, berdinding tipis.di dalamnya terdapat 1-4 sel
telur dalam sedian tinja segar.
2.Siklus Hidup
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus,dengan mulut yang besar melekat
pada mukosa dinding usus.cacing betina Necator Americanus setiap hari
mengeluarkan telur kira kira 9000 butir, sedangkan Ancylostoma duodenale
mengeluarkan telur tiap harinya kira kira 10.000 butir.cacing betina berukuran
panjang kurang lebih 1cm,cacing jantan kurang lebih 0.8cm.bentuk badan
Necator Americanus menyerupai huruf"S",sedangkan Ancylostoma duodenale
menyerupai huruf"C".cacing Necator Americanus mempunyai benda
kitin,sedangkan pada Ancylostoma duodenale ada 2 pasang gigi.cacing jantan
mempunyai bursa kopulariksi.(Arjatmo Tjokronegoro,2000).
Telur akan di keluarkan bersama tinja dan setelah menetas,dalam waktu 1-
1.5 hari keluarlah larva rabditiform.dalam waktu kira kira 3 hari larva rabditiform
tumbuh menjadi larva filariform,yang dapat menembus kulit dan dapat hidup
selama 7-8 Minggu di tanah.
Telur menjadi larva rabditiform kemudian larva filariform menembus kulit
masuk kapiler darah menyebar ke jantung kanan,paru
paru,bronkus,trakea,laring,dan usus halus.(Arjatmo Tjokronegoro,2000).
3.Sifat dan Daya tahan
4.Cara Pencegahan
5.Pengobatan
6.Proses Penularan
Cara penularan penyakit cacing tambang adalah melalui larva cacing yang
terdapat di tanah yang menembus kulit (biasanya diantara jari-jari kaki), cacing ini akan
berpindah ke paru kemudian ke tenggorokan dan akan tertelan masuk saluran cerna.
6.Cacing Trikinosis
5.Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang akan menghilangkan infeksi trichinosis. Jika
didiagnosis lebih awal, penyedialayanan medis mungkin meresepkan
thiabendazole (yaitu, Mintezol) untuk mengusir beberapa cacing. Steroid, seperti
prednison, dapat juga digunakan untuk mengontrol gejala.
6.Proses Penularan:
Karena kebiasaan mengonsumsi masakan tradisional dari daging hutan yang
mentah atau setengah matang
7. Cacing cambuk (Trichuris trichiura)
Trichuris trichiura adalah nematoda usus atau cacing usus yang ditularkan
melalui tanah (soil transmitted helminth) yang dapat meyebabkan penyakit
trichuriasis, cacing ini disebut juga Trichocephalus dispar, Whip worm,
Trichocephalus hominis, dan cacing cambuk karena bentuknya yang menyerupai
cambuk.
Gejala : sakit perut diare yang kadang-kadang disertai bercak darah demam
ringan sakit kepala berat badan menurun Pada anak-anak sering terjadi prolapsus recti
(keluarnya mukosa rectum dari anus), hal ini terjadi karena : cacing mengeluarkan
racun yang bersifat melemaskan otot rectum cacing yang merupakan benda asing pada
rectum sehingga menyebabkan otot-otot rectum berusaha mengeluarkan cacing
dengan cara meningkatkan gerakan peristaltic.
Penyebab: Penyakit ini biasanya tersebar ketika orang memakan makanan
atau meminum air yang mengandung telur cacing.Hal ini bisa terjadi bila sayuran
yang terkontaminasi tidak begitu bersih atau tidak dimasak sampai matang.
Taksonomi
Kerajaan Animalia
Filum Nematoda
Kelas Enoplea
Ordo Trichocephalida
Famili Trichuridae
Genus Trichuris
Spesies Trichuris trichiura Edit the value on Wikidata
Linnaeus, 1771
B.Morfologi
1.Bentuk
Cacing dewasa berbentuk seperti cambuk dimana 3/5 dari panjang
tubuhnya (sebelah anterior) tipis seperti benang sedangkan 2/5 bagian (sebelah
posterior) terlihat lebih tebal cacing jantan panjangnya ± 4 cm cacing betina
panjangnya ± 5 cm ujung posterior cacing jantan melingkar / melengkung ke
arah ventral dengan sebuah spicula di ujungnya ujung posterior cacing betina
lurus dan tumpul membulat.
Telur cacing berbentuk oval ukuran : panjang ± 50 μm dan lebar ± 23 μm
dinding 2 lapis : lapisan luar berwarna kekuningan dan lapisan dalam transparan
pada kedua ujung telur terdapat tonjolan yang disebut mucoid plug / polar plug /
clear knop telur berisi embrio.
