Anda di halaman 1dari 48

Kelompok IV

Ai Romlah Mauliyah Anggi Klamentina Ima Nur Rosmayanti Susanti Tatang Tajudin 31109037 31109039 31109050 31109062 31109064

Timbal dan Merkuri

Logam
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam ditemukan dengan cara penambangan yang terdapat dalam keadaan murni atau bercampur. Bijih logam yang

ditemukan dalam keadaan murni yaitu emas, perak, bismut,


platina, dan ada yang bercampur dengan unsur-unsur seperti karbon, sulfur, fosfor, silikon, serta kotoran seperti tanah liat, pasir, dan tanah

Logam Berat
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot
jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7. Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) merupakan

zat pencemar yang berbahaya.

Di lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan dan air dapat menyebabkan keracunan. Logam yang terlepas dari alat makan-minum dan alat masak juga dapat menimbulkan keracunan tanpa disadari. Pembakaran batubara yang mengandung logam berat, tambahan Pb tetraetil pada bensin, dan peningkatan penggunaan logam dalam industri menjadi sumber pencemaran lingkungan dan penyebab utama keracunan logam berat.

Logam berat tidak mengalami metabolisme, tetap berada dalam tubuh dan menyebabkan efek toksik dengan cara bergabung dengan suatu atau beberapa gugus ligan yang esensial bagi fungsi fisiologis normal. Ligan ialah suatu molekul yang mengikat molekul lain yang umumnya lebih besar. Antagonis logam berat, suatu kelator (Chelating agent) khusus dirancang untuk berkompetisi dengan ligan terhadap logam berat, sehingga meningkatkan eksresi logam dan mencegah atau menghilangkan efek toksiknya. Logam berat bisa bereaksi membentuk ikatan koordinat dengan ligan dalam tubuh yang berbentuk -OH, -COO, OPO3H, -C=O, -SH, -S-S-, -NH2 dan =NH.

Mekanisme Keracunan Logam

Pengelompokan Berdasarkan Urutan Daya Racun

Kelas A : Daya racun rendah Contoh: Mg Kelas antara : Daya racun sedang Contoh: Ni, Zn Kelas B : Sangat beracun Contoh: Hg, Pb, Sn, Cu

Urutan Toksisitas Logam


Dari tinggi ke rendah: Hg2+ > Cd2+ > Ag+ > Ni2+ > Pb2+ > As2+ > Cr2+ > Sn2+ > Zn2+

Faktor Yang Mempengaruhi Toksisitas Logam

Tingkat dan lamanya paparan: efek toksik logam berkaitan dengan tingkat lamanya paparan. Umumnya, makin tinggi kadarnya dan makin lama paparan, efek toksik akan lebih besar. Tetapi terlepas dari perbedaan kuantitatif ini, perubahan dalam tingkat dan lamanya paparan dapat mengubah sifat efek toksik. Contohnya: kadmium dalam satu dosis tunggal besar dapat menginduksi gangguan saluran cerna. Sedangkan asupan Cd lebih kecil tetapi berulang kali dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal.


Kondisi individu: Anak-anak kecil sangat rentan terhadap logam karena biasanya kepekaannya lebih besar dan tingkat penyerapan dalam saluran cernanya juga lebih besar. Faktor-faktor diet: misalnya, defisiensi protein, vitamin C dan vitamin D meningkatkan toksisitas timbal dan kadmium.


Logam tertentu: misalnya timbal dan merkuri, dapat melintasi plasenta dan mempengaruhi janin. Ada bukti bahwa bayi yang terpapar dalam kandungan akan dipengaruhi secara lebih berat daripada ibunya.

Merkuri (Hg)

MERKURI (Hg)
Merkuri atau hydrargyrum adalah unsur kmia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta mudah menguap. Kelimpahan Hg di bumi menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi.


Merkuri (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik. Selain itu, berbagai jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar ini.

yang harus dibedakkan yaitu: Uap Hg (unsur Hg): paling mudah menguap Garam Hg : Misalnya HgCl2 yang digunakan dalam krim kulit Hg organik : Misalnya alkilmerkuri yang digunakan sebagai fungisida. Alkilmerkuri adalah yang paling berbahaya dari kelompok senyawa ini.

Klasifikasi Hg Hg (unsur Hg) Ada tiga bentuk utama


Unsur merkuri tidak toksik bila termakan karena absorpsi dari saluran cerna sangat rendah dan Hg dalam bentuk ini tidak bereaksi dengan molekul penting secara biologis. Namun akan menjadi sangat toksik ketika terhirup dan diserap seluruhnya oleh paru. Garam Hg dan Hg organik toksik bila termakan.

