Pengobatan
Kuinakrin
Amodiakuin
Niklosamid
prazikuantel
Albendazol
Niklosamide.
Pencegahan
Menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati
penderita
Mencegah kontaminasi tanah dan rumput dengan
tinja manusia.
Memeriksa daging sapi, ada tidaknya cysticercus.
Memasak daging sampai sempurna.
Mendinginkan sampai -10 0C sampai 5 hari
cycticercus dapat rusak.
Epidemiologi
T. saginata sering ditemukan di negara yang penduduknya
banyak makan daging sapi/kerbau. Cara penduduk tersebut
memakannya yaitu matang (well done), setengah matang
(medium), atau mentah (rare).
Ternak yang dilepas dirumput lebih mudah dihinggapi
cacing, dari pada ternak yang dirawat di kandang.
Penderita taeniasis sendiri dimana tinjanya mengandung telur
atau proglotid.
Hewan (terutama ) babi, sapi yang mengandung cysticercus.
Makanan / minuman dan lingkungan yang tercemar oleh
telur-telur cacing pita.
Taenia solium
(Cacing Pita Babi)
Hospes dan nama Penyakit
Hospes : Hospes defenitif cacing T.solium ini adalah
manusia, sedangkan hospes perantaranya adalah babi.
Nama penyakit : Teniasis solium.
Distribusi geografik : Penyebaran cacing ini kosmopolit,
tetspi jarang ditemukan di negara islam. Cacing
tersebut banyak ditemukan di daerah yang banyak
beternak babi seperti negara Eropa, Amerika Latin,
Cina, India, Amerika Utara, dan juga ada di Indonesia
yaitu Bali, Papua, dan Sumatera Utara.
Morfologi Taenia solium
Cacing pita babi paling berbahaya pada manusia karena
kemungkinan terjadinya infeksi sendiri oleh cysticercus dapat
terjadi.
Cacing dewasa panjangnya 4-10 m.
Memiliki 1000 –2000 proglotid.
Memiliki scoleks dengan diameter 1 –2mm.
Mempunyai 4 penghisap tanpa hook.
Struktur tubuh cacing ini terdiri atas kepala (skoles) dan
rangkaian segmen yang masing-masing disebut proglotid.
Pada bagian kepala terdapat 4 alat isap (Rostrum) dan alat kait
(Rostellum) yang dapat melukai dinding usus.
Disebelah belakang skoleks terdapat leher/daerah perpanjangan
(strobilus).
Siklus hidup T. solium
1. Telur atau proglotid yang matang terbawa oleh kotoran manusia ke
lingkungan luar. Inang perantara, yaitu babi memakan makanan yang
terkontaminasi telur atau proglotid Taenia solium.
2. Dalam tubuh babi, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi heksakant,
lalu di otot membentuk sistiserkus.Sistiserkus pada daging babi yang tidak
dimasak dengan benar dimakan oleh manusia.
3. Dalam usus, Taenia solium muda berkembang menjadi dewasa dan
menempel menggunakan skoleks.
4. Setelah reproduksi, proglotid matang yang berisi telur mulai “gugur” dan
terbawa kotoran.
5. Telur cacing pita babi termakan oleh manusia. Ini bisa terjadi karena
makanan yang terkontaminasi, atau autoinfeksi (infeksi sendiri) karena
tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air.
6. Dalam tubuh manusia, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi
heksakant.
7. Sistiserkus dapat berkembang di semua organ manusia, umumnya pada
jaringan di bawah kulit, juga mata dan otak.
Patologi dan Gejala Klinis
Cacing dewasa yang biasanya berjumlah seekor tidak
menyebabkan gejala klinis yang berarti. Bila ada, dapat
berupa nyeri ulu hati, mencret, mual, obstipasi dan sakit
kepala.
Gejala klinis yang lebih berarti dan serig di derita, disebabkan
oleh larva yang disebut sistiserkosis.
Infeksi ringan biasanya tidak menunjukkan gejala, kecuali
bila alat yang dihinggapi adalah alat tubuh yang penting.
