Anda di halaman 1dari 67

ILMU BIOMEDIK II

Dra. Suprihatin, MSi. PHOTO


Dra. Yarni, MSi.

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PHYLUM NEMATHELMINTHES
- Cacing Nematoda
Tanda-Tanda Umum
1. Nematoda adalah cacing yang tidak bersegmen tanpa tonjolan-tonjolan.
berbentuk panjang, silindris atau filiform, kedua ujungnya meruncing
2. Tubuh tertutup oleh cuticula,
3. Ukuran tubuh bervariasi antara kurang dari 5 mm. sampai 1 m.
4. Mempunyai rongga tubuh, di dalamnya terapung saluran pencernaan dan
sistem reproduksi.
5. Saluran pencernaan lengkap terdiri dari mulut, rongga mulut, oesophagus,
intestin dan subterminal anus. Bila mempunyai rongga mulut kadang-
kadang terdapat gigi atau cuting plate.
6. Jenis kelaminnya terpisah, jantan dan betina. Yang jantan pada umumnya
lebih lecil dari pada yang betina, ujung posterior melengkung ke ventral.
Siklus Hidup

• Manusia adalah host yang optimum untuk semua Nematoda. Sepanjang hidupnya
hanya memerlukan satu host kecuali filarioidea yang memerlukan serangga
sebagai intermediate host
• Bila Nematoda hanya membutuhkan satu host, mereka terdapat dalam tractus
digestivus dan mulai tumbuh.
• Telur yang keluar dari tubuh host mengalami perubahan dan pertumbuhan
sebelum masuk ke host baru. Dalam hal Trichinella, babi merupakan host yang
optimum, manusia merupakan alternatif host, tetapi cacing tersebut baik larva
mau pun bentuk dewasanya melalui host yang sama.
Mode of infection (cara penularan)
1. Per oral :
a. Telur yang telah berisi embryo mengkontaminasi makanan dan minuman :
- Ascaris -Enterobius - Trichuris
b. Embryo yang sedang tumbuh di dalam intermediate host (cyclops):
- Dracunculus
c. Embryo dalam kista (encysted embryo) di dalam daging babi :
- Trichinella
2. Per cutan (menembus kulit)
3. Serangga pengisap darah : - Filarioidea
4. Perinhalasi (saluran nafas) :
Debu yang mengandung telur yang telah berisi embryo
- Ascaris lumbricoides
- Enterobius vermicularis
Pembagian Nematoda

Berdasarkan habitat cacing dewasa.


1. Usus :
a. Usus halus: - Ascaris lumbricoides
- Ancylostoma duodenale
- Necator americanus
- Strongyloides stercoralis
- Trichinella spiralis
- Capillaria philippinensis.
b. Caecum / Appendix:
- Enterobius vermicularis
- Trichuris trichiura
2. Somatic (dalam jaringan dan organ-organ)
a. Lymphatic system:
- Wuchereria bancrofti
- Brugia malayi
- Brugia timori
b. Jaringan subcutan:
- Loa-loa
- Onchocerca volvulus
- Dracunculus medinensis
c. Paru :
- Strongyloides stercoralis
d. Mesenterium:
- Acanthocheilonema perstans
- Mansonella ozzardi
e. Conjungtiva :
- Loa-loa
I. SOIL TRANSMITTED HELMINTH

• Soil Transmitted Helminth adalah golongan cacing usus (Nematoda Usus) dimana
dalam perkembangannya/penularannya membutuhkan tanah untuk menjadi
bentuk infektif.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah :
• 1. Ascaris lumbricoides (usus halus)
• 2. Ancylostoma duodenale (usus halus)
• 3. Necator americanus (usus halus)
• 4. Strongyloides stercoralis (usus halus)
• 5. Trichuris trichiura (usus besar)
A. ASCARIS LUMBRICOIDES
Nama Umum: Cacing gelang
 Distribusi Geografis
 Diseluruh dunia terutama didaerah tropis termasuk Indonesia. Di Indonesia
rata-rata lebih dari 70% penduduk terutama di pedesaan terinfektir oleh
cacing ini.
 Habitat: Usus halus manusia.
Morfologi
Ascaris lumbricoides Jantan

Gambar Ascaris lumbricoides betina

Ascaris lumbricoides Betina


Cacing dewasa mirip cacing tanah dan merupakan nematoda terbesar yang
menginfektir manusia. Ukuran yang jantan 10-30 cm, betina 22-35 cm dengan
kulit yang rata dan bergaris halus, berwarna coklat atau merah muda/pucat.
Ujung bagian depan lebih ramping dibandingkan dengan ujung belakang. Cacing
jantan ujung belakang melengkung kedepan dan mempunyai spikulum. Mulutnya
mempunyai 3 buah bibir.
Telur

Gamb Telur A. lumbricoides Fertil


Gambar Telur A. lumbricoides
Unfertil
Telur yang fertil
• berukuran 60-75 x 40-50 mikron, warna coklat mempunyai 3 lapis dinding yaitu
lapisan vitteline lipoidal di bagian dalam, lapisan glikogen yang tebal
transparan dan lapisan albuminoid yang tebal dan kasar di bagian terluar yang
berfungsi sebagai "shock breaker". Kadang-kadang lapisan terluar ini terkikis
habis sehingga hanya tinggal 2 lapisan saja, dan disebut dengan telur yang
decorticated.
• Mengandung sel telur yang belum mengalami perkembangan (unsegmented
ovum) dan akan berkembang setelah beberapa hari berada di atas tanah.
Terdapat rongga udara berupa daerah yang terang dikedua tubuhnya.

