Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM KEBUDAYAAN DKI JAKARTA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : RAUZI YATUNNISA
NPM :
DOSEN PEMBIMBING : HARYADI A GANI, SP.,M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)


PELITA NUSANTARA NAGAN RAYA
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena terselesainya
tugas makalah tentang Sistem Kebudayaan DKI Jakarta dalam bentuk yang sederhana ini
sebagai bahan sumber belajar yang di harapkan dapat mengantar pembaca kearah pemahaman
tentang kebudayaan Indonesia.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah membantu menyusun makalah ini. Namun demikian kami menyadari bahwa,
penulisan makalah ini  jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan masukan dan penyempurnaan penulisan makalah dimasa mendatang.
Mohon maaf bila ada kekeliruan, Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Cot Kuta, 15 Februari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh tuhan sebagai makhluk yang berbudaya,
hal ini dapat dilihat dari perkembangan manusia yang ditandai dengan adanya peradaban-
peradaban dan juga budaya yang telah terbentuk.Manusia mendiami wilayah yang berbeda,
berada di lingkungan yang berbeda juga. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan
dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara garis
besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : barat, timur tengah.
Kita di indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, yang dikenal sebagai bangsa yang
berkepribadian baik. Bangsa timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.
Orang-orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa timur yang tidak
individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain
Menurut Selo Soemardjan menjelaskan bahwa yang dimaksud masyarakat adalah
manusia yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian tak ada
masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan. Sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa
masyarakat sebagai wadah pendahulunya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama untuk melakukan kegiatan bagi kepentingan
bersama atau sebagian besar hidupnya berada dalam kehidupan budaya.
Di mata dunia, Indonesia adalah negeri yang kaya dan subur. Segala sesuatu yang
diperlukan semua bangsa tumbuh di Indonesia. Misalnya, palawija dan rempah-rempah. Oleh
karena itu, Indonesia menjadi negeri incaran bagi bangsa lain. Sejak tahun 1605 bangsa
Indonesia telah dikunjungi oleh bangsa-bangsa lain yaitu Portugis, Belanda, Inggris, Cina, India,
dan Arab.
Kesemua bangsa tersebut datang dengan maksud dan tujuan masing-masing. Oleh karena
itu, mereka tinggal dan menetap dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini menjadikan
Indonesia memiliki struktur ras dan budaya yang makin beragam. Banyaknya suku di Indonesia
membuat Indonesia menjadi Negara kepulauan yang multicultural.
Kebudayaan DKI jakarta adalah budaya mestizo atau suatu budaya campuran dari
beberapa etnis. Sejak zaman penjajahan Belanda. Jakarta adalah Ibukota Indonesia yang
membuat orang-orang berdatangan dari seluruh Nusantara. Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dihuni oleh beberapa suku bangsa atau etnis antara lain: Jawa, Sunda, Minang, Batak dan
Bugis.Selain dari penduduk Nusantara, kebudayaan Jakarta juga banyak menyerap dari
kebudayaan negara luar negeri, seperti: Budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugal.
Suku asli kota Jakarta yaitu suku Betawi, makin kesini suku Betawi sedikit tergeser oleh
suku suku pendatang, akhirnya sebagian suku Betawi ini menyebar keluar dari jakarta ke
wilayah-wilayah yang ada di provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten. Khawatir akan
menghilangnya budaya asli suku Betawi maka pemerintah setempat mendirikan cagar budaya di
Situ Babakan
Budaya merupakan sesuatu yang mempunyai nilai-nilai penting dan fungsional serta
turun temurun. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang untuk memahami dan menginterpretasi segala tingkah laku manusia. Kebudayaan tidak
bisa lepas dari manusia, karena segala tingkah laku manusia merupakan kebudayaan.
Budaya dan kebudayaan suatu daerah hendaknya perlu dikenal dan dilestarikan agar
kekhasan suatu daerah tetap terjaga. Dengan mempelajari budaya atau kebudayaan itu sangat
berkaitan dan penting untuk dipelajari agar kita tahu mana yang benar-benar budaya asli bangsa
Indonesia. Agar kelak anak cucu kita dapat mengerti akan kebudayaannya.
Masyarakat atau Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antar etnis dan bangsa di
masa lalu secara biologis. Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni di
Jakarta dan Bahasa Melayu Kreol adalah bahasa yang digunakannya, dan juga kebudayaan
melayunya adalah kebudayaanya. Kata Betawi sebenarnya berasal dari kata “Batavia”, yaitu
nama kuno Jakarta diberikan oleh Belanda. Jadi, sangatlah menarik bila diteliti secara sruktur,
poses dan pertumbuhan social Suku Betawi mulai dari sejarahnya, bahasa, kepercayaan, profesi,
perilaku, wilayah, seni dan budayanya.

