NUSANTARA TERHADAP
PERADABAN DUNIA
MASA DEPAN
Oleh:
Meutia Hatta Swasono
(Guru Besar Antropologi FISIP-UI)
I. PENDAHULUAN
1. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, yang nenek-moyangnya merupakan penduduk
Kepulauan Nusantara yang memiliki peradaban sejak masa prehistori. Penduduk Kepulauan
Nusantara sendiri berasal dari berbagai gelombang migrasi yang masuk ke Indonesia dari
daratan Asia Tenggara. Selain itu sebagian penduduk ini telah memainkan peranan penting
dalam kawasan Asia Tenggara.
2. Kepulauan Nusantara yang sebagiannya kini menjadi wilayah NKRI, merupakan suatu wilayah
besar dengan sejarah peradaban yang panjang. Wilayah ini bukan saja menerima gelombang
migrasi selama berabad-abad di era prehistori namun juga periode prehistori. Daerah Sangiran
yang kini termasuk Provinsi Jawa Timur, misalnya, telah menyumbangkan temuan yang sangat
berharga bagi kajian tentang evolusi biologi dan evolusi budaya, antara lain dengan
ditemukannya fosil Pithecanthropus Erectus. Di Sangiran juga sangat banyak terdapat fosil-fosil
berharga dari berbagai situs purbakala. Ini belum termasuk yang tersebar di seluruh Kepulauan
Nusantara.
3. Kita juga patut bangga karena gelombang peradaban di era prehistori juga masih berlanjut di
awal-awal abad histori, dengan diketemukannya peninggalan berupa bekas-bekas kerajaan yang
mewakili peradaban masa lalu dan dapat dibanggakan, bukan saja dari bentuknya tetapi juga
dari aspek takbendanya (intangible culture) yang terkait dengannya, misalnya konsep tentang
raja sebagai titisan dewa, negara, pemerintahan, struktur sosial dalam pemerintahan kerajaan,
obyek-obyek pemujaan dan cara-cara beribadah, serta berbagai kearifan lokal lainnya yang
terkait lingkungan hidup dan cara hidup manusia di lingkungan alamnya, di tengah lingkungan
sosialnya.
4. Pembahasan di sini hanya dibatasi pada era tumbuhnya kerajaan-kerajaan dan peradabannya,
serta sumbangannya bagi kehidupan bangsa Indonesia masa kini. Era yang panjang di awal
abad histori ditandai dengan munculnya berbagai kerajaan, antara lain kerajaan Singosari dan
Majapahit di Jawa Timur. Kita juga memiliki berbagai kerajaan di Jawa Tengah (di antaranya
kerajaan Mataram), dengan segala aset sosial-budayanya, yang kasat mata maupun yang tak
kasat mata, dan sarat dengan berbagai simbol dan makna serta pesan-pesan yang terkait
dengannya.
5. Berbagai kerajaan tetap hidup hingga sekarang, dan sebagiannya melampaui waktu hingga
ratusan tahun. Perkawinan juga terjadi antar kerajaan, untuk memperkuat hubungan
antarnegara.
* Makalah diajukan pada acara Seminar dengan tema “Sumbangan Peradaban Nusantara terhadap Peradaban Dunia Masa
Depan”, di Jakarta, 5 Desember 2013, diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DKI bekerjasama dengan Forum Silaturahmi
Keraton Nusantara (FSKN). Penulis adalah Gurubesar Antropologi di FISIP-UI dan saat ini menjabat sebagai Anggota Dewan
Pertimbangan Presiden di bidang Pendidikan dan Kebudayaan.
2
mulia lainnya serta pandai besi menghasilkan karya seni yang istimewa, bukan hanya dalam
bentuknya namun juga dalam kekayaan simbol dan maknanya.
3. Keraton merupakan pula tempat menyimpan khasanah tentang kearifan budaya dan pandangan
budaya tentang cara melihat dunia (world view). Banyak di antaranya ditemukan dalam
naskah-naskah kuno yang dihasilkan oleh para pujangga dan ahli-ahli filsafat keraton.
4. Pada saat ini, sebagian dari kekayaan sosial-budaya dan seni rupa keraton telah dipopulerkan
ke masyarakat luas di balik tembok keraton, bahkan diterima pula dalam proses akulturasi oleh
warga suku-sukubangsa lainnya. Misalnya, jamu-jamuan dan kosmetik tradisional Jawa telah
populer di kalangan masyarakat Indonesia melalui proses akulturasi, tidak saja pada orang
Jawa melainkan juga pada suku-sukubangsa lainnya. Demikian pula makanan dan minuman
kebugaran serta praktek-praktek olah-fisik dan olah-mental tertentu.
5. Kerajaan kuno Majapahit pernah menjadi koordinator dan pusat serta penyatu kerajaan-
kerajaan kecil di Kepulauan Nusantara. Tidak jarang hubungan diplomatik antarkerajaan ini
memungkinkan terjadinya kerjasama politik yang diperkuat dengan perkawinan antarkeluarga
kerajaan.
Demikianlah secara singkat hal-hal yang dapat dikemukakan sebagai materi budaya
tangible dan intangible yang dapat dilestarikan dan dikembangkan untuk meningkatkan nilai-
tambah ekonomi dan nilai-tambah sosial-budaya, juga untuk mempererat hubungan antara
Indonesia dengan negara-negara lain, melalui peranan dari keraton-keraton yang pada era
Indonesia merdeka ini berperanan penting sebagai wadah untuk melestarikan kekayaan budaya
bangsa sejak berabad-abad yang lalu. Tanpa peranan keraton, banyak unsur kebudayaan masa
lalu yang tidak tersampaikan ke masyarakat dan menjadi hilang. Hal itulah yang harus dicegah
dengan mengintensifkan kerjasama antar keraton untuk memperkaya dan memperkuat budaya
bangsa Indonesia.