Telur yang unfertil


• berukuran agak lebih besar daripada yang fertil, ukuran 80X55 mikron, lebih lonjong.
Dinding hanya 2 lapis yaitu lapisan tengah (glikogen) dan lapisan terluar (albuminoid) saja
yang berwarna coklat dan bentuk permukaannya tak teratur.
• Mengandung ovum yang kecil dan tak berkembang. Tak ada rongga udara.
• Seekor cacing betina setelah kawin dapat memproduksi telur sampai 200.000 butir
telur/hari.
Siklus Hidup
Manusia adalah satu-satunya hospes definitif.
Tahap-tahap dari siklus hidup cacing ini adalah :
• 1. Telur yang terdapat pada tinja merupakan telur yang fertil dan tak bersegmen
(unsegmented ovum). Tidak infektif.
• 2. Pertumbuhan telur di tanah sampai menjadi telur infektif butuh waktu kurang lebih 3
minggu, dan lebih optimal di tanah yang teduh, berlumpur, dan bersuhu ± 25°C,
Unsegmented ovum berkembang menjadi larva, telur berisi larva. Telur yang berisi larva
ini infektif.
• 3. Telur tertelan, menetas dalam lumen usus, dan larva keluar, dibagian atas usus halus.
• 4. Migrasi larva ke paru-paru (Lung migration).
• Larva yang baru menetas menembus dinding usus halus, sampai ke vena porta, ke jantung
kanan, ke paru dan berhenti serta tumbuh dan mengalami moulting 2 kali dalam alveoli
paru. Migrasi ini berlangsung selama 10-15 hari.
• 5. Dari alveoli bermigrasi menuju bronkhus, pharynx, larynx dan akhirnya ikut tertelan
masuk ke dalam lambung dan
• 6. Di usus halus ; setelah moulting satu kali lagi, cacing tumbuh menjadi dewasa dan
setelah jantan dan betina kawin, betina sudah dapat menghasilkan telur kurang lebih 2
bulan sejak infeksi pertama. Periode ini disebut dengan periode Pre-patent.
Siklus hidup Ascaris lumbricoides
Patologi dan Symptomatologi
Kelainan dan gejala patologis yang ditimbulkan oleh masuknya cacing dapat
disebabkan oleh
bentuk larva maupun dewasanya.
Bentuk larva :
• Pada saat lung migration, larva cacing dapat menyebabkan peradangan /
pneumonia.
• Derajat kelainan patologis yang timbul tergantung dari jumlah larvanya dan daya
tahan penderita. Kelainan yang hebat akibat jumlah larva yang besar dapat
menimbulkan keadaan yang disebut dengan "Loefler's syndroma" dengan gejala-
gejala :
- panas badan, batuk, sesak disertai dahak yang berdarah dan kadang-kadang
berisi larva dari cacing.
- pada pemeriksaan darah tepi ditemukan Eosinophilia.
Cacing dewasa :
Akibat langsung daripada "adanya cacing dalam usus manusia" dapat berupa
gangguan pencernakan dan penyerapan bahan-bahan makanan yang ada dalam
lumen usus. Gejalanya dapat berupa rasa tidak enak diperut, dan dyspepsia pada
anak-anak dapat menimbulkan gangguan yang nyata dalam hal penyerapan zat-zat
gizi, sehingga anak nampak kekurangan gizi. Bila cacing –cacing dewasa berada
dalam jumlah yang besar, maka cenderung untuk berkumpul, membentuk
gumpalan / bolus yang dapat menimbulkan penyumbatan/obstruksi usus (radang
usus pada anak-anak).
Adanya obstruksi usus oleh bolus Ascaris di bagian distal dapat menyebabkan
timbulnya invaginasi/intususception dari bagian usus di bagian proximalnya.
Kadang-kadang ditemukan kasus Peritonitis akibat cacing dewasa yang menembus
melalui ulcus yang ada pada dinding usus. Tak jarang juga ditemukan cacing
dewasa yang bermigrasi ke bagian lain dari usus halus, misalnya ke lambung,
oesophagus, mulut, hidung dan sebagainya. Cacing dewasa di dalam usus juga
mengeluarkan bahan-bahan metabolit yang secara otomatis juga akan ikut
terserap oleh usus dan menimbulkan gejala-gejala toxic berupa reaksi-reaksi
alergi, febris seperti typhoid.
HOOK WORMS (CACING TAMBANG)
Distribusi Geografis: Kosmopolitant
Species yang dapat hidup di Manusia:
1. Necator americanus
2. Ancylostoma duodenale
3. Ancylostoma braziliensis
4. Ancylostoma caninum
5. Ancylostoma ceylanicum
6. Ancylostoma malayanum
Penyakitnya Disebut
 - Necatoriasis
 - Ancylostomiasis
 - Uncinariasis
Telur Hookworm
 - Hookworm infection
 Habitat: Usus halus (duodenum, jejunum)

Telur Hookworm tak dapat dibedakan antara spesies bahkan dengan telur Strongyloides
stercoralis sekalipun.
• - Bentuknya oval/lonjong
• - Ukuran 40 x 65 mikron, tak berwarna
• - Dindingnya tipis transparans
• - Pada waktu keluar bersama faeces biasanya masih
berupa unsegment ovum atau berisi 2-8 blastomere
yang akan berkembang lebih lanjut.
Morfologi Jenis Cacing Tambang
Bagian anterior end dari Necator
Bagian anterior end dari americanus
Ancylostoma duodenale
1. Necator americanus :
Bentuk langsing, silindris
• Ukuran jantan : 7-9 mm panjang, 0,3 mm diameter.
• Ukuran betina : 9-11 mm panjang, 0,4 mm diameter.
Dalam keadaan istirahat/relaxsasi bagian anterior tubuhnya melengkung berlawanan
dengan lengkungan tubuh sehingga menyerupai huruf "S".
Pada buccal cavity (rongga mulut) mempunyai gigi yang berbentuk semilunar ----> 2
pasang "cutting plates" :
- sepasang diventral agak besar
- sepasang didorsal agak lebih kecil.
betina: tak mempunyai caudal spine
jantan: punya bursa copulatrix pada ujung posterior tubuhnya yang digunakan untuk
memegang cacing betina pada waktu kopulasi. Didalam bursa terdapat spiculae yang
homolog dengan penis
2. Ancylostoma duodenale :

Agak lebih besar dan panjang dibandingkan dengan Necator americanus.


