INFEKSI
J e r r y, M . F a r m . , A p t .
• Clinical Pharmacy
• Lecturer
KASUS 1 :
• Ny. AD 47th, 59kg, 154cm, dirawat di ruang ICU rumah sakit, pada
hari ke-7 kondisi pasien memburuk dan didiagnosa Sepsis MRSA.
• DEFINISI INFEKSI
• JENIS INFEKSI
• TERAPI
• CONTOH KASUS
INFEKSI
• Infeksi Lokal
• Sepsis
• Severe Sepsis
• Shock Sepsis
JENIS BAKTERI :
• Enterococcus • Enterobacter
• Dll. • Dll.
GEJALA DAN PARAMETER PEMERIKSAAN :
40 35,7 35,8
30
20 37 %
10
ANTIBIOTIKA
9,5
7,2
4,8 5,3
0,5 1,2
0
RESISTENSI
MORBIDITAS
ANTIBIOTIK
0 DAN
YANG TIDAK TEPAT
MORTALITAS
BIAYA
KOLABORASI
DOKTER APOTEKER
PASIEN
ANALIS PERAWAT
Penggolongan
Antibiotik
Berdasarkan Daya Kerja
1. BAKTERIOSTATIK 2. BAKTERISID
( Menghambat Pertumbuhan Bakteri ) ( Membunuh Bakteri )
Time dependent
• Pemberian harus dengan drip
• Lama pemberian drip harus sesuai dengan ketahanan obat
contoh : Penisilin, sefalosporin, carbapenem, vancomycin, dll.
Concentration dependent
• Pemberian harus dengan bolus
contoh : aminoglikosida, floroquinolon, dll.
Gol. Penisilin
• Aktif pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-).
• Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran napas bagian
atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, untuk infeksi telinga,
bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).
• Contoh : Ampisilin dan Amoksisilin.
• Efek samping : reaksi alergi, syok anafilaksis, kematian, Gangguan lambung & usus.
Pada dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik.
• Aman bagi wanita hamil & menyusui.
Gol. Sefalosporin
• digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan bagian atas (hidung dan
tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan
jaringan lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).
• Generasi I : sefalotin, sefazolin, sefradin, sefaleksin, cefadroxil.
• Generasi II : sefaklor, sefamandol, sefmetazol, cefuroxim
• Generasi III : cefoperazone, cefotaxim, ceftizoksim, cefotiam, cefixim,
ceftriaxon
• Generasi IV : cefpirome dan cefepim.
Gol. Carbapenem
• contoh : Meropenem, Imipenem, Doripenem.
• antibiotik spektrum luas
• bersifat time dependent
Gol. Amfenikol/kloramfenikol
Gol. aminoglikosida
• Merupakan golongan antibiotika yang bersifat bakterisid dan terutama aktif untuk kuman
Gram negatif. Beberapa mungkin aktif terhadap Gram positif.
• Streptomisin dan kanamisin juga aktif terhadap kuman TBC. Termasuk di sini adalah
amikasin, gentamisin, kanamisin, streptomisin, neomisin, metilmisin dan tobramisin,
antibiotika ini punya sifat khas toksisitas berupa nefrotoksik, ototoksik dan neurotoksik.
Gol. makrolida
• Golongan makrolida hampir sama dengan penisilin dalam hal spektrum antikuman,
sehingga merupakan alternatif untuk pasien-pasien yang alergi penisilin. Bekerja dengan
menghambat sintesis protein kuman
• Penggunaannya merupakan pilihan pertama pada infeksi paru-paru. Digunakan untuk
mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti infeksi tenggorokan dan infeksi
telinga, infeksi saluran nafas bagian bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan
jaringan lunak, untuk sifilis.
• Contoh obatnya : eritromisin, klaritromisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin
serta spiramisin
Gol. linkosamid
• Termasuk di sini adalah linkomisin dan klindamisin.
• Sering dipakai sebagai alternatif penisilin antistafilokokus pada infeksi tulang dan sendi serta
infeksi-infeksi abdominal. Sayangnya, pemakaiannya sering diikuti dengan superinfeksi C. difficile,
dalam bentuk kolitis pseudomembranosa yang fatal.
