untuk memenuhi tugas ujian akhir semester ganjil Mata Kuliah Pancasila
Dosen Pembina
Oleh
UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
PENDIDIKAN DOKTER GIGI
BANDUNG
2014
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UJIAN AKHIR SEMESTER 2014/2015
Ketentuan :
a. Tulis jawaban Saudara dalam bentuk paper A4 spasi 1.5;
b. Sertakan referensi untuk setiap jawaban soal;
c. Kerjakan dengan penuh kejujuran.
Naskah Soal :
Lambang Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta berbentuk sebagai sebuah perisai
bersegi lima. Dalam perisai ini terlukis sebuah pintu gerbang atau gapura.
Kemudian di tengahnya ada gambar Monumen Nasional Indonesia yang di sisi
kiri dan kanan dilingkari dengan padi dan kapas. Lalu di bawahnya ada gambar
gelombang yang dilukiskan secara stilistis. Simbolika lambang Monumen
Nasional Indonesia adalah sebuah markah tanah Jakarta sehingga dilukiskan
pada lambang ini. Kemudian kapas dan padi melambangkan kemakmuran atau
usaha Jakarta yang bertekad mencukupi kebutuhan sandang dan pangan
warganya. Gambar gelombang melukiskan lokasi Jakarta di pesisir dan juga
Jakarta sebagai kota pelabuhan. Semboyan Jakarta memiliki semboyan Jaya
Raya yang artinya ialah lambang semangat kota Jakarta supaya tetap berjaya dan
besar.
Terbentuk sejak abad ke-17, Jakarta merupakan tempat bercampunya etnis, suku
bangsa, dan percampuran latar belakang sosial masyarakat yang berbeda, dimana
masyarakat aslinya menggunakan bahasa Betawi sebagai bahasa sehari-hari.
Masyarakat homogen yang terbentuk secara alamiah ini kemudian menjadi suku
bangsa yang disebut dengan Orang Betawi.
Nama “Betawi” sendiri berasal dari nama yang diberikan Belanda, yakni
“Batavia”, dan mulai populer sebagai suku Betawi pada 1918 oleh Mohammad
Husni Tamrin ketika mendirikan perkumpulan “Kaum Betawi”. Namun merunut
dari sejarahnya, Betawi atau Batavia ini menurut Bunyamin Ramto terbagi
menjadi dua bagian, yaitu bagian Tengah dan Pinggiran.
Betawi bagian pinggiran atau yang lebih sering disebut sebagai Betawi Ora ini
juga terbagi dua, bagian uatara dan bagian selatan. Betawi Ora adalah
masyarakat Betawi yang didominsai oleh orang Jawa dan dihuni juga oleh suku
lainnya. Sebagian besar Betawi Ora ini adalah petani yang menanam padi, pohon
buah, dan sayur-mayur. Pada bagian utara, kawasan ini meliputi Jakarta Utara,
Barat, Tangerang yang juga dipenuhi oleh etnis Cina. Adanya etnis Cina di
wilayah ini berpengaruh pada kebudayaan daerah tersebut, terutama kesenian.
Bagian selatan meliputi daerah Jakarta Timur, Selatan, Bogor, dan Bekasi yang
pada daerah tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa dan Sunda.
Perbedaan dua bagian wilayah ini juga berpengaruh pada mata pencaharian
masyarakatnya. Orang-orang pada Betawi tengah secara umum bekerja sebagai
pedagang, pegawai pemerintah, pegawai swasta, buruh, tukang seperti meubel.
Sedangkan pada orang-orang Betawi pinggiran mayoritas bekerja sebagai petani,
pemelihara ikan, bahkan akhir-akhir ini banyak yang melamar jadi buruh pabrik.