- Jantan panjang 8 - 11 mm, diameter 0,4 - 0,5 mm
- Betina panjang 10 - 13 mm, diameter 0, 6 mm
Selain ukurannya, dengan mudah bisa dibedakan dengan Necator americanus dari
curvatura tubuhnya pada waktu istirahat, (curvatura anterior searah dengan
lengkungan tubuh sehingga menyerupai huruf "C" )
- Buccal cavitynya mengandung 2 pasang gigi di anterior dan sepasang lagi berupa
tonjolan kecil di posterior.
Betina mempunyai caudal spine.
Jantan ujung posterior juga mempunyai bursa copulatrix yang bentuknya khas.

• Ancylostoma braziliensis, Ancylostoma caninum, Ancylostoma ceylanicum kurang


dibicarakan, karena bentuk dewasa biasanya tak terdapat pada manusia. Biasanya
mereka dapat dibedakan dengan melihat bentuk dan jumlah gigi dalam buccal
cavitynya
Siklus hidup dari Hookworm
1. Telur yang keluar bersama faeces tidak infektif, biasanya berisi blastomere.
2. Perkembangan di tanah :
Perkembangan telur di atas tanah dipengaruhi oleh beberapa keadaan. Keadaan yang
optimal untuk pertumbuhan telur adalah di tanah yang lembab, gembur, berpasir, teduh
dan hangat. Di sini telur akan menetas dan keluar larva stadium I (rhabditoid larva) yang
panjangnya kurang lebih 0,25-0,30 milimeter, stadium yang aktif makan bahan-bahan
organik dan bakteri di sekitarnya. Bentuk dari rhabditiform larva ini dapat dikenal dari
buccal cavity yang terbuka dan panjang.
- Oesophagus yang muskular dan berbentuk botol sepanjang 1/3 anterior panjang tubuh.
- Rectum yang pendek
- Genital primordial yang tidak jelas.
- Pertumbuhan telur menjadi lambat pada faeces yang encer atau bahkan mungkin terhenti
bila bercampur dengan urine.
- Larva terus tumbuh dan dalam waktu 6-8 hari kemudian setelah moulting dua kali tumbuh
menjadi larva stadium III (filariform larva) yang dapat dikenal dari :
• Bentuknya yang relatif langsing panjang 500-600 μ.
• Buccal cavity menutup.
• Oesophagus yang muscular dan memanjang.
• Stadium ini menjadi bentuk yang non feeding dimana tubuhnya tertutup oleh
selaput/sheath/cuticula mulai dari ujung anterior sampai posterior sebagai bahan
protektive. Bentuk ini infektif untuk manusia dan dapat bertahan lama di atas
tanah sampai beberapa minggu. Pada stadium ini dapat dibedakan karena
filariform larva Necator amaericanus sheath yang membungkus tubuh nampak
adanya garis-garis / striae transversal, sedang pada Ancylostoma duodenale tidak.
3. Inokulasi dan penetrasi melalui kulit ke jaringan.
• Bila selama periode infektif (filariform larva) terjadi kontak dengan kulit
manusia, maka filariform larva akan menembus kulit dan masuk ke jaringan
secara aktif.
• Biasanya yang sering adalah kulit inter digiti melalui follicle rambut, atau
epidermis yang mengelupas, penetrasi ke lapisan di bawahnya, sampai ke lapisan
corium dan lapisan subcutan sampai ke venulae biasanya mati dan diphagositosis.
4. Migrasi dari filariform larva.
Larva yang berhasil mencapai peredaran darah melalui venulae/pembuluh
lymphe, dengan mengikuti peredaran darah vena sampai ke jantung kanan, paru-
paru mengalami lung migration dan kembali tertelan masuk ke dalam usus dan
kemudian mengadakan moulting lagi yang ke 3.

5. Tiba di habitat.
- Setelah sampai di usus halus larva melepaskan kulitnya lalu melekatkan diri
pada mucosa/vili usus, tumbuh dan mengadakan deferensiasi sexuil sampai menjadi
dewasa dan terbentuk mulut yang sempurna.
- Waktu yang dibutuhkan memulai infeksi melalui kulit sampai cacing dewasa
betina menghasilkan telur kurang lebih 5 minggu atau lebih.
- Infeksi juga bisa terjadi melalui mulut dimana filariform larva tertelan dan
langsung sampai ke usus dan tumbuh menjadi dewasa tanpa melalui lung migration
Gejala klinis yang timbul
1. Akibat larva :
• a. Akibat masuknya larva menembus kulit ---> timbul gejala gatal-gatal/dermatitis, disertai rasa
panas oedema dan erythema dan pembentukan papula. Gejala ini biasanya disebut dengan "Ground
itch".
• b. Creeping eruption/cutaneus larva migrans.
• Akibat masuknya filariform larva dari non Human hookworm.
• c. Selama periode larva di paru, menimbulkan gejala- gejala
- bronchitis
- bronchopneumonia
- eosinophillia
• Akibat cacing dewasa :
• a. Anaemia :
• - terjadi karena perdarahan khronis akibat dari :
* darah yang dihisap oleh cacing (+ 0,03-0,3cc darah/cacing dewasa/hari)
* luka bekas gigitan cacing yang terus berdarah.
• Bila tak diimbangi dengan intake makanan yang cukup akan terjadi anaemia defisiensi Fe. Pada
pemeriksaan darah tepi nampak gambaran anaemia hypochromic microcytair.
• b. Malnutrition
3. Strongyloides stercoralis
 Penyakitnya disebut:
-Strongyloidiasis
-Strongyloidosis
 Distribusi Geografis:
Mula-mula ditemukan di daerah iklim panas tetapi akhirnya ditemukan juga
didaerah iklim sedang dan dingin. Biasanya distribusi dan pertumbuhannya paralel
dengan distribusi dan penyebaran cacing tambang.
MORFOLOGI
Adult free-living female
Free-living adult male S. stercoralis. S. stercoralis. Eggs within the
The presence of the spicule (red arrow) female’s body
Gambar parasiticform dewasa dari Strongyloides stercoralis betina
 Ada dua generasi dari Strongyloides stercoralis, yaitu genarasi parasitik dan free
living generasi.
 Generasi parasitik mempunyai morphologi yang lebih besar daripada generasi non-
parasitik (free living).

