Anda di halaman 1dari 183

TREMATODA

OLEH:

Dr. Hj MIENTJE.OESMAINI .MM


Bagian Parasitologi FK Unja

A. Klasifikasi Trematoda
Phylum Platyhelminthes
Class Trematoda
Subclass Digenea
Order Prosostomata
Suborder

suborder

Strigeata

Amphistomata

Superfamily
Fascioloidea

suborder

Superfamily

Distomata
Superfam. I

Schistosomatoidea Paramphistomatoidea
II Ophisthorchioidea

Superfam.

Superfam. III Troglotrematoidea


Superfam. IV Plagioorchioidea
Superfam. V Echinostomatoidea

B. Pembagian Trematoda Berdasarkan


Habitat
1. Trematoda usus:

2. Trematoda hati :

Fasciolapsis buski

- Fasciola hepatica

Heterophyes heterophyes - Fasciola gigantica


Metagonimus yokogawai
sinensis
Echinostoma

- Opisthorchis felineus

Troglotrema salmincola
viverrini
G. hominis

- Clonorchis

- Opisthorchis

- D. dendriticum
3

3. Trematoda paru-paru
- Paragonimus westermani
4. Trematoda darah
- S. haematobium
- S. mansoni
- S. japonicum

- Trematoda dari subkelas Monogenea


trematoda monogenetik.
- Hidup sebagai ektoparasit pada hewanhewan
yang hidup di dalam air.
- Sebagai endoparasit pada manusia dan
hewan
domestik (kelas Digenea atau digenetik
yang
memerlukan satu atau lebih HP).
- Masa dewasa Reproduksi seksual
Stadium larva (di dalam keong)
Aseksual.

Morfologi Cacing dewasa


a. Bentuk : Pipih seperti daun, atau telur, kerucut,
silindris, tergantung keadaan kontraksinya.
b. Ukuran : kurang dari 1 mm s/d beberapa cm.
c. Tidak punya rongga badan,
Badan tdd :
- lapisan cuticula homogen &non-cellular,
- duri, tuberkel atau ridges (geligi),
- lapisan otot-otot melingkar, otot-otot miring,
- otot-otot longitudinal dan serabut-serabut
transversal dengan arah dorsoventral.
6

- Dua batil isap berotot seperti cangkir.


Genus Heterophyes terdapat tiga batil isap,
ketiganya batil
isap genital.
- Batil isap kepala (oral sucker) di anterior.
- Batil isap perut = acetabulum (ventral sucker)
- Karena struktur luar yang khas yaitu acetabula
(suckers),
Dinamakan Trematoda (badan yang berlubanglubang).

Integument & Suckers

(o.s)
(v.n)
(s.)

: oral sucker
: ventral sucker
: spines

SISTEM EKSRESI
(e.c) : Excretory capillary
(f.c) : Flame cell (sel-sel api)
(c.t) : Collecting tube (saluran
pengumpul)
(b)

: Bladder

(e.p) : Excretory pore (lubang


ekskresi)
(n) : Nucleus
(c.l) : Cilia
(e.c) : Excretory capillary
Flame cell

SISTEM SARAF
Sistem sarafnya primitif tdd:
- (c.g) : cephalic ganglia Dua
ganglion
lateralis di daerah pharynx &
dihubungkan oleh komissura
dorsal.
- (v.n) : ventral nerve trunk
- (l.n) : lateral nerve trunk
- (d.n) : dorsal nerve trunk.
10

SISTEM PENCERNAAN
- (p) Pharynx berotot dan berbentuk
globular,
- (e) Esophagus sempit dan pendek
- (c) Usus bercabang dua sebagai
caeca yang
berbentuk lurus atau bercabangcabang
dengan berbagai ukuran dan
biasanya
berakhir buntu.
- Kelenjar liur

11

SISTEM REPRODUKSI
Semua spesies dari kelas Trematoda
hermaphrodit,
kecuali genus Schistosoma yang mempunyai
kelamin
terpisah.
Organ
ini
terletak
diantara
dua
percabangan
caecum.

12

Sistem Reproduksi Jantan


(g.o) : genital opening
(s.v)

: Seminal vesicle

(v.d)

: Vas defferent

(v.e)

: Vas efferent

(t)

: Testis, biasanya dua


(Schistosoma 4-9)
Bentuk : bisa globular,
lobus,
tubular,
dendritik

13

Sistem Reproduksi Betina


(vt) : Vitellaria
(oot) : Ootype
(vt.d) : Vitelline duck
(ov) : Ovary
(g.a) : Genital opening
(u) : Uterus
(m.g) : Mehlis gland
(l.c) : Laurers canal
(s.r) : Seminal receptacle

14

Cirral Sac And Genital Atriu


(g.o)
(g.a)
(u) :
(cr) :
(cr.s)
(p.g)
(s.v)
(v.d)
(v.e)
(t) :

: genital opening
: genital atrium
uterus
cirrus
: cirral sac
: prostate gland
: seminal vesicle
: vas deferens
: vas efferens
testis

15

*Organ Reproduksi Betina


(ov)

Ovarium

(m.g) Mehlis gland


(l.c)

Laurers canal

(s.r) Seminal reptacle berbentuk


kantung &tipis
(vt.d) Vitellin duck
(oot) Ootype (dikelilingi kelenjar
Mehlis)
(u) Uterus, berkelok-kelok (sering
dipenuhi telur).
16

Sistem
Reproduksi
Trematoda

17

TELUR

Telur yang belum matang tdd:


- ovum yang telah dibuahi,
- sel vitellin,
- membran vitellin
- kulit telur.
- Sebagian telur Trematoda mempunyai
operculum, kecuali telur Schistosoma.

18

Telur
Trematoda
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

F. buski
S. mansoni
S. haematobium
S. japonicum
S. intercalatum
G. hominis
P. westermani
C. sinensis
H. heterophyes
19

FISIOLOGI

Bergerak dengan kontraksi, memanjangkandiri,


dan fleksi
dibantu struktur cuticulanya.

Mempertahankan posisi pada hospes dengan batil


isap.

Umur tergantung spesies (Schistosoma sampai 30


tahun).

Makanan diperoleh dari jaringan, sekresi atau isi


usus
hospes, tergantung habitat dan spesies.

Pernapasan anaerob, tapi larva membutuhkan O2.

20

Fisiologi

Hermaphrodit, fertilisasi terjadi dengan


sendirinya.

Cirrus sebagai alat kopulasi dan spermatozoa


disimpan dalam receptaculum seminalis.

Ovum dibuahi bila sperma turun melalui


oviduct (terjadi di ootype).

21

DAUR HIDUP

Telur hanya berkembang di dalam air.


Dalam hospes definitif (vertebrata)pembentukan
telur
secara seksual.