Pluralisme yang terjadi pada masyarakat Betawi ini pula berdampak pada bahasa
yang digunakan. Sebagian besar penduduknya adalah orang Jawa, Sumatra,
Bugis, etnis Tionghoa, Belanda, Arab, Inggris, dan masih banyak lagi, sehingga
bahasa Betawi yang digunakan adalah campuran dari bahasa Indonesia dan
bahasa Melayu Sumatra atau Melayu Malaysia. Sten,
Masyarakat yang plural ini pada dasarnya menganut berbagai kepercayaan, mulai
dari Islam, Kriten,Protestan maupun Katolik, Hindu, ataupun Budha. Tetapi dari
sekian banyak agama yang ada di Betawai, Islam memiliki pengaruh yang besar
dan menjadi kepercayaan paling dominan disana. Hal ini bahkan terlihat dari tata
cara hidup masyarakat Betawi asli.
Betawi adalah suku yang multi kultural sehingga prinsip yang diusung pada
sistem kekerabatannya adalah adalah bilineal atau menarik garis keturunan
kepada pihak ayah dan pihak ibu. Saat melangsungkan adat pernikahan sekalipun
tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak akan menetap secara patriarki
atau matriarki. Meskipun secara umum masyarakat Betawi menyepakati sistem
yang patriarki.
Sebagai ibu kota dan pusat informasi, Betawi tengah maupun Betawi pinggiran
tidak pernah tertinggal dari informasi maupun perkembangan IPTEK. Sejak
dahulu saja masyarakat Betawi sudah ketergantungan pada alat yang diproduksi
Jepang dan negara penjajah lainnya, seperti senjata api, kapal laut, kompas,
teropong, bahkan peralatan pabrik dan alat bercocok tanam.Hal itu berlanjut
hingga kini, bahkan melalui IPTEK ini pula muncul informasi dan inovasi baru
yang lahir dari masyarakat Betawi itu sendiri. Berada pada pusat pemerintahan,
memudahkan Betawi mengakses segala bentuk informasi dan alat-alat
pendukung yang berkaitan dengan teknologi. Betawi lahir menjadi suku yang
maju.
Rumah Adat Betawi :
Rumah Kebaya merupakan rumah adat Betawi dengan bentuk atap perisai landai
yang diteruskan dengan atap pelana yang lebih landai, terutama pada bagian
teras. Susunan atap tersebut apabila dilihat dari samping berlipat-lipat seperti
lipatan kebaya.
Bangunan Rumah Kebaya ada yang berbentuk rumah panggung dan ada pula
yang menapak di atas tanah dengan lantai yang ditinggikan. Masyarakat Betawi
lama memiliki adat untuk membuat sumur di halaman depan rumah dan
mengebumikan keluarga yang meninggal di halaman samping kanan rumah.
Lisplang Rumah Kebaya berupa papan yang diukir dengan ornamen segitiga
berjajar yang diberi nama gigi balang. Di bagian tengah sebagai ruang tinggal
dibatasi dinding tertutup, di luarnya merupakan teras-teras terbuka yang
dikelilingi pagar karawang rendah. Dinding bagian depan biasanya dibuat dari
panel-panel yang dapat dilepas saat pemilik rumah menyelenggarakan acara yang
membutuhkan ruang lebih luas. Tiang-tiang rumah lebih tampak jelas di bagian
teras, berdiri di atas lantai yang agak naik dari ketinggian tanah di halaman.
Terdapat tangga pendek dari batu-bata atau kayu untuk mencapai teras rumah.
Ruang-ruang terbagi dengan hirarki dari sifat publik di bagian depan menuju
sifat privat dan servis di bagian belakang. Beranda depan adalah tempat untuk
menerima tamu dan bersantai bagi keluarga yang diberi nama amben. Lantai
teras depan yang bernama gejogan selalu dibersihkan dan siap digunakan untuk
menerima dan menghormati tamu. Gejogan dihubungkan tangga yang
disakralkan oleh masyarakat Betawi dengan nama balaksuji, sebagai satu-
satunya lokasi penting untuk mencapai rumah. Ruang berikutnya adalah kamar
tamu yang dinamakan paseban. Setelah ruang tamu terdapat ruang keluarga yang
berhubungan dengan dinding-dinding kamar, ruang ini dinamakan pangkeng.