Generasi parasitik:
• Cacing betina dewasa berbentuk langsing silinder, panjang kurang lebih
2,5 milimeter dengan tubuh semi transparans tak berwarna.
Oesophagusnya memanjang sepanjang 1/3 sampai 2/5 bagian anterior
tubuh, mirip bentuk oesophagus filariform larva cacing tambang
(filariform type of oesophagus). Ujung posteriornya runcing, dengan anus
yang terletak sedikit agak ke ventral dari ujung posterior. Cacing jantan
filariform, panjang 0,7 milimeter tak mempunyai caudal alae, tapi
mempunyai 2 spiculae di dekat ujung posteriornya melengkung ke ventral
dan runcing. Oesophagus rhabditoid type.
Generasi yang hidup bebas (free living):
 Cacing jantan serupa dengan generasi yang parasitis. Cacing betina
mempunyai ukuran tubuh yang lebih pendek dan relatif lebih gemuk (panjang
sekitar 1 milimeter). Cacing yang gravid nampak berisi telur-telur dalam
uterusnya dan vulva yang terbuka dekat pertengahan tubuh. Kadang-kadang
nampak seperti buah petai. Oesophagus rhabditoid type.

Telur :
•Bentuknya seperti telur Hookworm, ukuran 50 X 30 mikron dan langsung menetas di
dalam
•lumen usus menjadi rhabditoid larva.

Larva :
Rhabditiform larva :
- panjangnya 200 - 250 mikron silindris
- rongga mulut pendek
- oesophagus rhabditiform type yaitu muscular di bagian anterior kemudian ada seperti
sabuk di tengah dan bulbus di bagian posterior,
- genital premordial relative besar terletak di sisi ventral tubuh .
Gambar Rhabditiform larva Dari
Strongyloides stercoralis

Habitat :
Generasi parasitik hidup dalam usus halus manusia terutama di
duodenum dan juejunum. Yang betina hidup dalam mucosa dan yang
jantan dalam lumen usus.
Filariform larva
Ujung Posterior Filariform larva dari
Filariform larva dari Strongyloides S. stercoralis
stercoralis
Siklus Hidup Strongyloides stercoralis
Siklus hidup yang lengkap dapat terdiri satu atau lebih dari fase-fase di bawah ini
pada saat yang sama atau tidak.
1. Indirect development (pertumbuhan tak langsung)
•Berdasarkan atas pertumbuhan bentuk bebas (free living) di atas tanah dan baru
mengadakan perubahan menjadi bentuk parasitik bila keadaan tak
memungkinkan lagi untuk hidup bebas (rhabditoid larva- dewasa- telur-
rhabditoid larva- dewasa dan seterusnya).

2. Direct development :
• Terjadi dalam tubuh manusia, yang dimulai dari masuknya filariform larva
ke dalam tubuh manusia yang siklusnya sesuai dengan siklus hidup hidup
cacing tambang. Filariform larva yang masuk menembus kulit akan
mengikuti aliran darah dan sampai di paru-paru (lung migration) dan
seterusnya seperti cacing tambang dan akan menjadi dewasa di dalam usus
halus. Baik bentuk yang parasitik mau pun yang free living setelah kawin
dan yang betina menghasilkan telur, telur tersebut dengan segera menetas
menjadi rhabditiform larva dalam beberapa jam sehingga jarang kita
temukan telurnya dalam faeces penderita. Larva akan dikeluarkan bersama
faeces ke dunia luar untuk mengikuti kehidupan yang free living atau
parasitik lagi bila keadaan tersebut tak memungkinkan.
Auto infection :
Dalam keadaan tertentu mungkin terjadi pembentukan filariform larva dalam
lumen usus, sehingga terjadi autoinfection secara internal dimana filariform larva
menemukan dinding usus atau pun melalui perianal dari penderita yang sama. Pada
auto-infection dapat terjadi reinfeksi yang persistent atau hyper-infeksi.

Gejala Klinis :
Gejala klinis yang timbul mirip dengan gejala klinis oleh karena hookworm
infection, di kulit, paru-paru, perut dan sebagainya juga adanya eosinophilia
dan anaemia yang tidak khas.
4. Trichuris trichiura / Trichocephalus trichura
(CACING CAMBUK)

Penyakitnya: Trichuriasis / Trichocephaliasis.


Distribusi Geografis: Cosmopolitan, terutama di daerah tropis.

