Anda di halaman 1dari 19

Nematoda usus

2&3
• Cacing Tambang : Necator dan Ancylostoma
• Cacing Kremi : enterobius vermicularis

Sahal Muammar Rahmat


1811C1023
Sekolah Tinggi Anlis Bakti Asih Bandung
2

Nematoda usus 2
Cacing Tambang : Necator dan Ancylostoma
3

Pendahuluan
Cacing Tambang : Necator dan Ancylostoma

Cacing tambang adalah cacing parasit (nematoda) yang hidup pada usus kecil inangnya, manusia.
Ada dua spesies cacing tambang yang biasa menyerang manusia, Ancylostoma duodenale dan
Necator americanus. Necator americanus banyak ditemukan di Amerika, Sub-Sahara Afrika, Asia
Tenggara, Tiongkok, dan Indonesia, sementara A. duodenale lebih banyak di Timur Tengah, Afrika
Utara, India, dan Eropa bagian selatan. Sekitar seperempat penduduk dunia terinfeksi oleh cacing
tambang. Infeksi paling sering ditemukan di daerah yang hangat dan lembap, dengan tingkat
kebersihan yang buruk. bentuk infektif dari cacing tersebut adalah bentuk filariform. Setelah cacing
tersebut menetas dari telurnya, muncullah larva rhabditiform yang kemudian akan berkembang
menjadi larva filarifor.
4

Klasifikasi
Cacing Tambang : Necator dan Ancylostoma

Kingdom : Animalia

Phylum : Nemathelminthes

Class : Nematoda

Subclass : Secernentea

Ordo : Strongiloidae

Family : Ancylostomatoidea

Genus : Necator / Ancylostoma

Species : Necator americanus / Ancylostoma duodenale


5

Patogenesis
Cacing Tambang : Necator dan Ancylostoma

Cacing tambang memiliki alat pengait seperti gunting yang membantu melekatkan dirinya pada mukosa
dan submukosa jaringan intestinal. Setelah terjadi pelekatan, otot esofagus cacing menyebabkan tekanan
negatif yang menyedot gumpalan jaringan intestinal ke dalam kapsul bukal cacing. Akibat kaitan ini
terjadi ruptur kapiler dan arteriol yang menyebabkan perdarahan. Pelepasan enzim hidrolitik oleh cacing
tambang akan memperberat kerusakan pembuluh darah. Hal itu ditambah lagi dengan sekresi berbagai
antikoagulan termasuk diantaranya inhibitor faktor VIIa (tissue inhibitory factor). Cacing tambang
kemudian mencerna sebagian darah yang dihisapnya dengan bantuan enzim hemoglobinase, sedangkan
sebagian lagi dari darah tersebut akan keluar melalui saluran cerna. (Keshavarz R, 200)
6

Morfoligi
• Telur

Telur Hookworm memiliki ukuran 50-60 x 40-45 mikron. Berbentuk oval dan
Place your
berdinding transparan. Terdapat ruangan jernih di antara massa telur dan dinding screenshot here
telur. Telur fertile berisi 1-4 sel telur yang membentuk segmen, atau disebut juga
Segmented Ovum

• Larva

• Larva rhabditiform
Place your
screenshot here
Larva rhabditiform memiliki panjang 0.25-0.30 mm dan berdiameter 17 mikron.
Rongga mulutnya panjang dan sempit. Buccal cavity terbuka dan aktif makan
7

Morfoligi
• Larva filariform

Larva filariform memiliki bentuk langsing berukuran panjang 500-600 µm. Dikenal
sebagai larva stadium 3 atau stadium infektif pada manusia. Larva pada fase ini tidak
makan, buccal cavit tertutup, dan esofagus memanjang (Soebaktiningsih, 2018). Larva
filariform dari Necator americanus mempunyai selubung (Sheathed larva) dari bahan
kutikula dan terdapat corakan garis-garis transversal yang menyolok, sedangkan larva
filariform dari Ancylostoma duodenale memiliki selubung tetapi tidak memiliki
corakan garis-garis transversal. Ujung posterior dari larva filariform runcing
8

Morfoligi
• Cacing dewasa

• Necator americanus

Berbentuk silindris dengan ujung anterior melengkung tajam kearah dorsal. Cacing jantan memiliki panjang 7-9 mm dengan
diameter 0.3 mm, sedangkan cacing betina memiliki panjang 9-11 mm dengan diameter 0.4 mm. Pada rongga mulut terdapat
bentukan seperti setengah lingkaran, disebut semilunar cutting plate. Bentukan tersebut membedakan antara Necator
americanus dengan Ancylostoma duodenale (Soebaktiningsih, 2018). Necator americanus jantan memiliki bursa copulatrix
dengan sepasang spiculae pada bagian posterior, yang merupakan alat kelamin dari cacing jantan, sedangkan cacing betina
memiliki vulva pada bagian posterior