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan


Adapun maksud dan tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah suku
betawi dan penulis juga ingin mengetahui dan memahami budaya betawi dari system
pernikahan, makanan khas betawi, lagu-lagu betawi, dan permainan betawi. Adapun manfaat
dari penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang suku betawi.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah dan asal-usul suku betawi ?
2. Bagaimana pernikahan betawi ?
3. Makanan khas betawi ?
4. Lagu-lagu khas betawi?
5. Benda budaya DKI Jakarta ?
6. Kesenian DKI Jakarta?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Suku Betawi


Diawali oleh orang sunda (mayoritas), sebelum abad ke-16 dan masuk ke dalam kerajaan
tarumanegara serta kemudian pakuan pajajaran. Selain orang sunda, terdapat pula pedagang dan
pelaut asing dari pesisir utara jawa, dari berbagai pulau indonesia timur, dari malaka di
semenanjung malaya, bahkan dari tiongkok serta gujarat di india. Selain itu, perjanjian antara
surawisesa (raja kerajaan sunda) dengan bangsa portugis pada tahun 1512 yang membolehkan
portugis untuk membangun suatu komunitas di sunda kalapa mengakibatkan perkawinan
campuran antara penduduk lokal dengan bangsa portugis yang menurunkan darah campuran
portugis. Dari komunitas ini lahir musik keroncong.
Setelah VOC menjadikan batavia sebagai pusat kegiatan niaganya, belanda memerlukan
banyak tenaga kerja untuk membuka lahan pertanian dan membangun roda perekonomian kota
ini. Ketika itu VOC banyak membeli budak dari penguasa bali, karena saat itu di bali masih
berlangsung praktik perbudakan. Itulah penyebab masih tersisanya kosa kata dan tata bahasa bali
dalam bahasa betawi kini. Kemajuan perdagangan batavia menarik berbagai suku bangsa dari
penjuru nusantara hingga tiongkok, arab dan india untuk bekerja di kota ini. Pengaruh suku
bangsa pendatang asing tampak jelas dalam busana pengantin betawi yang banyak dipengaruhi
unsur arab dan tiongkok. Berbagai nama tempat di jakarta juga menyisakan petunjuk sejarah
mengenai datangnya berbagai suku bangsa ke batavia; kampung melayu, kampung bali,
kampung ambon, kampung jawa, kampung makassar dan kampung bugis. Rumah bugis di
bagian utara jl. Mangga dua di daerah kampung bugis yang dimulai pada tahun 1690. Pada awal
abad ke 20 ini masih terdapat beberapa rumah seperti ini di daerah kota.
Antropolog universitas indonesia, Dr. Yasmine zaki shahab, ma memperkirakan, etnis
betawi baru terbentuk sekitar seabad lalu, antara tahun 1815-1893. Perkiraan ini didasarkan atas
studi sejarah demografi penduduk jakarta yang dirintis sejarawan australia, lance castle. Di
zaman kolonial belanda, pemerintah selalu melakukan sensus, yang dibuat berdasarkan bangsa
atau golongan etnisnya. Dalam data sensus penduduk jakarta tahun 1615 dan 1815, terdapat
penduduk dari berbagai golongan etnis, tetapi tidak ada catatan mengenai golongan etnis betawi.
Hasil sensus tahun 1893 menunjukkan hilangnya sejumlah golongan etnis yang sebelumnya ada.
Misalnya saja orang arab dan moor, orang bali, jawa, sunda, orang sulawesi selatan, orang
sumbawa, orang ambon dan banda, dan orang melayu. Kemungkinan kesemua suku bangsa
nusantara dan arab moor ini dikategorikan ke dalam kesatuan penduduk pribumi (belanda:
inlander) di batavia yang kemudian terserap ke dalam kelompok etnis betawi.

