Anda di halaman 1dari 12

Definisi

Pengertian Nematoda adalah cacing yang berbentuk bulat panjang (gilik)


atau seperti benang. Istilah Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari dua kata yaitu nema yang berarti berenang dan ode yang berarti
seperti. Nematoda merupakan heawn tripoplastik dan pseudoselomata
(berongga tubuh semu). Nematoda mempunya bentuk tubuh dan ukuran yang beragam
mulai dibawah ukuran 1mm hingga lebih dari 1 m. Nematoda hidup di air tawar dan darat, umumnya
berukuran kurang dari 1mm, sedangkan hidup di laut mencapai 5 cm. Cacing betina berukuran lebih
besar yang dibandingkan dengan cacing jantan. Individu jantan mempunyai ujung posterior yang
berbentuk kait. Nematoda mempunyai bentuk segmen dengan tubuh silindris atau bulat panjang
(gilik), dan tidak bersegmen. Bagian dari anterior atau daerah mulut tampak simetri radial, dan
semakin ke arah posterior membentuk ujung yang meruncing.

Ciri-Ciri Nematoda

Berbentuk bulat panjang (gilik) atau mirip dengan benang

Hewan tripoblastik dan Pseudoselomata (berongga tubuh semu)

Hidup bebas dengan memakan sampah organik, kotoran hewan,


tanaman yang membusuk, ganggang, jamur, dan hewan kecil lainnya.

Hidup parasit di hewan, manusia, dan tumbuhan.

Dapat ditemukan di air tawar, air laut, dan air payau serta di tanah.

Terdapat di organ seperti, anus, usus halus, pembuluh darah,


pembuluh limfa, jantung, paru-paru, dan mata.

Berukuran bervariasi mulai dari hidup di air tawar dan darat berukuran
kurang dari 1 mm, sedangkan di laut hidup mencapai 5 cm.

Cacing betina lebih besar dari pada cacing jantan.

Bentuk tubuh silindris atau bulat panjang (gilik). dan tidak bersegmen.

Bagian anterior atau daerah mulut tampak simetri radial

Semakin ke arah posterior membentuk ujung yang meruncing

Klasifikasi
NEMATODA USUS
1. Ascaris lumbricoides
2. Strongyloides stercoralis
3. Ancylostoma duodenale
4. Necator americanus
5. Enterobius vermicularis
6. Trichinella spiralis

NEMATODA JARINGAN
1.

Wuchereria bancrofti

2.

Brugia malayi

3.

Brugia Timori

4.

Loa-loa

5.

Onchocerca volvulus

6. Trichinella spiralis

Definisi
Cacing dalam kelas cestoda disebut sebagai cacing pita, hal ini karena
bentuk tubuh cacing tersebut yang panjang dan pipih menyerupai pita.
Cacing ini tidak mempunyai saluran pencernaan ataupun pembuluh darah.
Tubuhnya memanjang dan terbagi atas segmen-segmen yang disebut
proglotida dan segmen ini bila sudah dewasa akan berisi alat reproduksi
jantan dan betina. Infeksi cacing pita bisa disebut juga dengan Taeniasis.
Ciri-Ciri Cestoda
1.

Semua anggota cestoda memiliki struktur yang pipih dan tertutup oleh

kutikula.
2.

Cestoda juga disebut sebagai cacing pita karena bentuknya pipih

panjang seperti pita.

3.

Tubuh cacing pita panjangnya antara 2m - 3m dan terdiri dari :

a)

Kepala (skoleks), kepala (skoleks) dilengkapi dengan lebih dari dua alat

pengisap.
b)

Leher, tidak bersegmen, setelah skoleks kemdian lanjut ke leher.

c)

Tubuh (strobila), terdiri dari segmen-segmen (proglotid) dan setiap

segmen yang menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan.


Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid)
merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit.
4.

Cacing pita biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan

tanpa alat pencernaan.


5.

Cestoda bersifat parasit karena menyerap sari makanan melalui

permukaan tubuhnya secara osmosis.


6.

Penyerapan sari makanan terjadi dari usus halus inangnya melalui

seluruh permukaan proglotid.


7.

Sari makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan tubuhnya, hal

ini karena cacing pita tidak memiliki mulut dan sistem pencernaan, skoleks
hanya untuk menempelkan dirinya ke usus.
8.

Skoleks pada jenis Cestoda tertentu seperti Taenia solium selain

memiliki alat pengisap, juga memiliki kait (rostelum).


9.

Rostelum berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya.

10. Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid.


11. Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ
kelamin betina (ovarium).
12. Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri dan mempunyai rumah
tangga sendiri ( metameri).
13. Proglotid yang dibuahi ( yang matang ) terdapat di bagian posterior /
paling bawah tubuh cacing.
14. Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang
utama bersamaan dengan tinja.
15. Sistem eksresi cacing pita terdiri dari saluran pengeluaran yang berakhir
dengan sel api.
16. Sistem saraf pada cacing pita sama seperti Planaria dan cacing hati,
tetapi kurang berkembang.
17. Manusia dapat terinfeksi Cestoda saat memakan daging hewan yang
dimasak tidak sempurna, atau belum matang.
18. Inang pernatara Cestoda adalah hewan ternak misalnya Sapi yang
tubuhnya terdapat Cisticercus jenis Taenia saginata yang ada pada ototnya
sedangkan pada Babi tubuhnya terdapat Cisticercus jenis Taenia solium yang
ada pada ototnya.
19. Di Kedua ternak itu Cacing pita hanya sementara terjadi cyclus
ditubuhnya hingga membentuk Cysticercus.