Toksisitas Merkuri
Keracunan kronis oleh merkuri dapat terjadi akibat kontak kulit, makanan, minuman, dan pernapasan. Toksisitas kronis berupa gangguan sistem pencernaan dan sistem syaraf atau gingvitis. Akumulasi Hg dalam tubuh dapat menyebabkan tremor, parkinson, gangguan lensa mata berwarna abu-abu, serta anemia ringan, dilanjutkan dengan gangguan susunan syaraf yang sangat peka terhadap Hg dengan gejala pertama adalah parestesia, ataksia, disartria, ketulian, dan akhirnya kematian.


Wanita hamil yang terpapar alkil merkuri bisa menyebabkan kerusakan pada otak janin sehingga mengakibatkan kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak janin lebih rentan terhadap metil merkuri dibandingkan dengan otak dewasa. Konsentrasi Hg 20 g/L dalam darah wanita hamil sudah dapat mengakibatkan kerusakan pada otak janin..


Toksisitas kronis dari merkuri organik ini dapat menyebabkan kelainan berkelanjutan berupa tremor, terasa pahit di mulut, gigi tidak kuat dan rontok, albuminuria, eksantema pada kulit, dekomposisi eritrosit, serta menurunkan tekanan darah.

Pencemaran Merkuri di Lingkungan

Mekanisme Keracunan Merkuri


Merkuri bereaksi dengan gugus sulfhidril, berikatan dengan protein, dan menginaktivasi enzim.


Merkuri mudah membetuk ikatan kovalen dengan sulfur, dan sifat inilah yang mendasari sebagian besar efek biologisnya. Apabila sulfur terdapat dalam bentuk sulfhidril. Maka merkuri divalen menggantikan atom hidrogen membentuk merkaptida X-Hg-SR dan Hg (SR)2. X menunjukan suatu radikal elektronegatif dan R ialah protein. Hg organik membentuk merkaptida tipe RHgSR. Akibatnya aktifitas enzim sulfhidirl terhambat sehingga metabolisme dan fungsi sel terganggu

Perkiraan Dosis Toksik


Pada suhu ruang berupa cairan dan sulit terabsorpsi, namun uapnya mudah diabsorpsi lewat inhalasi, jika merkuri dipanaskan. Kadar di udara yang disebut membahayakan adalah 28 mg/m3 Garam merkuri anorganik: dosis letal akut oral adalah 1 g Batas maksimum asupan makanan misalnya ikan yang terkontaminasi merkuri adalah 0,03 mg.

Inhalasi akut uap merkuri: pneumonitis, edema, paru nonkardiogenik. Keracunan oral akut garam merkuri anorganik: muntah, diare (sering berdarah), syok, gagal ginjal terjadi dalam 24 jam. Dapat juga terjadi hepatitis. Keracunan kronik merkuri organik: iritabilitas, kehilangan ingatan, depresi, insomnia, tremor. Gejala lain yang juga sering terjadi adalah gingivitis, stomatitis dan salivasi.

Tanda dan Gejala

Penanganan
Setelah keracunan uap merkuri beri oksigen. Setelah keracunan oral, antisipasi gastroenteritis dan atasi syok secara agresif dengan infus cairan. Jika terjadi gagal ginjal, terapi supportif biasanya reversible namun hemodialisis mungkin diperlukan hingga 12 minggu.


Daya racun logam merkuri akan hilang bila unsur berikatan dengan sulfur yang ikut dalam tubuh. Karena itu pada kasus keracunan merkuri, seringkali diberikan merkaptopropanol. Senyawa ini akan menimbulkan rangsangan untuk memuntahkan kembali senyawa merkuri yang telah masuk ke dalam tubuh.

Kasus Minamata

Terjadi di Teluk Minamata (Jepang) Pembuangan limbah Chisso Corporation : pabrik kimia aldehid, plastik, obat-obatan dan parfum Metil merkuri dihasilkan dari proses metilasi merkuri anorganik oleh bakteri metanogenik (di sedimen)

Penyakit minamata disebabkan oleh metil merkuri. Minamata ialah sebuah kota kecil di Jepang, tempat sebuah pabrik kimia besar membuang limbahnya langsung ke teluk minamata. Pabrik kimia tersebut menggunakan merkuri anorganik sebagai katalisator dan sebagian besar telah dimetilasi sebelum disalurkan ke teluk tadi. Di samping itu mikroorganisme mengubah merkuri anorganik menjadi metil merkuri yang kemudian diambil oleh plankton alga dan selanjutnya terakumulasi dalam ikan lewat rantai makanan. Penduduk minamata yang mengkonsumsi ikan dalam jumlah besar menjadi korban pertama.

