PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibhas dalam makalah ini meliputi beberapa hal yaitu
1. Apa saja nilai dasar pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia?
2. Bagaimana proses perumusan dan pengesahan pancasila?
3. Bagaimana dinamika pancasila?
1.3 Tujuan
Penyusunan makalah ini memiliki tujuan antara lain yaitu
1. Untuk mengetahui nilai dasar pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia
2. Untuk mengetahui proses perumusan dan pengesahan pancasila
3. Untuk mengetahui dinamika pancasila
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
konsekuensi religio-magis yang berfungsi sebagai pemimpin diidang sosial, politik
dan keagamaan.
5. Kehidupan desa komunal membawa konsekuensi pola kehidupan untuk saling
melengkapi yang disebut sebagai pola “gotong royong”. Dengan ini berhasil
menyatukan pemahaman untuk saling melengkapi dan memenuhi kebutuhan hidup
suatu masyarakat. Kepandaian bercocok tanam berkembang sejak zaman neolithikum
semakin menuatkan pola berpikir sejahtera dengan jalan mulai menimbun
(akumulasi) persediaan makanan dalam sebuah “lumbung padi”.
4
Bukti fisik adanya pengaruh India dan Cina di Indonesia sebagai bagian dari nilai religi
masih dapat dilihat pada prasasti, artefak, dan beberapa bangunan candi, klenteng dan vihara
yang tersebar di Indonesia.
Nilai kemanusiaan nampak dalam ajaran Hindhu adalah sistem kasta di Indonesia tidak sama
dengan sistem kasta di india. Hubungan dagang dengan masyarakat india membawa pengaruh
besar pada nilai keagamaan dan terjadi perkawinan campur antara masyarakat Indonesia dengan
masyarakat India maupun Cina ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia terbuka serta
ramah terhadap siapapun menghargai hak asasi dalam konteks sederhana.
Interaksi sosial melalui kontak budaya dan kontak antar kasta ini membawa pengaruh pada
perpaduan budaya yang menginternalisasikan nilai-nilai interaksi sosial. Tidak adanya perbedaan
ras, suku, agama, dan golongan ini mendorong proses interaksi perpaduan (akulturasi) tempat
tinggal, kekayaan bahasa dan budaya baru yang amsih tetap bercorak Indonesia sebagai wujud
kearifan bangsa.
Unsur persatuan nampak ketika perpaduan budaya berkembang di bidang politik. Kutai
menjadi kerajaan awal Hindhu dengan bukti fisik seperti prasasti 7 buah yupa. Upaya persatuan
secara lebih luas juga diterapkan pada kerajaan singasari masa raja kertanegara dengan konsep
cakrawala mandala. Konsep ini bertujuan untuk melakukan invansi dan perluasan daerah ke luar
pulau jawa karena adanya ancaman akan penaklukan dari kaisar Khubilai Khan dari Cina,
sehingga terimplementasi dalam sebuah ekspedisi penyerbuan ke Palamayu dan Pahang di
semenanjung Malaka tahun 1275.
Pengaruh Hindhu-Budha yang paling nyata di bidang politik nusantara di perkenalkannya
system kerajaan. Sebelumnya, kedudukan pemimpin dalam masyarakat nusantara ialah orang
yang dituakan oleh sesamanya (primus intepares). Sesuai dengan sistem kerajaan yang berlaku di
india, kedudukan pemimpin dalam masyarakat berubah menjadi mutlak dan turun-temurun
berdasarkan hak waris yang sesuai dengan peraturan hukum kasta.
Masa kejayaan kerajaan di nusantara mulai dari kerajaan besar seperti sriwijaya dan
majapahit menjadi bukti bahwa perjalanan bangsa Indonesia (nusantara) memiliki kedudukan
penting. Abad VII muncul kerajaan Sriwijaya di Sumatra yang dikuasai wangsa syailendra.
Sriwijaya merupakan suatu kerajaan besar yang cukup disegani dikawasan Asia Selatan, dalam
system pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda.
Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan bahari karena masyarakatnya hidup dari pelayaran dan
perdagangan. Keberadaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya prasasti kedukan bukit. Sriwijaya
menjadi pusat perkembangan agama Budhha Mahayana terpenting di Asia Tenggara dan Asia
Timur. Sriwjaya peduli terhadap kehidupan agama, melalui 30 tulisan Siddhayatra di sekitar
Palembang menandakan bahwa perkembangan Budha memiliki kesamaan dengan India.
Sriwijaya sebagai kerajaan berbentuk kadatuan (kelompok datu) terdapat suatu sistem
birokrasi dengan pola kebaharian. Menurut Coedes sebagaimana dikutip utomo kata datu
diartikan sebagai “gubernur provinsi” dan kadatuan sebagai “kantor dari datu”. Selain itu di
sriwijaya ada kelas-kelas penguasa atau para birokrat kadatuan. Berpatokan pada Prasasti Telaha
Batu, kadatuan sriwijaya dapat dibagi dalam beberapa mandala (semacam provinsi) dan setiap
5
mandala dikuasai oleh seorang datu. Seseorang yang menjadi datu harus dari kalangan putra raja
atau bangsawan. Sriwijaya berusaha memajukan kehidupan masyarakatnya melalui jalur niaga
dan maritim yang bersifat insulair, inter insulair dan international. Upaya ini membawa
keberhasilan sriwijaya sebagai kerajaan nasional yang besar selama abad ke-7 sampai ke-14.
Tahun 1293 berdiri kerajaan majapahit dibawah pemerintahan Hayam Wuruk dengan
Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala, wilayah kekuasaan majapahit
semasa jayanya itu membentang dari Semenanjung Melayu sampai Irian barat melalui
Kalimantan Utara. Pada buku Sutasoma karangan Empu Tantular terdapat istilah Pancasila
dengan makna persatuan nasional yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua artinya
walaupun berbeda namun satu jua. Kerajaan Majapahit dibangun Raden Wijaya di Trowulan-
Mojokerto, Raden Wijaya banyak menghadapi konflik yang datang dari kalangan dekat istana.
Hakekat dan makna Pancasila telah lama dikenal masyarakat Indonesia sejak zaman majapahit
abad ke-14. Makna Pancasila pada masa itu dikenal sebagai Pancasila Krama yang memiliki 5
elemen dasar pembangunan karakter bangsa yaitu (1) tidak boleh melakukan kekerasan; (2) tidak
boleh mencuri; (3) tidak boleh berjiwa dengki; (4) tidak boleh berbohong; dan (5) tidak mabuk
minuman keras (Udin S. Winataputra, 2006: 5.3).
Kehidupan keagamaan masa kerajaan Majapahit mengutamakan sikap toleransi tinggi. Hal
ini terbukti bahwa pada masa kerajaan Majapahit berkembang sinkretisme 3 ajaran agama besar
yaitu ajaran Hindhu-Budha dan Islam. Juga lahir sinkritisme yang berpadu dengan keyakinan
masyarakat kuno yang masih berpola animism-dinamisme. Dalam kitab Sutasoma karya Mpu
Tantular disebutkan bahwa sikap toleransi ini dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika tan Hana
Dharma Mangrwa” dan perlindungan hukum agama dengan jalan mengangkat 2 pejabat khusus
keagamaan yaitu (1) Dharmadyaksa ring kasaiwan sebagai pemangku agama Hindu-siwa; dan
(2) Dharmadyaksa ring kasgotan sebagai pemangku agama Budha.
Berdasarkan berita dari Ma-Huan, dalam Ying-yai Cheng Lan menyebutkan di Majapahit
banyak bermukim orang-orang asing seperti orang Cina (Kanton dan Fukein), orang
Jambudwipa (India), Kamboja, Campa, Yawana, Goda, dan Kanakata. Perbedaan ras dan budaya
tidak mempengaruhi pola interaksi di bidang budaya, sosial, ekonomi maupun politik. Hal ini
menunjukkan bahwa Majapahit telah menerapkan konsepsi Pancasilakrama dengan baik dan
6
aturan Pancasilakrama ini dipatuhi oleh seluruh lapisan masyarakat apabila ingin dianggap
sebagai warga Majapahit.
