Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Ancylostoma Duodenale

Oleh :
KELOMPOK 11
SARTIKA 1442021019
KIKI IDAMAN PUTRI 1442021010
MILA YUTENSI 1442021013

DOSEN PEMBIMBING
Drg. Hamliah Rahim, SKM

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN & BISNIS
ST FATIMAH MAMUJU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan apa yang kami harapkan.

Makalah ILMU KESEHATAN mengenai helmintologi (berupa cacing) yang


dispesifikasikan pada Ancylostoma duodenale. Kegiatan ini merupakan salah satu
tugas mata kuliah ilmu Parasitologi, yang menjadi pembelajaran bagi kami agar
bertambahnya wawasan kami mengenai kesehatan, terutama pada kesehatan
manusia.

Semoga apa yang kami persembahkan dapat menjadi motivasi dalam


meningkatkan prestasi belajar para mahasiswa khususnya, dan menambah
wawasan masyarakat.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………….........1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan.................................................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian …………………………………………………......................2
B. Siklus Hidup……………………………………………...........................4
C. Patofisiologi ……………………………………………...................……4
D. Penyebab………………………………………………......………………4
E. Gejala……………………………………………………..................……5
F. Epidemiologi …………………………………..............…………………6
G. Cara penularan…………………………………............…………………6
H. Diagnosa ……………………………………….…………………………6
I. Pengobatan………………………………………………………..........…7
J. Cara pencegahan…………………………………………………..………7
BAB III . PENUTUP
A. Simpulan................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….......iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,
salah satu diantaranya ialah cacing perut yang ditularkan melalui tanah.
Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi,
kecerdasan dan produktifitas penderitanya sehingga secara ekonomi banyak
menyebabkan kerugian, karena menyebabkan kehilangan karbohidrat dan
protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya
manusia. Prevalensi cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat
tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu mempunyai
risiko tinggi terjangkit penyakit ini.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Ancylostoma Duodenale (Cacing tambang)
2. Siklus Hidup Ancylostoma Duodenale (Cacing tambang)
3. Patofisiologi Ancylostoma Duodenale (Cacing tambang)
4. Penyebab Ancylostoma Duodenale (Cacing tambang)
5. Gejala Ancylostoma Duodenale (Cacing tambang)
6. Epidemiologi Cacing tambang (Cacing tambang)
7. Cara penularan Ancylostoma Duodenale (Cacing tambang)
8. Diagnosa Ancylostoma Duodenale (Cacing tambang)
9. Pengobatan Ancylostoma Duodenale (Cacing tambang)
10. Cara pencegahan Ancylostoma Duodenale (Cacing tambang)
C. Tujuan
Memahami Pengertian cacing tambang, siklus hidup, cara penularan,
penyebab dan bagaimana cara pengobatan penderita cacing tambang pada
umumnya. Serta berusaha sebaik mungkin untuk mencegah terinfeksi cacing
tambang

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Ancylostoma Duodenale disebut juga dengan cacing tambang. Cacing


dewasa tinggal di usus halus bagian atas, sedangkan telurnya akan dikeluarkan
bersama dengan kotoran manusia. Telur akan menetas menjadi larva di luar
tubuh manusia, yang kemudian masuk kembali ke tubuh korban menembus
kulit telapak kaki yang berjalan tanpa alas kaki. Larva akan berjalan jalan di
dalam tubuh melalui peredaran darah yang
akhirnya tiba di paru paru lalu dibatukan dan
ditelan kembali. Gejala meliputi reaksi alergi
lokal atau seluruh tubuh, anemia dan nyeri
abdomen.
Hospes parasit ini adalah manusia, Cacing
dewasa hidup di rongga usus halus dengan
giginya melekat pada mucosa usus. Cacing betina
menghasilkan 9.000-10.000 butir telur sehari. Cacing betina mempunyai
panjang sekitar 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa berbentuk
seperti huruf S atau C dan di dalam mulutnya ada sepasang gigi. Daur hidup
cacing tambang adalah sebagai berikut, telur cacing akan keluar bersama tinja,
setelah 1-1,5 hari dalam tanah, telur tersebut menetas menjadi larva
rabditiform.
Dalam waktu sekitar 3 hari larva tumbuh menjadi larva filariform yang
dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8 minggu di tanah. Telur
cacing tambang yang besarnya kira-kira 60x40 mikron, berbentuk bujur dan
mempunyai dinding tipis. Di dalamnya terdapat beberapa sel, larva
rabditiform panjangnya kurang lebih 250 mikron, sedangkan larva filriform
panjangnya kurang lebih 600 mikron. Setelah menembus kulit, larva ikut
aliran darah ke jantung terus ke paru-paru. Di paru-paru menembus pembuluh
darah masuk ke bronchus lalu ke trachea dan laring. Dari laring, larva ikut

