Oleh
Rotsi Aftikha Atira Kusuma
201720401011005
Pemeriksaan penunjang
Smear / sitologi
Kultur bakteri(sekret purulen, bermembran atau pseudomembran)
Immunoassay mendeteksi antigen klamidia
Uji sensitivitas bakteri
PENATALAKSANAAN
60% kasus konjungtivitis bakteri akut dapat sembuh dengan sendiri tanpa
pemberian obat dalam waktu 1-2 minggu
antibiotik topikal spektrum luas:
Gentamycin 0,3% dan Tobramycin 0,3% : Staphylococcus, Streptoococcus, Haemophylus,
Proteus, E. coli, Moraxella, Pseudomonas
Chloramphenicol 0,5% (ED) dan 1% (ointment): Sthapylococcus, Haemophilus, Proreus
Erythromycin 0,5%: Staphylococcus, Streptococcus, Neisseria, Hemophylus
Cyprofloxacin, ofloxacin, levofoxacin (Fluroquinolon): Staphylococcus, Streptoococcus,
Haemophylus, Pseudomonas
Polymixin B/ trimethropin sulfat: Staphylococcus, Streptoococcus, Haemophylus, Proteus, E.
coli .
konjungtivitis N. gonorrheae salep penicillin setiap 25 menit, dilanjutkan
penicillin tetes (penicillin G 10.000-20.000 unit/ml) setiap 1-30 menit,
kemudian salep diperikan setiap 5-30 menit. Disusul pemberian salep penisilin
setiap 1 jam selama 3 hari .
Edukasi dan Pencegahan
Penularan Komplikasi
Penderita: sering mencuci Blefaritis marginal kronik,
tangan, menghindari parut konjungtiva, ulkus
mengucek mata kornea dan perforasi, iritis
Bukan penderita: menjaga toksik, sepsis, dan
kebersihan diri, menghindari meningitis
kontak dengan pasien,
menghindari memakai barang
yang dipakai penderita
Menjelaskan bahwa penularan
tidak melalui udara (tatap
mata), tetapi melalui sekret
dari mata yang sakit.
Prognosis
Konjungtivitis bakteri akut hampir selalu sembuh sendiri. Tanpa diobati,
infeksi dapat berlangsung selama 10-14 hari. Dengan pengobatan yang
memadai, manifestasi akan membaik dalam 1-3 hari. Komplikasi terburuk
sepsis dan meningitis dapat terjadi mengingat konjungtiva dapat menjadi
gerbang masuknya meningokokus ke dalam darah dan meningen.
Jika tidak diobati, ulserasi kornea perifer dapat terjadi pada infeksi N
gonorrhoeae dan dengan cepat berkembang menjadi perforasi kornea.
Konjungtivitis Trakhoma
Trakoma suatu bentuk konjungtivitis folikuler kronik yang
disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.
Masa inkubasi 5 – 14 hari (rata-rata 7 hari)
Trakhoma bilateral, penyakit ini menyebar melalui kontak
langsung atau benda pencemar umumnya dari anggota keluarga
yang lain. Penyebarannya sering dikaitkan dengan epidemi
konjungtivitis bakterial dan musim kemarau di negara tropis dan
subtropis
Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya konjungtivitis
trakhoma adalah:
Kurangnya air bersih untuk membersihkan wajah
Higienitas wajah yang kurang: sekresi sekitar mata menarik lalat
yang merupakan vektor fisik Chlamydia Trachomatis
Terbatasnya akses jamban: mengakibatkan peningkatan
kontaminasi tinja dari lingkungan yang dekat dengan lokasi
peternakan
Komunitas padat lingkungan: kontak pada lingkungan padat
penduduk memungkinkan penyebaran bakteri
KLASIFIKASI Mc
Callan
Stadium I (Insipien)
atau stadium
permulaaan
Stadium II
(Trakhoma) atau
stadium nyata.
Stadium IIA
Stadium IIB
Stadium III (parut)
Stadium IV
(penyembuhan)
Klasifikasi WHO
DIAGNOSIS
Tanda dan Gejala
Trakhoma ditegakkan berdasarkan diagnosa klinis, yaitu apabila
ditemukan sedikitnya dua tanda dari empat tanda berikut : Adanya
follikel pada konjungtiva tarsalis superior, limbal follikel atau sikatriknya
(Herbert's pits). 2. Adanya keratitis yang sebagian besar terdapat pada
sepertiga bagian atas kornea. 3. Pannus pada limbus superior. 4.
