Definisi
Fokal infeksi adalah suatu infeksi lokal yang biasanya dalam jangka waktu
cukup lama (kronis), dimana hanya melibatkan bagian kecil dari tubuh, yang
kemudian dapat menyebabkan suatu infeksi atau kumpulan gejala klinis pada bagian
tubuh yang lain. Teori tentang fokal infeksi sangat erat hubungannya dengan bagian
gigi, dimana akan mempengaruhi fungsi sistemik seseorang seperti sistem sirkulasi,
skeletal dan sistem saraf. Hal ini disebabkan oleh penyebaran mikroorganisme atau
toksin yang dapat berasal dari gigi, akar gigi, atau gusi yang terinfeksi
Menurut W.D Miller (1890), seluruh bagian dari sistem tubuh yang utama
telah menjadi target utama dari infeksi yang berasal dari mulut, terutama bagian pulpa
dan periodontal. Organisme yang berasal dari mulut tersebut dapat menyebar ke
daerah sinus (termasuk sinus darah kranial), saraf pusat dan perifer, sistem
1. Periodontium
Jaringan untuk mengikat gigi di dalam tulang alveolar. Pada orang yang
mengalami kerusakan periodontium gigi akan goyang, dan kuman-kuman akan lebih
mudah mencapai daerah ujung akar gigi dan masuk saluran darah.
2. Periapikal
Ujung dari akar gigi. Penyebab yang berasal dari periapikal adalh yang paling
sering. Pulpa gigi yang nekrosis akibat karies profunda memberi jalan untuk bakteri
3. Pulpa
Berasal dari kuman-kuman di daerah gusi, juga sisa-sisa fragmen gigi yang
tertinggal, karies, dan lubang-lubang baru setelah pencabutan, bekas tempat akar gigi.
Mikroorganisme yang mempengaruhi dental pulp dapat tersebar ke gigi lain yang
berdekatan atau ke daerah periapikal melalui pembuluh darah, iritasi, dan peradangan
Contoh berbagai penyakit pada rongga mulut yang dapat menjadi fokal infeksi
oral yaitu
A. abses periapikal
B. Pericoronitis
C. abses periodontal
E. osteomyelitis
F. syphilitic cancre.
Berbagai penyakit yang dapat disebabkan oleh focal infection dari gigi yaitu,
A. Endocarditis
C. Meningitis
D. Abses otak
E. Empyema subdural
F. Encephalitis supuratif
G. Penyakit ocular
H. Penyakit ginjal
I. Penyakit gastrointestinal
J. Lesi dermatologis
rheumatic fever.
Klasifikasi
1. Primer
Berasal dari kerusakan pulpa, sebagai akibat dari kerusakan yang tidak diobati
atau kegagalan terapi. Dapat berkembang dari puplitis kronis, kegagalan direct and
indirect pulp capping , pulpectomies vital dan devital, simple gangrene, dan sisa
pulpitis.
Gigi yang potensial mengalami fokal infeksi yaitu gigi-gigi yang mengalami
Infeksi fokal periapikal adalah yang paling umum, yang diwakili oleh
komplikasi pulpitis kronis dan gangren, seperti periodontitis apikal, kista epitel
granuloma, difus periodontitis kronis. tambalan akar yang salah dapat menyebabkan
merupakan sumber kuat infeksi. Pada kantong periodontal, terdapat agresi jaringan
yang ditandai oleh enzim jaringan, flora mikroba, endo dan exotoxins, yang virulensi
dibedakan oleh pengaruh berbagai faktor lokal dan umum. Untuk semua alasan ini,
periodontal, perikoronitis berulang yang kronis, dapat berubah menjadi infeksi fokal
primer.
Iritasi kronis marjinal disebabkan oleh plak gigi atau gigi palsu palsu dapat
Infeksi ini jarang terjadi, berikut dapat disebutkan: infeksi periapikal kronis
pada kedalaman tulang alveolar, ketika setelah ekstraksi gigi kuretase alveolar yang
tepat belum dilakukan (proses osteitis periapikal, kista radikuler). Ini dapat menjadi
2. Sekunder
Karena kejadiannya berhubungan dengan adanya infeksi fokal primer, yang mana
infeksi migrasi pada gigi sebelahnya. Sehingga dapat terjadi limfadenopati, adenitis,
sekunder akan menghilang setelah infeksi primer dihilangkan dan beberapa tetap
spp.
6
Batang gram(-):
Haemophillus spp.
4
Lainnya
Anaerobik 75
Coccus gram(+): 30
Streptococcus spp. 33
Peptostreptococcus spp. 65
Coccus gram(-): 4
Viellonella spp.
Batang gram(+): 14
Eubacterium spp.
Lactobacillus spp.
Actinomyces spp.
Clostridia spp.