Di dalam keong (HP) secara aseksual.


Telur keluar dari hospes definitif melalui usus,
saluran
urogenital, dan saluran pernapasan.

Telur menetas keluar miracidium melalui


operculum yang

terbuka dan pada telur yang tidak mempunyai


operculum

22

Perkembangan larva : 4 stadium (Schistosoma 3


stadium).

Miracidium ditemukan dalam telur matang atau


dalam air.

Sporokista, redia dan cercaria terbentuk dalam


keong air tawar.

Miracidium berbentuk seperti jambu dan diliputi


cilia,
berenang aktif dalam air.

Miracidium mengandung banyak kelenjar sekresi


di

anteriornya yang menghasilkan enzim untuk


menembus

23

Miracidium masuk pada spesies keong yang


sesuai

karena stimulus chemotaxis (lendir dan cairan


tubuh
keong) melalui bagian tak tertutup (insang,
kepala,
sungut atau kaki) cilia dilepas.

Bila miracidium
sesuai mati

tidak

bertemu

keong

yang

dalam beberapa jam.

Di dalam jaringan keong; M S S II (pada genus

Schistosoma) atau R (Trematoda hermaphrodit)


keluar
24

Daur Hidup
Di dalam Redia dan Sporokista II terbentuk

Cercaria melewati jaringan tubuh keong


integumen keong air. Pada beberapa spesies
tertentu Redia dapat menghasilkan Redia
tingkat II.
Cercaria :

berbentuk ellips, satu ekor panjang untuk


berenang, batil isap kepala dan batil isap perut,
bermacam-macam duri atau jarum, alat
pencernaan, sistem reproduksi sederhana,
sistem ekskresi dan kelenjar-kelenjar cephalic
yang unicellular dengan satu saluran terbuka di
sekitar mulut.

25

Daur Hidup

Cercaria menembus kulit hospes definitif


(Schistosoma) atau masuk ke jaringan HPII dengan
adanya sekresi litik dari kelenjar cephalic.

Tempat hidup Cercaria di dalam air berubah-ubah,


tergantung spesies. Ada yang di permukaan, atau di
bagian air yang lebih dalam.

Cercaria mati jika tidak bertemu tumbuh-tumbuhan


atau hospes yang sesuai.

Cercaria yang telah jadi kista disebut Metacercaria,


(tidak punya ekor, kelenjar cystogenous dan litik).

Metacercaria di dalam HP II (ikan, crustacea, keong)


atau tumbuh-tumbuhan air, masuk dengan ditelan
hospes definitif atau Cercaria menembus kulit
hospes definitif.

26

Stadium Larva Trematoda yang


Tumbuh dalam Siput

27

PATOGENITAS
Lesi

yang timbul tergantung lokalisasi di


dalam tubuh hospes dan pengaruh
rangsangan toxinnya.

Efek

sistemik karena absorbsi toksin, terjadi


reaksi alergi dan kerusakan-kerusakan pada
alat-alat vital.

Hebat

tidaknya infeksi tergantung jumlah


cacing, invasi telur, larva dan cacing
dewasanya.

Cacing

daun yang di dalam usus kurang


merugikan dibanding cacing daun yang
menyerang jaringan, kecuali pada infeksi

28

KEKEBALAN
Penyelidikan

immunitas terbatas pada cacing


daun yang mempunyai larva atau cacing dewasa
yang ada di jaringan. Pada manusia, resistensi ini
tidak dapat dibedakan dengan kekebalan yang
didapat.

Infeksi

yang telah lalu sering memberi derajat


immunitas tertentu tapi jarang absolut.

Pembentukan

zat anti ikat komplemen, presipitin


dan sensitizing antibodies telah dilaporkan pada
manusia dan hewan.

Serum

normal dari vertebrata tertentu


mengandung zat antagonis yang labil terhadap
Cercaria berbagai trematoda.
29

TREMATODA USUS
Trematoda Usus :
1. Fasciolapsis buski
2. Heterophyes heterophyes
3. Metagonimus yokogawai
4. Echinostoma spp
5. Troglotrema salmicola
6. Gastrodiscoides hominis

30

Fasciolopsis buski
Penyakit : Fasciolopsiasis

31

Klasifikasi Fasciolopsis
buski
Phylum
: Platyhelminthes
Class
: Trematoda
Subclass
: Digenea
Ordo
: Prosostomata
Subordo
: Distomata
Superfamili
: Fascioloidea
Famili
: Fasciolodae
Genus
: Fasciolopsis
Spesies
: Fasciolopsis buski

32

Morfologi Cacing dewasa


-

F.buski adalah Trematoda terbesar yang parasit


pada manusia.
Bentuk : bujur telur, warna seperti daging.
Ukuran : panjang 2 7,5cm, lebar 2 20mm, tebal
0,5 3mm
Kutikulum

: diliputi baris-baris duri kecil melintang.

Batil isap kepala besarnya batil isap perut &


berdekatan.
Testis

: bercabang banyak, formasi cranio caudal.

Ovarium : di pertengahan badan sebelah kanan


garis tengah.

Kelenjar vitellaria di sisi lateral mulai dari batil isap


perut sampai

33

TELUR

Bentuk

: Ellips

Warna

: Kekuning-kuningan

Kulit

: tipis, jernih, operculum

kecil.
Ukuran : 130 140 u x 80 85 u.

Gbr. Telur F.buski

Belum berkembang bila ditemukan


di feses.
34

Gbr. F.buski

35

DAUR

HIDUP

Hospes definitive: Manusia, babi & kadang - kadang


anjing.

Habitat : Usus halus (duodenum dan jejunum),


kadang
ditemukan di lambung& colon.
Umurnya singkat (kurang dari 6 bulan).

HP I
: Keong air dari genus Segmentina,
Hippeutis,
dan Gyraulus.

Perkembangan dalam keong : S-R1-R2-C.


36

HP II

: Tumbuh-tumbuhan air seperti

- Trapa (lengkak air), Eichornia (eceng gondok)


- Eliocharis (water chestnut) danZizaniz (bambu
air).

Cercaria setelah berenang dalam air dalam13


minggu

melekat dan menjadi Metacercaria pada tumbuhan


air.

37

Segmentina hemisphaerula
(HPI F.buski)

Lengkak Air, Trapa


natans
(HP II F.buski)
38

39

CARA

INFEKSI

- Makan tumbuh-tumbuhan air mentah yang


mengandung
Metacercaria.
PATOLOGI

DAN GEJALA KLINIK

Cacing melekat dengan batil isapnya pada mukosa


usus, serta mengambil makanan dari isi usus, bahkan
makanan di mukosa superficial, menimbulkan
peradangan, ulkus& abses.
GEJALA
-

Sakit di epigastrium, mual, diare ringan.


- Infeksi berat terdapat oedem, ascites& anasarca.
40

DIAGNOSIS

-Daerah endemic cukup dengan gejala klinis


-Menemukan telur F.buski di dalam feses.
-Kadang-kadang cacing dewasa ditemukan bila
dimuntahkan.
Telur F. buski tidak dapat dibedakan dengan telur
F. hepatica.
PENGOBATAN

-Tetrakloretilen
-Heksilresorsinol

41

EPIDEMIOLOGI
-

Daerah endemic utama: Kwantung, Chekiang (RRC).


- Frekwensi tinggi terdapat pada manusia.
- Kebiasaan makan tumbuh-tumbuhan air yang segar
serta
pemakaian pupuk tinja dalam kolam untuk makanan
water chestnut, mempermudah perluasan infeksi.

42

PENCEGAHAN

-Mengobati penderita terinfeksi


- Mengurangi infeksi tumbuh-tumbuhan air
-Mengurangi populasi (membunuh telur, miracidium
& cercaria
di dalam air dengan kapur mentah atau tembaga
sulfat).
-Memusnahkan keong sebagai HP dgn molluscide
-Pendidikan kepada masyarakat tentang hidup
sehat.

43

Family
Heterophyidae

44

Family

Heterophyidae

- Merupakan cacing daun kecil


- Bentuk :seperti buah jambu
-

Sebagai parasit di saluran pencernaan binatang


pemakan
ikan, (anjing& kucing, juga manusia).

- Spesies yang menginfeksi manusia yaitu:


Heterophyes heterophyes
Metagonimus yokogawai

45

Heterophyes heterophyes
Penyakit : Heterophyiasis

46

Morfologi Cacing dewasa


Warna

: kelabu, seperti buah jambu

Ukuran : 1,3 x 0,5 mm


Kutikula : berduri-duri halus seperti
sisik
Batil isap perut di 1/3 tengah anterior
badan

47

Morfolo
gi
Batil isap genital di pinggir posterior kiri
batil isap perut.
Testis oval, formasi sebelah-menyebelah
di 1/5 posterior badan.
Tidak mempunyai cirrus dan kantung
cirrus, lubang vesicular seminalis dalam
batil isap genital.
Ovarium bulat, sebelah anterior dari
testis.
Kelenjar vitellaria berbentuk seperti
folikel polygonal yang besar di 1/3
posterior lateral.

48

49

H. heterophyes

H. heterophyes nocens
50

TELUR

Bentuk : seperti bola lampu pijar, lebih lonjong


Ukuran : 30 x 16 mikron
Warna
: coklat muda
Kulit
: tebal, dengan operculum
Mengandung satu miracidium
Kulit telur terdapat penonjolan sedikit pada
pinggir operculum

51

52

DAUR

HIDUP

Hospes definitive : Manusia dan hewan


pemakan ikan
Habitat : Usus halus bagian tengah
HP I

: Keong air payau, Pirenella conica


(Mesir), Cerithidea cingulata (Jepang)

HP II

: Ikan air tawar, terutama Mugil cephalus


(mull) dan tilapia nilotica di Mesir,
Mugil japonicus
dan Acanthogobius
(Jepang).

53

Daur hidup

Telur dikeluarkan bersama feses ke dalam air


ditelan
oleh keong M S R C.

Sesudah meninggalkan keong, Cercaria


Metacercaria

yang berlapis dua, dan ditemukan pada sisik, sirip,


ekor,
insang, lebih jarang pada otot ikan yang sesuai.

54

55

Keong air payau,


Ikan mullet abu-abu, Mugil cephalus
Cerithideopsilla cingulata
HPII H.heterophyes nocens
(HPI H.heterophyes nocens)

56

Patologi & Gejala


Klinik
Infeksi melalui makan ikan mentah atau
yang dimasak kurang baik yang
mengandung Metacercaria.
Nyeri kolik dan diare berlendir
Kadang-kadang cacing menginfeksi
jaringan, sehingga telur tidak keluar
melalui feses, menyebar melalui
pembuluh limfe atau pembuluh darah ke
berbagai jaringan/organ (jantung dan
otak) dan menimbulkan gejala-gejala
luar biasa.

57

Diagnosis
Menemukan telur H. heteropyes dalam tinja.

Pengobatan
Tetraklor etilen
Derivat Piperazin

58

Epidemiologi
Frekuensi infeksi tinggi di daerah dekat Port Said
(Mesir),
kebiasaan penduduk-penduduknya makan ikan
Mugil mentah atau yang diasinkan kurang dari 15
hari.

Pencegahan
Hindari makan ikan Mugil mentah atau setengah
matang.

59

Metagonimus
yokogawai
Penyakit : Metagonimiasis

60

Morfologi Cacing Dewasa


Bentuk seperti jambu, anterior mengecil,
posterior membulat.
Ukuran 1,4 x 0,6 mm
Kutikulum diliputi duri-duri kecil seperti
sisik
Batil isap perut besar, lubang genital di
pinggir anterior.
Testis bentuk bujur dengan formasi latero
lateral miring pada 1/3 posterior badan.
Ovarium bulat, kelenjar vitellaria kasar,
tersebar seperti kipas di bagian
lateralposterior.

61

Metagonimus yokogawai

os
c :
ov
ut:
t :
va
sr :
sv
vit

: Batil isap mulut


sekum
: ovarium
uterus
testis
: asetabulum ventral
reseptakulum seminalis
: vesikula seminalis
: vitellaria

62

Gbr. Spesimen hidup


M.yokogawai

Gbr. M. yokogawai dewasa

63

TELUR
Menyerupai telur H. heterophyes
Warna

: kuning - coklat muda

Kulit : tipis dan mempunyai


operculum
Berisi Miracidium

Telur M.yokogawai

64

DAUR HIDUP
Hospes definitive: Manusia, anjing, kucing, babi
dan
burung pelican.
Habitat

: Jejunum bagian atas dan tengah,


jarang diduodenum,ileum& caecum.

HP I : Keong spesies dari genus


semisulcospira, Thiara dan Hua.
HP II
: Ikan salem air tawar dari genus
Plecoglossus dan
Salmo. Ikan jenis
Cyprinoid dari Richardsonium
(Leuciscus)
dan Odontobutis.
65

Telur keluar bersama feses& ditelan oleh keong,

-Miracidium menetas di ususnya, sesudah


menembus
jaringan, larva berkembang menjadi : S R1 R2
C.

Serkaria M.yokogawai

Redia M.yokogawai
66

Daur Hidup M. yokogawai

67

Cara Infeksi
Makan ikan mentah atau dimasak kurang
baik, yang mengandung metacercaria.
Metacercaria menjadi cacing dewasa dalam
waktu 7 10 hari.

Metaserkaria M. yokogawai
68

Patologi & Gejala Klinik

Sama seperti pada H. heterophyes.


Kadang-kadang telur masuk pembuluh limfe
atau vena mesentrium dan menimbulkan
granuloma di tempat-tempat jauh seperti
jantung, dan sistem syaraf.

Prognosis baik.

69

Diagnosis

Menemukan telur dalam tinja

Pengobatan

Dengan obat-obat untuk cacing tambang

Epidemiologi

Sering ditemukan di Timur Jauh, Filipina,


Thailand, Siberia, Balkan, Yunani & Spanyol.
Banyak ditemukan pada manusia yang
mempunyai kebiasaan makan ikan mentah, air
yang didiami oleh keong yang sesuai mendapat
kontaminasi tinja manusia dan mamalia lain.

70

Echinostoma
Penyakit : Echinostomiasis

71

Klasifikasi Echinostoma
Phylum: Platyhelminthes
Class: Trematoda
Order: Echinostomatida
Family: Echinostomatidae
Genus: Echinostoma

72

1.
2.

Anggota famili Echinostomatidae dapat


dibagi berdasarkan metode penularannya
menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama yaitu fish-born intestinal
trematodes dan;
Kelompok kedua yaitu snail-borne, molluscborne, dan crustacea-borne intestinal
trematodes.

73

Anggota kelompok yang menginfeksi


manusia dengan memakan ikan mentah
atau dimasak kurang sempurna adalah
sebagai berikut:
1. Echinostoma hortense,
2. Echinostoma cinetorchis,
3. Echinoparyphium paraulum,
4. Episthmium caninum,
5. Echinochasmus perfoliatus,
6. Echinochasmus japonicus,
7. Echinochasmus liliputanus,
8. Echinochasmus jiufuensis,
9. Echinochasmus fujianensis,
10. E. angustitestis

74

Anggota kelompok yang merupakan


parasit usus yang disebarkan melalui
siput, moluska, dan crustacea adalah
sebagai berikut:

11.

E. ilocanum,
E. lindoense,
Paryphostomum sufrartyfex,
E. sufrartyfex,
E. malayanum,
E. macrorchis,
E. revolutum,

12.
13.
14.
15.
16.
17.

75

MORFOLOGI

Cacing dewasa

Bentuk : seperti lanset


Panjang : 2,5-6,5mm, lebar 1-1,35mm tebal 0,50,6mm.
Ujung anterior: seperti cakram (circumoral disk).
Mempunyai duri-duri tersusun seperti leher baju
seperti ladam kuda
(collar spine).
Kutikula : mempunyai sisik dan duri-duri kecil.
Testis

: berlobus tersusun tandem cranio-caudal.

Ovarium

: bulat, di sebelah anterior testis.

Vitellaria
lateral

: berupa folikel-folikel kecil mengisi pinggir


pada 2/3 posterior badan.
76

E. ilocanum dilihat dari ventral Duri-duri kepala E. ilocanum


77

E. malayanum

E. revolotum
78

Echinostoma Dewasa

the anterior end of an adult


echinostome showing the
characteristic papillae.
Scanning electron
micrograph
of an adult
echinostome.
79

telur E. ilocanum
E. ilocanum
dewasa
E. malayanum
dewasa

80

Echinostoma echinatum
(E.lindoense)

cercariae

cercariae

cercariae

rediae

81

E. caproni

82

TELUR

Bentuk

: Lonjong,

Ukuran : 85 120 x 50 80 um
Kulit

: tipis

Mempunyai operculum dan mengandung


miracidium yang belum berkembang.

83

DAUR

HIDUP

Hospes definitive: Tikus, burung, manusia


Habitat
: Rongga usus muda
HP I : keong air dari genus Anisus
HP II
: keong air dari genus Pila, Corbicula
(remis).

Telur matang 3 minggu sesudah meninggalkan


hospes definitive dan Miracidium masuk keong.

Perkembangan dlm keong (HPI ): M-R1-R2-C.

Cercaria keluar dari keong dewasa pada keong


jenis lain, ikan, tumbuh-tumbuhan air (HP II).

84

DAUR HIDUP

Cacing dewasa melekat pada mukosa dinding usus


manusia sbg host & memproduksi telur yg keluar
melalui feses.
Dalam 6-15 hari miracidium berkembang dalam
telur dan ketika mencapai air, miracidium menetas
dan secara aktif menembus ke HP I yaitu siput.
Hingga 6-7 minggu di area kelenjar pencernaan
siput, berkembang menjadi sporokista, redia I, redia
II, & cercaria.
Pada tahap ini cercaria meninggalkan siput untuk
mencari HP II seperti siput air tawar, ikan dan
berudu.
Segera sesudah host ditemukan, cercariae menjadi
metacercariae pada host, menunggu manusia atau
host lainnya mencerna HP II yg mentah atau kurang
matang.
Metacercaria berkembang menjadi cacing dewasa
secara seksual yg paling banyak ditemukan pada

85

86

PATOLOGI

DAN GEJALA KLINIK

Infeksi biasanya ringan, tanpa gejala.

Duri-duri di sekitar batil isap kepala mungkin


menyebabkan iritasi saja.

Infeksi berat mungkin menyebabkan radang usus


dan diare.

87

CARA INFEKSI
Menelan Metacercaria bersama HP II.

DIAGNOSIS
Menemukan telur dalam tinja.

88

Pengobat
an

Infeksi dapat diobati dengan albendazole,


mebendazole, dosis tunggal 150 mg levamisole,
niclosamide atau praziquantel.

Praziquantel
Dosis standar dewasa : 25 mg/kg BB hanya satu
dosis
Dosis anak (>2 tahun) : 25 mg/kg BB hanya satu
dosis
Kontraindikasi
: Alergi terhadap
praziquantel
Efek samping utama
:Hiperglikemi, nausea, nyeri
perut

89

Gastrodiscoides
hominis
(Gastrodiscus
hominis)
TerdapatdiVietnam,
Philippina
Bangladeshdan
India

90

MORFOLOGI Cacing dewasa


Warna

: kemerah-merahan,

Integumen: Tidak berduri dan konveks bagian


dorsal.
Ukuran : 5 8 x 5 14 mm,
Bentuk : pyriform; anterior seperti kerucut,
posterior seperti
cakram, batil isap perut besar
dengan pinggir tebal
dan melebar keluar.
Diameter acetabulum 2,5 4,3 mm
Caecum
susunan

: relatif pendek, testis berlobus dengan


tandem

Receptaculum seminalis : berkelok-kelok, saluran


Laurer, dan
uterus yang berbelit-belit
longgar,
berakhir di kerucut genital.

91

Gastrodiscoides hominis
92

TELUR

warna

: hijau coklat,

Ukuran : 150 170 x 60 70 mikron.


Bentuk : ovoid dengan bagian anterior sempit dan
operculum kecil.
DAUR

HIDUP

Hospes definitive: Manusia, babi& kera


Habitat

: Caecum dan kolon ascendens

Lama hidupnya belum diketahui.


93

Daur hidup

HP I

: Keong

HP II

: Tumbuh-tumbuhan air

Telur yang tidak berisi embryo, bila ditemukan


dalam
tinja menjadi matang dalam 16-17 hari (270C340C).
- Dalam HP I (keong) terbentuk Redia I, R II, dan
cercaria
- Dari redia menjadi serkaria, membutuhkan waktu
28 150 hari. - Pada tumbuh-tumbuhan air
terbentuk metacercaria
94

95

PATOLOGI

DAN GEJALA KLINIK

Infeksi cacing daun ini menyebabkan


peradangan pada caecum dan colon
ascendens dan
dapat menimbulkan diare. Kadang-kadang
asimptomatik.

DIAGNOSIS

Menemukan telur dalam tinja.


PENGOBATAN

Sama dengan pengobatan terhadap infeksi


Cacing tambang.
96

B. TREMATODA
DARAH
Tiga spesies yang penting :

1.Schistosoma
haematobium
2.Schistosoma
mansoni
3.Schistosoma
japonicum
97

Klasifikasi Schistosoma

Filum
: Platyhelminthes
Class
: Trematoda
Subclass
: Digenea
Ordo
: Prosostomata
Subordo : Strigeata
Superfamili : Schistosomatoidea
Famili
: Schistosomatidae
Genus : Schistosoma
Spesies
: Schistosoma haematobium
Schistosoma japonicum
Schistosoma mansoni

98

MORFOLOGI UMUM

Bentuk
: kecil memanjang, seperti daun yang
melipat, dengan 2
kelamin yang terpisah.
Cacing dewasa hidup di vena porta dan cabangcabangnya.
Cacing jantan lebih besar dan berwarna kelabu,
mempunyai ujung anterior yang silindris, dan badan
bagian ventral caudal dari batil isap perut terlipat
membentuk canalis gynaechoporous yang panjang,
di dalamnya terdapat cacing betina yang lebih
panjang dan langsing, berwarna lebih tua yang
dipeluk selama kopulasi.
99

Mempunyai usus yg bercabang menjadi 2


caeca, kemudian menggabungkan diri di
posterior membentuk saluran tunggal
yang buntu.
Telurnya tidak mempunyai operculum dan
bila dikeluarkan sudah berisi embrio
(miracidium).
Perkembangan larva dalam HP (keong)
yaitu M S S1 C, dan multiplikasi
aseksual terjadi pada stadium Sporokista.
Cercaria mempunyai ekor bercabang
(seperti garpu) & masuk dalam tubuh
hospes definitive dengan cara menembus
kulit.
10

DAUR HIDUP
- Telur pembuluh darah jaringan perivascular
usus
atau vesica urinaria lumen usus atau vesica
urinaria
tinja atau urine.
- Tersentuh air telur menetas miracidium
berenang
menemukan keong yang sesuai (M S1 S2 C).
- Cercaria tertelan atau kontak dengan kulit hospes
definitive
masuk aliran darah jantung kanan paruparu
jantung kiri aliran sistemik saluran portal.
- 3 minggu sesudah infeksi, cacing dewasa muda
bermigrasi

10

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK


1.

Cercaria pada tempat masuk, menimbulkan


reaksi local.

2.

Waktu pertumbuhan Schistosomulae (cercaria


yg sudah melepaskan ekornya saat menembus
kulit)
di
dalam
vena
porta
hepatica,
mengeluarkan metabolit toksik, menyebabkan
reaksi anafilaktik (demam, urticaria, eosinofilia,
lekositosis, hepatomegali dan splenomegali).
Timbul 45 minggu sesudah infeksi. Di Jepang
dikenal dengan Katayama fever. Gejala
tersebut sering terlihat pada infeksi dengan S.
japonicum dan jarang terlihat pada S.
haematobium.

3.

Waktu cacing mengeluarkan telurnya (39 bulan

10

Schistosoma
haematobium

10

Penyakit

: Schistosomiasis vesicalis,
Urinary bilharziasis,
Hematuri Schistosoma.

Hospes definitive : Manusia, kera dan baboon.


Habitat

: Plexus vesicalis dan prostatica.

Hospes perantara: Keong dari genus Bulimus dan


Planorbarius.

10

v.s: Ventral sucker


o.s : Oral sucker
g.c : gynecophoric canal

Schistosoma haematobium

10

Schistosoma haematobium
jantan

o.s.
e
b.c.
t.
e.g.
v.s.
g.o.
c.
u.c.

: oral sucker
: esophagus
: bifurcation of ceca
: testes
: esophageal glands
: ventral sucker
: genital orifice
: ceca
: union of ceca

10

Schistosoma haematobium
betina

v.s: ventral sucker


b.c : bifurcation of ceca
o.s : oral sucker
o : eggs
v : vulva
oot : ootype
o.d : oviduct
ov : ovary
vtd : vitelline duct
u.c : union of ceca
vt : vitellaria

10

g. : gut
c.g : cephalic glands
f.c. : flame cell

Telur Schistosoma haematobium

10

Daur Hidup

10

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK


1.

Gejala toksik awal dan alergi tidak nyata.

2.

Vesica urinaria &ureter yang terserang mengalami :


a.

Hyperemi, papula-papillomata-ulcerasi.

b.

Hypertrofi vesica urinaria, kemudian kontraksi.

c.

Cystitis dan pembentukan batu.

d.

Timbul fistula.

e.

Adanya telur S.haematobium dalam urine.

3. Alat kelamin, pelvis renalis dan usus juga kadang-kadang


terkena.
4. Lesi ektopik kurang berat dari infeksi Schistosoma spesies
lain.

11

EPIDEMIOLOGI

Endemis di seluruh lembah sungai Nil dan menyebar


ke seluruh Afrika.

Sarang-sarang endemic ditemukan di Israel,

Yordania, Suriah, Irak, Arab, Yaman, dan daerah kecil


di Pantai Barat India.

Kera dan baboon mendapat infeksi alami, tetapi tidak


penting untuk penyebaran infeksi.

11

DIAGNOSIS
1. Menemukan telur S. haematobium di dalam:
- Urine - Biopsi cystoscopy
2. Tes-tes lain:
a. Pemeriksaan darah:
- Eosinofilia pada kasus awal.
- Tes aldehyd : sering (+) (karena kadar globulin
tinggi).
- Tes ikat komplemen : serum penderita bereaksi (+)
terhadap antigen Cercaria.
b. Tes Intradermal:
- Fairleys test : (+) karena suatu reaksi alergi.