Morfologi Cacing dewasa


• Berbentuk seperti cambuk dengan 2/5 bagian posterior tubuhnya tebal seperti
tangkai cambuk dan 3/5 bagian anterior yang kecil seperti rambut.
• Cacing jantan panjangnya + 3-4 centimeter dengan ujung posterior yang
melengkung ke ventral dan mempunyai spikula dan sheath yang retraktil.
• Cacing betina lebih panjang daripada yang jantan; berukuran 3,5-5 centimeter
dengan ujung posterior yang tumpul dan membulat. Baik jantan maupun
betinya mempunyai oesophagus yang ramping, sepanjang + 3/5 bagian anterior
tubuhnya. Bentuk oesophagus khas dan disebut dengan type"stichosoma
oesophagus“ .
TELUR
Telur Trichuris trichiura infektif
Telur Trichuris trichiura fertil

Ktelur khas, berbentuk lonjong seperti tong (barrel shape) dengan


dua mucoid plug pada kedua ujungnya dan dindingnya terdiri dari 3
lapis ukuran 50X25 μ (Perhatikan pada waktu praktikum). Seekor
cacing betina dewasa dapat memproduksi telur kurang lebih 3000-
10.000 per hari.
• Habitat: Cacing dewasanya hidup dalam lumen usus besar manusia terutama caecum
dan appendix. Ditempat habitatnya ia menancapkan mulutnya pada dinding usus.

Siklus Hidup dan Epidemiologi


• Manusia adalah satu-satunya hospes bagi Trichuris trichiura. Telur yang keluar
bersama faeces penderita biasanya masih unembryonated. Kondisi yang paling sesuai
untuk pertumbuhan telur ialah di atas tanah yang hangat dan teduh dan
basah/lembab. Pertumbuhan menjadi telur yang infektif membutuhkan waktu 15-21
hari, dimana akan dapat ditemui telur yang berisi larva stadium III yang melingkar
didalam telur. Dibandingkan dengan telur Ascaris, Telur Trichuris kurang resistant
terhadap kekeringan dan panas, dan biasanya tak dapat tumbuh menjadi stadium
infektif bila berada di atas lumpur kering atau abu dan tak tahan bila terkena sinar
matahari langsung.
• Manusia terkena infeksi apabila termakan olehnya telur yang infektif. Dinding telur
akan pecah di dalam usus halus dan larvanya keluar melalui kripte usus halus
kemudian menuju ke caecum. Larva ini akan tumbuh menjadi dewasa dan melekat
pada dinding usus besar, appendix (caecum dan colon sampai ke rectum), sebagai
habitatnya dalam waktu 10-12 minggu tanpa melalui lung migration. Telur-telur sudah
dapat ditemukan dalam faeces manusia yang terinfektif ini dalam waktu 10-13 minggu
setelah masuknya telur (periode prepatent).
Siklus Hidup dari Trichuris trichiura
Gejala Klinis
• Pada infeksi yang berat dan khronis gejalanya mirip dengan infestasi cacing
tambang, dapat juga seperti appendicitis atau amoebic dysentry. Beberapa
penulis mengatakan adanya korelasi positip antara infeksi cacing cambuk ini
dengan Entamoeba histolytica.
• Gejala klinis yang timbul terutama adalah akibat pengaruh :
- Traumatik/mekanik disebabkan karena pengaruh perlekatan cacing pada
dinding mucosa
* irritasi dan peradangan lokal
* penyumbatan / blok pada appendix
* anaemia karena perdarahan khronis
Reaksi allergi:
Biasanya sangat kecil, tapi dapat menyebabkan colitis, proctitis dan secondary
anaemia. Seperti pada infeksi cacing usus yang lain, manifestasi klinis yang
tidak khas lainnya dapat pula timbul, seperti gelisah, tak bisa tidur, kehilangan
appetite dengan sedikit eosinophili, kadang-kadang urticaria. Pada kasus yang
berat dapat disertai diarhoea yang khronis disertai darah, tensmus, penurunan
berat badan. Pernah pula dilaporkan terjadinya prolapsus recti dan nampak
adanya cacing yang masih melekat pada dinding rectum.
II. NON SOIL TRANSMITTED HELMINTH
Non soil transmitted helminth adalah golongan cacing yang didalam siklus hidup dan
cara penularannya tidak " mutlak " membutuhkan tanah. Cacing yang termasuk dalam
golongan ini, dan berpengaruh terhadap kesehatan manusia adalah :
•1. Enterobius vermicularis
•2. Gnathostoma spinigerum
•3. Trichinella spiralis
•4. Capillaria philippinensis
•5. Angiostrongylus cantonensis
1. ENTEROBIUS VERMICULARIS (OXYURIS VERMICULARIS)
Penyakit
- Oxyuris, Infeksi cacing kremi
- Enterobiasis
Distribusi Geografis: Cosmopolitan, dapat ditemukan diseluruh dunia.
Habitat: Cacing dewasa hidup dalam caecum, dan bagian dari usus besar dan
usus halus yang berdekatan dengan caecum. Cacing ini menempel pada
mucosa usus dan kadang-kadang pada sub-mucosa.
MORFOLOGI
Enterobius vermicularis betina Enterobius vermicularis Jantan

Cacing jantan :
•Panjang 2-4 mm, dengan penampang 0,1-0,2 mm 1/3 posterior tubuh melengkung kearah
ventral dan terdapat spiculae 1 buah. Tidak mempunyai bursa copulatrix. Cacing jantan
jarang ditemukan, dan biasanya mati setelah kopulasi
Cacing betina:
•Panjang 8-12 mm, dengan penampang 0,3-0,5 mm 1/3 posterior tubuh meruncing dan
badan yang kaku. Vulva terletak kurang lebih 2/3 anterior tubuh. Cacing betina gravid
setelah bertelur akan mati dalam waktu kurang lebih 2-3 minggu.
TELUR