2.2 Upacara Pernikahan


Upacara perkawinan adat betawi ditandai dengan serangkaian prosesi yaitu sebagai
berikut :
a. Ngedelengin
Untuk sampai ke jenjang pernikahan, sepasang muda-mudi betawi (sekarang) biasanya
melalui tingkat pacaran yang disebut berukan. Masa ini dapat diketahui oleh orangtua kedua
belah pihak, tetapi tidak asing kalau orangtua kedua belah pihak tidak mengetahui anaknya
sedang pacaran.
Sistem pernikahan pada masyarakat Betawi pada dasarnya mengikuti hukum Islam,
kepada siapa mereka boleh atau dilarang mengadakan hubungan perkawinan. Dalam mencari
jodoh, baik pemuda maupun pemudi betawi bebas memilih teman hidup mereka sendiri. Karena
kesempatan untuk bertemu dengan calon kawan hidup itu tidak terbatas dalam desanya, maka
banyak perkawinan pemuda pemudi desa betawi terjadi dengan orang dari lain desa. Namun
demikian, persetujuan orangtua kedua belah pihak sangat penting, karena orangtualah yang akan
membantu terlaksanakannya pernikahan tersebut.
Biasanya prosedur yang ditempuh sebelum terlaksananya pernikahan adat adalah dengan
perkenalan langsung antara pemuda dan pemudi. Bila sudah ada kecocokan, orangtua pemuda
lalu melamar ke orangtua si gadis. Masa perkenalan antara pria dan wanita pada budaya Betawi
zaman dulu tidak berlangsung begitu saja atau terjadi dengan sendirinya. Akan tetapi, diperlukan
Mak Comblang seperti Encing atau Encang (Paman dan bibi) yang akan mengenalkan kedua
belah pihak.
Istilah lain yang juga dikenal dalam masa perkenalan sebelum pernikahan dalam adat
Betawi adalah ngedelengin. Dulu, di daerah tertentu ada kebiasaan menggantungkan sepasang
ikan bandeng di depan rumah seorang gadis bila si gadis ada yang naksir. Pekerjaan
menggantung ikan bandeng ini dilakukan oleh Mak Comblang atas permintaan orangtua si
pemuda. Hal ini merupakan awal dari tugas dan pekerjaan ngedelengin.
Ngedelengin bisa dilakukan siapa saja termasuk si jejaka sendiri. Pada sebuah keriaan
atau pesta perkawinan biasanya ada malem mangkat. Keriaan seperti ini melibatkan partisipasi
pemuda. Di sinilah ajang tempat bertemu dan saling kenalan antara pemuda dan pemudi.
Ngedelengin juga bisa dilakukan oleh orangtua walaupun hanya pada tahap awalnya saja.
Setelah menemukan calon yang disukai, kemudian Mak Comblang mengunjungi rumah si
gadis. Setelah melalui obrolan dengan orangtua si gadis, kemudian Mak Comblang memberikan
uang sembe (angpaw) kepada si gadis. Kemudian setelah ada kecocokan, sampailah pada
penentuan ngelamar. Pada saat itu Mak Comblang menjadi juru bicara perihal kapan dan apa
saja yang akan menjadi bawaan ngelamar.

