Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW, dan para sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman. Karena atas
rahmat dan ridha-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul Infeksi Gonore
pada Kehamilan . Penulisan referat ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dalam
menempuh kepanitraan klinik di bagian obstetrik dan ginekologi di RSUD dr. Drajat
Prawiranegara.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan referat ini tidak lepas dari
bantuan dan dorongan banyak pihak. Maka dari itu, perkenankanlah penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu, terutama
kepada dr.Suriyaman, SpOG yang telah memberikan arahan serta bimbingan ditengah
kesibukan dan padatnya aktivitas beliau.
Penulis menyadari penulisan referat ini masih jauh dari sempurna mengingat
keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan referat ini. Akhir kata penulis berharap
penulisan referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Serang, Agustus 2016
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infeksi Gonore mengacu pada serangkaian kondisi klinis yang melibatkan infeksi
dengan bakteri patogen yang ditularkan secara seksual, Neisseria gonorrhoeae adalah
mikrobiologi diplococci intraseluler Gram-negatif. N. gonorrhoeae dapat diperoleh di
beberapa lokasi mukosa pada saluran genital bawah, termasuk uretra, leher rahim, kelenjar
Bartholin dan kelenjar Skene, serta melalui saluran anorektal, faring, dan konjungtiva. bakteri
ini mungkin menyebar ke saluran kelamin bagian atas, tuba, dan rongga perut, serta lokasi
sistemik lainnya. menurut referensi gonore sudah ada sejak lebih dari 2000 tahun, gonore
adalah penyakit tua, dengan manusia yang berfungsi sebagai host alami.(1)
Gonore adalah infeksi umum, dengan Pusat baru-baru ini untuk Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit memperkirakan angka lebih dari 700.000 kasus baru di AS setiap tahun,
hanya setengah dari yang dilaporkan. Pada tahun 2009, ada 301.174 kasus gonore dilaporkan
di AS 99,1 kasus per 100.000 orang, turun 10,5% dari tahun sebelumnya. Gonore berikut
infeksi klamidia sebagai yang paling sering dilaporkan infeksi menular seksual kedua di AS.
(1)
Gambaran klinik dan perjalanan penyakit pada perempuan berbeda dari pria. Hal ini
disebabkan perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan perempuan. Gonore pada
perempuan kebanyakan asimptomatik sehingga sulit untuk menentukan masa inkubasinya.
Infeksi pada uretra dapat bersifat simptomatik ataupun asimptomatik, tetapi pada umumnya
jarang terjadi tanpa infeksi pada serviks, kecuali pada perempuan yang telah di histerektomi.
Keluhan traktus genitourinarius bawah yang paling sering adalah bertambahnya duh tubuh
genital, dysuria yang kadang-kadang disertai polyuria, perdarahan antara masa haid, dan
menoragia. Daerah yang paling sering terinfeksi adalah serviks. Pada pemeriksaan, serviks
tampak hiperemis dengan erosi dan secret mukopurulen. (2)
Infeksi gonore selama kehamilan dapat menyebabkan konjungtivitis gonokokal pada
neonates hal ini adalah manifestasi tersering dari infeksi pernatal, umunya ditransmisikan
selama proses persalinan.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang infeksi gonore pada kehamilan.
1.2.2. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi salah satu tugas di Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetri dan
Ginekologi di RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang dan sebagai salah satu persyaratan
dalam mengikuti ujian di Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetri dan Ginekologi di RSUD Dr.
Dradjat Prawiranegara Serang
BAB II
2.1. Definisi
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae
yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian
putih mata (konjungtiva) dan bagian tubuh yang lain. (1)
2.2. Epidemiologi
Gonore adalah infeksi umum, dengan Pusat baru-baru ini untuk Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit memperkirakan angka lebih dari 700.000 kasus baru di AS setiap tahun,
hanya setengah dari yang dilaporkan. Pada tahun 2009, ada 301.174 kasus gonore dilaporkan
di AS 99,1 kasus per 100.000 orang, turun 10,5% dari tahun sebelumnya. Gonore berikut
infeksi klamidia sebagai yang paling sering dilaporkan infeksi menular seksual kedua di AS.