Kasus Minamata

Korban Minamata

Timbal (Pb)

Timbal (Pb)
Timbal merupakan satu unsur logam berat yang lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, pemaparan maupun saluran pencernaan. Lebih kurang 90% partikel timbal dalam asap atau debu halus di udara dihisap melalui saluran pernafasan. Penyerapan di usus mencapai 5 15 % pada orang dewasa. Pada anak-anak lebih tinggi yaitu 40 % dan akan menjadi lebih tinggi lagi apabila si anak kekurangan kalsium, zat besi dan zinc dalam tubuhnya.

Toksisitas timbal (Pb)


Pengaruh toksisitas akut Pb agak jarang ditemui, tetapi pengaruh toksisitas kronik paling sering ditemukan Pengaruh toksisitas kronis sering dijumpai pada pekerja tambang dan pabrik pemurnian logam, pabrik mobil (proses pengecatan), penyimpanan bateri, percetakan, pelapisan logam dan pengecatan system semprot


Kasus keracunan Pb bersumber dari Pb dalam mainan, debu ditempat latihan menembak, pipa ledeng, pigmen cat para artis, abu dan asap dari pembakaran, kayu yang dicat, limbah tukang perhiasan. Keracunan pada anak cukup sering karena termakannya serpihan cat yang berasal dari bangunan tua atau karena kebiasaan menggerogoti lis kerangka jendela yang dicat Pb. Absorbsi Pb terutama melalui saluran cerna dan saluran napas. Absorpsi melalui usus pada orang dewasa kira-kira 10%. Ada dugaan bahwa Pb dan kalsium berkompetisi dalam transpor lewat mukosa usus, karena ada suatu hubungan timbal balik antara kadar kalsium makanan dan absorpsi.

Timbal adalah logam toksik yang bersifat kumulatif, sehingga mekanisme toksisitasnya dibedakan menurut beberapa organ yang dipengaruhinya yaitu sebagai berikut: Sistem haemopoietik : Pb menghambat system pembentukan hemoglobin sehingga menyebabkan anemia. Sistem saraf pusat dan tepi: dapat menyebabkan gangguan ensepfalopati dan gejala gangguan system saraf perifer. Ginjal: dapat menyebabkan aminoasiduria, fosfaturia, glukosuria, nefropati, fibrosis dan atrofi glomerular. Sistem gastro-intestinal: menyebabkan kolik dan kosnstipasi Sistem kardiovaskuler: menyebabkan peningkatan permiabilitas pembuluh darah Sistem endokrin: mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi adrenal

Efek timbal pada sistem syaraf


Pengaruh keracuna timbal dapat menimbulkan kerusakan otak dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak. Sebagai akibat dari keracunan timbal adalah epilepsy, halusinasi, kerusakan pada otak besar, dan delirium (sejenis penyakit gula) Efek timbal terhadap sistem urinaria Timbal yang masuk ke dalam tubuh akan masuk ke dalam aliran darah. Ikut sertanya senyawa timbal yang terlarut dalam darah ke sistem urinaria dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran ginjal. Kerusakan yang terjadi disebabkan terbentuknya intranuclear inclusion bodies yang disertai dengan membentuk amnociduria (terjadinya kelebihan asam amino dalam urine).

Efek timbal terhadap sistem reproduksi


Efek pada sistem reproduksi dapat berupa gangguan produksi sperma, peningkatan resiko keguguran, kehamilan preterm, penurunan umur gestasi, berat lahir rendah dan gangguan perkembangan neurologi. Efek timbal terhadap jantung Timbal yang masuk ke dalam tubuh juga dapar merusak organ jantung. Namun sejauh ini perubahan otot jantung sebagai akibat dari keracunan timbal baru ditemukan pada anak-anak. Perubahan tersebut dapat dilihat dari ketidaknormalan EKG.

Mekanisme Keracunan
Timbal menggantikan logam-logam lain dari ikatan normalnya di tubuh dan menghasilkan efekefek biokimia (contohnya: gangguan sintesis heme). Timbal juga berikatan dengan gugus sulfhidril dan mengganggu fungsi selular. Sistem organ yang paling dipengaruhi adalah sistem saraf, ginjal, reproduksi dan hematopoetik

Tanda Dan Gejala


Akut: jarang Kronik: sakit kepala, rasa logam dalam mulut. Garis biru pada gusi, sakit perut (kolik), diare, anemia, basophilic stippling dari eritrosit. Paralisis dan kejang. Koproporfirinuria serta kelainan radiologik pada tulang.

Penanganan
Berikan 1 g CaNa2EDTA dalam infus 500 mL glukosa 5% dua kali sehari selama 3 hari. Ca glukonat 2 g IV. Laksan dengan MgSO4. Luminal 100-200 mg IM bila ada kejang

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai