monalisa
PENDAHULUAN
autoimun
inflamasi
proliferasi
Prevalensi
penyakit
AR 0,5% di dunia.
Indonesia
puncak
RA
adanya komorbiditas.
Faktor Pencetus :
autoimun
atau infeksi
5
Rheumato
id
Factors,
anti-CCP
B
cell
Complemen
t
IFN- &
T cell
HLA -DR
Neutroph
il
other
cytokin
es
Macrophage
Antigenpresenting
cells
B cell or
macrophage
Immune complexes
Synoviocytes
Mast cell
TNF
IL-1
Chondrocytes
Pannus
Production of collagenase and
other
neutral proteases
Adapted
from Arend WP, Dayer JM. Arthritis Rheum. 1990;33:30515
Articular
cartilage
Bone
RA Etiology/Risk Factors
Genetic
Monozygotic twins
15-30%
concordance
HLA-DR4
Shared epitope
HLA-DRB1
*0401, 0404,
0101
Homozygosity
Increased risk
Increased severity
Gender
Nulliparity
3 mo. after pregnancy
Infections
Proteus, Mycoplasma
EBV, Parvo, HTLV-1
Cigarette smoking
Age
12
Anamnesis
Kaku pada pagi hari yang berlangsung Iebih dari 1 jam atau membaik dengan
beraktivitas
13
Pemeriksaan Fisik
timbulnya gejala monoartritis yang hilang timbul antara 3-5 hari dan
diselingi masa remisi sempurna sebelum bermanifestasi sebagai AR
yang khas.
15
16
17
18
19
20
Pemeriksaan Penunjang
CCP/anti-CMV)
Biopsisinovium/nodulreumatoid.
22
AR ACR/EULAR 2010.26
0
1
2
3
5
0
2
3
0
1
0
23
24
25
26
DIAGNOSIS BANDING
27
Differential Diagnosis
Viral polyarthritis
Connective tissue
disease
Fibromyalgia
Spondyloarthropathy
Psoriatic arthritis
Crystalline arthritis
Septic arthritis
Osteoarthritis
Paraneoplastic disease
Multicentric
reticulohistiocytosis
TATAKSANA
Nonfarmakologis
Edukasi, proteksi sendi pada stadium akut, foot
orthotic/splint (jika perlu],
Terapi spa, latihan fisik (dynamic strength trainingJ
30 menit setiap latihan 2-3 kali seminggu
dengan intensitas sedang, suplemen minyak ikan,
suplemen asam lemak esensial.
29
Farmakologis
Disease modifying anti rheumatic drugs (DMARD)
konvensional: MTX, hidroksiklorokuin atau
klorokuin fosfat, sulfasalazin, leflunomid,
azatioprin, siklosporin.
Agen biologik: infliksimab, etanersep, tocilizumab,
golimumab, adalimumab
Glukokortikoid
OAINS: non-selektif atau selektif COX-2
30
31
32
33
34
35
Terapi Bedah
Dilakukan bila terdapat nyeri berat yang
berhubungan dengan kerusakan sendi yang
ekstensif,
nyeri persisten pada sinovitis yang terlokalisasi,
keterbatasan gerak yang bermakna atau
keterbatasan fungsi yang berat,
kompresi saraf dan
Adanya ruptur tendon
36
KOMPLIKASI
Anemia, komplikasi kardiak, gangguan mata, pembentukan
fistula, peningkatan infeksi, deformitas sendi tangan,
deformitas sendi lain,
komplikasi pernapasan, nodul reumatoid, vaskulitis,
komplikasi pleuroparenkimal primer dan sekunder;
komplikasi akibat pengobatan.
Osteoporosis lebih sering terjadi pada penderita AR yang berkaitan
dengan aktivitas penyakit AR dan pemakaian glukokortikoid, sehingga
perlu terapi terhadap pencegahan osteoporosis dan patah tulang.
37
PROGNOSIS
Kriteria remisi pada artritis reumatoid dapat
menggunakan ACR/EULAR yaitu
apabila pasien memenuhi seluruh kriteria berikut:
1. jumlah sendi yang nyeri < 1
2. jumlah sendi yang bengkak < 1
3. Nilai CRP < 1.mg/dL
4. Penilaian global pasien < 1 (dalam skala 0 - 10)
38
39
Kriteria perbaikan
40
41
PROGNOSIS
Sejumlah 10% pasien yang memenuhi kriteria AR akan
mengalami remisi spontan dalam 6 bulan.
Akan tetapi kebanyakan pasien akan mengalami
penyakit yang persisten dan progresif.
Tingkat kematian pada AR dua kali lebih besar dari
populasi umum dengan
penyakit jantung iskemik yang menjadi penyebab
utama kematian terbanyak diikuti dengan infeksi.
Median harapan hidup lebih pendek dengan rata-rata 7
tahun untuk lakilaki dan 3 tahun untuk perempuan
dibandingkan populasi kontrol.
42
TERIMA KASIH
43