Sikatrik konjungtiva dengan bentuknya yang khas
Laboratorium
kerokan konjungtiva pewarnaan giemsa, tampak sebagai masa
sitoplasma biru atau ungu gelap sangat halus yang menutupi inti sel
epitel.
kultur bakteri tampak klamidia
PENATALAKSANAAN
Tetracycline 1-1,5 gr/ hari PO dalam 4 dosis terbagi (3-4 minggu)
Doxcycycline 100mg PO 2X1 (3 minggu)
Erytromycine 1 gR/hari PO dibagi dalam 4 dosis (3-4 minggu)
Salep atau tetes topikal (sulfonamide, tethracycline, erytromycine, dan
rifampin) empat kali per hari selama 6 minggu
PENCEGAHAN
Mebuat jarak tempat tinggal dengan lokasi pembuangan tinja hewan ternak
Menjaga higienitas wajah dengan sering mencuci wajah menggunakan air
bersih
DD
Konjungtivitis vernal
KOMPLIKASI
parut konjungtiva merusak kel. lakrimal aksesorius dan
menghilangkan duktulus kel. lakrimal mengurangi komponen
akueosa dalam tearfilm secara drastis.
trikhiasis atau entropion bulu mata terus menggores kornea
ulkus kornea, keratitis
PROGNOSIS
Dengan higienitas yang baik, penyakit ini akan sembuh dan bertambah
baik sehingga sekuele berat dapat dihindari. Sekitar 6-9 juta orang
mengalami kebutaan akibat trakhoma.
KONJUNGTIVITIS VIRAL
KONJUNGTIVITIS HERPES SIMPLEKS VIRUS
Pelebaran pembuluh darah unilateral, iritasi, bertahi mata mukoid, sakit,
dan fotofobia ringan.
Pada kornea tampak lesi-lesi epithelial tersendiri yang umumnya menyatu
membentuk satu ulkus atau ulkus-ulkus epithelial yang bercabang banyak
(dendritik).
Konjungtivitisnya folikuler.
Laboratorium: mononuklear (folikuler) / polimorfonuklear
(pseudomembran)
Terapi
Antivirus topical (7-10 hr): trifluridine setiap 2 jam sewaktu bangun atau salep
vida rabine lima kali sehari, atau idoxuridine 0,1 %, 1 tetes setiap jam sewaktu
bangun dan 1 tetes setiap 2 jam di waktu malam.
Keratitis herpes : salep acyclovir 3% 5x1(10 hr) atau acyclovir oral, 400 mg
5x1 (7hr) (Vaughan, 2010).
DEMAM FARINGOKONJUNGTIVAL
ditandai oleh demam 38,5-40⁰C, sakit tenggorokan, dan konjungtivitis
folikuler pada satu atau dua mata.
Folikuler sering sangat mencolok pada kedua konjungtiva dan pada mukosa
faring.
Mata merah dan berair mata sering terjadi, dan kadang-kadang sedikit
kekeruhan daerah subepitel.
Yang khas adalah limfadenopati preaurikuler (tidak nyeri tekan).
disebabkan oleh adenovirus tipe 3 dan tipe 4 dan 7
Laboratorium: Kerokan konjungtiva sel mononuclear, dan tak ada
bakteri yang tumbuh pada biakan.
Keadaan ini lebih sering pada anak-anak daripada orang dewasa dan sukar
menular di kolam renang berchlor.
Tidak ada pengobatan spesifik. Konjungtivitisnya sembuh sendiri,
umumnya dalam sekitar 10 hari
KERATOKONJUNGTIVITIS EPIDEMIKA
Pada awalnya pasien merasa ada infeksi dengan nyeri sedang dan berair
mata,umumnya bilateral, edema palpebra, kemosis, dan hyperemia
konjungtiva menandai fase akut. Folikel dan perdarahan konjungtiva sering
muncul dalam 48 jam.
Dapat membentuk pseudomembran dan mungkin diikuti parut datar atau
pembentukan symblepharon.
Konjungtivitis berlangsung paling lama 3-4 minggu menyembuh tanpa
meninggalkan parut.
Etiologi: adenovirus tipe 8, 19, 29, dan 37 (subgroub D dari adenovirus
manusia).
Lab: Kerokan konjungtiva mononuclear primer; bila terbentuk
pseudomembran, juga terdapat banyak neutrofil.
Terapi: kompres dingin akan mengurangi beberapa gejala. Belum ada terapi
spesifik.
Edukasi
Karena konjungtivitis virus mudah sekali menular, pastikan
agar selalu menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan dan
wajah serta tidak menggunakan handuk secara bersama-sama.
Juga sedapat mungkin hindari kontak dengan orang lain
(Medkes, 2014).
KONJUNGTIVITIS ALERGIKA
KONJUNGTIVITIS VERNAL
keradangan bilateral konjungtiva yang berulang menurut
musim, sebagai akibat reaksi hipersensitif tipe I dengan
gambaran spesifik hipertropi papil di canaltarsus dan limbus
faktor penyebab:
alergen serbuk sari,
debu,
tungau debu rumah,
bulu kucing,
makanan,
faktor fisik berupa panas sinar matahari atau angin.
Pemeriksaan histopatologi banyak eosinofil dan