b. Nglamar
Bagi orang Betawi, ngelamar adalah pernyataan dan permintaan resmi dari pihak keluarga
laki-laki (calon tuan mantu) untuk melamar wanita (calon none mantu) kepada pihak keluarga
wanita. Ketika itu juga keluarga pihak laki-laki mendapat jawaban persetujuan atau penolakan
atas maksud tersebut. Pada saat melamar itu, ditentukan pula persyaratan untuk menikah, di
antaranya mempelai wanita harus sudah tamat membaca Al Quran. Yang harus dipersiapkan
dalam ngelamar ini adalah:
1. Sirih lamaran
2. Pisang raja
3. Roti tawar
4. Hadiah Pelengkap
5. Para utusan yang tediri atas: Mak Comblang, Dua pasang wakil orang tua dari calon tuan
mantu terdiri dari sepasang wakil keluarga ibu dan bapak.

c. Bawa tande putus


Tanda putus bisa berupa apa saja. Tetapi biasanya pelamar dalam adat betawi memberikan
bentuk cincin belah rotan sebagai tanda putus. Tande putus artinya bahwa none calon mantu
telah terikat dan tidak lagi dapat diganggu gugat oleh pihak lain walaupun pelaksanaan tande
putus dilakukan jauh sebelum pelaksanaan acara akad nikah.
Masyarakat Betawi biasanya melaksanakan acara ngelamar pada hari Rabu dan acara
bawa tande putus dilakukan hari yang sama seminggu sesudahnya. Pada acara ini utusan yang
datang menemui keluarga calon none mantu adalah orang-orang dari keluarga yang sudah
ditunjuk dan diberi kepercayaan. Pada acara ini dibicarakan:
1. apa cingkrem (mahar) yang diminta
2. nilai uang yang diperlukan untuk resepsi pernikahan
3. apa kekudang yang diminta
4. pelangke atau pelangkah kalau ada abang atau empok yanng dilangkahi
5. berapa lama pesta dilaksanakan
6. berapa perangkat pakaian upacara perkawinan yang digunakan calon none mantu pada acara
resepsi
7. siapa dan berapa banyak undangan.
d. Akad Nikah
Sebelum diadakan akad nikah secara adat, terlebih dahulu harus dilakukan rangkaian pra-
akad nikah yang terdiri dari:
1. Masa dipiare, yaitu masa calon none mantu dipelihara oleh tukang piara atau tukang rias.
Masa piara ini dimaksudkan untuk mengontrol kegiatan, kesehatan, dan memelihara
kecantikan calon none mantu untuk menghadapi hari akad nikah nanti.
2. Acara mandiincalon pengatin wanita yang dilakukan sehari sebelum akad nikah. Biasanya,
sebelum acara siraman dimulai, mempelai wanita dipingit dulu selama sebulan oleh dukun
manten atau tukang kembang. Pada masa pingitan itu, mempelai wanita akan dilulur dan
berpuasa selama seminggu agar pernikahannya kelak berjalan lancar.
3. Acaratangas atau acara kum. Acara ini identik dengan mandi uap yang tujuanya untuk
membersihkan bekas-bekas atau sisa-sisa lulur yang masih tertinggal. Pada prosesi itu,
mempelai wanita duduk di atas bangku yang di bawahnya terdapat air godokan rempah-
rempah atau akar pohon Betawi. Hal tersebut dilakukan selama 30 menit sampai mempelai
wanita mengeluarkan keringat yang memiliki wangi rempah, dan wajahnya pun menjadi
lebih cantik dari biasanya.
4. Acara ngerik atau malem pacar. Dilakukan prosesi potong cantung atau ngerik bulu kalong
dengan menggunakan uang logam yang diapit lalu digunting. Selanjutnya melakukan malam
pacar, di mana mempelai memerahkan kuku kaki dan kuku tangannya dengan pacar.

Setelah rangkaian tersebut dilaksanakan, masuklah pada pelaksanaan akad nikah. Pada
saat ini, calon tuan mantu berangkat menunju rumah calon none mantu dengan membawa
rombongannya yang disebut rudat. Pada prosesi akad nikah, mempelai pria dan keluarganya
mendatangi kediaman mempelai wanita dengan menggunakan andong atau delman hias.
Kedatangan mempelai pria dan keluarganya tersebut ditandai dengan petasan sebagai sambutan
atas kedatangan mereka. Barang yang dibawa pada akad nikah tersebut antara lain:
1. sirih nanas lamaran
2. sirih nanas hiasan
3. mas kawin
4. miniatur masjid yang berisi uang belanja
5. sepasang roti buaya
6. sie atau kotak berornamen Cina untuk tempat sayur dan telor asin
7. jung atau perahu cina yang menggambarkan arungan bahtera rumah tangga
8. hadiah pelengkap
9. kue penganten
10. kekudang artinya suatu barang atau makanan atau apa saja yang sangat disenangi oleh none
calon mantu sejak kecil sampai dewasa.