50
Batang gram(-): 75
Bacteroides spp. Fusobacterium spp. 25
Lainnya 6
Ethiopathogenesis
Fokal disease disebabkan oleh diseminasi bakteri dari infeksi fokal melaui darah dan
limfatik
2. Allergic theory
Teori yang paling banyak diterima saat ini, yang merupakan hasil interaksi antigen
yang masuk membentuk infeksi pada organisme dan antibody yang dikeluarkan saat
Fokal disease disebabkan karena iritasi anterior medullary horns adan system saraf
pusat oleh toxin pada penyakit fokal, yang migrasi melewati limfatik endoneural dan
4. Vascular theory
eksitasi pada infeksi fokal berpengaruh terhadap system neuro-vegetative sentral dan
perifer. Sebagai respon dari eksitasi ini, terjadi peningkatan sekresi histamine,
acetylcholine dan adrenaline, perubahan tonus vaskular, terjadi proses iskemia, begitu
juga vasodilatasi, yang diikuti oleh statis, keduanya menyebabkan kerusakan irigasi
jaringan darah.
Reaksi pertahanan nonspesifik yang terjadi dalam tubuh terhadap sebagai respon
terhadap berbabgai faktor yang berbahaya. Toksin yang dihasilkan oleh sel dan
mikroba mengiritasi diencephalon, baik secara langsung atau melalui saraf perifer,
menstimulasi sekresi ACTH, yang diikuti oleh hipersekresi dari hormone adrenal.
Teori ini menyatakan bahwa infeksi fokal sebagai reaksi pertahanan eksesif pada
organisme.
6. Psychosomatic theory
focal disease disebabkan oleh kelainan system saraf pusat dan organ perifer.
Sulit untuk menentukan mekanisme yang bertanggungjawab pada suatu fokal disease,
karena sering sekali tumpang tindih antara sat mekanisme dengan mekanisme yang
lain.
Patogenesis
Penetrasi dari bakteri komensal yang mengalami perubahan, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif bila diikuti sistem imun dan pertahanan seluler yang terganggu,
infeksi odontogenik.
dentis. Proses demineralisasi enamel gigi akan merusak enamel yang selanjutnya
pulpitis hingga nekrosis pulpa. Dari Pulpa maka infeksi dapat menyebar ke akar gigi
Kerusakan ini dapat menyebabkan perforasi sehingga melibatkan pula mukosa mulut
Sebagian besar bakteri yang berlokasi pada supragingival adalah gram positif,
fakultatif dan sakarolitik yang berarti bahwa pada keadaan dimana terdapat
karbohidrat terutama sukrosa, maka akan diproduksi asam. Asam ini akan membuat
dentin dan pulpa. Dengan adanya invasi dari bakteri pada jaringan internal gigi,
bakteri berkembang, terutama bakteri gram negatif, anaerobik dan proteolitik akan
menginfeksi rongga pulpa. Beberapa bakteri ini memiliki faktor virulensi yang dapat
menyebabkan invasi bakteri pada jaringan periapikal melalui foramen apikal. Lebih
dari sebagian lesi periapikal yang aktif tidak dapat dideteksi dengan sinar-X karena
berukuran kurang dari 0.1 mm2. Jika respon imun host menyebabkan akumulasi dari
netrofil maka akan menyebabkan abses periapikal yang merupakan lesi destruktif
pada jaringan. Namun jikan respon imun host lebih didominasi mediasi oleh
makrofag dan sel limfosit T, maka akan berkembang menjadi granuloma apikal,
status imun host ataupun virulensi bakteri dapat menyebabkan reaktivasi dari silent
periapical lessions
respon imun host yang secara kronis dapat menyebabkan periodontal bone loss.
grooves, dll), maupun iatrogenik karena impaksi dari kalkulus pada epitel periodontal
pocket selama scaling. Beberapa abses akan membentuk fistula dan menjadi kronik
dari abses periodontal rekuren adalah perikoronitis yang disebabkan oleh invasi
Fokal infeksi disebabkan oleh infeksi kronis di suatu tempat (gigi) toxin,
bakteri sisa-sisa dari kotoran maupun mikroba penginfeksi dari gigi menyebar ke
tempat lain dari tubuh seperti ginjal, jantung, mata, dan kulit. Menembus masuk
kedalam aliran darah. Melalui suatu lesi (kerusakan) yang ditimbulkan oleh trauma
ke daerah-daerah sekitarnya dan sistemik sebagai focus infeksi. Jaringan target fokal
infeksi adalah kepala dan leher, mata, sequel intracranial, system respiratori, system
Penyebaran infeksi dari fokus primer ke tempat lain dapat berlangsung melalui
beberapa cara, yaitu transmisi melalui sirkulasi darah (hematogen), transmisi melalui
aliran limfatik (limfogen), perluasan infeksi dalam jaringan, dan penyebaran dari
infektif.