Selanjutnya ruang-ruang berfungsi sebagai kamar-kamar tidur dan terakhir
adalah dapur yang diberi nama srondoyan.
Baju Adat :
Ada banyak pakaian adat di Indonesia yang memiliki nilai sejarah dan nilai
pengetahuan yang penting. Salah satu dari banyak pakaian adat di Indonesia
yang memiliki makna sejarah, representasi sebuah komunitas pada zamannya
dan kemajuan sebuah peradaban adalah pakaian adat Betawi. Betawi adalah suku
yang berada di DKI Jakarta dan sekitarnya di daerah provinsi Jawa Barat dan
Banten.
Nama Betawi berasal dari kata Batavia yang diberikan orang Belanda pada masa
penjajahan. Keberadaan masyarakat Betawi merupakan proses panjang dari
pembauran masyarakat di DKI Jakarta sehingga lahir kebudayaan Betawi. DKI
Jakarta adalah kota industri, dimana banyak saudagar-saudagar dari luar seperti
Arab, Portugis, Cina, Arab yang berdagang di Jakarta. Masyarakat luar Jakarta
juga banyak yang berdagang di Jakarta seperti Bali, Madura, Jawa, Sunda.
Keberadaan mereka yang secara langsung bersentuhan menciptakan kebudayaan
baru yaitu kebudayaan Betawi. Salah satu kebudayaan Betawi itu adalah
mengenai pakaian adat Betawi.
Pakaian adat Betawi banyak dipengaruhi oleh berbagai negara lain. Hal itu
dikarenakan Betawi adalah pencampuran budaya dari berbagai negara. Ada
beberapa macam pakaian Betawi yang ada saat ini diantaranya adalah pakaian
adat Betawi sehari-hari untuk laki laki adalah baju Koko atau disebut Sadariah.
Baju Koko Betawi berwarna polos, memakai celana batik berwarna putih atau
hitam, memakai selendang yang dipakai dipundak dan peci hitam sebagai
identitas Kebetawian. Pakaian adat untuk perempuan yang dipakai sehari-hari
yaitu baju kurung berlengan pendek, kain sarung batik, kerudung.
Selain itu, ada juga pakaian adat untuk pengantin laki-laki masyarakat Betawi
yang dipengaruhi oleh kebudayaan Arab, Melayu dan Cina yaitu Dandanan care
haji. Pakaian ini adalah jubah dan tutup kepala dan diadaptasi dari pakaian haji.
Jubah terbuat dari bahan beludru sedangkan tutup kepala terbuat dari sorban
yang disebut juga alpie. Untuk pakaian pengatin perempuan di Betawi disebut
rias besar dandanan care none pengantin cine. Pakaian ini juga sedikitnya mirip
dengan pakaian pengantin perempuan di Cina. Pakaian pengantin yang dipakai
oleh kalangan bangsawan di Cina.
Bahan pakaian pengantin perempuan rias besar dandanan care none pengantin
cine adalah baju yang dikenakan blus, bawahannya adalah rok berwarna gelap.
Pelengkap pakaian ini adalah bagian kepala dirias dengan tambahan kembang
goyang dengan motif hong dengan sanggul palsu dan cadar sebagai penutup
setengah wajah. Selain itu perhiasan juga menjadi asesoris pakaian pengantin
perempuan seperti manik-manik dan gelang.
Lisan Betawi :
Dari makna nilai-nilai tersebut, yang dapat saya ambil untuk keberlangsungan
profesi saya, ialah :
Sebagai dokter gigi saya harus memiliki beberapa sikap yang berasal dari tanah
kelahiran saya sendiri, diantaranya adalah kejujuran, komitmen, kecerdasan,
kebijakan serta menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, prestasi,
mendahulukan kewajiban daripada hak, malu, memiliki solidaritas tinggi dan
berorientasi ke depan.
