Anda di halaman 1dari 10

NEMATODA USUS HALUS: ANCYOSTOMA DUODENALE

SRESHI HENI AZIZAH

214010059

DOSEN PENGAMPUH :

Apt. Prisma Trida H. M.Farms

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA

SURABAYA FAKULTAS SAINS

DAN KESEHATAN PROGAM STUDI FARAMASI

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan buku ini tepat waktu meskipun jauh dari
kesempurnaan.
Pembuatan buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu
wadah pembelajaran dalam menimba ilmu utamanya dalam
pembelajaran Mikrobiologi (T) dengan tema Nematoda usus halus
yaitu ancyostoma duodenale.
Semoga materi dapat memberikan pengetahuan dalam
proses pembelajaran terutamanya dalam Matakuliah
Mikrobiologi(T).
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Parasitisme merupakan hubungan antara dua organisme, yang satu diantaranya mendapat
keuntungan dan yang lain dirugikan. Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit yang
berupa cacing. Stadium dewasa cacing-cacing yangtermasuk Nemathelminthes (kelas nematoda)
berbentuk bulat memanjang danpada potongan transversal tampak rongga badan. Cacing ini
memiliki alat kelami nterpisah (Parasitologi kedokteran, 1998).

Nematoda intestinal yaitu nematode yang berhabitat di saluran pencernaanm anusia.


Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besardaripada nematoda ini
menyebabkan masalah kesehatan masyarakat. Infeksi cacing ini dapat ditularkan melaui vektor
atau kontak langsung. Diantara nematoda intestinal terdapat sejumlah spesies yang ditularkan
melalui tanah dan disebut "soil transmitted helmints", yaitu nematoda yang siklus hidupnya untuk
mencapai stadium Infektif, memerlukan tanah dalam kondisi tertentu. Salah satu nematoda
golongan Soil Transmitted Helmints adalah jenis cacing tambang (Ancylostoma duodenale).

Cacing tambang menimbulkan lebih banyak penyakit serius dari pada parasit lain. Di
dalam kebanyakan bagian dunia, terutama di daerah yang memiliki sanitasi yang buruk
terdapatlah banyak penderita penyakit cacing tambang di antara penduduk. Hal tersebut yang
mendasari pembuatan makalah Ancylostoma duodenale.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Ancylostoma duodenale?

2. Bagaimanakah morfologi dari Ancylostoma duodenale?

3. Bagaimanakah siklus hidup dari Ancylostoma duodenale?

4. Bagaimanakah epidemiologi dari Ancylostoma duodenale?

5. Bagaimanakah diagnosa laboratorium dari Ancylostoma duodenale?

6. Bagaimanakah gejala klinis dari Ancylostoma duodenale?

7. Bagaimanakah cara pengobatan dan pencegahan Ancylostoma duodenale?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu Ancylostoma duodenale.

2. Untuk mengetahui morfologi dari Ancylostoma duodenale.

3. Untuk mengetahui daur hidup dari Ancylostoma duodenale.


4. Untuk mengetahui epidemiologi Ancylostoma duodenale.

5. Untuk mengetahui diagnosa laboratorium dari Ancylostoma duodenale

6. Untuk mengetahui gejala klinis dari Ancylostoma duodenale

7. Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan Ancylostoma duodenale.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ancylostoma duodenale: Ancylostoma duodenale disebut juga dengan cacing


tambang. Cacing dewasa tinggal di usus halus bagian atas, sedan gkantelurnya akan
dikeluarkan bersama dengan kotoran manusia. Telur akanmenet as menjadi larva di luar
tubuh manusia, yang kemudian masuk kembali ke tubuh korban menembus kulit telapak kaki
yang berjalan tanpa alas kaki.Larva akan berjalan jalan di dalam tubuh melaluim peredaran
darah yangakhirnya tiba di paru-paru lalu dibatukkan dan ditelan kembali.Gejala meliputi
reaksi alergi lokal atauseluruh tubuh, anemia dan nyeri abdomen.