Tidak berwarna, bentuk asymetris dengan


salah satu sisi datar (plano convex),
ukuran: 30 mikron x 50-60 mikron, dinding
transparant, biasanya telah berisi larva,
terapung dalam larutan garam jenuh.
Siklus hidup dari Enterobius vermicularis
Definitive host : manusia (manusia merupakan satu-satunya host dari Enterobius
vermicularis).
Intermediate host: tidak diperlukan.
•Cacing betina yang gravid, pada malam hari bermigrasi ke daerah perianal tempat
telur-telurnya dikeluarkan dalam kelompok-kelompok, yang disebabkan oleh kontraksi
uterus dan vagina, karena rangsangan suhu yang berbeda dan lingkungan udara.
•Telur jarang dikeluarkan dalam rongga usus. Telur yang diletakkan didaerah perianal
dalam waktu 4 - 6 jam menjadi infektif. Infeksi terjadi bila telur yang infektif
tertelan oleh manusia. Bila telur tertelan oleh manusia maka dinding telur akan
dicerna oleh ensim pencernaan, sehingga larva keluar (menetas) dalam usus halus. Ia
akan tetap dalam usus halus sampai menjadi dewasa muda (adolescence).
•Setelah sexualy mature, cacing jantan dan betina mengadakan kopulasi. Yang jantan
akan segera mati, sedang yang betina setelah gravid, akan mengadakan migrasi dari
usus halus menuju ke usus besar (caecum,colon, appendix), sampai saatnya bertelur
dimana ia akan menuju ke daerah perianal, perineal (pada malam hari) untuk
meletakkan telur-telurnya. Siklus hidup mulai dari telur tertelan sampai menjadi
cacing betina hamil bermigrasi ke perianal berlangsung selama 2-4 minggu.
Epidemiologi
 Enterobius vermicularis mempunyai penyebaran yang terluas di dunia daripada
cacing yang lain. Parasit ini lebih banyak ditemukan pada golongan yang ekonomi
lemah, pada penghuni rumah piatu, pada pasien-pasien Rumah Sakit Jiwa, tetapi
tidak jarang ditemukan juga pada orang kaya. Anak-anak lebih banyak terserang
daripada orang dewasa dan sifatnya familier (satu keluarga terserang).

Cara Infeksi
• Penularan terjadi bila tertelan telur infektif baik melalui makanan
maupun minuman yang terkontamiminasi. Telur banyak juga ditemukan
dalam debu yang dikumpulkan dari lantai, meja, kursi, alas kasur dsb.
Selain melalui makan/minum infeksi dapat juga terjadi perinhalasi.
• Auto infection
• Infeksi terjadi melalui tangan (yang mengandung telur akibat menggaruk
daerah anus yang terasa gatal) ke mulut. Proses ini sering terjadi pada
anak-anak.
• Retrofection (Retrogade infection)
Terjadi bila telur di daerah perianal menetas sehingga keluar larva yang
kemudian akan masuk melalui anus menuju colon untuk tumbuh menjadi
cacing-cacing dewasa muda
2. Trichinella spiralis (THE TRICHINA WORM /
CACING TRICHINA)
Penyakit: Trichinosis, Trichinelliasis atau Trichinellosis
Distribusi Geografis:Kosmopolitan
•Habitat: Cacing dewasanya hidup parasitik pada mukosa usus halus
(duodenum/jejunum) atau menembus kripta-kripta usus dari definitif hostnya
(babi, tikus, manusia). Larva yang dikeluarkan cacing betina setelah kopulasi,
dapat ditemukan berada dalam otot bergaris dan membentuk kista.
Morfologi dan Siklus Hidup:
Cacing dewasa:
Merupakan nematoda terkecil yang menginfektir manusia.
a. Jantan :
- Panjang 1,4 - 1,6 milimeter diameter 0,04 mm
- Bagian anterior lebih ramping dan berisi stichosome oesophagus.
- Ujung posterior lebih tumpul dan mempunyai 2 conical papillae.
- Cacing jantan jarang dapat ditemukan karena biasanya mati sesudah kopulasi.
b. Betina :
- Panjang 3-4 milimeter, diameter 0,06 milimeter
- Bagian anterior lebih ramping dibanding posterior.
- Vulva terletak 1/5 bagian anterior tubuh.
- Betina yang gravid nampak mengandung larva dalam uterusnya.
- Cacing betina berumur lebih panjang daripada yang jantan (5-7 minggu).
larva Trichinella spiralis di otot
Larva :
•Panjangkurang lebih 100 mikron, tinggal
melingkar di dalam kista dalam otot bergaris.
•Arah kista biasanya sejajar dengan serat
longitudinal otot, dan terutama pada otot-otot
yang aktivitasnya tinggi (kadar glycogen
rendah) seperti: otot diagfragma, m.
deltoideus, m. gastrocnemius, m. pectoralis
major, m. intercostalis dsb.
•Kistaterbentuk dari hasil reaksi jaringan host
terhadap parasit.
•Di dalam kista larva tumbuh terus dan
 Otot yang mengandung kista berisi larva hidup mengadakan deferensiasi sexual. Pada
ini infektif untuk host lain yang memakannya. manusia larva dalam kista dapat bertahan
sampai beberapa bulan/tahun, dan ukurannya
 Satu siklus hidup dapat terjadi dalam tubuh satu
dapat menjadi 10 X semula (kurang lebih 1
host. Jadi satu host dapat menjadi definitif host
mm). Dalam satu kista umumnya berisi satu
dan intermediate host sekaligus. larva.
 Sedangkan untuk melanjutkan dan melengkapi
siklus hidupnya membutuhkan paling sedikit dua
host.
Siklus hidup Trichinella spiralis
• Daging (otot) yang mengandung kista berisi larva, dimakan host A
• Dalam lambung kista pecah, larva keluar menuju duodenum dan tumbuh
menjadi dewasa dalam mukosa duodenum kurang lebih dalam dua hari
Fertilisasi
• Cacing jantan mati, cacing betina melahirkan larva menembus dinding usus.
• Larva ikut aliran darah sampai ke otot.
• Larva membentuk kista dalam otot bergaris.
• Daging dimakan oleh host B, siklus akan berlanjut lagi.

