Asuhan keperawatan
APPENDISITIS
Disususn Oleh :
KELOMPOK II
MAHENDRA : (2115031)
KARINA APRILIA HUSAIN : (2115022)
STEFANUS KAMURI : (2115021)
MARSELINUS RANO AGUNG : (2115013)
ANDREAS ANDE : (2115015)
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Kelompok II
BAB IV PENUTUP........................................................................ 18
3.1Kesimpulan ............................................................. 18
3.2Penutup .................................................................. 18
Daftar pustaka
A. Latar Belakang
Apendiks diartikan sebagai bagian tambahan, aksesori atau
bagian tersendiri yang melekat ke struktur utama dan sering kali
digunakan untuk merujuk pada apendiks vermiformis. Apendisitis
merupakan peradangan pada apendiks vermiformis, yaitu divertikulum
pada caecum yang menyerupai cacing, panjangnya bervariasi mulai
dari 7 sampai 15 cm, dan berdiameter sekitar 1 cm
Batasan apendisitis akut adalah apendisitis dengan onset akut
yang memerlukan intervensi bedah, ditandai dengan nyeri di abdomen
kuadran bawah dengan nyeri tekan lokal dan nyeri alih, spasme otot
yang ada di atasnya, dan hiperestesia kulit. Sedangkan apendisitis
kronis adalah apendisitis yang ditandai dengan penebalan fibrotik
dinding organ tersebut akibat peradangan akut sebelumnya.
Apendisitis kronis dapat mengalami peradangan akut lagi yang
disebut eksaserbasi akut. Apendisitis merupakan penyebab tersering
operasi kegawatdaruratan dan salah satu penyebab tersering nyeri
abdomen akut.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis apendisitis
2. Untuk mengetahuai asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan system pencernaan apendisitis
A. Definisi
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu
atau umbai cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum
(cecum). Infeksi ini biasanya mengakibatkan peradangan akut
sehingga memerlukan tindakan bendah segar untuk mencegah
komplikasi yang umumnya berbahaya.
Klasifikasi apendisitis terbagai atas 3 yaitu :
1. Apendisitis akut radang mendadak umbai cacing yang
memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak disertai
rangsangan peritoneum local.
2. Apendisitis rekurens
3. Apendisitis kronis
B. Anatomi fisiologi
1. Anatomi Appendiks
a. Letak di fossa iliaca kanan, basis atau pangkalnya sesuai
dengan titik Mc Burney 1/3 lateral antara umbilicus dengan
SIAS.
b. Basis keluar dari puncak sekum bentuk tabung panjang 3 –
5 cm.
c. Pakal lumen sempit, distal lebar. (Farid 3,)
Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan
panjang sekitar lima kaki ( sekitar 1,5 m ) yang terbentang dari
sekum sampai kanalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih
besasr dari usus kecil. Rata –rata sekitar 2,5 1nc.( sekitar 6,5 cm )
tetapi makin dekat anus diameternya makin kecil. Usus
besardibagi menjadi sekum, colon, dan rectum. Pada sekum
terdapat katup ileosecal dan Appendiks yang melekat pada ujung
C. Etiologi
Apendiks merupakan orang yang belum diketahui fungsinya
tetapi menghasilkan lender 1-2 ml/hari yang normalnya dicurahkan
kedalam lumen dang selanjutnya mengalir kesekum. Hambatan aliran
lendir dimuara apendiks tampaknya berperan dalam pathogenesis
apendiks
Menurut klasifikasi :
1. Apendisitis akut merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteria.
Dan faktor pencetusnya disebabkan oleh sumbatan lumen
apendiks. Selain itu hyperplasia jaringan limf, fikalit (tinja/batu),
D. Patofisiologi
Hiperplasia folikel limfoid, fekalid, cacing, striktur, kanker dapat
menyebabkan obstruksi apendik yang mengakibatkan mukus yang
diproduksi mukosa terbendung. Makin lama mukus yang terbendung
makin banyak dan menekan dinding apendiks sehingga mengganggu
aliran limfe dan menyebabkan dinding apendiks oedem, serta
merangsang tonika serosa dan peritonium veceral. Persarafan
appendiks sama dengan usus, yaitu torakal X (vagus) maka
rangsangan itu dirasakan sebagai rasa sakit sekitar umbilikus, mukus
yang terkumpul lalu terinfeksi oleh bakteri dan menjadi nanah,
kemudian timbul gangguan aliran vena, sedangkan arteri belum
terganggu peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritonium
bawah. Bila dinding appendiks yang telah rapuh pecah maka
dinamakan appendikitis perforasi. Pada anak-anak karena omentum
masih pendek dan tipis, appendiks yang relatif lebih panjang, dinding
E. Manifestasi klinis
a. Nyeri kuadran kanan bawah biasanya disertai dengan demam
derajat rendah, mual, dan sering kali muntah.
b. Pada titik McBurney (terletak dipertengahan antara umbilicus dan
spina anterior dari ilium) nyeri tekan setempat karenatekanan dan
sedikit kaku dari bagian bawah otot rectum kanan.
c. Nyeri alih mungkin saja ada, letak appendiks mengakibatkan
sejumlah nyeri tekan, spasme otot, dan konstipasi atau diare
d. Tanda rovsing dapat timbul dengan mempalpasi kuadran bawah
kiri, yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa pada
kuadran kanan bawah
e. Jika terjadi ruptur appendiks, maka nyeri akan menjadi lebih
menyebar, terjadi distensi abdomen akibat ileus paralitik dan
kondisi memburuk.
G. Penatalaksanaan
a) Perawatan prabedah perhatikan tanda – tanda khas dari nyeri
kuadran kanan bawah abdomen dengan rebound tenderness (nyeri
tekan lepas), peninggian laju endap darah, tanda psoas yang
positif, nyeri tekan rectal pada sisi kanan. Pasien disuruh istirahat di
tempat tidur, tidak diberikan apapun juga per orang. Cairan
intravena mulai diberikan, obat – obatan seperti laksatif dan
antibiotik harus dihindari jika mungkin.
b) Terapi bedah : appendicitis tanpa komplikasi, appendiktomi segera
dilakukan setelah keseimbangan cairan dan gangguan sistemik
penting.
c) Terapi antibiotik, tetapi anti intravena harus diberikan selama 5 – 7
hari jika appendicitis telah mengalami perforasi.
I. Discharge Planning
Pada apendisitis akut, pengobatan paling baik dalah operasi
apendindiks. Dalam waktu 48 jam harus dilakukan. Penderita
diobservasi, istirahatdalam proses flower, diberikan antibiotic dan
diberikan makanan yang tidak merangsang peristaltic, jika terjadi
perforasi diberikan drain perut kanan bawah.
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas pasien
Nama : Tn. “X”
Alamat : Jln. X
b. Identitas penanggung
Nama : Ny. “X”
Alamat : Jln. X
Hubungan : Istri
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama : Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar
epigastrium menjalar ke perut kanan bawah.
Keluhan yang menyertai : Keluhan yang menyertai Biasanya
klien mengeluh rasa mual dan muntah, panas.
1) Hal-hal yang memperberat keluhan : beraktivitas
2) Hal-hal yang meringankan keluhan : istirahat
3) Pertolongan obat-obatan : -
b. Riwayat keluhan masa lalu
1) Apakah klien pernah menderita penyakit : Biasanya
berhubungan dengan masalah kesehatan klien sekarang
2) Apakah ada alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi
terhadap makanan ataupun obat-obatan
3) Apakah pernah di rawat di rumah sakit : klien belum pernah
di rawat di rumah sakit sebelumnya
c. Riwayat kesehatan keluarga : keluarga klien tidak pernah
menderita penyakit kronik dan menular sebelumnya
6. Kesehatan social
1. Kebersihan rumah : bersih dan rapi
2. Status rumah : rumah orang tua
3. Jumlah penghuni : 4 orang
4. Kebanjiran : tidak
8. Kegiatan keagamaan :
Sebelum sakit klien tidak pernah meninggalkan shalat 5
waktu, setelah sakit klien nampak selalu berdzikir.
Tekanan intraluminal
Stimulasi dihantarkan Spasme dinding apendik
lebih dari tekanan vena
Resiko ketidakefektifan
Perforasi
perfusi gastrointestinal
Ketikefektifan bersihan
Peristaltik usus Depresi sistem respirasi
jalan nafas
Ketidak seimbangan
Gangguan rasa nyaman Mual dan muntah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Resiko kekurangan
volume cairan
B. Diagnose keperawatan
1) Nyeri akut b/d inflamasi
2) Hipertermi b/d respon sistemik dari inflamasi GI
C. Rencana keperawatan
Diagnosa
N Tujuan dan
keperawata Intervensi Rasional
o kriteria hasil
n
1 Nyeri akut a. Pain Level, 1) Lakukan 1) Mengetahui
b/d b. Paincontrol, pengkajian nyeri daerah nyeri,
inflamasi c. comfort level secara kualitas,
Setelah dilakukan komprehensif kapan nyeri
tinfakan termasuk lokasi, dirasakan,
keperawatan karakteristik, faktor
selama …. Pasien durasi, frekuensi, pencetus,
tidak mengalami kualitas dan faktor berat
nyeri, dengan presipitasi ringannya
kriteria hasil: 2) Kontrol lingkungan nyeri yang
1) Mampu yang dapat dirasakan
mengontrol mempengaruhi 2) Rasa nyaman
nyeri (tahu nyeri seperti suhu dapat
penyebab ruangan, membantu
nyeri, mampu pencahayaan dan klien
menggunakan kebisingan mengontrol
tehnik 3) Ajarkan tentang nyeri
nonfarmakolog teknik non 3) Membantu
i untuk farmakologi: napas meringankan
mengurangi dalam, relaksasi, nyeri
nyeri, mencari distraksi, kompres 4) Analgetik
bantuan) hangat/ dingin berfungsi
2) Mampu 4) Kolaborasi untuk
mengenali pemberian mengurangi
nyeri (skala, analgetik atau
intensitas, meredakan
frekuensi dan rasa nyeri
PENUTUP
a. Kesimpulan
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu
atau umbai cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum
(cecum). Infeksi ini biasanya mengakibatkan peradangan akut
sehingga memerlukan tindakan bendah segar untuk mencegah
komplikasi yang umumnya berbahaya.
Klasifikasi apendisitis terbagai atas 3 yaitu :
b. Saran
Jagalah kesehatan dengan minum air putih minimal 8 gelas
sehari dan tidak menunda buang air besar juga akan membantu
kelancaran pergerakan saluran cerna secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/pc/Downloads/1110085_Journal.pdf