PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya Indonesia merupakan kebudayaan yang dapat di artikan sebagai kesatuan
dari kebudayaan seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Untuk menumbuhkan
rasa cinta Indonesia dalam rangka mengembalikan jati diri bangsa Indonesia,
perlu di galakkan kembali karena sekarang ini Indonesia sedang mengalami nilai-
nilai pergeseran dari kebudayaan local, yaitu kebudayaan asli Indonesia kepada
mulainya kecintaan terhadap budaya asing. Dengan majunya teknologi di mana
informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat, kita turut pula
mempengaruhi tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia ini. Oleh karena itu,
penulis akan mengangkat “Masalah Keluarga dan Budaya yang Ada Di
Indonesia” dimana budaya tersebut kita kenalkan kepada bangsa Indonesia dan
untuk menjaga dan melestarikannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana budaya keluarga Betawi?
2. Bagaimana budaya keluarga Sunda?
3. Bagaimana budaya keluarga Jawa Tengah?
4. Bagaimana budaya keluarga Jawa Timur?
5. Bagaimana budaya keluarga Batak?
6. Bagaimana budaya keluarga Lombok Timur?
7. Apa masalah keluarga di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran tentang budaya keluarga di Indonesia dan masalah
keluarga di indonesia.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menjelaskan budaya keluarga Betawi .
2. Untuk menjelaskan budaya keluarga Sunda .
3. Untuk menjelaskan budaya keluarga Jawa Tengah.
4. Untuk menjelaskan budaya keluarga Jawa Timur.
5. Untuk menjelaskan budaya keluarga Batak.
6. Untuk menjelaskan budaya keluarga Lombok Timur.
7. Untuk menjelaskan masalah keluarga di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya keluarga di Indonesia sangat beragam. Lebih dari 20 suku
terdapat di Indonesia dan lebih dari 100 kebudayaan ada di Indonesia. Masalah
keluarga di Indonesia juga beragam, dari masalah kurangnya kemampuan
berinteraksi antar pribadi dalam menanggulangi masalah, kurangnya komitmen
terhadap keluarga, peran yang kurang jelas dari anggota keluarga, kurangnya
kestabilan lingkungan, masalah keuangan, dan masalah perceraian.
3.2 Saran
1. Penulis diharapkan dapat memperbaiki makalah ini
2. Penulis diharapkan dapat melengkapi kekurangan dalam makalah ini.
3. Pembaca sebaiknya tidak terlalu menerima kebudayaan luar yang masuk ke
Indonesia
4. Pembaca sebaiknya tidak terlalu mengikuti perkembangan kebudayaan
DAFTAR PUSTAKA
Fiana. 2013. Budaya Mempengaruhi Masalah Keluarga di Indonesai.
file:///D:/fik%20unik/tugas/budaya%20yg%20mempengaruhi%20n%20masalah
%20keluarga%20di%20ind/NURSE%20kePERAWATAN%20--%20%20Fiana
%20Fei%20Fei%20%20faktor%20yang%20mempengaruhi%20perkembangan
%20nilai%20dan%20budaya.htm (diakses pada tanggal 18 April 2013)
Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta: EGC
Wikipedia. 2013. Perceraian.
http://id.wikipedia.org/wiki/perceraian.(diakses pada tanggal 18 April 2013)
Sebagian besar Orang Betawi menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama
Kristen; Protestan dan Katolik juga ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku
Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan
campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada
awal abad ke-16, Surawisesa, raja Pajajaran mengadakan perjanjian dengan Portugis
yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda
Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa. Komunitas Portugis ini
sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara.
Kebiasaan Hidup Masyarakat Betawi: Gambaran beberapa kebiasaan hidup
berkaitan dengan berkeluarga dan rumah masyarakat Betawi, khususnya di
daerah Jakarta Timur/Tenggara dan lainnya. Khusus menyoroti berbagai etika
yang harus dilaksanakan dalam hubungan antara pria bujang dengan gadis
penghuni rumah. Awalnya laki-laki akan ngglancong bersama-sama kawannya,
berkunjung ke rumah calon istrinya untuk bercakap-cakap dan bergurau sampai
pagi. Hubungan tersebut tidak dilakukan secara langsung tetapi melalui jendela
bujang atau jendela Cina. Si laki-laki duduk atau tiduran di peluaran (ruang
depan) sedangkan si perempuan ada di dalam rumah mengintip dari balik jendela
bujang. Perempuan juga tidak boleh duduk di trampa (ambang pintu). Ada
kepereayaan "perawan dilamar urung, laki-laki dipandang orang", yang artinya
perempuan susah ketemu jodoh dan kalau laki-laki bisa disangka berbuat jahat.