merupakan area yang kaya dengan suplai darah. Hal ini meningkatkan
dalam sirkulasi darah. Di lain pihak, infeksi dan inflamasi juga akan semakin
organisme dan toksin masuk ke dalam pembuluh darah. Vena-vena yang berasal
dari rongga mulut dan sekitarnya mengalir ke pleksus vena pterigoid yang
maksilaris interna melalui vena emisaria. Karena perubahan tekanan dan edema
menyebabkan penyempitan pembuluh vena dan karena vena pada daerah ini tidak
tersebut. Material septik (infektif) yang mengalir melalui vena jugularis internal
dan eksternal dan kemudian ke jantung dapat membuat sedikit kerusakan. Namun,
saat berada di dalam darah, organisme yang mampu bertahan dapat menyerang
Seperti halnya suplai darah, gingiva dan jaringan lunak pada mulut kaya
dengan aliran limfatik, sehingga infeksi pada rongga mulut dapat dengan mudah
pembuluh darah dari kedua sisi melalui pembuluh limfe bibir. Akan tetapi
penyebaran infeksi sepanjang rute ini dan infeksi dapat mengenai kepala atau
leher atau melalui duktus torasikus dan vena subklavia ke bagian tubuh lainnya.3
Weinmann mengatakan bahwa inflamasi gingiva yang menyebar sepanjang sisi
krista alveolar dan sepanjang jalur pembuluh darah ke sumsum tulang. Ia juga
yang berasal dari gigi ketiga lebih sering terjadi daripada gigi-gigi lain dan cairan
yang disekresikan dari hidung dan nyeri juga berkaitan dengan hal tersebut,
dengan kata lain infeksi antrum. Supurasi peritonsilar, faringeal, adenitis servikal
akut, selulitis, dan angina Ludwig dapat disebabkan oleh penyakit periodontal da
noma, dan gangren juga dapat disebabkan oleh infeksi gigi. Osteitis dan
yang terinfeksi.
atau organisme ke dalam tulang atau sepanjag bidang fasial dan jaringan
selulitis sejati, di mana pus terakumulasi di jaringan dan merusak jaringan ikat
hingga terhenti oleh barier anatomik. Ruang tersebut bukanlah ruang anatomik,
tetapi merupakan ruang potensial yang normalnya teriis oleh jaringan ikat longgar.
Ketika terjadi infeksi, jaringan areolar hancur, membentuk ruang sejati, dan
osteomyelitis. Kondisi ini terjadi pada rahang atas atau yang lebih sering pada
rahang bawah. DI rahang atas, letak yang saling berdekatan antara sinus
Ini merupakan tipe infeksi yang serupa dengan tipe di atas, tetapi perluasan
mata dan menyebabkan edema di mata. Di rahag bawah, pointing dari infeksi
mulut dapat ikut terlibat atau pusa terdorong ke posterior sehingga membentuk
membungkus berbagai otot, kelenjar, pembuluh darah, dan saraf, serta karena
adanya ruang interfasial yang terisi oleh jaringan ikat longgar, sehingga
o Regio submandibula
o Ruang submaksila
o Ruang parafaringeal
oleh fasia, sehingga infeksi dari kepala dapat menyebar hingga ke dada.
Infeksi menyebar sepanjang bidang fasia karena mereka resisten dan meliputi
pus di area ini. Pada regio infraorbita, edema dapat sampai mendekati mata.
Tipe penyebaran ini paling sering melibatkan rahang bawah karena lokasinya
Absorbsi limfogenik dari fokus infeksi dapat menyebabkan adenitis akut dan
atas dan menyebabkan berbagai gangguan, misalnya asma. Infeksi oral juga dapat
diabetes mellitus. Infeksi gigi dapat terjadi pada seseorang tanpa kerusakan yang
jelas walaupun pasien memiliki sistem imun yang normal. Suatu tipe pneumonia
dapat disebabkan oleh aspirasi material infeksi, terutama pada kelainan
periodontal yang lanjut. Juga telah ditunjukkan bahwa tuberkel basil dapat
memasuki tubuh melalui oral, yaitu pocket periodontal dan flap gingiva yang
terinfeksi yang meliputi molar ketiga. Infeksi oral, selain dapat memperburuk TB
paru yang sudah ada, juga dapat menambah systemic load, yang menghambat
respon tubuh dalam melawan efek kaheksia dari penyakit TB tersebut. Mendel
telah menunjukkan perjalanan tuberkel basilus dari gigi melalui limfe, KGB
septik dapat menyebabkan gangguan lambung dan usus, seperti konstipasi dan
ulserasi.
karies
karies pulpitis
karies pulpitis
irreversible
pulpa
gangre
sinusitis kronik, uveitis, dan konjungtivitis kronik dapat terjadi akibat bakteremia
dilakukan perawatan gigi terhadap infeksi gigi dan mulut. Bakteri dari rongga mulut
umumnya terlokalisasi di daerah lobus frontal dan temporal. Maka, periodontitis dan
Infeksi ruang orbital diakibatkan oleh penyebaran secara langsung dari abses dento-
alveolar molar pertama melalui maxillary sinus atau penyebaran melalui regio
mata yang sensitif terhadap cahaya). Inflamasi mata lainnya dapat menyebabkan