Pancasilakrama menjadi dasar menata kehidupan bermasyarakat bagi warga negara
Majapahit. Ajaran agama Hindu-Budha menjadi dasar pola interaksi sosial dan penghormatan
terhadap hak asasi manusia.
Selain penataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara sudah mulai tertata baik, Majapahit
melalui hubungan perdagangannya mampu mewujudkan kesetaraan dengan kerajaan-kerajaan
besar di luar nusantara seperti Cina, Siam, Champa, Kamboja, dan Malaka. Pada tahun 1370-
1381 Kerajaan Majapahit berkali-kali mengirimkan utusan persahabatan ke Cina dengan
semboyan Mitreka satata (menjaga hubungan baik yang bersifat kesetaraan menjadi dasar
kehidupan bernegara) pada waktu itu.
Majapahit tumbuh menjadi kerajaan besar dan mencapai puncak kejayaannya pada mas
peerintahan Hayam Wuruk tahun 1350-1389 yang berpandangan luas dan tajam serta
mempunyai cita-cita untuk menyatukan Nusantara. Patih Gajah Mada melalui Sumpah Palapa
dapat memimpin pasukan Kerajaan Majapahit menyerang dan menaklukkan daerah-daerah di
Nusantara.
Pada puncak kejayaannya itu wilayah kekuasaan Majapahit menurut kitab
Nagarakretagama meliputi wilayah Sumatra, Semenanjung Melayu, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, Nusa Tenggara dan daerah pantai Papua Barat. Menurut Cribb wilayah Semenanjung
Melayu yang dimaksud adalah daerah Langkasuka disebelah utara Kedah.
Munoz menjelaskan bahwa hubungan persahabatan itu terjadi dengan Ayuthaya Thai,
Martaban (Burma), Champa, Kamboja, Yavana (Vietnam) dan Cina. Upaya Mapatih Gajah
Mada melaksanakan sistem sentralisasi pemerintahan dengan raja sebagia penguasa tunggal.
Pola sentalisasi ini terbagi dalam 3 kewenangan yaitu (1) kewenangan pemerintahan pusat, (2)
daerah dan (3) desa, tetapi senantiasa memiliki kesatuan struktur yang tertib.
Keberhasilan Gajah Mada membangun sistem sentralistik mendorong Majapahit dapat
menyatukan nusantara dalam kesatuan kedaulatan Majapahit melalui Sumpah Palapa yang
diucapkan tahun 1331.
Struktur pemerintahan Majapahit dikelompokkan menjadi 4 badan yaitu (1) raja dan
kerabat raja; (2) dewan penasehat raja; (3) dewan menteri: dan (4) para gubernur provinsi. Raja
merupakan pemimpin masyarakat yang disucikan dalam upacara Abhiseka. Kerabat raja yang
mendukung kedudukan raja menduduki jabatan sebagai menteri atau menjabat di provinsi-
provinsi utama seperti Tumapel atau Daha. Dewan penasehat (Bhattara Sapta Prabhu)
merupakan lembaga yang diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan mempunyai hak
memilih. Dewan menteri dipimpin oleh perdana menteri yang bergelar Mahapatih atau
Amangkubhumi. Kemudian ada Pahom Narendra anggotannya terdiri dari keluarga inti. Di
bawah raja terdapat sejumlah penguasa daerah (paduka bhattara) memerintah sebuah daerah.
7
Upaya keadilan dan kesejahteraan sosial mulai dibangun melalui pengembangan ekonomi
berbasis pertanian dan perdagangan. Dalam bidang pertanian raja memerintahkan untuk
membuat bendungan, saluran irigasi dan pembukaan tanah baru untuk perladangan.