2
tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa. Infeksi
terjadi bila larva filariform menembus kulit atau ikut tertelan bersama
makanan
Infeksi paling sering ditemukan di daerah yang hangat dan lembab,
dengan tingkat kebersihan yang buruk. Ancylostoma duodenale ditemukan di
daerah Mediterenian, India, Cina dan Jepang.

B. Siklus Hidup
3
Cacing tambang atau cacing cambuk adalah cacing parasit(nematoda)
yang hidup pada usus kecil, yang dapat berupa mamalia seperti kucing, anjing
ataupun manusia. Ada dua spesies cacing tambang yang biasa menyerang
manusia, Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Ancylostoma
duodenale lebih banyak di Timur Tengah, Afrika Utara, India, dan Eropa
bagian selatan. Sekitar seperempat penduduk dunia terinfeksi oleh cacing
tambang. Infeksi paling sering ditemukan di daerah yang hangat dan
lembab,dgn tingkat kebersihan yg buruk.

C. Patofisiologi
Cacing tambang hidup dalam rongga usus halus tapi melekat dengan
giginya pada dinding usus dan menghisap darah. Infeksi
cacing tambang menyebabkan kehilangan darah secara
perlahan-lahan sehingga penderita mengalami
kekurangan darah (anemia) akibatnya dapat
menurunkan gairah kerja serta menurunkan
produktifitas.

D. Penyebab
Penyebabnya adalah cacing gelang usus, yaitu Ancylostoma duodenale.
Telur dari Ancylostoma duodenale tersebut ditemukan di dalam tinja dan
menetas di dalam tanah setelah mengeram selama 1-2 hari. Dalam beberapa
hari, larva dilepaskan dan hidup di dalam tanah. Manusia bisa terinfeksi jika
berjalan tanpa alas kaki diatas tanah yang terkontaminasi oleh tinja manusia,
karena larva bisa menembus kulit. Larva sampai ke paru-paru melalui
pembuluh getah bening dan aliran darah. Lalu larva naik ke saluran pernafasan
dan tertelan. Sekitar 1 minggu setelah masuk melalui kulit, larva akan sampai
di usus. Larva menancapkan dirinya dengan kait di dalam mulut mereka ke
lapisan usus halus bagian atas dan mengisap darah.

4
E. Gejala
Gejala klinik penyakit cacing tambang berupa anemia yang
diakibatkan oleh kehilangan darah pada usus halus secara kronik. Jumlah
darah yang hiIang setiap hari tergantung pada (1) jumlah cacing, terutama
yang secara kebetulan melekat pada mukosa yang berdekatan dengan kapiler
arteri; (2) species cacing : A. duodenale (3) lamanya infeksi. Terjadinya
anemia tergantung pada keseimbangan zat besi dan protein yang hilang dalam
usus dan yang diserap dari makanan. Kekurangan gizi dapat menurunkan daya
tahan terhadap infeksi parasit. Beratnya penyakit cacing tambang tergantung
pada beberapa faktor, antara lain umur,"wormload," lamanya penyakit dan
keadaan gizi penderita. Penyakit cacing tambang menahun dapat dibagi dalam
tiga golongan :

5
1. Infeksi ringan dengan kehilangan darah yang dapat diatasi tanpa gejala,
walaupun penderita mempunyai daya tahan yang menurun terhadap
penyakit lain.
2. infeksi sedang dengan kehilangan darah yang tidak dapat dikompensasi
dan penderita kekurangan gizi, mempunyai keluhan pencernaan, anemia,
lemah, fisik dan mentaI kurang baik.
3. infeksi berat yang dapat menyebabkan keadaan fisik buruk dan payah
jantung dengan segala akibatnya.
Gejala lainnya adalah Ruam yang menonjol dan terasa gatal (ground
itch) bisa muncul di tempat masuknya larva pada kulit. Demam, batuk dan
bunyi nafas mengi (bengek) bisa terjadi akbiat berpindahnya larva melalui
paru-paru. Cacing dewasa seringkali menyebabkan nyeri di perut bagian atas.
Anemia karena kekurangan zat besi dan rendahnya kadar protein di dalam
darah bisa terjadi akibat perdarahan usus.