Maksudnya, perempuan yang duduk di atas trampa dianggap memamerkan diri
dan dipandang tidak pantas. Sementara apabila laki-laki yang melanggar trampa
dapat dianggap sebagai orang yang yang bermaksud jahat.
Bangsa Indonesia terdiri dari multi etnis dan juga banyaknya adat kebiasaan yang
ada di masyarakat. Sehingga banyak kepercayaan-kepercayaan yang terbawa
hingga sekarang. Di dalam masyarakat Betawi ada salah satu kepercayaan dan
pantangan dalam mendirikan rumah. Pada prinsipnya larangan dan aturan tersebut
ditujukan kepada penghuni yang akan menempati rumah tersebut terhindar dari
musibah dalam hidupnya.
Stuktur dan kekuatan kayu yang berasal dari kayu nangka hampir sebanding
dengan kayu jati. Sehingga kayu nangka kerap dijadikan pilihan lain sebagai
material pembuatan rumah. Namun tidak semua bagian rumah boleh berbahan
baku kayu nangka. Orang Betawi sangat pantang menjadikan kayu nangka sebagai
stuktur drampol atau trampa yaitu bagian kusen pintu yang berada di bawah.
Mereka percaya bila melangkahi kayu nangka nanti akan terkena penyakit kuning.
Pada saat meratakan tanah di lokasi rumah yang akan di bangun , biasanya
masyarakat Betawi meletakkan garam bata di empat pojok bangunan dan satu lagi
diletakkan di tengah-tengah bangunan. Berdasarkan kepercayaan masyarakat
Betawi bahwa garam memiliki kekuatan untuk mengusir roh halus yang jahat.
Dengan meletakkan garam tersebut di tengah ke empat penjurunya maka rumah
kelak tidak akan di ganggu makhluk halus yang jahat.
Pohon cempaka kayunya merupakan salah satu kayu yang berbau harum.
Biasanya kayu cempaka sering digunakan untuk membuat kusen pintu bagian
atas. Bau harum dari kayu cempaka berfungsi juga sebagai pengharum ruangan
secara alami. Kayu ini di percaya dapat membuat penghuni rumah selalu dalam
keadaan baik, sehat dan rukun dengan para tetangga.
Menurut kepercayaan masyarakat Betawi , kayu dari pohon asem tidak baik
digunakan sebagai bahan bangunan rumah. Jika digunakan kelak penghuni rumah
tersebut akan memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan para tetangganya
dan juga bisa meruntuhkan wibawa sang pemilik rumah.
Biasanya ini lebih ditujukan ke rumah Betawi tipe rumah panggung, yang
biasanya menggunakan pondasi umpak. Ketika umpak selesai di tanam, diatasnya
diletakkan terlebih dahulu uang gobang, uang receh atau uang logam. Setelah itu
baru tiang soko guru di pasang tepat d atas uang logam tersebut. Tujuannya agar
penghuni rumah jika menempati rumah tersebut nanti dilancarkan rezekinya oleh
Tuhan.
Ada satu kepercayaan dalam masyarakat Betawi untuk membuat bubur merah dan
bubur putih. Bubur tersebut kemudian di bungkus dalam daun atau di-plengsong
untuk ditempatkan di atas tiang-tiang soko guru. Hal ini digunakan untuk
penangkal dari gangguan makhluk halus yang sering mengganggu penghuni
rumah.
9. Selamatan
Umur Perkawinan
Pada setiap perkawinan secara adat, umur calon pengantin ti¬dak menjadi syarat
perkawinan yang harus dipenuhi. Adat perka¬winan tidak menetapkan ketentuan
umur berapa sebaiknya sese¬orang dapat melangsungkan perkawinan. Dalam
menentukan umur, seorang wanita sudah boleh menikah jika si gadis telah
mendapat haid. walaupun tingkah lakunya masih kanak-kanakan. Demikian juga
bagi seorang laki-laki, apabila perkembangan fisiknya telah menunjukkan tanda-
tanda bahwa ia adalah seorang laki-laki dewasa atau perjaka, maka pemuda
tersebut telah dianggap matang dan siap untuk kawin. Jadi, pada masyarakat
Betawi, perkawinan dalam usia demikian itu dianggap wajar dan baik.
