NPM : 160112180089
sebagai terapi dasar dalam penyakit infeksi harus dilakukan secara bijak dan
samping yang tidak diinginkan. Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba
penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi
mungkin. Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba,
Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja
(bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya eritromisin,
Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram
klorampenikol.
Beberapa indikasi yang mendasari pemberian antibiotik dalam bidang
memiliki penetrasi yang baik pada jaringan tulang dan memiliki kepekaan
terhadap bakteri Gram positif. Selain itu juga digunakan klindamisin, azithromisin
dan ciprofloksasin.
periodontal dan pulpa nekrotik adalah bakteri Gram positif aerob dan bakteri
eritromisin.
2. Infeksi Non-Odontogenik
3. Profilaksis Infeksi
fokal dan infeksi lokal. Tujuan penggunaan antibiotik sebagai profilaksis fokal
banyak kasus endokarditis infeksi yang terjadi setelah ekstraksi gigi dan
diindikasikan pada pasien yang berisiko dalam hal prosedur invasive rongga
mulut, misalnya pasien yang menggunakan katup jantung buatan, pasien dengan
penyakit jantung kongenital, menggunakan bahan atau alat jantung buatan, serta
dengan menghambat proliferasi dan penyebaran bakteri di dalam dan dari luka
setelah berbagai tindakan bedah dapat menurunkan keparahan nyeri dan infeksi
post operasi. Prosedur bedah dan kondisi medis yang berkaitan dengan indikasi ini
diantaranya impaksi molar ketiga, bedah implant, bedah ortognatik, bedah tumor
Referensi:
Roda RP, Bagan JV, Bielsa JMS, Pastor EC. Antibiotic Use in Dental Practice.
Suardi, Hijra Novia. 2014. Antibiotik dalam Dunia Kedokteran Gigi. Cakradonya