Sebagai IMS dapat diobati, tingkat gonore menanggapi intervensi kesehatan masyarakat yang
ditujukan untuk penemuan kasus dan pengobatan agresif, dan antara tahun 1975 dan 1997,
kasus
kesimpulan dari program itu, tingkat gonore tetap relatif stabil. (1)
2.3 Etiologi
Penyebab gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh NEISSER pada tahun 1879
dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan
dikenal ada 4 spesies, yaitu N.gonorrhoeae dan N.meningitidis yang bersifat patogen serta
N.catarrhalis dan N.pharyngis sicca yang bersifat komensal. Keempat spesies ini sukar
dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.(3)
Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8 u dan
panjang 1,6 u, bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarnaan Gram bersifat
gram negative, terlihat didalam dan diluar leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat
mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu diatas 390C, dan tidak tahan cat desinfektan.(2)
Secara morfologik, gonokok ini terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai
pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan bersifat
nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang.(2)
Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah mukosa epitel kuboid atau lapis
gepeng yang belum berkembang, yakni pada vagina sebelum pubertas.(2)
bakteri untuk pertama kali manusia akan membuat antibody berupa immunologic memory
sehingga saat terpapar bakteri yang sama dimasa yang akan datang, tubuh akan langsung
mengenalinya dan menyerang bakteri. Hal yang unik pada gonokokus adalah bakteri ini dapat
menyerang manusia berkali-kali namun system imun tetap mengenalinya sebagai bakteri
baru. Hal ini terjadi karena di leukosit terdapat OPA receptor, saat leukosit mencoba untuk
mencerna bakteri, protein OPA pada bakteri akan berikatan dengan receptornya. hal ini
menyebabkan immunologic system tidak berkerja pada gonokokus . (4)
2.5. Gambaran Klinik
Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda dengan pria. Hal ini
disebabkan oleh adanya perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan wanita. Pada
wanita, baik penyakitnya akut maupun kronik, gejala subyektif jarang ditemukan dan hampir
tidak pernah didapati kelainan obyektif. Pada umumnya wanita datang kalau sudah ada
komplikasi. Sebagian besar penderita ditemukan pada waktu pemeriksaan antenatal atau
pemeriksaan keluarga berencana.(2)
Masa tunas sulit untuk ditemukan karena pada umumnya asimtomatik, gejala awal
bisa timbul pada waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Pada wanita, penyakit akut atau kronik
jarang ditemukan gejala subjektif dan objektifnya dan tanda-tanda radang tidak seberapa
menonjol, rasa nyeri yang tidak seberapa tinggi, infeksi pada wanita, pada mulanya hanya
mengenai serviks uteri, kemudian menyebar ke organ lain, gejala klinik infeksi gonore adalah
kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah, demam, keluarnya cairan dari
vagina, nyeri ketika berkemih dan desakan untuk berkemih, secret yang purulen dari urethra,
kelenjar para-urethralis, dan kelenjar bartolini, dan sekresi mukoperulen dari serviks. Pada
pemeriksaan serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen, duh tubuh akan
terlihat lebih banyak, bila terjadi servitis akut. Nyeri panggul / perut bagian bawah terjadi
pada 5% kasus.
Pada mulanya hanya serviks uteri yang terkena infeksi. Duh tubuh yang mukopurulen
dan mengandung banyak gonokokus mengalir keluar dan menyerang uretra, duktus
parauretra, kelenjar Bartholin, rektum dan dapat juga naik ke atas sampai pada daerah
kandung telur.(2)
Dibawah ini beberapa gejala yang dapat ditimbulkan:
Uretritis
Gejala utama ialah disuria, kadang-kadang poliuria. Pada pemeriksaan orifium
uretra eksternum tampak merah, edematosa dan ada sekret mukopurulen.(2)
Parauretritis
Proktitis
Prokitis pada pria dan wanita pada umunya asimtomatik. Pada wanita dapat
terjadi karena kontaminasi dari vagina dan kadang-kadang karena hubungan
genitoanal seperti pada pria. Keluhan pada wanita biasanya lebih ringan
daripada pria, terasa seperti terbakar pada daerah anus dan pada pemeriksaan
Cara infeksi melalui kontak secara orogenital. Faringitis dan tonsilitis gonore
lebih sering daripada gingivitis, stomatitis atau laryngitis. Keluhan sering bersifat
asimtomatik, bila ada keluhan sukar dibedakan dengan infeksi tenggorokan yang
disebabkan kuman lain. Pada pemeriksaan daerah orofaring tampak eksudat
mukopurulen yang ringan atau sedang.(3)
Konjungtivitis
Penyakit ini dapat terjadi pada bayi yang baru lahir dari ibu yang menderita
serviksitis gonore. Pada orang dewasa infeksi terjadi karena penularan pada
konjungtiva melalui tangan atau alat-alat. Keluhannya berupa fotofobi, kanjungtiva
bengkak merah dan keluar eksudat mukopurulen. Bila tidak diobati terjadi ulkus
kornea, panofthalmitis sampai timbul kebutaan.(3)
Gonore diseminata
Kira-kira 1 % kasus gonore akan berlanjut menjadi gonore diseminata.