Pada prosesi ini mempelai pria betawi tidak boleh sembarangan memasuki kediaman
mempelai wanita. Maka, kedua belah pihak memiliki jagoan-jagoan untuk bertanding, yang
dalam upacara adat dinamakan “Buka Palang Pintu”. Pada prosesi tersebut, terjadi dialog antara
jagoan pria dan jagoan wanita, kemudian ditandai pertandingan silat serta dilantunkan tembang
Zike atau lantunan ayat-ayat Al Quran. Semua itu merupakan syarat di mana akhirnya mempelai
pria diperbolehkan masuk untuk menemui orang tua mempelai wanita.
Pada saat akad nikah, mempelai wanita Betawi memakai baju kurung dengan teratai dan
selendang sarung songket. Kepala mempelai wanita dihias sanggul sawi asing serta kembang
goyang sebanyak 5 buah, serta hiasan sepasang burung Hong. Kemudian pada dahi mempelai
wanita diberi tanda merah berupa bulan sabit yang menandakan bahwa ia masih gadis saat
menikah.
Sementara itu, mempelai pria memakai jas Rebet, kain sarung plakat, hem, jas, serta
kopiah, ditambah baju gamis berupa jubah Arab yang dipakai saat resepsi dimulai. Jubah, baju
gamis, dan selendang yang memanjang dari kiri ke kanan serta topi model Alpie menjadi tanda
haraan agar rumah tangga selalu rukun dan damai.
Setelah upacara pemberian seserahan dan akad nikah, mempelai pria membuka cadar
yang menutupi wajah pengantin wanita untuk memastikan apakah benar pengantin tersebut
adalah dambaan hatinya atau wanita pilihannya. Kemudian mempelai wanita mencium tangan
mempelai pria. Selanjutnya, keduanya diperbolehkan duduk bersanding di pelaminan (puade).
Pada saat inilah dimulai rangkaian acara yang dkenal dengan acara kebesaran. Adapun upacara
tersebut ditandai dengan tarian kembang Jakarta untuk menghibur kedua mempelai, lalu disusul
dengan pembacaan doa yang berisi wejangan untuk kedua mempelai dan keluarga kedua belah
pihak yang tengah berbahagia.

e. Acare Negor
Sehari setelah akad nikah, Tuan Penganten diperbolehkan nginep di rumah None
Penganten. Meskipun nginep, Tuan Penganten tidak diperbolehkan untuk kumpul sebagaimana
layaknya suami-istri. None penganten harus mampu memperthankan kesuciannya selama
mungkin. Bahkan untuk melayani berbicara pun, None penganten harus menjaga gengsi dan jual
mahal. Meski begitu, kewajibannya sebagai istri harus dijalankan dengan baik seperti melayani
suami untuk makan, minum, dan menyiapkan peralatan mandi.
Untuk menghadapi sikap none penganten tersebut, tuan penganten menggunakan strategi
yaitu dengan mengungkapkan kata-kata yang indah dan juga memberikan uang tegor. Uang
tegor ini diberikan tidak secara langsung tetapi diselipkan atau diletakkan di bawah taplak meja
atau di bawah tatakan gelas.

f. Pulang Tige Ari


Acara ini berlangsung setelah tuan raje muda bermalam beberapa hari di rumah none
penganten. Di antara mereka telah terjalin komunikasi yang harmonis. Sebagai tanda
kegembiraan dari orangtua Tuan Raje Mude bahwa anaknya memperoleh seorang gadis yang
terpelihara kesuciannya, maka keluarga tuan raje mude akan mengirimkan bahan-bahan pembuat
lakse penganten kepada keluarga none mantu.
 Adat Menetap setelah Menikah
Dalam masyarakat dan kebudayaan Betawi, adat tidak menentukan di lingkungan mana
pengantin baru itu harus tinggal menetap. Pengantin baru diberi kebebasan memilih di mana
mereka akan menetap. Walaupun pada masyarakat dan kebudayaan Betawi berlaku pola
menetap yang ambilokal atau utrolokal, tetapi ada kecenderungan pada pola menetap yamg
matrilokal atau unorilokal dewasa ini.

