KTantular 10
Telur berembrio/ Telur decorticated
matang/infektif
Telur Ascaris lumbricoides
KTantular 12
Morfologi
Dewasa :
Silindris
Jantan panjangnya 10-31 cm
Betina panjangnya 22-35 cm
Putih kecoklatan atau kuning pucat
Tubuh tertutup kutikula yang halus bergaris-garis tipis
Mulut mempunyai 3 buah bibir ( 1 dorsal dan 2 subventral)
Jantan : ujung posterior runcing dengan ekor melengkung ke arah
ventral, dilengkapi 2 buah spicula (spiculum) berukuran 2 mm dan
banyak papil-papil kecil.
Betina: ujung posterior membulat dan lurus
Cacing dewasa Ascaris lumbricoides
Sumber: CDC
Faktor risiko penularan pada
manusia
• Infeksi pada anak umur 5-9 tahun > dewasa.
• Akibat bermain tanah yang mengandung telur, mengkontaminir
tangan, makanan, mainan mereka.
• Memakan sayur mentah yang kurang bersih dicuci.
Siklus hidup
Pencegahan
Perbaikan hygiene sanitasi perorangan dan lingkungan.
Pengobatan penderita / sumber infeksi.
Hookworm
CACING TAMBANG = Hookworm
2 Species yang penting : Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus
Penyakitnya disebut : ancylostomiasis/necatoriasis
Hospes definitif : manusia
Habitat / predileksi : mucosa duodenum dan jejunum
Bentuk infektif : larva filariform
Distribusi geografis & epidemiologi
Kosmopolitan terutama di daerah tropis dan
subtropis.
Dahulu banyak dijumpai pada pekerja tambang.
Cara penularan : per cutan (melalui larva infektif
filariform yang menembus kulit).
Morfologi Telur Hookworm
• bulat lonjong
• kulit terdiri dari 1 lapis
hyaline yang transparan
• ukuran 57-76 µm x 35-
47 µm
28
Morfologi Larva
• Rhabditiform • Filariform
Gemuk, tidak infektif, Langsing, infektif, 600µ
panjang 250µ
Morfologi cacing dewasa
• Berbentuk silindrik & bengkok, putih kelabu, kecil
. betina : 9-13 x 0,4-0,6 mm
. jantan : 5-11 x 0,3-0,45 mm
• Cuticula cukup tebal
• Ujung ekor :
. betina runcing
. jantan terdapat bursa copulatrix, organ seperti payung
yang ditegakkan oleh ruji-ruji dari chitine yang
susunannya khas untuk tiap spesies.
Di dalam bursa terdapat 2 buah spiculae yang langsing
panjang.
Perbedaan Morfologi Cacing Dewasa
Kondisi optimal :
- tanah bersifat lepas (pasir), pertukaran hawa/oksigen
- kelembaban cukup, suhu 23–30ºC
- tidak terkena matahari langsung
Cacing menempelkan diri dan menggigit sebagian mukosa usus halus
sambil menghisap darah hospes dibantu dengan adanya antikoagulan
yang disekresi cacing.
1. Karena 2. Karena
migrasi larva cacing dewasa
Gejala karena migrasi larva
• Gejala pada kulit akibat penembusan larva, mengakibatkan
dermatitis lokal, inflamasi, berupa erythematous, papula, vesikel
dengan oedema lokal. “ground itch”.
Bisa berlangsung sampai 2 minggu. Sering terjadi infeksi sekunder.
• Gejala akibat larva di jaringan paru, nyeri tenggorokan, batuk, mirip gejala
pharyngitis.
Anemia yang berkepanjangan akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik maupun mental.
Diagnosa
Secara klinis : berdasar anamnesa dan PF
Secara Laboratoris :
Spesimen :Feces menemukan adanya
telur
Spesimen :Darah adanya gambaran
anemia hipokromik mikrositer
Terapi
• Mebendazol (Vermox), 2x100mg selama 3 hari berturut-turut
Luka-luka ini dapat menjadi jalan masuk bagi bakteri dan amoeba,
sehingga gejala-gejala yang terjadi dapat disertai dengan infeksi
bakteri sekunder .
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan
- gejala klinis
- ditemukannya telur yang khas di dalam tinja
Pada infeksi berat, dapat terjadi prolapsus recti dengan
ditemukannya cacing dewasa.
Terapi
• Mebendazole, dengan dosis 200 mg untuk dewasa, dan 100 mg untuk
anak-anak selama 3 hari.
• Albendazole 600 mg dosis tunggal.
• Dapat juga diberikan Oxanthel – pyrantel pamoat.
• Bila dijumpai adanya anemia , dapat diberikan obat anti anemia.
Pencegahan
Menghilangkan sumber infeksi dengan cara pengobatan penderita.
Training pada anak-anak dan orang dewasa untuk
defekasi di WC.
Mencuci tangan adalah penting untuk mencegah reinfeksi.
Menjaga kebersihan baik secara pribadi maupun
kebersihan lingkungan.
Pendidikan kesehatan.
Dampak cacingan pada
tumbang anak
Faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak