Anda di halaman 1dari 4

HYMENOLEPIS NANA

Penyebaran geografis : kosmopolitan

Morfologi :
•Cacing dewasa:
Merupakan cestoda terkecil yang menginfekter manusia,bentuk seperti
benang,ukuran 1-4 cm X 1mm, jumlah proglotid mencapai 200 segmen.
Cacing didalam usus terdapat dalam jumlah besar dari 1.000 sampai 8.000
ekor. Life span pendek, hanya 2 minggu.
•Scolex bentuk glabus mempunyai 4 suckker dilengkapi dengan rostellum
pendek yang retraktil dengan satu baris kait-kait yang berjumlah 20-30,
bentuk kait-kait seperti garpu penala. Leher panjang.
•Proglottid :
Segmen mature berukuran panjang 0,3 mm, lebar 0,9 mm. Genital pore
unilateral, terletak pada satu sisi tiap segmen. Uterus berbentuk kantong
transversal. Ovarium bilobus. Testis bulat, 3 buah Segmen gravid
mengandung 80 -180 butir telur.

Telur :
1. Bentuk bulat atau oval dengan diameter 30-45 mikron
2. Dinding terdiri dari 2 lapis
3. membran luar tipis dan transparan
4. lapisan dalam disebut embryophere membungkus onchosphere dengan
3 pasang kait-kait yang berbentuk lanset. Ruang antara dua lapisan tsb.
berisi yolk granule dan 4-8 buah polar filament yang berasal dari knob kecil
pada kedua ujung embryophere (polar thickening).
5. Terapung pada larutan garam dapur jenuh.
6. Telur-telur dikeluarkan bersama tinja dengan cara disintegrasi pelan-pelan dari
segmen gravid
Habitat :

Di dalam ileum bagian proksimal


Tidak dibutuhkan intermediate host, seluruh pertumbuhan dari stadium
larva sampai dewasa terjadi dalam satu hospes.
Natural hostnya : manusia dan tikus.
Proglottid gravid pecah didalam usus, telur-telur bebas dan langsung
merupakan bentuk infektif dalam tinja. Bila telur tertelan oleh hospes baru,
onchosphere dibebaskan didalam usus, menembus villi, melepaskan kait-
kaitnya, dalam 4 hari tumbuh menjadi larva cysticercoid, kemudian villi
pecah, scolex kembali kedalam lumen usus melekat pada mukosa dan
membentuk strobila dalam 10-12 hari. Tiga puluh hari setelah infeksi
ditemukan telur dalam tinja.
Internal (endo) auto infection dapat terjadi dengan cara:
Telur-telur tidak keluar bersama tinja, setelah menetes di dalam usus
oncosphere yang bebas menembus villi. Dan siklus pertumbuhannya
diulang kembali. Hal ini yang menyebabkan cacing memperbanyak diri
dalam tubuh hospes.

Pathogenitas :

Mode of infection (cara penularan/penyebaran) dengan makan makanan


yang tercemar oleh telur H. nana. Auto infeksi memperbesar jumlah parasit
Jarang menimbulkan gejala, pada infeksi yang berat terjadi gangguan
pencernakan, nyeri abdomen, diarrhae, muntah, pusing, anorexia.
Diagnose : menemukan telur dalam tinja

Terapi: Sulit, Praziquantel dosis tunggal 25mg/kgBB, dapat dipakai


Niclosamide (Yomesan)

Pencegahan :
•Sulit
•Mengobati penderita
•Sanitasi lingkungan
•Pengelola makanan harus hygienis
•Rodent control

Anda mungkin juga menyukai