Anda di halaman 1dari 5

ANCYLOSTOMA DUODENALE

- Merupakan salah satu jenis Cacing Tambang.


- Manusia hospes definitif.

Morfologi
- Cacing ini mirip dengan Necator Americanus.
- Cacing dewasa: berwarna putih abu-abu kemerah-merahan (yang hidup) mirip
dengan Necator Americanus.
- Yang khas:
o Pada Ancylostoma Duodenale betinanya menyerupai huruf C.
o Pada Necator Americanus betinanya menyerupai huruf S.
- Anterior betinanya terdapat bucccal capsule (rongga mulut) sedangkan pada ujung
posterior cacing jantan terdapat bursa copulasi, yaitu suatu membran yang lebar &
jernih yang berfungsi memegang cacing betina saat kopulasi.
- Kloakanya terdapat 2 buah spikula.
Ancylostoma Duodenale
- Buccal capsul lebih besar dari Necator Americanus.
- Memiliki 2 pasang gigi ventral yang runcing dan sepasang gigi dorsal yang
rudimenter.
- Cacing Jantan :
o Berukuran 8-11 mm x 0,5 mm.
o Bursa kopulasi melebar seperti payung dengan dorsal rays tunggal.
o Bercabang pada ujungnya.
o Didapat 2 spikula yang letaknya berjauhan serta ujungnya runcing.
- Cacing Betina :
o Berukuran 10-13 mm x 0,6 mm.
o Pada ujung posterior terdapat spina kaudal.
o Vulva terletak pada bagian posterior pertengahan tubuh.
- Telur berbentuk oval, tidak berwarna, berukuran 40 x 60 m:
o Dinding luar dibatasi oleh lapisan vitelline yang halus, diantara telur
terdapat ruangan yang jelas dan bening.
o Telur yang baru keluar bersama tinja mempunyai ovum yang mengalami 2,
4 & 8 sel.
o Jumlah telur yang dihasilkan seekor cacing betina 10.000 20.000/hari.

Siklus hidup
Telur keluar bersama tinja pada tanah yang cukup baik pada suhu 23-33C,
setelah 24-48 jam akan menetas, keluar larva rhabditiform yang berukuran
(250-300) x 17 m.

Mulut larvanya terbuka dan aktif memakan sampah organik / bakteri pada
tanah sekitar tinja.

Hari ke-5 jadi larva yang lebih kurus & panjang, disebut larva
filariform infektif (tidak makan, mulutnya tertutup, esofagus panjang, ekor
tajam, dapat hidup pada tanah yang baik selama 2 minggu).
Bila larva menyentuh kulit manusia (biasanya pada sela-sela antara 2 jari /
dorsum pedis, melalui folikel rambut, pori-pori kulit / kulit yang rusak).

Larva secara aktif menembus kulit masuk ke kapiler darah.

Terbawa aliran darah.

Ke usus halus (kira-kira 10 hari).

Cacing dewasa dapat hidup selama 10 tahun.


Infeksi peroral jarang terjadi, tapi larva masuk ke badan melalui air minum /
makanan.

Cacing dewasa melekat & melukai mukosa usus.

Menimbulkan perasaan tidak enak pada perut, mual dan muntah.

Cacing dewasa mengisap darah 0,2 0,3 ml / hari.

Bila bertahun-tahun jadi anemia progresif, hipokrom mikrositer, tipe defisiensi Fe.

Penyebaran
- Kosmopolit terutama di daerah khatulistiwa pada daerah pertambangan.
- Tanah paling baik untuk berkembang telur & larva adalah tanah liat / lempur yang
tertutup daun, terhindar dari pengeringan atau basah berlebih.
- Di perkebunan karet, kopi serta pertambangan.
- Epidemiologi : laki-laki dewasa.

Patologi & Klinik


Penyakit infeksi cacing tambang = uncinariasis, necatoriasis, ancylostomiasis.
Infeksi menahun hingga sering tidak menunjukkan gejala kinis.
- Kerusakan jaringan & gejala penyakit disebabkan oleh larva / cacing dewasa.
- Larva menembus kulit membentuk makulopapula & eritema disertai rasa gatal
yang hebat (disebut ground itch).
- Larva yang banyak pada orang sensitif jadi bronchitis / pneumonitis.

Klasifikasi Penyakit Karena Ancylostoma Duodenale Menurut WHO

No. Beratnya Penyakit Jumlah Telur/gram Tinja Jumlah Cacing betina


1. Ringan < 2000 50 atau < 50
2. Sedang 2000 7000 51 200
3. Berat > 7000 > 200
- Gejala klinik timbul setelah tampak adanya anemi.
- Infeksi berat :
o Hb turun 2 gr %.
o Penderita sesak nafas saat melakukan kegiatan.
o Kelemahan jantung Jantung hipertropi.
o Biasanya ada bising katup.
o Nadi cepat.

Diagnosa
Ditegakkan berdasarkan :
1. Menemukan telur cacing tambang di dalam tinja.
2. Menemukan larva cacing tamabang dalam biakan / tinja yang sudah agak lama.

PENGOBATAN
1. Tetrachlorethylen, merupakan obat pilihan untuk N. Americans, cukup efektif
untuk A. Duodenale. Diberikan dalam dosis tunggal 0,10-0,12 mg per kg berat
badan, dengan dosis maksimal 4 mg.
2. Mebendazole, dosis dan cara pengobatan sama dengan trichuriasis.
3. Albendazole dan Pyrantel pamoate, dosis dan cara pengobatan sama dengan
ascariasis.
4. Bitoskanat, dosis tunggal pada orang dewasa 150 mg.
5. Befenium hidroksinaftoat, efektif bagi kedua spesies terutama untuk A.
duodenale. Diberikan dengan dosis 5 gr perhari selama tiga hari berturut-turut.

PENCEGAHAN
Sama dengan pencegahan pada ascariasis dengan tambahan membiasakan diri
memakai sepatu terutama sekali waktu bekerja di kebun atau di pertambangan.

Anda mungkin juga menyukai