20. Di sapi dan babi tidak dijumpai cacing pita dalam bentuk Dewasa ( yang
dewasa di tubuh manusia) tetapi hanya dalam bentuk larva.
21. Agar seseorang tidak terkena Taeniasis maka makanan dagingnya harus
dimasak dengan matang, dan bila seseorang yang terkena Taeniasis jangan
buang air besar di sembarang tempat, seperti di lingkungan terbuka atau di
tempat yang biasa hewan ternak mencari makanan, karena Fesesnya yang
ada telurnya sangat kuat di lingkungan, seperti rerumputan yang akan
dimakan sama ternak tersebut.
22. Pemberian obat anti cacing sangat dianjurkan. Obat-obatan ini bisa
diminum golongan obat anticacing albendazole dosis sehari 500 mg lebih
baik , biasanya dosis 250 cacing mati dalam bentuk utuh.
Klasifikasi Cestoda
Ordo Pseudophyllidea
1. Diphyllobothrium latum (menyerang manusia melalui inang katak,
ikan, Cyclops Udang udangan).
Ordo Cyclophyllidea
2. Taenia solium (dalam usus manusia) dibawa oleh babi.
3. Choanotaenia infudibulum (dalam usus ayam).
4. Echinococcus granulosus (dalam usus anjing).
5. Taenia saginata (dalam usus manusia) di bawa oleh sapi.

6. Hymnelopsis nana ( di usus manusia , tikus tanpa inang perantara)


Penyebaran
Lingkungan
Penyakit cacingan biasanya terjadi di lingkungan yang kumuh terutama di
daerah kota
atau daerah pinggiran (Hotes, 2003). Sedangkan menurut Phiri (2000) yang
dikutip Hotes
(2003) bahwa jumlah prevalensi Ascaris lumbricoides banyak ditemukan di
daerah
perkotaan. Sedangkan menurut Albonico yang dikutip Hotes (2003) bahwa
jumlah
prevalensi tertinggi ditemukan di daerah pinggiran atau pedesaan yang
masyarakat
sebagian besar masih hidup dalam kekurangan.
Tanah
Penyebaran penyakit cacingan dapat melalui terkontaminasinya tanah
dengan tinja yang
mengandung telur Trichuris trichiura, telur tumbuh dalam tanah liat yang
lembab dan

tanah dengan suhu optimal 30C (Depkes R.I, 2004:18). Tanah liat dengan
kelembapan
tinggi dan suhu yang berkisar antara25C-30C sangat baik untuk
berkembangnya telur
Ascaris lumbricoides sampai menjadi bentuk infektif (Srisasi Gandahusada,
2000:11).Sedangkan untuk pertumbuhan larva Necator americanus yaitu
memerlukan
suhu optimum 28C-32C dan tanah gembur seperti pasir atau humus, dan
untuk
Ancylostoma duodenale lebih rendah yaitu 23C-25C tetapi umumnya lebih
kuat
(Gandahusada, 2000).
Iklim
Penyebaran Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura yaitu di daerah tropis
karena
tingkat kelembabannya cukup tinggi. Sedangkan untuk Necator americanus
dan
Ancylostoma duodenale penyebaran ini paling banyak di daerah panas dan
lembab.

Lingkungan yang paling cocok sebagai habitat dengan suhu dan kelembapan
yang tinggi
terutama di daerah perkebunan dan pertambangan (Onggowaluyo, 2002).
Perilaku
Perilaku mempengaruhi terjadinya infeksi cacingan yaitu yang ditularkan
lewat tanah
(Peter J. Hotes, 2003:21). Anak-anak paling sering terserang penyakit
cacingan karena
biasanya jari-jari tangan mereka dimasukkan ke dalam mulut, atau makan
nasi tanpa cuci
tangan (Oswari, 1991).
Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi mempengaruhi terjadinya cacingan menurut Tshikuka (1995)
dikutip
Hotes (2003) yaitu faktor sanitasi yang buruk berhubungan dengan sosial
ekonomi yang
rendah.
Status Gizi
Cacingan dapat mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif),
penyerapan

(absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara keseluruhan (kumulatif),


infeksi cacingan
dapat menimbulkan kekurangan zat gizi berupa kalori dan dapat
menyebabkan
kekurangan protein serta kehilangan darah. Selain dapat menghambat
perkembangan
fisik,anemia, kecerdasan dan produktifitas kerja, juga berpengaruh besar
dapat
menurunkan ketahanan tubuh sehinggamudah terkena penyakit lainnya
(Depkes R.I,
2006).
Defenisi
Abses periodontal adalah suatu inflamasi purulen yang terlokalisir pada
jaringan periodonsium. Lesi ini disebut juga dengan abses periodontal lateral
atau abses parietal. Abses periodontal diketahui sebagai lesi yang dapat
dengan cepat merusak jaringan periodonsium terjadi selama periode waktu
yang terbatas serta mudah diketahui gejala klinis dan tanda-tandanya
seperti akumulasi lokal pus dan terletak di dalam saku periodontal. Abses
gigi adalah sekumpulan nanah yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada
bagian dalam gigi. Kondisi ini biasanya muncul sebagai akibat dari rongga

gigi tidak diobati, adanya retakan atau serpihan pada gigi anda yang
memungkinkan bakteri masuk ke dalam gigi bagian dalam.

Anda mungkin juga menyukai