Gejala Klinis Trichinosis :


Perubahan patologis dan gejala klinis dapat dibagi dalam tiga tahap/fase :
1. Tahap invasi/incubasi.
2. Tahap migrasi larva.
3. Tahap encystasi dan penyembuhan jaringan
a. Tahap invasi (fase incubasi) :
• Berlangsung selama 5-7 hari
• Excystasi larva yang tertelan kemudian keluar dari kistanya menyebabkan iritasi dan
keradangan pada dinding mucosa duodenum dan jejunum di tempat larva yang baru
mengalami existasi tadi menembus dinding usus.
• Gejala yang timbul adalah nausea/mual, formiting colic/mulas hebat, dysentry dan
keringat dingin jadi mirip dengan gejala keracunan makanan

b. Tahap larviposition dan migrasi larva :


Adanya larva yang lahir, migrasi dan infiltrasi larva ke dalam otot menimbulkan gejala-
gejala nyeri otot, menunjukkan adanya keradangan otot.
•Sering didapatkan kesukaran bernafas, mengunyah, menelan dan berbicara serta paralysa spastik
dari otot.
•Ini terjadi kurang lebih setelah hari ketujuh sampai kesepuluh, sampai terjadinya kista.
•Gejala2 lain yang dapat timbul seperti :
* Suhu badan yang meningkat dan remitten.
* Timbulnya rash pada kulit dan urticaria.
* Nyeri otot dan pembengkakan kelenjar parotis, mirip gejala parotitis
* Oedema palpebra.
•Pada pemeriksaan darah menunjukkan adanya leucositosis dengan hiper eosinophilia.
c. Tahap/fase Encystasi :
• Fase kritis dari penyakit bisa menunjukkan oedema toxic atau dehidrasi yang
extrim. Pada kasus yang jelas mula-mula menunjukkan gejala pulsasi nadi yang
cepat dan kuat lalu mendadak turun dan penderita nampak cyanosis (lembam biru).
• Dengan terbentuknya kista, larva dapat bertahan hidup sampai bertahun-tahun.
Bila terjadi penyembuhan akan terjadi pengapuran dalam lapisan otot atau di
tempat terbentuknya kista.
• Kista yang terbentuk di otak dapat menimbulkan gejala-gejala neurologis.
Walaupun demikian pada beberapa kasus tak dijumpai gejala-gejala seperti di atas.
3. Capillaria philippinensis
 Penyakitnya:
Intestinal Capillariasis
 Habitat:
Jejunum, pada infeksi yang berat dapat sampai ke usus besar.

Morfologi:
Cacing dewasa:
- Panjang bagian anterior lebih kecil dari pada posterior.
- Mempunyai stichosome oesophagus.
Jantan:
- Panjang 1,5-3,9 mm, diameter 23-24 um.
- Bagian posterior mempunyai tonjolan kulit ke arah lateral.
- Mempunyai spicula tertutup sheat yang panjang.
Betina:
- Panjang 2,3 - 5,3 mm, diameter 29-47 um
Telur:
- Peanut shape ukuran : 38-42 X 20-25 um
- Dinding pitted berwarna kuning/kuning kehijauan
- Mempunyai bipolar plug permukaannya datar
- Isi : yolk granule sampai larva]
Siklus Hidup:
Mempunyai Intermediate host ikan air tawar.
 Manusia merupakan natural host satu-satunya. Pada percobaan di
Laboratorium Gerbil, Kera dan Burung dapat bertindak sebagai Definitif host.
Telur dikeluarkan bersama-sama faeces, biasanya masih belum berisi
embryo, masuk ke dalam air, 1-2 minggu kemudian telur sudah infektive.
Telur tersebut dimakan ikan (intermediate host), telur menetas keluar larva.
Bila definitive host makan ikan yang mengandung larva tersebut maka larva
menuju ke usus kecil dan menjadi dewasa (generasi I).
 Cacing dewasa melakukan copulasi dan akhirnya melahirkan larva, setelah
hari ke 22 larva menjadi dewasa (generasi II). Bentuk dewasa generasi II ini
melakukan copulasi kemudian bertelur. Telurnya dikeluarkan bersama-sama
tinja.
 Seluruh siklus hidup memerlukan waktu 7-8 minggu.
 Gejala Klinis:
Mal absorbtion syndrome, terjadi diarrhoea yang berat, cepat terjadi
hedidrasi, perut tegang dan sakit. Kematian dapat terjadi pada kasus yang
berat.
4. Angiostrongylus cantonensis
(THE RAT LUNGWORM)
 Pada Manusia Menyebabkan:
Eosinophilic meningo encephalitis
 Distribusi Geografis:
Kepulauan Pasifik, Asia Tenggara
 Habitat:
Betina dan jantan dewasa tinggal di arteria pulmonalis tikus (Bandicot
indica, Rattus norwegicus, Rattus rattus).
Morfologi dan Siklus Hidup
• Cacing dewasa panjangnya 17-25 milimeter
• Dalam tubuh Definitif host (tikus) cacing betina gravid bertelur kemudian telur ikut
aliran darah sampai ke kapiler jaringan paru sebagai emboli kemudian menetas
keluar larva stadium I menembus dinding alveoli, lewat trachea, larynx, tertelan
kesaluran pencernaan, keluar bersama faeces ke air. (hidup ± 6 hari) menembus
kulit intermediate host (dari golongan Molusca /bekicot) dari spesies Achatina fulica
atau Pila polita. Di dalam Intermediate host larva mengalami moulting 2 kali
menjadi larva stadium III, bila bekicot yang mengandung larva tersebut dimakan
tikus larva menembus dinding usus, ke peredaran darah ke arteria pulmonalis tikus
tumbuh menjadi dewasa.
Infeksi pada manusia terjadi karena :
• Larva yang tertelan tak dapat tumbuh dewasa menembus dinding usus, ikut
sirkulasi darah sampai ke otak, dapat menimbulkan keradangan pada otak dan
meningen terjadi meningo encephalitis dengan tanda-tanda reaksi systemic,
eosinophilia, Gejala neurologis meningeal, Gejala oculer biasanya dijumpai 2
minggu setelah gejala CNS (cacing mencapai mata melalui N.opticus), mungkin
berupa oedema palpebra, exopthalmus dan gangguan visus