• Obat golongan ini dicadangkan untuk mengobati infeksi berbahaya pada pasien yang alergi terhadap
penisilin atau pada kasus yang tidak sesuai diobati dengan penisilin. Spektrum kerjanya lebih sempit
dari makrolida, terutama terhadap gram positif dan anaerob. Penggunaannya aktif terhadap
Propionibacter acnes sehingga digunakan secara topikal pada acne.
• Contoh obatnya yaitu Clindamycin (klindamisin) dan Linkomycin (linkomisin)
• GOLONGAN POLIPEPTIDA.
meliputi polimiksin A, B, C, D dan E. Merupakan kelompok antibiotika yang terdiri dari rangkaian
polipeptida dan secara selektif aktif terhadap kuman Gram negatif. Toksisitas polimiksin
membatasi pemakaiannya, terutama dalam bentuk neurotoksisitas dan nefrotoksisitas.
• GOLONGAN ANTIMIKOBAKTERIUM
Golongan antibiotika ini aktif terhadap kuman mikobakterium. Termasuk di sini adalah obat-
obat anti TBC dan lepra, misalnya rifampisin, streptomisin, INH, dapson, etambutol dan lain-
lain.
• GOLONGAN LAIN-LAIN
Masih banyak jenis-jenis antibiotika lain yang tidak tercakup dalam kelompok yang disebutkan
di atas.
Misalnya saja vankomisin, spektinomisin, basitrasin, metronidazol, dan lain-lain.
vankomisin merupakan pilihan untuk infeksi stafilokokus yang resisten terhadap metisilin (MRSA).
Tetapi karena toksisitasnya, maka vankomisin hanya dianjurkan kalau antibiotika lain tidak lagi
efektif
Penicillins
1. AMOKSISILLIN
• Amoxan 500mg tab Dosis :
• Amoxycillin 500mg tab
• Dosis dewasa : 0.25-0.5gr tid
• Amoxyl (250mg, 500mg) tab
• Kalmoxillin 500mg tab • Dosis anak : 20-40mg/kg/h dalam 3 dosis
• Pehamoxyl 500mg tab • Dosis bayi < 3 bulan : maksimum yang
• Amoxillin 125mg/5ml syr disarankan adalah 30 mg/kg/hari dalam 2
• Amoxicillin (125mg/5ml, 250mg/ml) syr dosis.
• Amoxyl (125mg/5ml, 250mg/5ml) syr
• Amoxyl drop Lama pemberian :
• Supramox drop • tergantung jenis penyakit, secara umum 7-14
• Amoxyl 500mg, 1gr vial hari.
• Kalmoxillin 1gr vial
Kontra indikasi :
• Pasien yang hipersensitif terhadap penisillin.
Perhatian :
• hati-hati pada penderita gangguan ginjal, krn ekskresi melalui ginjal.
• peny. saluran cerna, krn dapat mengganggu keseimbangan flora usus.
Efek samping :
• Mual dan muntah, dispepsia, diare, reaksi alergi.
2. Ampicillin
• Ampicillin 250mg, 500mg cap/tab
• Kalpicillin 1 gr inj
Dosis :
Dosis dewasa :
• Utk peny.ringan sampai sedang 2-4 gr sehari dibagi utk 4x pemberian.
• Utk peny. Berat sebaiknya diberikan preparat parenteral sebanyak 4-8 gr sehari.
Dosis anak dgn BB < 20kg :
• Per-oral : 50-100 mg/kg BB sehari dibagi dalam 4 dosis
• Injeksi : 100-400 mg/kg BB sehari dibagi dalam 4 dosis
• Cara pemberian :
sebaiknya pada saat perut kosong utk memaksimalkan absorpsi
• Penyimpanan :
Syr yang sudah dilarutkan, dan disimpan dalam lemari pendingin (suhu 2-8 0C) akan
bertahan selama 14 hari, jika disimpan pada suhu ruangan maka akan bertahan selama 7 hari
3. amoxicillin-clavulanic acid
Kenapa dikombinasikan ??