Pada manusia, sistiserkus atau larva T. solium sering
menghinggapi jaringan subkutis, mata, jaringhan otak, otot
jantung, paru dan rongga perut.
Pada jaringan otak atau medula spinalis, sistiserkus jarang
mengalami klasifikasi. Keadaan ini sering menimbulkan
reaksi jaringan dan dapat mengakibatkan epilepsi (ayan).
Gejala yang disebabkan oleh tekanan intrakranial yang
tinggi seperti nyeri kepala dan kadang bisa menyebabkan
kelainan jiwa.
Hidrosepalus internus dapat terjadi, bila timbul sumbatan
aliran cairan serebrospinal.
Sebuah sistiserkus tunggal yang ditemukan dalam
ventrikel IV otak, dan dapat menyebabkan kematian.
Diagnosis
Diagnosis Teniasis solium dilakukan dengan menemukan
telur dan proglotid.
Pencegahan
Pencegahan infeksi cacing ini lebih utama yaitu
mencegah kontaminasi air minum, makanan dari feses
yang tercemar. Sayuran yang biasanya dimakan mentah
harus dicuci bersih dan hindarkan terkontaminasi
terhadap telur cacing ini.
Pengobatan
Untuk pengobatan penyakit teniasis solium ini digunakan
prazikuantel. Untuk sistiserkosis digunakan prazikuantel,
albendazol atau dilakukan pembedahan.
Diphyllobotrium latum
(Cacing Pita Ikan)
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes :
H. definitif : Manusia
H. Reservoir : ikan, crustaceae
Penyakit : Difilobotriasis
Penyebaran Geografik : Amerika, Eropa,
dan Afrika (Madagaskar)
Morfologi Diphyllobotrium latum
Cacing dewasa:
Panjang sampai 10 meter, t.a. 3000-4000 proglotid.
Skolek : seperti sendok, mempunyai dua lekuk isap
Proglotid :
Lebar lebih panjang dari panjangnya
Lubang uterus di bagian tengah proglotid
Mempunyai lubang uterus
Uterus panjang berkelok-kelok membentuk roset.
Cacing Dewasa Diphyllobotrium latum
Skoleks Diphyllobothrium latum
Bentuk:
Seperti Sendok
Alat Isap :
Seperti Celah 2 Bh
Telur :
Mempunyai operkulum
Sel-sel telur
Menetas dalam air korasidium
Memerlukan 2 hospes perantara
Hospes perantara I : Cyclops dan Diaptomus
Berisi larva PROCERCOID
Hospes Perantara II : ikan salem
Berisi larva PLEROCERCOID atau
SPARGANUM
Siklus hidup Diphyllobotrium latum
Siklus hidup D. latum
TELUR Diphyllobothrium latum
TELUR :
• 45-70
• PUNYA OPERKULUM
• TAK ADA HEK EMBRIO
Morfologi D. latum
Rekapitulasi dari morfologi D. latum
Cara infeksi :
Makan ikan mentah yang mengandung larva pleroserkoid
Pengobatan
Atabrin dalam keadaan perut kosong disertai pemberian
Na-bikarbonas.
Epidemiologi
Masak ikan dengan sempurna.
Pencegahan
Memasak ikan air tawar sampai betul-betul matang
atau membekukannya sampai-10°C selama 24 jam.
Mengeringkan dan mengasinkan ikan secara baik.
Dilarang membuang tinja dikolam air tawar.
Memberikan penyuluhan pada masyarakat.
Hymenolepis nana
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes : Manusia dan tikus
Penyakit : Himenolepiasis
Penyebaran geografik : kosmopolit
Epidemiologi :
Sering pada anak-anak < 15 tahun
Kontaminasi dengan tinja tikus
Pencegahan
Menjaga kebersihan perorangan terutama pada keluarga dan
di sekitar perumahan harus diutamakan.
Meningkatkan kebersihan anak-anak, sanitasi lingkungan
Menghindarkan makanan dari kontaminasi
Terima kasih…