3. Masa Kolonisasi dan Imperialisme Barat
Indonesia sebagai produsen rempah-rempah menjadikan Indonesia dilirik oleh bangsa
Eropa. Malaka menjadi jembatan dan pintu gerbang masuknya pengaruh Eropa ke Indonesia.
Kedatangan bangsa Eropa pertama adalah Portugis yang mengetahui bahwa Malaka merupakan
pelabuhuan transito bagi komoditas rempah-rempah.
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia justru mendatangkan beberapa kesengsaraan
karena terjadi eksplorasi dan eksploitasi SDA dan SDM Indonesia. Pentingnya peran rempah-
rempah bagi bangsa Eropa mendorong Portugis akhirnya melakukan kerjasama dengan beberapa
penguasa lokal Indonesia. Kondisi mendorong bahwa Portugis mulai mengembangkan
ekspansinya ke wilayahnya Maluku sebagai pusat perkebunan rempah-rempah terutama lada,
pala dan cengkeh.
Kedatangan Belanda tahun 1596 menjadi titik awal kollonialisme imperialismenya di
Indonesia. Belanda membentuk VOC tahun 1602 sebagai sebuah kongsi dagang Belanda di
Indonesia dengan kewenangan penuh untuk memiliki (1) satuan militer; (2) mencetak uang
sendiri; (3) mengadakan perjanjian dengan penguasa lokal; (4) monopoli dagang; dan (5)
mencetak mata uang sendiri. Politik “pelayaran hongi” dan “estripasi” menjadi andalan Belanda
untuk menguasai Indonesia.
Keragaman agama yang dianut masyarakat Indonesia semakin banyak karena pengaruh
agama baru yaitu agama Katolik dan agama Protestan. Bukti fisik yang menunjukkan adanya
akulturasi sosial dalam penyebaran agama baru ini adalah banyaknya bangunan gereja yang
bercorak Katolik maupun Protestan di Indonesia. Wilayah Sumatra, Indonesia bagian timur dan
Jawa Tengah menjadi pusat penyebaran agama ini.
4. Masa Kebangkitan Kesadaran Nasional
Nama Indonesia mulai muncul pada awal abad ke-20 sebagai tonggak kebangkitan
pendidikan sehingga masa ini dianggap sebagai awal wadah tumbuh kembangnya nilai-nilai
Pancasila dalam ruang gerak bangsa Indonesia untuk memperjuangkan cita-cita kemerdekaan
dari tangan penjajah asing baik Belanda maupun Jepang.
Program edukasi/pendidikan menunjukkan perkembangan yang cukup positif bagi rakyat
Indonesia. Bentuk penyelengaraan pendidikan pada masa kolonial terbagi ke dalam tiga
kelompok yaitu (1) pendidikan kolonial; (2) perguruan kebangsaan; dan (3) pendidikan agama
(islam).
Perkembangan pendidikan di Indonesia sebagai akibat dari politik etis telah menimbulkan
perubahan besar bagi sebagian rakyat indonesia atau lebih tepatnya mengarah pada kesadaran
nasional. Selama periode tahun 1900-1925 banyak kemajuan serta perubahan dan bangunan-
bangunan besar dijalankan. Diantaranya, program desenralisasi, perubahan pemerintahan,
perbaikan kesehatan rakyat, emigrasi, perbaikan pertanian dan peternakan, pembangunan irigasi,
dan lalu lintas. Pada akhir abad ke-19 terdapat 721 sekolah rendah dengan 131.000 orang murid.
8
Nilai kejuanga menjadi cita-cita perjuangan bangsa Indonesia yang sudah lama
mengalami penindasan dan kesengsaraan akibat praktek kolonialis me-imperialisme bangsa
asing. Cita-cita patriotisme bangsa Indonesia ini dicapai dengan cara perjuangan melawan
penjajahan barat/asing.