• Ancylostoma duodenale

Ancylostoma duodenale dewasa memiliki bentuk silindris dan relatif lebih gemuk. Cacing jantan memiliki panjang 5-11
x 0,3-0,45 mm, sedangkan cacing betina memiliki panjang 9-13 x 0,35-0,6 mm (Soebaktiningsih, 2018). Berbeda dengan
Necator americanus, Ancylostoma duodenale memiliki dua pasang gigi ventral pada rongga mulutnya. Gigi sebelah
posterior lebih kecil dibandingkan dengan gigi sebelah anterior. Pada bagian ujung posterior dari cacing jantan terdapat
bursa copulatrix, dorsal ray single dengan jumlah 13 ray, dan 2 spicule terpisah, sedangkan pada cacing betina, terdapat
spine dan ujung posterior meruncing
9

Siklus hidup
10

Kesimpulan
Bentuk infektif : Filariform
Bentuk diagnostik : Telur cacing
Sampel : Feses
11

Diagnosis
Pemeriksaan feses

Pemeriksaan secara natif (direct slide) Metode pemeriksaan ini sangat baik digunakan untuk infeksi berat
tetapi pada infeksi ringan telur-telur cacing sulit ditemukan. Prinsip dari pemeriksaan ini dilakukan
mencampurkan feses dengan 1-2 tetes NaCl fisiologis 0,9% atau eosin 2% lalu diperiksa di bawah
mikroskop dengan perbesaran 100x. Penggunaan eosin 2% digunakan untuk agar lebih jelas membedakan
telur-telur cacing dengan kotoran sekitarnya (Rusmatini, 2009 ; Swierczynski, 2010)
12

Nematoda usus 3
Cacing Kremi : Enterobius Vermicularis
13

Pendahuluan
Cacing Kremi : Enterobius Vermicularis

Enterobius vermicularis biasanya disebut oleh masyaralat cacing kremi adalah jenis cacing usus
yang berkembang biak di dalam rectum manusia. Cacing kremi (Enterobius vermicularis) yakni
cacing yang panjangnya sekitar 1 cm berwarna putih sangat halus dan bentuknya seperti benang.
Penyebaran infeksi oleh cacing Enterobius vermicularis dipengaruhi oleh kebersihan host dan
lingkungan, sehingga cacing ini mudah sekali ditemukan di seluruh daerah. Prevalensi cacing
Enterobius vermicularis sangat tinggi pada orang-orang yang tinggal di pemukiman padat penduduk
dan pada orang-orang homoseksual.
14

Klasifikasi
Cacing Kremi : Enterobius Vermicularis

Kingdom : Animalia

Filum : Nematoda

Class : Secernentea

Ordo : Ascaridida

Familia : Oxyuridae

Genus : Enterobius

Species : Enterobius vermicularis


15

Patogenesis
Cacing Kremi : Enterobius Vermicularis

Infeksi oleh Enterobius vermicularis pada manusia dapat disebabkan oleh 3 (tiga) cara, yaitu peroral,
perinhalasi dan retrograde infection. Peroral atau tertelannya telur cacing secara tanpa sengaja dapat
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh tangan yang tertempel oleh telur cacing akibat
tidak mencuci tangan sebelum makan. Telur cacing yang mengontaminasi makanan tersebut dapat hidup
selama 13 hari dalam suasana lembab dan suhu ruangan. Infeksi melalui perinhalan atau menghirup telur
cacing dapat terjadi akibat telur yang menempel pada tempat tidur, selimut maupun perabotan rumah dan
debu akibat kurang menjaga kebersihan tangan dan kuku penderita. Retrograde infection merupakan
infeksi yang diakibatkan telur cacing Enterobius vermicularis menetas di daerah sekitar anus dan dapat
bermigrasi ke usus besar melalui anus.
16

Morfoligi
• Telur Enterobius vermicularis
Place your
Berukuran 50-60 x 20-30 mikron, berbentuk lonjong dan asimetris. Salah satu sisinya datar sedangkan sisi lainnya screenshot here
cembung (plano convex). Dindingnya jernih dan tebal, berisi larva atau embrio

• Cacing Dewasa

o Pada sisi lateral, di ujung anterior, terdapat pelebaran kutikula (cervical alae) yang tampak bening.

o Memiliki bulbus oesophagus yang menonjol.


Place your
screenshot here o Cacing betina panjangnya 8-13 mm, dengan diameter lebih besar daripada yang jantan, ekornya lancip menyerupai
jarum. Uterus penuh berisi telur dan vulva terletak pada 1/3 bagian tubuh anterior.

o Cacing jantan panjangnya 2-5 mm, ekornya melingkar dan memiliki satu spicule
17

Siklus hidup
18

Kesimpulan
Bentuk infektif : Telur Enterobius vermicularis
Bentuk diagnostik : Cacing dewasa atau Telur Enterobius vermicularis
Sampel : Feses
19

Diagnosis
Cacing Tambang : Necator dan Ancylostoma

Diagnosis dilakukan dengan dua cara, yaitu telur dalam tinja dan swab per-anal. Pemeriksaan feses dengan
cara apusan langsung saline untuk mendeteksi telur merupakan metode yang menghasilkan hasil kasus
positif sekitar 5%, karena telur sering menempel pda kulit peri-anal. Metode usap harus dilakukan di pagi
hari sebelm mandi dan buang air besar.

Prinsip : Ujung batang gelas atau spatel lidah didekatkan dengan scoth adhesive tape. Dilakukan
pengambilan sampel di daerah anus penderita, sehingga didapat telur cacing yang menempel pada kaca
benda.

Anda mungkin juga menyukai