11

Schistosoma mansoni

11

Penyakit
: Schistosomiasis mansoni
= Bilharziasis usus
= Schistosomal dysentrie.
Hospes definitive : Manusia, kera, baboon, dan binatang
mengerat.
Habitat

: Vena mesentrica inferior & cabang-cabangnya.

HP

: Keong jenis Biomphalaria dan Australorbis.

11

MORFOLOGI Cacing dewasa

v.s: Ventral sucker


o.s

: Oral sucker

g.c

: gynecophoric canal

11

o.s. : oral sucker


e

: esophagus

b.c. : bifurcation of ceca


t. : testes
e.g. : esophageal glands
v.s. : ventral sucker
g.o. : genital orifice
c. : ceca
u.c. : union of ceca

11

v.s: ventral sucker


b.c

: bifurcation of ceca

o.s

: oral sucker

o : eggs
v : vulva
oot : ootype
o.d : oviduct
ov

: ovary

vtd : vitelline duct


u.c

: union of ceca

vt : vitellaria
11

Schistosoma mansoni

11

Gambar telur S. mansoni

g. : gut
f.c. : flame cell
n : nervous system
l.d. : lateral duct
c.g. : cephalic glands
g.c. : germinal cells
e.p. : excretory pore

11

Daur Hidup

12

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK


1.

Gejala-gejala awal toksik dan alergi nyata.

2.

Usus besar dan rectum yang terserang mengalami:


a.

Papula - abses ulkus papillomata fistula& telur dalam


tinja.

b.

Gejala yang timbul adalah serangan disentri.

Vesica urinaria kadang-kadang terkena.


3.

Lesi-lesi ektopik:
a. Hati : sering terkena (telur melalui vena porta) disertai
-reaksi peradangan

-fibrosis yang mengakibatkan cirrhosis disertai hipertensi


portal,
splenomegali, ascites, corpulmonale,
myelitis.
b. Alat-alat lain : otak dsb.

12

DIAGNOSIS
1. Menemukan telur S.mansoni di:
- tinja
-jaringan biopsi.
2. Pemeriksaan-pemeriksaan lain seperti pada S.
haematobium.

EPIDEMIOLOGI
Di berbagai daerah di Afrika dan Amerika.

12

Schistosoma
japonicum
Penyakit : Schistosomiasis Orientalis
= Penyakit Katayama
= Schistosomiasis Japonica

12

MORFOLOGI Cacing dewasa

o.s. : oral sucker


v.s. : ventral sucker
g.c. : gynecophoric

12

o.s. : oral sucker


e

: esophagus

b.c. : bifurcation of ceca


t. : testes
e.g. : esophageal glands
v.s. : ventral sucker
g.o. : genital orifice
c. : ceca
u.c. : union of ceca
12

v.s: ventral sucker


b.c

: bifurcation of ceca

o.s

: oral sucker

o : eggs
v : vulva
oot : ootype
o.d : oviduct
ov

: ovary

vtd : vitelline duct


u.c

: union of ceca

vt : vitellaria
12

TELUR
- Berisi miracidium

Telur S. japonicum

12

DAUR HIDUP
Hospes definitive : Manusia dan hewan peliharaan
Habitat
cabangnya

: Vena mesenterica superior & cabang-

Hospes perantara : Keong dari spesies Oncomelania

12

Daur Hidup

12

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK


1.

Gejala-gejala awal keracunan dan alergi lebih


berat dari S. haemetobium dan S. mansoni.

2.

Lesi-lesi di usus meliputi daerah ileo-caecal,


seperti pada S. mansoni. Usus halus sering
terserang.

3.

Lesi ektopik:
a.

Hati :
karena lokalisasinya lebih dekat ke hati,
gejala-gejala yang timbul lebih berat dari S.
mansoni.

b.

Otak

: sering terserang.
13

DIAGNOSIS
Sama dengan S. mansoni.
EPIDEMIOLOGI
- Timur Jauh (RRC, Jepang, Korea, Taiwan,
Filipina).
- Di Indonesia endemik di daerah Danau Lindu
dan
Lembah Napu (Sulawesi Tengah).

13

PENGOBATAN
Infeksi untuk ketiga spesies dapat diobati dengan :
1.

Dehydroemetin

2.

Senyawa antimon trivalent

3.

Niridazole.

13

PENCEGAHAN
Untuk ketiga spesies:
1.

Eradikasi penyakit pada manusia

2.

Mencegah polusi air oleh feses penderita.

3.

Destruksi keong di daerah-daerah endemic.

4.

Hindari mandi atau berenang di air yang


terkontaminasi.

13

TREMATODA PARU-PARU
Paragonimus westermani
= Oriental lungs fluke
= Distoma westermani
Penyakit : Paragonimiasis, Distomiasis
paru-paru

13

Klasifikasi Paragonimus
westermani
Phylum
: Platyhelminthes
Class : Trematoda
Subclass
: Digenea
Ordo
: Prosostomata
Subordo
: Distomata
Superfamili : Troglotrematoidea
Famili
: Troglotrematodae
Genus
: Paragonimus
Spesies
: Paragonimus westermani

13

MORFOLOGI Cacing dewasa :


- Warna : merah coklat, ujung anterior sedikit lebar
daripada
ujung posterior.
- Ukuran : panjang 8 12 mm, lebar 4 6 mm, tebal 3
5 mm.
- Bentuk aktif menyerupai sendok dengan ujung yang
satu
berkontraksi dan lainnya memanjang.
- Bila berkontraksi atau diawetkan bentuknya
menyerupai biji kopi
yang bujur, pipih.
- Kutikulum berduri.

13

13

Cacing dewasa
- Mempunyai 2 batil isap yang sama besar.
- Batil isap perut terletak di tengah-tengah badan (anterior dari
garis ekuator).
- Testis berlobus tidak teratur, yang satu miring terhadap
lainnya, di bagian
1/3 posterior.
- Ovarium berlobus, sebelah anterior testis, sebelah kanan
berhadapan dengan
uterus berkelok- kelok.
- Kelenjar vitellaria : di bagian lateral sekali, sepanjang seluruh
badan cacing.

13

TELUR
- Bentuk

: bujur,

- Warna : kuning coklat, berdinding tebal.


- Ukuran

: 85 x 55 mikron.

- Mempunyai operculum datar dengan pinggir menebal


dan pada waktu dikeluarkan dari cacing dewasa belum
berisi embrio.