Gejala Klinis :
Larva yang tertelan tak dapat tumbuh dewasa menembus dinding usus, ikut
sirkulasi darah sampai ke otak, dapat menimbulkan keradangan pada otak
dan meningen terjadi meningo encephalitis dengan tanda-tanda reaksi
systemic, eosinophilia, Gejala neurologis meningeal, Gejala oculer biasanya
dijumpai 2 minggu setelah gejala CNS (cacing mencapai mata melalui
N.opticus), mungkin berupa oedema palpebra, exopthalmus dan gangguan
visus
5. Gnathostoma spinigerum
 Distribusi Geografis
 Thailand, Vietnam, India, Malaysia, Indonesia, Jepang, Philiphina, Tiongkok.
 Penyakit: Gnathostomiasis
 Habitat: Cacing dewasa hidup dalam tumor dinding usus carvnivora (kucing,
anjing, singa).
Morfologi :
Cacing dewasa panjangnya bervariasi;
jantan : 11-25 milimeter
betina : 25-54 milimeter
Mempunyai 3 stadium larva. Manusia dapat terinfektir oleh larva stadium 3 yang
bentuknya serupa dengan dewasa, kepala membulat, pada bagian kepala
dikelilingi oleh 4 baris kait yang melingkar (seperti ring).
Telur:
Bentuk oval ; 65-70 μ X 38-40μ., Transparant, Mempunyai 1 mucoid plug,
Dinding pitted dan berisi Un-embryonated ovum.
Siklus Hidup
• 1. Gnathostoma spinigerum dewasa tinggal pada tumor dinding usus dari kucing atau
anjing
• 2. Telur dikeluarkan oleh cacing dewasa dari tempat lesi tersebut yang kemudian
keluar bersama faeces masuk kedalam air. Didalam air telur berkembang 􀃆
embryonated yang kemudian menetas keluar larva stadium I.
• 3. Larva stadium I bergerak bebas di dalam air dan bila tertelan oleh intermediate
host I (cyclops) maka di dalam tubuh cyclops berkembang menjadi larva stadium II.
• 4. Bila cyclops tersebut dimakan oleh Intermediate Host II (ikan, katak atau ular)
maka larva stadium II akan berkembang menjadi larva stadium III dalam tubuh
binatang-binatang tersebut.
• 5. Bila Intermediate host II dimakan oleh Definitif host maka larva akan tumbuh
menjadi cacing dewasa. Manusia terinfektir bila makan Intermediate host II yang
kurang sempurna memasaknya. Tetapi dalam tubuh manusia tak dapat berkembang
menjadi dewasa (tetap stadium III) dan mengadakan migrasi.
Pathogenese, Pathologi, Gejala Klinis
 Infeksi yang terjadi didalam reservoir host; cacing dewasa melingkar di dalam tumor
dari usus, disebut Gnathostomiasis interna. Hal tersebut tidak pernah terjadi di
dalam tubuh manusia.

• Manusia bukan merupakan host yang sesuai untuk Gnathostoma


spinigerum, biasanya menimbulkan kelainan pada kulit, jaringan subcutan
atau jaringan otot, pada waktu larva mengadakan migrasi. Kelainan ini
disebut Gnathostomiasis externa, dan biasanya terdiri dari:
l. Pembentukan kantung abscess.
2. Pembentukan terowongan di bawah kulit/subcutan, yang mana cacing
mengadakan migrasi (larva migrans). Kadang-kadang cacing diliputi oleh
kapsul (terjadi pembentukan kapsul) pada jaringan viscera.
 Kelainan klinis yang terjadi disebabkan oleh kerusakan mekanis yang
disebabkan oleh larva yang mengalami migrasi, keradangan, reaksi toxin
dan allergi. Manifestasi klinis tergantung dimana parasit berada, dapat
berupa; abcess mammae, cutaneus nodule, abcess, juga pernah
ditemukan parasit dalam otot temporalis (gejala ini mirip mastoiditis).
 Larva dapat pula menyerang mata dan otak.
6. Toxocara canis (THE DOG ASCARIS)

• Distribusi geografis: Kosmopolitan pada anjing.


• Mirip Ascaris lumbricoides, Jantan panjangnya 4-6 centimeter, Betina: 6-10
centimeter
• Selain 3 bibir seperti Ascaris, masih mempunyai ciri khas berupa: Cervical
alae (pelebaran
• cuticula di daerah kepala sampai cervical ke lateral).
• Telur : 85 X 75 mikron, dinding pitted
• Life cycle : Serupa dengan Ascaris lumbricoides pada manusia.
• Kepentingan: Penyebab Visceral larva migrans pada manusia.
7. Toxocara cati (THE CAT ASCARID / ASCARIS
MYSTAX)
• Sering didapat pada kucing-kucing domestik dan sebangsanya.
• Jantan : 4-6 centimeter
• Betina : 4-12 centimeter
• Mempunyai cervical alae yang relative lebar, kepala cacing seolah-olah
berbentuk ujung anak panah.
• Telur : 65 X 70 mikron, dinding agak tipis dan pitted.
• Life cycle : Pada kucing serupa Ascaris pada manusia.
• Kepentingan: Penyebab Visceral larva migrans pada manusia.

Anda mungkin juga menyukai