Note : 2 tab sediaan 250mg tidak sama dengan 1 tab sediaan 500mg
Penggunaan Antibiotik Kombinasi :
• Pada infeksi campuran, misalnya kombinasi obat-obat antikuman dan antifungi atau, dua
antibiotik dengan spektrum sempit (gram positif + gram negatif) untuk memperluas aktifitas
terapi : Basitrasin dan polimiksin dalam sediaan topikal.
• Untuk memperoleh potensial, misalnya sulfametoksazol dengan trimetoprim (=
kotrimoksazol) dan sefsulodin dengan gentamisin pada infeksi pseudomonas. Multi drug
therapy (AZT + 3TC + ritonavir ) terhadap AIDS juga menghasilkan efek sangat baik.
• Untuk mengatasi resistensi, misalnya Amoksisilin + asam klavulanat yang menginaktivir
enzim penisilinase.
• Untuk menghambat resistensi, khususnya pada infeksi menahun seperti tuberkulosa
(rifampisin + INH + pirazinamida ) dan kusta (dapson + klofazimin dan /atau rifampisin).
• Untuk mengurangi toksisitas, misalnya trisulfa dan sitostatika, karena dosis masing-masing
komponen dapat dikurangi.
ANTIBIOTIK YANG TIDAK DIREKOMENDASIKAN PADA ANAK
Cotrimoxazole Kurang dari 2 bulan Tidak ada data efektivitas dan keamanan
Berdasarkan Penggunaan :
Terapi Profilaksis
• Antibiotik diberikan untuk pencegahan terjadinya infeksi
Terapi Empiris
• Infeksi sudah diketahui secara klinis, tetapi bakteri penyebab
infeksi belum diketahui
Terapi Definitif
• Terapi yang diberikan berdasarkan hasil kultur
PEMILIHAN DOSIS
Berdasarkan Usia
Berdasarkan Berat Badan = satuan dalam Kg
Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (LPB/BSA) = satuan dalam m2
Contoh :
Levofloxacin 1x500 mg
Vancomycin 15 mg/kg BB setiap 12 jam
DOSIS
Tergantung :
Umur
BB
Keparahan penyakit
Fungsi organ ginjal, hati
Lokasi infeksi
Jenis infeksi
Pendekatan sistemik pemilihan antibiotik yang rasional
• Ny. AD 47th, 59kg, 154cm, dirawat di ruang ICU rumah sakit, pada
hari ke-7 kondisi pasien memburuk dan didiagnosa Sepsis MRSA.
• Pilihan obat :
A. Ceftriaxon (tidak bisa utk MRSA)
B. Levofloxacin (bisa utk MRSA tetapi sangat lemah)
C. Meropenem (tidak bisa utk MRSA)
D. Vancomycin (indikasi kuat pada MRSA, jika pasien
memiliki gangguan fungsi ginjal bisa diganti
dengan Linezolid)
Pharmaceutical Care :
Penyusunan data base
• Rekonsiliasi obat dan penyakit
• Pengamatan kondisi klinis
Assesment
• Apakah AB sudah tepat, dosis, frekuensi, rute, lama terapi, interaksi
• Sesuaikan dengan hasil kultur
Monitoring terapi
• Efektivitas terapi
• ADR/MESO
• Interaksi
Konseling
KASUS 3 :
• Tn. RK 45 th, 65kg, 168cm, masuk RS dengan diagnosa DM, pada hari
ke-6 pasien mengeluh BAK tidak nyaman dan ada nyeri, dan
didiagnosa ISK.
SAFETY 2 ADMINISTRATION
3 POST ADMINISTRATION
PRE-ADMINISTRATION
Standar : Permenkes RI no.72 tahun 2016
Tujuan :
“ Pencampuran obat harus dilakukan diruang Mutu obat terjaga,
bersih (steril) dengan peralatan yang Bebas kontaminasi dan
memadai (LAFC/BSC) secara aseptik oleh nosokomial (steril),
petugas terlatih ”. Melindungi petugas dari
kontaminan dan
Aseptic Dispensing : kesalahan pemberian
IV Admixture obat.