Keahlian itu kemudian ditamah dengan pola-pola ritual seperti puasa dan
berpantang. Contohnya pantang memakan suatu jenis makanan seperti
garam atau makanan yang berasal dari mahluk yang bernyawa. Dizaman
sekarang dokter dan bidan sudah banyak. Rumah sakit, Puskesmas,
klinik, dan pusat kesehatan lainya pun mudah dijangkau. Meskipun ilmu
kedokteran sudah canggih namun keahlian Dukun atau orang pintar masih
tetap dibutuhkan bagi masyarakat, terutama Dukun patah tulang.
Obat panu yang kedua adalah lengkuas atau laos. Caranya lengkuas
yang sudah dikupas digosok-gosokan pada kulit yang berpanu. Lalukan
setiap hari sampai sembuh total.
Kemudian penyakit luar yang berikutnya adalah Kudis. Kudis termasuk
penyakit menular. Orang yang kena penyakit kudis akan merasakan gatal
terutama pada malam hari. Kudis menyerang daerah lipatan tubuhh,
seperti lipatan jari tangan, suku, paha, pantan. Kudis dapat disembuhkan
juga dengan ramuan daun kaca piring. Pembuatan dan cara
pegobatannya sama dengan mengobati penyakit panu.
Penyakit luar berikutnya adalah jerawat, jerawat yang sudah kita kenal
biasanya tumbuh di wajah namun tak jarang pula dibagian tubuh lainya.
Jerawat dapat diobati. Orang betawi menganjurkan dengan membuat
ramuan. Ramuan biasanya diabuat dengan bahan daun cabe rawit,
kencur dan beras. Daun caber rawit, kencur dan beras di tambah air
ditumbuk sampai halus kemudian dibuat menjadi adonan.
Penyakit dalam adalah jenis penyakit yang ada didalam tubuh manusia.
Yang termasuk penyakit dalam antara lain adalah: demam, sumeng,
puyeng, asma, tampek, uluhati, mimisan, batuk, diare, cacingan, indrak,
bengek, ayan, berahma, kondor DLL.
Demam atau bisa juga disebut meriang atau panas dingin. Penyakit ini
merupakan karena kelelahan, sering terkena angin malam atau kurang
istirahat. Demam atau meriang dapat disembuhkan dengan menggunakan
daun jarak. Daun jarak ditempelkan pada bagian tubuh yang panas.
Demam dapat disembuhkan pula dengan air rebusan daun nangka
landa(sirsak) dan daun belimbing wuluh. Dengan cara merebusnya
dengan dua gelas air dan air tersebut dijadikan satu gelas lalu air itu
diminum setiap hari sampai sembuh.
Tampek atau disebut juga dengan campak. Gejala penyakit ini antara
lain: panas, lemas, batuk, selaput mata merah, bercak putih dimulut,
panas lalu tumbuh bercak merah dibadan. Campak bisa diobati dengan
ramuan daun jeruk, 7 helai daun jeruk dicampur dengan kunyit, lalu
bahan-bahan itu ditumbuk dampai menjadi adonan. Oleskan adonan
tersebut keseluruh badan setiap hari. Obat lain yang berupa ramuan
adalah daun dan buah asam. Daun dan buah asam diremas dalam air
matang lalu air remasan disaring dan sisa saringannya dibuat adonan. Air
saringan diminum. Dan adonannya dioleskan pada badan. Lakukan setiap
hari sampai sembuh.
Asma atau juga bisa dibilang bengek. Asma atau sesak nafas dan
penyakit asma juga dapat disembuhkan. Obatnya adalah campuran
ramuan kencur, bawang merah, dan daun sirih. Caranya, bawang dan
kencur dibungkus daun sirih lalu dikunyak dan ditelan. Ataudapat pula
disemburkan ke ubun-ubun atau keperut sebanyak 3x.
Sakit lambung, atau sering kita sebut dengan sakit uluhati. Orang betawi
menyebutnya sakit tujuh angin atau sakit angin duduk. Gejala penyakit ini
perih pada lambung, mual, perut terasa panas dan kembung atau pusing.
Sakit ini dapat disembuhkan dengan campuran ramuan gula merah, lada
dan air the. Cara membuat ramuannya: lada 7 butir dan gula merah
digerus sampai halus, lalu gerusan lada dan gula merah diseduh dengan
the dalam air panas sebanyak satu gelas. Lalu diminumkan 3x sehari
sampai sembuh total.