13

Daur Hidup
Hospes definitive : Manusia, mamalia peliharaan dan liar.
HP I
: Keong beroperculum dari genus Hua,
Semisulcospira,
Syncera, Thiara, Pomatiopis,
Pomacea.
HP II
Habitat

: Ketam air tawar genus Eriocheir, Potamon dan


Cambaroides, Sesarma, Pseudothelpusa dan Astacus.
: Paru-paru

14

Daur hidup
- Telur yang pecah --- dari paru-paru
meninggalkan hospes
dengan sputum atau dengan tinja, bila tertelan.
- Dalam keong : M S R1 R2 C (13 minggu).
- Cercaria dari tubuh keong --- berenang dalam air
--- mati
jika tidak bertemu HP II dalam 24 jam 48 jam.
- Bila ketam dimakan hospes definitive, dalam
duodenum
larva keluar dari kista dan menembus dinding
duodenum

14

Daur hidup
- Cacing dewasa muda diafragma rongga pleura paruparu
(dalam 20 hr) yaitu di dalam lubang-lubang seperti kista
dekat
bronchus -- dewasa dalam 5 6 minggu.
- Cacing muda mungkin tinggal lama di peritoneum, hati dan
alat-alat
lain, hal ini disebut ektopik.

14

Daur hidup P.westermani

14

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK


Lesi di paru-paru:
- Batuk kering/kronis disusul sputum bergaris darah,
berwarna coklat
karat & biasanya waktu bangun pagi.
- Nyeri dada, hemoptysis (mirip TBC / bronkiektasis).
- Demam ringan.
Bila cacing membentuk kista di abdomen gejalanya a.l:

- Sakit perut, tegang dan nyeri.


- Diare bila cacing di dinding usus

Lesi di otak : - Epilepsi tipe Jackson


- Monoplegia
-Paresis
Kulit : tumor yang bergerak
14

DIAGNOSIS
Di daerah endemic gejala klinik
Radiologik: Kavitas kecil yang berdekatan seperti tangkai
anggur kecil-kecil.
Diagnosa pasti: Menemukan telur dalam sputum atau tinja.
Diagnosis infeksi ektopik:
- Menemukan cacing pada pembedahan percobaan
-Tes ikat komplemen
-Tes intradermal dengan antigen Paragonimus

PENGOBATAN
- Bithionol

14

Dermatitis
Schistosoma
= Swimmers itch
= Clam diggers itch
= Sawah itch

14

Hospes definitive : Mamalia dan burung


Hospes perantara : Keong air dan keong air laut.
Spesies Schistosoma pada burung dan mamalia penyebab
dermatitis adalah:
-Trichobilharzia sp.
-Schistosomatium sp.
-Schistosoma spindale
Microbilharzia sp. (pada bebek dan burung pantai)

14

DAUR HIDUP
- Cacing dewasa dalam vena kecil mesentrium pada bebek,
burung pantai,
tikus, dll. mengeluarkan telur melaui tinja, masuk ke dalam
air.
- Miracidium menetas dari telur menembus keong.
- Dalam keong bermetamorfosis menjadi Sporokista I II
Cercaria .
- Cercaria keluar dari keong masuk ke dalam air, menembus
kulit binatang
yang berdarah panas.
- Infeksi pada manusia disebabkan oleh Cercaria pada kulit
manusia.
14

TREMATODA HATI
Clonorchis sinensis
Penyakit : Clonorchiasis

14

MORFOLOGI Cacing Dewasa


- Bentuk : seperti lancet, anterior meruncing, posterior
membulat.
- Ukuran

: 10 25 mm x 2 3 mm.

- Batil isap kepala : sedikit lebih besar daripada batil isap perut.
- Batil isap perut : terletak pada batas antara 1/3 anterior&
bagian1/3 tengah.
- Caecum : terbentang sampai ke caudal dan berbentuk
sederhana.
- Testis : besar, bercabang-cabang, terletak pada 1/3 posterior
dengan
posisi tandem cranio-caudal.
- Umur cacing 20 30 tahun.

15

TELUR
-Bentuk
kecil.

: oval, anterior menyempit & operculum

- Ukuran

: 35 x 20 mikron.

-Warna

: coklat kekuning-kuningan.

-Ujung posterior terdapat benjolan bentuk koma.


-Mengandung Mirasidium.
-Tidak terapung dalam larutan garam jenuh.
-Hanya infektif pada keong air.

15

Clonorchis sinensis

15

DAUR HIDUP
Hospes definitive : Anjing, kucing, tikus dan Manusia.
Habitat

: Saluran empedu hati.

HP I
Hua,

: Keong air dari genus Alocinma, Bulimus, Parafosarulus,


Semisulcospira dan Thiara.

HP II

: Ikan air tawar dari family Cyprinidae.

- Telur di dalam saluran empedu hospes definitive keluar melalui


tinja.
- Dalam air telur menetas dan Mirasidium masuk keong.
- Perkembangan dalam keong M S R C.
- Cercaria keluar dari keong --- berenang bebas dalam air --menjadi metacercaria
terutama di otot-otot ikan dan jaringan bawah kulitnya.

15

15

CARA INFEKSI :
- Makan ikan mentah atau yang dimasak kurang sempurna
yang
mengandung Metacercaria.
- Larva dibebaskan dari Metacercaria di duodenum dan
selanjutnya
bermigrasi ke saluran empedu bagian distal dan menjadi
dewasa
dalam waktu 26 28 hari.

15

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK


Kelainan patologi yang terjadi di dinding saluran empedu sbb:
1. Hiperplasia epitel, diikuti pembentukan jaringan oedematous.
Pada infeksi kronis pembentukan jaringan ikat jauh lebih
banyak.
2. Bertambahnya jumlah plexus pembuluh darah di sekitar
saluran empedu dan terjadi kongesti.
3. Pada kasus tanpa komplikasi tidak ditemui infiltrasi sel-sel.
4. Jaringan di sekitar hati tidak mengalami perubahan yang
berarti.

15

Patologi dan gejala klinik


Cacing hidup dari protein dan glucose darah dari
plexus prebiliaris. Dengan adanya perubahanperubahan di atas membantu cacing tsb mendapat
makan dari hospes.
Pada infeksi berat terjadi gejala-gejala:
- diare kronis
- hepatomegali
-jaundice berulang-ulang
-anemia
-oedem
-ascites
Pada pemeriksaan darah : Eosinofilia dan lekositosis.
SGOT dan SGPT normal.
15

DIAGNOSIS
- Daerah endemik dengan gejala klinis
- Menemukan telur dalam tinja atau drainage empedu
PENGOBATAN
-Klorokuin
-Gentian violet
-Bithionol

15

EPIDEMIOLOGI
Penyebaran

: Timur Jauh.

Daerah endemic
Indocina.