Ancylostoma duodenale dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

• Kerajaan : Animalia

• Filum : Nematoda

• Kelas : Secernentea

• Ordo : Strongilodiae

• Famili : Ancylostomatidiae

• Species : Ancylostoma duodenale

B. Morfologi Ancylostoma duodenale

Cacing dewasa hidup di rongga usus halus manusia, dengan mulut yang melekat pada
mukosa dinding usus. Ancylostoma duodenale ukurannya lebih besar dari Necator americanus.
Yang betina ukurannya 10-13 mm x 0,6 mm, yang jantan 8-11 x 0,5 mm. bentuknya menyerupai
huruf C. Necator americanus berbentuk huruf S, yang betina 9 11 x 0.4 mm dan yang jantan 7-9 x
0,3 mm. Rongga mulut A.duodenale mempunyai dua pasang gigi. N.americanus mempunyai
sepasang benda kitin. Alat kelamin jantan adalah tunggal yang disebut bursa copalatrix.
A.duodenale betina dalam satu hari dapat bertelur 10.000 butir, sedang N.americanus 9.000 butir.
Telur dari kedua spesies ini tidak dapat dibedakan, ukurannya 40-60 mikron, bentuk lonjong
dengan dinding tipis dan jernih. Ovum dari telur yang baru dikeluarkan tidak bersegmen. Di tanah
dengan suhu optimum230C - 330C, ovum akan berkembang menjadi 2, 4, dan 8
lobus.(parasitologi kedokteran, 2010).
C. Daur Hidup Ancylostoma duodenale

Seekor cacing tambang dapat menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,2 ml


setiap harinya. Cacing dewasa dapat hidup di usus selama satu hingga lima tahun di mana
cacing betina memproduksi telur. Pada infeksi ringan hanya sedikit sekali kehilangan
darahnya tetapi pada infeksi berat dapat menimbulkan pendarahan hebat, kekurangan zat
besi dan berat badan turun drastis.

Seekor cacing tambang dewasa dapat bertelur antara 10.000 30.000 telur per 24
jam. Telur ini akan bertahan lama di tanah yang lembab, sejuk dan di sekitar pohon yang
rindang yang biasanya terdapat di daerah perkebunan. Untuk telur cacing tambang akan
dikeluarkan bersama feses. Ketika berada di dalam tanah akan menetas dalam waktu 1-2
hari dan kemudian akan menjadi larva "Rabditiiti Form". Pada hari ke-3 "Rabeniti
Forem" akan menjadi "Filari Form". Dalam bentuk ini dapat hidup di tanah selama 8
minggu. Dalam waktu kisaran tersebut akan terinjak kaki dan akan menembus kulit dan
menuju ke kapiler darah.

Telur keluar bersama tinja, dalam waktu 1-2 hari telur akan berubah menjadi
larva rabditiform (menetas ditanah yang basah dengan temperatur yang optimal untuk
tumbuhnya telur adalah 23-30° C. Larva rabditiform makan zat organisme dalam tanah
dalam waktu 5-8 hari membesar sampai dua kali lipat menjadi larva fillariform, dapat
tahan diluar sampai dua minggu, bila dalam waktu tersebut tidak segera menemukan host,
maka larva akan mati, larva filariform masuk kedalam tubuh host melalui pembuluh
darah balik atau pembuluh darah limfa, maka larva akan sampai ke jantung kanan. Dari
Jantung kanan menuju ke paru-paru, kemudian alveoli ke broncus, ke trakea dan apabila
manusia tersedak maka larva akan masuk ke oesophagus lalu ke usus halus (siklus inl
berlangsung kurang lebih dalam waktu dua minggu).

D. Epidemiologi

Kejadian penyakit ini di Indonesiasering ditemukan terutama di daerah pedesaan,


khususnya di perkebunan atau pertambangan. Cacing ini menghisap darah hanya sedikit
namun luka-luka gigitan yang berdarah akan berlangsung lama, setelah gigitan
dilepaskan dapat menyebabkan anemia yang lebih berat. Kebiasaan buang air besar di
tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun sangat berperan dalam penyebaran
infeksi penyakit ini (Gandahusada, 1998). Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva
adalah tanah gembur (pasir, humus) dengan suhu optimum 32 °C - 38°C. Untuk
menghindari infeksi dapat dicegah dengan memakai sandal atau sepatu bila keluar rumah.
E. Diagnosa Laboratorium

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur di dalam tinja segar manusia dan larva
pada tinja yang sudah lama. Telur kedua spesies ini tidak dapat dibedakan, untuk
membedakan spesies, telur dibiakkan menjadi larva dengan salah satu cara, yaitu "Harada
Mori".

F. Gejala Klinis

1. Stadium larva

Bila banyak filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi perubahan kulit yang
disebut ground itch, dan kelainan pada paru biasanya ringan.

2. Stadium dewasa

Gejala tergantung pada:

a. Spesies dan jumlah cacing

b. Keadaan gizi penderita

Gejala klinik yang timbul bervariasi bergantung pada beratnya infeksi, gejala yang sering
muncul adalah lemah, lesu, pucat, sesak bila bekerja berat, tidak enak perut, perut buncit,
anemia, dan malnutrisi. Tiap cacing Necator americanus menyebabkan kehilangan darah
sebanyak 0,005 0,1 cc sehari, sedangkan A. duodenale 0,08 0,34 cc. biasanya terjadi
anemia hipokrom mikrositer. Disamping itu juga terdapat eosinofilia. Anemia karena
Ancylostoma duodenale dan Necator americanus biasanya berat. Hemoglobin biasanya
dibawah 10 (sepuluh) gram per 100 (seratus) cc darah jumlah erythrocyte dibawah
1.000.000 (satu juta)/mm'. Jenis anemianya adalah anemia hypochromic microcyic. Bukti
adanya toksin yang menyebabkan anemia belum ada biasanya tidak menyebabkan
kematian, tetapi daya tahan berkurang dan prestasi kerja menurun.