F. Epidemiologi
Penyakit ini di Indonesia sering di temukan pada penduduk, terutama di
daerah pedesaan yaitu khususnya di dearah perkebunan dan pertambangan yang
berhubungan langsung dengan tanah. Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva
adalah tanah gembur (pasir,humus) dengan suhu 23°-25°C.

G. Cara penularan
Cara penularan penyakit cacing tambang adalah melalui larva cacing
yang terdapat di tanah yangmenembus kulit (biasanya diantara jari-jari kaki),
cacing ini akan berpindah ke paru kemudian ke tenggorokan dan akan tertelan
masuk saluran cerna.

H. Diagnosa
Jika timbul gejala, maka pada pemeriksaan tinja penderita akan
ditemukan telur cacing tambang. Jika dalam beberapa jam tinja dibiarkan
dahulu, maka telur akan mengeram dan menetaskan larva.

6
I. Pengobatan
Pengobatan penyakit cacing tambang dapat dilakukan dengan berbagai
macam anthelmintik, antara lain befenium hidroksinaftoat, tetraldoretilen,
pirantel pamoat dan mebendazol. Bila cacing tambang telah dikeluarkan,
perdarahan akan berhenti, tetapi pengobatan dengan preparat besi (sulfas
ferrosus) per os dalam jangka waktu panjang dibutuhkan untuk memulihkan
kekurangan zat besinya. Di samping itu keadaan gizi diperbaiki dengan diet
protein tinggi

J. Cara pencegahan
1. Pengobatan pada penderita untuk menghilangkan sumber penularan

2. Sanitas dispol, melarang defekasi pada tempat yang terbuka

3. Melindungi individu yang susceptible

4. Memberikan penyuluhan

5. Melindungi diri dengan sandal/sepatu.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ancylostoma duodenale juga disebut dengan cacing tambang. Hospes
parasit ini adalah manusia, Cacing dewasa hidup di rongga usus halus dengan
giginya melekat pada mucosa usus. Cacing betina menghasilkan 9.000-10.000
butir telur sehari. Daur hidup cacing tambang adalah sebagai berikut, telur
cacing akan keluar bersama tinja, setelah 1-1,5 hari dalam tanah, telur tersebut
menetas menjadi larva rabditiform. Infeksi paling sering ditemukan di daerah
yang hangat dan lembab, dengan tingkat kebersihan yang buruk. Gejalanya
adalah Anemia karena kekurangan zat besi dan rendahnya kadar protein di
dalam darah bisa terjadi akibat perdarahan usus.penularanmelalui larva cacing
yang terdapat di tanah yangmenembus kulit, Pengobatan dengan anthelmintik,
antara lain befenium hidroksinaftoat.

B. Saran
1. Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan
daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.
2. Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
3. Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan
menjelang makan atau sesudah buang air besar.
4. Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan
tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar
tidak mencemari sumber air.
5. Bila sudah terjadi infeksi cacing tambang maka penderita harus segera di
beri obat cacingan atau segera di bawa ke dokter untuk tindakan lebih
lanjut

8
DAFTAR PUSTAKA

KARYADI, D., TARWOTJO, 1., BASTA, S., SUKIRMAN, HUSAINI, ENOCH,


H., MARGONO, S.S. and SALIM, A., : Nutritionand Health Status of
Construcrion Workers at Three Selected Sitesin West Java, Indonesia. Bull.
Penel. Keseh. (Bull. Hlth. Studies in Indon.) No. 2, 1: 47 77, 1974.
KNOWLES, J.H. : Other disorders of the lung, dalam Wintrobe,M.M., Thorn,
G.W., Adams, R.D. (eds) : Harrison s Principles of Internal Medicine ed. 6,
New York, Mc Graw-Hill Book Co Inc., 1970, pp. 1370 1371.
http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_tambang
http://www.scribd.com/search?cat=cacing+tambang&sq=Search#913
http://www.pdf-search-engine.com/cacing-tambang-pdf.html

iii

Anda mungkin juga menyukai