2.3 Rumah Adat DKI Jakarta


Rumah tradisional khas Jakarta dinamakan Rumah Kebaya. Atapnya berbentuk joglo
suatu pertanda ada pengaruh bentuk rumah tradisonal Jawa. Begitu pula pembagian ruangannya.
Ada serambi depan yang disebut paseban. Tepi paseban dipagari dengan pintu masuk di
tengahnya. Pintu itu diberi ukiran dan tingginya sekitar 80 cm. Sedangkan tepiatapnya diberi
renda seperti kebaya. Paseban berfungsi pula sebagai tempat ibadah.

Rumah Kebaya
Dinding-dinding rumah tradisional Jakarta (Betawi), terbuat dari panil-panil yang dapat
dibuka-buka dan digeser-geser ketepi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan ruangan yang
lebih luas, bila suatu waktu diadakan acara selamatan atau hajatan. Serambi depan dan serambi
belakang yang lepas terbuka, merupakan cirri khas pula dari rumah tradisional Jakarta (Betawi).

2.4 Pakaian Adat DKI Jakarta


Pakaian adat pria Betawi (Jakarta) berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang
menutup leher (jas tutup). Ia juga memakai celana panjang, kain batik yang melingkar pada
pinggang dan sebilah belati terselip di depan perut. Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya,
selendang panjang serta kain yang dibatik.

2.5 Kesenian DKI Jakarta


Menurut data yang diperoleh dari Kebudayaan Provinsi dan Dinas Pariwisata DKI
Jakarta, ada beberapa kesenian khas Betawi yang paling populer, kesenian itu yaitu:
 Ondel Ondel
Ondel-ondel adalah sebuah boneka raksasa yang tak bisa dipisahkan dari kesenian DKI
jakarta khususnya Betawi dan merupakan ikon dari kota Jakarta. Biasanya ondel-ondel ini
ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Makna filosofis dari ondel-ondel ini yaitu seperti
leluhur atau nenek moyang yang menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.

Ondel-ondel
 Tanjidor
Tanjidor (kadang hanya disebut tanji) merupakan sebuah kesenian Betawi yang berbentuk
orkes. Kesenian ini sudah ada sejak abad ke-19 dan merupakan rintisan dari Augustijn
Michiels atau lebih dikenal dengan nama Mayor Jantje di daerah Citrap atau Citeureup. Alat-
alat musik yang dipakai biasanya sama seperti drum band.
 Lenong
Lenong merupakan kesenian teater tradisional atau sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan
pada dialek Betawi yang berasal dari Jakarta, Indonesia. Kesenian tradisional ini diiringi
musik gambang kromong. Lakon atau skenario lenong pada umumnya mengandung pesan
moral, yakni menolong yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tidak terpuji.
 Tari Belenggo
Blenggo atau Belenggo Rebana merupakan seni tari khas Betawi yang kental dengan nuansa
Islam. Kata “blenggo” berasal dari kata “lenggak-lenggok”, yakni gerakan yang lazim
dilakukan dalam sebuah tarian.
 Tari Lenggong Nyai
Tari Lenggang Nyai merupakan salah satu tarian khas Jakarta yang diambil dari sebuah
cerita rakyat. Tarian ini memiliki makna dan pesan yang ingin disampaikan, terutama pesan
mengenai kebebasan wanita. Tari ini sering ditampilkan pada berbagai acara di Jakarta.