Selain itu, dengan pepatah-pepatah betawi tersebut saya lebih percaya diri untuk
menjadi yang lebih baik.
Jadi, dengan menghubungkan beberapa makna-makna tersebut, sebagai dokter
gigi saya harus menjadi pemimpin yang baik. Baik pemimpin untuk saya sendiri,
pasien, rumah sakit, keluarga maupun klinik yang akan menjadi tempat saya
bekerja nanti. Tetapi, pemimpin bukan berarti sebagai orang yang berkuasa,
melainkan bisa mengatur segala sesuatu dengan baik dengan kejujuran,
kedisiplinan, dan sebagainya.
Referensi :
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1127/rumah-kebaya-betawi
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/976/pakaian-adat-betawi
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/954/suku-betawi
http://iimmucharam.blogspot.com/2009/02/tradisi-lisan-betawi-dan-beberapa.html
2. Pancasila berisi 5 nilai asas bagi pembentukkan karakter bangsa. Bagaimana ke-5
nilai asas itu diterapkan dalam profesi Saudara;
Jawab:
Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa; menuntut setiap warga negara
mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik
dalam hati dan tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-hari.
Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama dan kepercayaan
untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.
Pada sila yang pertama, untuk menjadi dokter gigi kita harus menerapkannya
karena menjadi dokter gigi ialah pekerjaan yang berkaitan dengan hidup
manusia. Untuk mengobati manusia, kita semata-mata bukan hanya untuk
mencari keuntungan untuk diri kita sendiri saja, tetapi kita harus
memprioritaskan kesehatan pasien kita. Karena kita percaya bahwa setiap
sesuatu yang kita lakukan itu akan selalu dipantau dan dinilai oleh Tuhan
Yang Maha Esa dan akan dibalas pada hari akhir nanti. Selain itu, di Negara
ini, tidak semua orang yang menjadi pasien kita nanti ialah orang yang
agamanya sama dengan kita, walaupun berbeda agama kita harus tetap
memperlakukan dengan perlakuan yang sama sesuai dengan hak mereka.
Maka dari itu kita harus mengakui Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai dokter gigi yang baik kita juga harus menjamin hak-hak pasien
dengan cara bertindak adil dengan tidak membedakan bangsa, ras, agama
maupun jenis kelamin. Maka dari itu kit harus menerapkan sila kedua ini
dalam profesi kedokteran gigi.
http://www.pusakaindonesia.org/makna-lima-sila-dalam-
pancasila/comment-page-1/
3. Coba anda cari nilai-nilai filosofis, nilai-nilai yuridis, dan nilai-nilai sosiologis,
latar belakang mengapa Undang-Undang tentang Kesehatan diadakan di
Indonesia; bagaimana keterkaitan UU tersebut dengan Pancasila dan UUD 1945;
dan bagaimana hubungannya dengan Kode Etik Ikatan Dokter Indonesia;
Jawab:
A. Nilai-nilai Filosofis
1. Dasar Pijakan
B. Nilai-nilai Sosiologis
C. Nilai-nilai Yuridis
Referensi :
http://yonokomputer.com/2014/05/landasan-filosofis-sosiologis-dan-
yuridis-keperawatan/
Daftar Pustaka
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1127/rumah-kebaya-betawi
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/976/pakaian-adat-betawi
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/954/suku-betawi
http://iimmucharam.blogspot.com/2009/02/tradisi-lisan-betawi-dan-
beberapa.html
http://www.pusakaindonesia.org/makna-lima-sila-dalam-pancasila/comment-
page-1/
http://yonokomputer.com/2014/05/landasan-filosofis-sosiologis-dan-yuridis-
keperawatan/