Total Parenteral Nutrition (TPN)
Sitotoksik / Kemoterapi
49
49
Rekonstitusi dan Stabilitas Obat :
Stabilitas
Antibiotik Pelarut Jumlah Pelarut
20 – 25 0C 2 – 8 0C
WFI
Ceftriaxon 1 gram / 10 ml 6 jam 24 jam
NaCL 0.9%
WFI
Ceftazidime NaCL 0.9% 1 gram / 10 ml 18 jam 7 hari
D5%
WFI 8 jam 48 jam
Meropenem NaCL 0.9% 1 gram / 20 ml 8 jam 48 jam
D5% 3 jam 14 jam
NaCL 0.9%
Amikasin 500mg / 100-200 ml 24 jam 48 jam
D5%
WFI
Piperacillin-Tazobactam NaCL 0.9% 4.5 gram / 20 ml 24 jam 7 hari
D5%
ADMINISTRATION
TIDAK ALERGI
PEMBERIAN
ANTIBIOTIK
ALERGI ERYTEMA
HIPERSENSITIVITAS
/ ANAFILAKTIK
SKIN TEST
dll
SKIN TEST
• SKIN TEST adalah suatu pengujian yang
dilakukan pada kulit untuk mengidentifikasi
substansi alergi (allergen) yang menjadi
pemicu timbulnya reaksi alergi.
Anti Infectives
5,4% Antibiotics 7%
3% Central nervous
5,9% system
NSAIDs
10%
23,4% Gastrointestinal &
hepatobiliary
Antacids, Antireflux agents &
10,8% Antiulcerants 20% 60% system
cardiovascular &
Analgesics (Non-Opioid) & hematopoietic
Antipyretics system
13,8%
lain-lain
40% 39%
37%
30%
20%
15%
10%
4%
1% 2%
0%
PENISILIN SEFALOSPORIN QUINOLON AMINOGLIKOSIDA CARBAPENEM LAIN-LAIN
SCORE ALGORITMA NARONJO
• Untuk menilai kemungkinan bahwa perubahan status klinik
pasien sebagai akibat ESO.
score Keterangan %
0 Doubtful 0%
1–3 Possible 37.41 %
4–8 Probable 61.87 %
9 – 13 Definite 0.72 %
Contoh EFEK SAMPING OBAT
• CIPROFLOXACIN dapat menyebabkan Rash, monitor
setelah 40 menit pemberian pertama.
• Oral
• Topical
• Parenteral
IV IV BOLUS atau IV DRIP ??
IM
SC
Comparison of the Pharmacodynamics of Meropenem in Patients with Ventilator-
Associated Pneumonia following Administration by 3-Hour Infusion or Bolus Injection
In conclusion, a 3-h infusion results in greater T>MICs than those seen after bolus injection, indicating that
intermittent infusion may be an appropriate mode of administration of meropenem in tropical countries.
Moreover, for the treatment of infections caused by isolated pathogens with intermediate resistance, a 3-h
infusion of 2 g of meropenem every 8 h can provide serum concentrations above the MIC of 16 μg/ml for
almost 60% of the 8-h interval.
Dosis antibiotik untuk infeksi MDR
No Antibiotik Dosis
Toxic !!
Max kons
Min kons
UNDER DOSE !!
Min kons
Under dose !!
Contoh :
Ciprofloxacin dengan teofilin dapat meningkatkan kadar teofilin dan
resiko terjadi henti jantung
Ciprofloxacin dengan garam kalsium dapat menurunkan absorbsi
ciprofloxacin
Aminoglikosida dengan vancomycin dapat meningkatkan resiko
nefrotoksisitas
LAMA PEMBERIAN
Terapi Profilaksis = 24 Jam
Terapi Empiris = 48 – 72 Jam
Terapi Definitif = > 72 Jam
KUALITATIF
Untuk menilai Kualitas / kerasionalan penggunaan
antibiotik.
Metode yang digunakan “Gyssens”
TERIMA KASIH
70
70