Penyakit ini banyak didapat pada pederita dengan gonore asimtomatik sebelumnya,
terutama pada wanita. Gejala yang timbul dapat berupa atritis (monoatritis),
miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis dan dermatitis.(2)
2.6. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan
penunjang. Serta biakan atau pemerikasaan gen hasilnya positif. Dari anamnesis biasaya
pasien datang dengan keluhan keluarnya cairan dari vagina, rasa nyeri pada panggul bawah,
demam, nyeri ketika berkemih dan desakan untuk berkemih. Beberapa laporan mengatakan
adanya rasa terbakar, gatal, atau peradangan, vulva, vagina, leher rahim, uretra atau, sebagian
besar, atau tidak menunjukkan gejala. Duktus Bartholin dan kelenjar mungkin terlibat, dapat
dilihat dengan adanya pembengkakan atau pembentukan abses. Faringitis akut dan tonsilitis
mungkin terjadi, tapi ini jarang terjadi. Infeksi mata yang paling sering terjadi pada neonatus
yang lahir dari ibu yang terinfeksi, ophthalmitis dewasa mungkin hasil dari autoinokulasi.
Pada pemeriksaan serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen, duh tubuh
8
akan terlihat lebih banyak, bila terjadi servitis akut. Nyeri panggul / perut bagian bawah
terjadi pada 5% kasus. Diagnosis dapat ditegakkan dengan smear dari situs yang terlibat
dengan pembiakan gram negatif diplococci. Namun, konfirmasi setelah pertumbuhan pada
medium selektif juga sangat penting. (1)
Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
pembantu yang terdiri atas 5 tahapan yaitu:
a. Sediaan langsung
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan gonokokus
gram negatif intraselular dan ekstraselular. Bahan duh tubuh pada wanita diambil dari
uretra, muara kelenjar bartholin, serviks dan rektum.(2)
b. Kultur
Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan (kultur). Ada dua macam media
yang dapat digunakan yaitu: (2)
Media transpor
-
tumbuh.
Media Thayer Martin; Media ini selektif untuk mengisolasi gonokokus.
Mengandung vankomisin untuk menekan pertumbuhan kuman gram
positif, kolestimetat untuk menekan pertumbuhan kuman gram negatif
Gelas 2
Arti
jernih
jernih
keruh
jernih
keruh
keruh
panuretritis
jernih
keruh
tidak mungkin
Sensitivitas
Spesifitas
90-95
45-65
95-99
90-99
+
+
+
+
+
+
94-98
>99
+/-
10
Uretra
Endoservik
s
85-95
>99
+/-
11
Gambar 2.4. Antibiotik oral yang dapat digunakan pada infeksi gonococcal.(5)
Pada pasien dengan gonococcal meningitis dapat diberikan ceftriaxone 1 sampai 2
gram IV setiap 12 jam selama 10 sampai 14 hari.
Terapi pada pasien dewasa yang tidak mengalami komplikasi infeksi anogenital adalah :
12
dengan
rupture
membrane
yang
premature.
Kelahiran
premature,
2.8 Komplikasi
Komplikasi sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal genitalia. Infeksi
pada serviks dapat menimbulkan komplikasi salpingitis atau penyakit radang panggul (PRP).
PRP yang simptomatik ataupun asimptomatik dapat mengakibatkan jaringan parut pada tuba
sehingga menyebabkan infertilitas atau kehamilan ektopik. (2)
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus (lubang
dubur) bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar
anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar,
tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak
lendir dan cairan di dinding rektum penderita. Melakukan hubungan seksual melalui mulut
(oral sex) dengan seorang penderita gonore bias menyebabakn gonore pada tenggorokan
(faringitis gonokokal). Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang
menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan. Jika cairan yang terinfeksi
mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar (konjungtivitis gonore).
Komplikasi gonore dapat terjadi pada wanita hamil, diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
14
agen infeksi. konjungtivitis gonokokal adalah penyakit mata yang sering terjadi pada bayi
diseluruh dunia. Mikroorganisme penyebab konjuntivitis gonokokal yang terbanyak adalah
Chlamydia trachomonas dan Neisseria gonorrhea. Konjungtivitis gonokokal umumnya
ditransmisikan selama proses persalinan. Konjungtivitis gonokokal jika tidak diterapi dapat
mengarah pada perforasi korenea dan panoftalmitis dan hal tersebut salah satu penyebab
kebutaan pada bayi. (6)
Sedangkan pada gonococcal ophthalmia neonatorum dapat diberikan ceftriaxone 25
sampai 50 gram mg/kg IV atau IM, tidak boleh melebihi 125 mg pada setiap dosis tunggal.(5)
BAB III
KESIMPULAN
Gonore adalah infeksi yang disebakan oleh Neisseria gonorrhoeae. Infeksi gonore
merupakan infeksi menular seksual kedua setelah infeksi klamydia yang sering terjadi.
Gambaran klinik dan perjalanan penyakit pada perempuan berbeda dari pria. Gonore pada
15
Daftar Pustaka
1. Walker CK, Sweet RL. Gonorrhea Infection in Women: Prevalence, effect, screening,
and management. 2011:3:p:197-9.
2. Daili SF. Gonore. Dalam: daily SF, Makes WIB, Zubier F, Judanarso J, Penyunting
Infeksi menular seksual. Edisi ke-3. Cetakan ke-1: Balai penerbit FKUI, 2005: 51-8
16
17