G. Pengobatan dan Pencegahan

Pengobatan :

1. Prioritas utama adalah memperbaiki anemia dengan cara memberikan tambahan zat besi per-oral atau
suntikan zat besi.

2. Pada kasus yang berat mungkin perlu dilakukan transfusi darah.

3. Jika kondisi penderita stabil, diberikan obat pirantel pamoat atau mebendazol selama 13 hari berturut-
turut untuk membunuh cacing tambang. Obat ini tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena bisa
membahayakan janin yang dikandungnya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara Sanitasi lingkungan, diantaranya:

1. Hindari berjalan keluar rumah tanpa memakai alas kaki Kebiasaan tidak memakai alas kaki merupakan
factor resiko yang kuat untuk terjadinya infeksi cacing tambang.

2. Cuci tangan sebelum makan cuci tangan, pekerjaan ini adalah Awal yang terpokok jika anda ingin tetap
sehat. Dimanapun dan kapanpun selalau ada bakteri atau mikroorganisme yang siap masuk melawan
tubuh kita 70% perantara yang tepat adalah dari tangan, untuk itu cuci tangan adalah salah satu tindakan
preventif yang sangat tepat.

3. Hindari pemakalan feces manusia sebagal pupuk pada sayuran. Jika sayuran yang dimakan tidak bersih
maka larva cacing akan ikut termakan karena sayuran dipupuk menggunakan feces manusia yang telah
terinfeksi.

4. Jika anda awasi dan jaga anak anda main di Tanah Dari sifat hidupnya, cacing tambang hidup pada
tanah, sangat cepat menular melalui kulit, melewati epidermis kulit teratas hingga terakhir, anak-anak
tentulah sangat mudah untuk dijadikan media untuk hidup si cacing tambang. Untuk itu perlu awasi anak
anda saat bermain di tanah atau di halaman rumah yang memungkinkan adanya cacing tambang. Jika
terlanjur memanjakan anak anda, lakukan kegiatan prefentif yaitu bersihkan seluruh badan anak dari
tanah sehabis main.

5. Pakaian Bersih dan Mikroba penyebab infeksi ada dimana-mana, bahkan tempat maupun pakaian kita
yang terlihat bersihpun bisa saja terdapat kuman kuman yang membahayakan kesehatan.. Dengan
demikian Kebersihan atau sanitasi dan higienis tempat anda sangat diperlukan untuk mempertahankan
kesehatan anda dan keluarga.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ancylostoma duodenale adalah salah satu hewan dari kelas nematoda filum Nemathelminthes
yang sering disebut cacing tambang. Cacing betina ukurannya 10-13 mm x 0,6 mm, yang Jantan 8-11 x
0,5 mm, bentuknya menyerupai huruf C. Seekor cacing tambang dewasa dapat bertelur antara 10.000
30.000 telur per 24 jam. Telur ini akan bertahan lama di tanah yang lembab, sejuk dan di sekitar pohon
yang rindang yang biasanya terdapat di daerah perkebunan. Untuk telur cacing tambang akan dikeluarkan
bersama feses.

Cara memeriksa Ancylostomiasis yaitu dengan menemukan adanya cacing dewasa atau telur
dalam tinja. Pengobatan ancylostomiasis prioritas utama adalah memperbaiki anemia dengan cara
memberikan tambahan zat besi per-oral atau suntikan zat besi dan diberikan obat pirantel pamoat atau
mebendazol selama 1-3 hari berturut turut untuk membunuh cacing tambang

B. Saran

Untuk menghindari infeksi dari Ancylostoma duodenale, disarankan dengan menjaga kebersihan
secara rutin dan meningkatkan kesehatan diri sendiri dan orang lain dan selalu menggunakan alas
kaki setiap saat beraktifitas.
DAFTAR PUSTAKA

http://hardhita-martanto.blogspot.com/2009/11/cacing-tambang.html.
http://resikopenyakit.blogspot.com/2013/03/cacing-tambang-ancylostoma-duodenale.html

https://www.academia.edu/8545081/Ancylostoma_duodenale?.

login=&email_was_taken=true&login=&email_was_taken=true.

http://blogkesehatan.net/patofisiologi-gejala-klinik-diagnosis-dan-epidermiologi-cacing-tambang-
ancylostoma-duodenale-necator-americanus/.

Anda mungkin juga menyukai