Anda di halaman 1dari 11

HYMENOLEPIS DIMINUTA

KELOMPOK 4
1. Al Ficky Rahmad
2. Azri Muhammad.F
3. Muhalizan Putra
4. Rani Andika Putri
5. Refta Isti Anjelia
6. Salsa Fadhilah
Hymenolepsis diminuta
Cacing ini juga merupakan cacing cosmoploitan yang
terutama berparasit pada tikus rumah, tetapi banyak
kasus dilaporkan menginfeksi pada orang. Ukuran lebih
besar daripada V. nana, yaitu sampai 90 cm. Sebagai
hospes intermedier adalah beberapa spesies
arthropoda.
1. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Class : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Family : Hymenolepididae
Genus : Hymenolepis
Species : Hymenolepis diminuta
2. Morfologi
a. Telur  
– Bentuk relatif lebih bulat daripada telur Hymenolepis nana.  
– Ukuran 60 x 79 mikron  
– Dinding telur agak tebal, pada kutub-kutub menebal  
– Tidak memiliki filamen dari kutub-kutubnya  
– Berisi embrio heksakan (embrio dengan 3 pasang kait)
b. Dewasa  
– Panjang badan dapat mencapai 30 – 60 cm, lebar 3 – 5
mm.  
– Terbagi atas kepala (skolek), leher dan proglotid-proglotid.  
– Skolek memiliki 4 batil isap tanpa rostelum.  
– Proglotid terdiri atas proglotid immature –  mature  –  dan
gravid, kurang lebih 800 – 1000 segmen.
Gambar skoleks Hymenolepis diminuta Gambar telur Hymenolepis diminuta

Gambar sistiserkoid Hymenolepis diminuta


3. Siklus Hidup
Cacing dewasa berada di usus halus manusia akan
mengalami perkembangbiakan dari proglotid immature
menjadi mature selanjutnya menjadi proglotid gravid yang
mengandung banyak telur cacing pada uterusnya. Proglotid
gravid akan melepaskan diri dan bila pecah maka keluarlah
telur cacing yang bisa dikeluarkan bersama feses manusia.
Telur yang berisi embrio tersebut memerlukan hospes
perantara, yaitu pinjal. Dalam usus pinjal, telur menetas
menjadi larva dan berkembang menjadi sistiserkoid dalam
rongga tubuh. Apabila pinjal secara kebetulan termakan
oleh manusia atau tikus selanjutnya di usus halus
sistiserkoid pecah dan keluarlah skolek yang selanjutnya
akan melekat pada mukosa usus. Skolek akan berkembang
lebih lanjut menghasilkan proglotid immature, mature dan
gravid. Proglotid gravid akan terlepas dari strobila dan bila
pecah akan mengeluarkan telur yang dikeluarkan bersama
feses.
Telur ditemukan pada tinja hospes definitif. Cacing ini
memerlukan hospes perantara I yaitu larva pinjal tikus
dan kumbang tepung dewasa. Didalam serangga ini
embrio yang keluar dari telurnya berkembang menjadi
sistiserkoid. Bila dimakan oleh hospes definitif,
sistiserkoid akan berkembang menjadi cacing dewasa
di dalam usus halus dalam waktu kira-kira 18-20 hari.
4. Epidemiologi dan Distribusi Geografis
Penyebaran cacing ini kosmopolit, tetapi lebih suka daerah beriklim
panas daripada dingin termasuk Indonesia. Hospes definitif
mendapat infeksi bila hospes perantara yang mengandung parasit
tertelan secara kebetulan.
5. Patologi dan Gejala Klinis
Parasit ini tidak menimbulkan gejala , infeksi biasanya terjadi secara
kebetulan saja. Manusia secara kebetulan mendapat infeksi karena
makanan atau tangan yang terkontaminasi dengan serangga yang
mengandung parasit. Infeksi pada manusia adalah ringan dan
jangka waktu hidup cestoda pada manusia pendek. Infeksi
percobaan pada manusia dewasa hanya berlangsung selama 5-7
minggu.
6. Pencegahan dan Pengendalian
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah menghindari
kontak dengan hospes perantara yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi. Selalu mencuci tangan sebelum makan juga dapat
mengurangi infeksi karena kontaminan yang menempel pada tangan
akan mati ketika mencuci tangan. Obat yang efektif adalah
antabrine.
7.Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telurnya dalam tinja.
Sekali-sekali cacing dapat keluar secara spontan secara purgasi.
Pemeriksaan dapat dilakukan secara langsung atau dengan cara tak
langsung (konsentrasi).
Hymenolepis diminuta
Habitat : Usus halus
Nama penyakit : Hymenolepiasis diminuta
Hospes : Definitif : Manusia, tikus, mencit Perantara : Pinjal,
kumbang tepung
Morfologi
Telur : Ukuran 70-80µm (lebih besar dari H.nana). Bentuk bulat,
kulit sangat tebal bagian luar tipis degan garis siang dan bagian
dalam sangat tebal berisi filamen. Berisi embrio bulat dengan 6
kait yang tersusun seperti kipas.
Cacing dewasa : P = 10-60cm L = 3-5cm Terdapat 800-900 segmen
Skoleks : Bentuk seperti gada Rostelum mengalami kemunduran
dan tidak berkait. Dilengkapi 4 alat isap berukuran kecil.
Progolotig : Bentuk matur segmen mirip dengan segmen
matur H.nana 0,8 X 2,5 mm. Segmen garnula terdapat
uterus berbentuk kantung yang dipenuhi oleh telur.
Gejala klinis : Infeksi biasanya dapat ditoleransi dengan
baik oleh hospes dengan sedikit gejala bila ada. Jika terjadi
berupa kelainan ringan seperti tidak enak di perut atau
diare ringan.
Diagnosa lab : Pemeriksaan tinja : telur
Pencegahan : Program pengendalian tikus menghindari
menelan ectoparasit yang berasal dari kumbang pada
bijibijian.
Ciri-ciri Hymenolepsis diminuta:
1. Skoleks 4 batil isap tanpa kait
2. Telur penebalan polar tanpa filamen
3. Segmen ovarium yang matang : dua lobus
4. Testis : 3 globulus terpisah
5. Gravid segmen uterus : seperti kantong ireguler
Istilah
Proglotid : bagian tubuh cacing pita yang
masing-masing mengandung sistem organ
termasuk organ reproduksi.
Hermafrodit : individu yang memiliki dua alat atau
organ kelamin yaitu  jantan dan betina, berfungsi
penuh.  
Asimtomatik : suatu penyakit ketika pasien tidak
menyadari gejala apapun.
SELESAI
🙂

Anda mungkin juga menyukai