: Jepang, Korea, Taiwan, RRC Selatan dan

Jumlah orang yang terkena infeksi tergantung dari kebiasaan


cara makan. Pemeliharaan ikan tertentu di kolam dengan tinja
sebagai pupuk merupakan sumber penularan.
PENCEGAHAN
-Memasak ikan dengan sempurna
-Pencegahan terhadap potensi air oleh feses hospes reservoir
-Eradikasi keong sebagai hospes.

15

Opisthorchis felineus

Hospes defenitif : Manusia, anjing, anjing hutan,


babi, kucing
Distribusi
: Eropa tengah, Selatan, dan Timur,
Asia, Vietnam dan India.

Morfologi :
Cacing dewasa
- Ukuran 7-12 mm
- Mempunyai batil isap mulut dan batil isap perut
Telur
- Mirip telur Clonorchis sinensis, hanya bentuknya lebih
langsing

Patologi : Penyakit Ophisthorciasis

16

Siklus hidup Opisthorchis


felineus

16

Opisthorchis viverrini
MORFOLOGI Cacing dewasa
-Sama dengan O. felineus.
-Perbedaan terletak pada bentuk testis dan kelenjar vitellaria.
TELUR
-ukuran 26 x 13 mikron, sangat mirip dengan telur C.
sinensis.

16

Opisthorchis viverrini
Dewasa:

Telur:

16

DAUR HIDUP
Hospes definitive : Manusia, kucing, anjing dan
mamalia lain
pemakan ikan.
Hospes Perantara : Keong dan berbagai spesies ikan.

16

Daur Hidup Opisthorchis viverrini

16

CARA INFEKSI
- Makan ikan yang dimasak tidak sempurna.
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
- Sama seperti C. sinensis.
DIAGNOSIS
- Menemukan telur dalam tinja.
EPIDEMIOLOGI
- Ditemukan di Muangthai.
- Infeksi dapat dicegah bila hanya makan ikan yang
dimasak.

16

Fasciola hepatica
Penyakit : Fascioliasis

16

Klasifikasi Fasciola
hepatica

Phylum
Class
:
Subclass
Ordo
:
Subordo
Superfamili
Famili
:
Genus
Spesies

: Platyhelminthes
Trematoda
: Digenea
Prosostomata
: Distomata
: Fascioloidea
Fasciolodae
: Fasciola
: Fasciola hepatica
16

MORFOLOGI
Merupakan Trematoda hati yang besar dengan ciri-ciri sbb:
Ukuran : 20 30 x 8 13 mm.
Bentuk : pipih seperti daun dengan bahu yang jelas,
kepalanya
bentuk kerucut (cephalic cone)
Warna : coklat sampai abu-abu.
Batil isap kepala dan batil isap perut sama besar dan
keduanya terletak dalam kerucut kepala.
Caecum

: bercabang-cabang.

Testis : bercabang-cabang banyak dan tersusun seperti


tandem cranio-caudal.
Kelenjar vitellaria yang bercabang-cabang banyak dan
merata di bagian lateral dan posterior badan.
Uterus : pendek dan berkelok-kelok.
16

17

TELUR
1. Besarnya 130 150 x 63 90 mikron, bentuk oval,
warna kuning coklat.
2. Mengandung satu ovum yang besar tanpa segmen di
dalam kuning telur.
3. Dikeluarkan bersama-sama empedu ke dalam
duodenum dan akhirnya keluar bersama-sama dengan
feses.
4. Tidak timbul dalam larutan NaCl jenuh.
Hanya bisa berkembang dalam air.

17

DAUR HIDUP
Hospes definitive : Biri-biri, kambing, sapi dan Manusia.
Habitat : Saluran biliary hepar (saluran empedu bagian
proksimal), kantung empedu, dan kadang-kadang di
tempat-tempat ektopik.
HP I

: Keong dari spesies Lymnea.

HP II

: Salada air, rumput-rumputan dan kulit pohon.

17

- Telur keluar melaui feses hospes definitive & matang dalam


air.
- Dalam telur, miracidium berkembang (2 3 minggu)
miracidium mencari
HP I (keong Lymnea spp), dalam lymphe keong miracidium
berubah
menjadi S RI RII C (30 60 hari) lalu melekat pada
tumbuhan air &
menjadi metaceraria.
- Bila metacercaria ditelan hospes definitive, dalam
duodenum larva
keluar dari kista dan menembus dinding usus masuk
rongga
abdomen menembus kapsul hepar melalui parenkim
hepar

17

17

Tahap perkembangan larva Fasciola hepatica

17

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK


Luas kerusakan dan gejala yang ditimbulkan tergantung
dari hebatnya infeksi dan lamanya penyakit.
Karena tekanan, hasil metabolisme yang toksik dan cara
makannya, maka infeksi cacing ini menyebabkan:
- Peradangan
- Perubahan adenomatous dan fibrotik di saluran empedu.
- Atrofi parenchyma
- Cirrhosis periportal

17

Gejala Fascioliasis meliputi:


- Kolik saluran empedu dengan muntah-muntah.
- Diare yang persisten
DIAGNOSIS
- Menemukan telur dalam tinja atau empedu dengan
inkubasi duodenum.
PENGOBATAN
1.Bithionol
2.Emetin

17

EPIDEMIOLOGI
- Infeksi cacing F.hepatica kosmopolit di negeri-negeri yang
memelihara kambing dan ternak lain secara besarbesaran.
- Infeksi dimungkinkan bilamana makan tumbuh-tumbuhan
seperti
salada air (water cress) atau mungkin minum air yang
mengandung Metacercaria dalam bentuk kista.
- Hewan herbivora dan omnivora mendapat infeksi di
rumputrumputanrendah yang lembab yang terkontaminasi
dengan
Metacercaria.
PENCEGAHAN
1. Pengobatan terhadap hewan yang terinfeksi.
17

Fasciola gigantica
MORFOLOGI
Cacing dewasanya menyerupai F.hepatica, dengan
perbedaan
sebagai berikut:
1. Lebih panjang
2. Cephalic cone lebih pendek dan bahunya kurang
jelas.
3. Batil isap perut lebih besar daripada batil isap mulut.
4. Organ reproduksi terletak lebih anterior.
5. Telurnya lebih besar : 150 190 x 70 90 mikron.

17

Fasciola gigantica

18

DAUR HIDUP
Sama dengan lingkaran hidup F. hepatica
Hospes definitive : Sapi, kerbau, unta, wild hogs,
dan Manusia
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK, DIAGNOSIS,
TERAPI DAN EPIDEMIOLOGI
Sama seperti Fasciola hepatica.

18

Dicrocoelium dendriticum

Hospes defenitif utama : Kambing


Penyakit : Dicrocoeliasis
Morfologi :
Telur

18

Siklus Hidup Dicrocoelium dendriticum

18

Anda mungkin juga menyukai