2.Siklus Hidup
Cacing dewasa hidup di sekum (cecum) tapi pada infeksi yang berat
dapat dijumpai dibagian bawah ileum sampai rectum. Telur keluar bersama tinja,
telur mengandung larva / menjadi infektif dalam waktu 2 – 4 minggu. Apabila
telur tertelan manusia, telur akan menetas menjadi larva di istestinum tenue
kemudian larva menembus villi-villi usus dan tinggal didalamnya selama 3 – 10
hari. Setelah larva tumbuh , kemudian larva turun sampai sekum kemudian
menjadi cacing dewasa. Waktu yang diperlukan sejak tertelannya telur sampai
menjadi cacing dewasa yang siap bertelur kira-kira 90 hari.
3.Sifat dan Daya Tahan
4.Cara Pencegahan :
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan Cuci, kupas
atau masak sayuran dan buah-buahan sebelum dimakan Mengajarkan pada
anak-anak jangan bermain ditanah terutama tanah yang kemungkinan terdapat
kotoran manusia.
5.Pengobatan :
Obat untuk trichuriasis adalah mebendazole, dosis tunggal 500 mg dapat
memberikan tingkat kesembuhan dari 40% – 75%. Obat alternatif dari
mebendazole adalah albendazole, tetapi khasiat obat ini sedikit lebih rendah
daripada mebendazole. Suplemen zat besi juga diperlukan jika orang yang
terinfeksi menderita anemia.
6.Proses Penularan:
Cacing ini ditularkan melalui tanah dalam bentuk infektif.
Penyebab:
Di sebabkan oleh cacing hemaprodit yang cukup besar,berbentuk seperti daun
dengan kutikula berduri.
Taksonomi
Kerajaan Animalia
Filum Platyhelminthes
Kelas Trematoda
Ordo Plagiorchiida
Famili Fasciolidae
Genus Fasciola
Spesies Fasciola hepatica
Linnaeus, 1758
B.Morfologi
1.Bentuk
Cacing dewasa Berbentuk pipih seperti daun dengan bentuk bahu yang
khas, karena adanya cephalic cone (tonjolan konis), sedangkan bagian posterior
lebih besar Ukuran : panjang 20 – 30 mm dan lebar 8 – 13 mm Mempunyai 2
buah batil isap (sucker) yaitu oral sucker dan ventral sucker yang sama besarnya
(diameter ± 1 – 1,5 mm) Tractus digestivus mulai pharynx dajnoesophagus yang
pendek dan khas, intestinal pecah menjadi dua coecum yang berbentuk seperti
huruf Y yang terbalik dan masing-masing coecum bercabang sampai ujung
posterior Testis sebanyak 2 buah dan bercabang-cabang kecil sehingga disebut
Dendritic Ovarium bercabang-cabang terletak dekat testis Kelenjar vitelaria
bercabang-cabang secara merata fi bagian lateral dan posterior Uterus relatif
pendek dan berkelok-kelok.
telur Fasciola hepatica : Telur besar, berbentuk ocal dan beropeculum Ukuran :
panjang 130 -150 μm dan lebar 60 – 90 μm Dinding satu lapis tipis Berwarna kuning
kecoklatan.
2.Siklus Hidup
Telur keluar bersama tinja → menetas di air menjadi mirasidium → masuk ke
hospes perantara 1 (keong air) → berkembang menjadi sporokista → redia 1 → redia 2
→ serkaria → keluar dari hospes perantara 1 → menempel pada hospes perantara 2
(tumbuhan air) → berkembang menjadi meteserkaria → jika tumbuhan air yang
mengandung metaserkaria tertelan hospes definitif → akan terjadi ekskistasi di dalam
duodenum → menembus dinding usus → cavum abdominalis → menembus kapsul
hepar →parenkim hepar → saluran empedu → menetap dan berkembang menjadi
dewasa dalam waktu ± 12 minggu.
4.Cara Pencegahan
Memasak sayuran dengan baik dan masak sebelum dimakan.
Melakukan pengobatan pada penderita (manusia dan hewan).
Tidak buang air besar sembarangan terutama di lokasi perairan yang ditumbuhi
tumbuhan air.
5.Pengobatan
Fascioliasis dapat diobati dengan obat triclabendazole yang diberikan
secara per oral dalam 1 atau 2 dosis. Dua dosis terapi triclabendazole diberikan
kepada pasien yang memiliki infeksi berat atau yang tidak merespon terapi dosis
tunggal. Terapi triclabendazole dua dosis diberikan dengan cara pasien
meminum obat 2 dosis masing-masing 10 mg/kg, dipisahkan dalam waktu
dengan 12 sampai 24 jam.
6.Proses Penularan
Hewan bertulang belakang terinfestasi secara tidak sengaja menelan
metasarkaria yang menempel pada tumbuhan air/rumput/air minum yang
mengandung metasarkaria.di dalam usus manusia,parasit keluar dari
kista(ekskistasi)dan bermigrasi dengan menembus dinding usus dan rongga
perut menuju ke hati.selanjutnya menuju dan tinggal di dalam Suran
empedu.proses pendewasaan di dalam hati/kantung empedu memerlukan waktu
2 bulan.telur melewati saluran empedu menuju usus dan keluar ke tanah/air
bersama dengan feses.seluruh siklus hidup memerlukan waktu 5 bulan.
9.Cacing