Musik Khas Betawi DKI Jakarta


Betawi dikenal mempunyai musik khas tradisional, beberapa diantaranya:
 Gambang kromong adalah salah satu ciri khas dari orang-orang tionghoa 
 Rebana merupakan campuran dari budaya luar budaya Arab
 Keroncong tugu
 Tanjidor

Tari-tarian Daerah DKI Jakarta


a. Tari Topeng, merupakan sebuah tari tradisoanl
b. Tari Yapong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu-tamu negara.
c. Tari Serondeng, merupakan tari garapan yang mengambil unsur-unsur geraktari Wayang
Betawi. Nama serondeng digunakan sesuai dengan nama lagu yang dimainkan oleh
Musik Ajeng Betawi yang mengiri tarian ini.
d. Tari Sembah adalah suatu tarian untuk menyambut tamu dengan adat Betawi.

TariYapong
2.6 Senjata Tradisional
Badik merupakan salah satu senjata tradisional yang dikenal penduduk Jakarta. Parang
atau golok banyak digunakan oleh para pendekar. Sedangkan senjata terkenal lainnya adalah
keris, tombak, toya, cabang dan parang.
Jalannya sejarah sangat berpengaruh pula kepada keanekaragaman bentuk senjata
tradisional daerah Jakarta (Betawi). Senjata badik merupakan salah satu senjata tradisioal
penduduk Jakarta yang mendapat pengaruh dari Bugis. Toya dan trisula (senjata tombak yang
berujung tiga), merupakan pengaruh dari Cina, sedangkan keris merupakan pengaruh dari Jawa.
Senjata tradisional lainnya adalah parang atau yang lebih dikenal dengan golok. Golok
mempunyai ukuran dan wilahan yang beragam pula. Ada yang bentuknya pendek atau panjang
dan ada pula yang tipis disamping yang tebal. Mata golok tajam sebelah. Golok diselipkan di
depan perut dan umumnya banyak dipakai oleh para pendekar.

Golok

2.7 Makanan Khas

Kerak telor merupakan salah satu makanan khas dari Jakarta. Makanan ini dibuat dari
bahan-bahan antara lain seperti beras ketan putih, telur ayam atau telur bebek, ebi (udang kering)
dan parutan kelapa yang disangrai kering, serta bawang goreng, cabai merah, kencur, jahe,
merica, garam dan gula pasir sebagai bumbu pelengkapnya.

Cara membuat makanan ini cukup unik karena tidak dimasak di atas kompor namun
dimasak diatas bara api. Pedagang kerak telor sesekali membalikkan wajan agar permukaan dari
kerak telor tersebut juga terpanggang dan matang merata sambil dikipas-kipas agar bara api tetap
menyala. Setelah kering dan matang kerak telor siap untuk disajikan.

KerakTelor
2.8 Lagu Daerah DKI Jakarta
DKI Jakarta ada lagu dari jaman dulu yang akhirnya dikenal dan menjadi lagu daerah
sampai sekarangdiantaranya:
 Jali-Jali
 Keroncong Kemayoran
 Kicir Kicir
 Lenggang Kangkung
 Ondel-ondel
 Sirih Kuning
 CIk Abang
 Dayung Sampan
 Kelap-kelip
 Ronggeng Jakarta
 Surilang
 Surilang Jot-Njotan
 Wak-Wak Gung
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan daerah. Salah satu kebudayaan daerah
yang di miliki Indonesia adalah kebudayaan Betawi. kebudayaan suku Betawi merupakan
kebudayaan asli kota Jakarta dan memiliki jenis pernikahan, permainan bewati, makanan,
minuman dan kue khas betawi dan lagu yang khas betawi. Semua itu adalah suatu
keanekaragaman kebudayaan yang di miliki Indonesia yang harus dijaga kelestariannya. Upaya
pelestarian tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Namun, perlu didukung dan dilakukan oleh
masyarakat itu sendiri agar seni dan kebudayaan betawi dapat terjaga kelestariannya.

3.2 Saran
Kepada para pembaca khususnya mahasiswa agar dapat mempelajari dan jangan
melupakan sejarah dan kebudayaan yang ada di indonesia, karena semakin hari kebudayaan
semakin pudar.

Anda mungkin juga menyukai