Kesadaran nasional di Indonesia disebut sebagai kebangkitan nasional (1908) yang di
pelopori oleh Wahidin Sudirohusodo melalui suatu organisasi yang disebut Budi Utomo yang
didirikan pada tanggal 20 Oktober 1908. Perjuangan kesatuan nasional mencapai tonggak
kesadaran nasional untuk berikrar dalam Sumpah Pemuda tanggal 20 Oktober 1928, yang isinya
satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air Indonesia.
Langkah awal membangun persatuan dilaakukan dengan jalan mengadakan kongres
pemuda yang akan dihadiri oleh elemen intelektual muda dan para nasional bangsa dari sebagian
besar wilayah Indonesia. Sumpah Pemuda menjadi suatu ikrar politis dan psikologis yang
disepakati bersama sebagai wujud penyatuan kesadaran nasional mencapai cita-cita
kemerdekaan.
Kesadaran nasional kebangsaan menurut Sartono Kartodirdjo didasarkan pada
perkembangan sejarah bangsa Indonesia dan realitas sosial budaya akibat refleksi perjalanan
sejarah Indonesia khususnya sejak masa penjajahan.
Keragaman ritual keagamaan, interaksi sosial, nilai luhur dalam tradisi-budaya setiap
suku yang berkembang dalam masyarakat mulai dikondisikan untuk memahami permasalahan
kebangsaan. Perkembangan politik dan organisasi kepemudaan yang mulai tumbuh di beberapa
wilayah. Kesadaran akan pentingnya rasa persatuan bangsa Indonesia mulai disadari oleh tokoh
pergerakan sehingga mulai adalah kesadaran membangun wadah organisasi yang berskala
nasional. Pertemuan intelektual muda dalam beberapa studi club juga menjadi salah satu perekat
pemerataan informasi perkembangan nasionalisme di Indonesia yang tidak lagi berpusat di Jawa.
Hal ini mendorong lahirnya suatu peringatan bersama yang disebut hari nusantara (inter sulaire
dag) di Surabaya tanggal 11 Juli 1925 untuk mencanangkan jiwa kesatuan yang merata di
seluruh perwakilan suku-suku di Indonesia. Adapun tokoh yang berperan dalam pembangunan
kesadaran nasional ini antara lain Soekarno, Moh. Hatta, Tjipto Mangkusumo, Anrawi, Sartono,
Iskaq, Sunarjo, Sujudi, HOS Cokroaminoto, Ki Hajar Dewantara, EE Douwes Dekker, WR
Soepratman, dan masih banyak tokoh nasional muda lainnya.
Soekarno, Muh. Hatta, M. Yamin, Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, dan beberapa tokoh
lainnya mendorong perjuangan melalui media tulisan, interaksi sosial budaya dan pengembangan
pendidikan moral yang bernuansa kejuangan dan kesadaran berbangsa. Perjuangan ini terus
berlanjut sampai Belanda menyerah pada Jepang tahun 1942.
5. Masa Pendudukan Jepang
Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara
tua bangsa Indonesia”. Tanggal 9 maret 1942 Panglima Tentara Belanda di Hindia Belanda
Letnan Jenderal Ter Poorten didampingi Gubernur Jenderal Carda Starkenborgh Stachouwer
menandatangani penyerahan tidak bersyarat (kapitulasi) di Kalijati (Subang) kepada Panglima
Balatentara Jepang ke-16 yaitu Letnan Jenderal Hitoshi
9
Semenjak bangsa Indonesia dikolonisasi penjajah Jepang melalui kekuatan angkatan darat
dan angkatan laut Jepang, Jepang mengeluarkan peraturan yang merugikan bangsa Indonesia.
Peraturan itu antara lain:
1. Undang-undang No. 3 berisi ketentuan yang melarang segala macam pembicaraan,
pergerakan dan anjuran atau propaganda perihal peraturan dan susunan negara
2. Undang-undang No. 4 berisi larangan pengibaran Sang Merah putih dan menyanyikan
lagu Indonesia Raya.
Beberapa badan-badan resmi pemerintah kolonial Jepang yang menjadi pusat penyebaran ide-ide
nasionalisme bagi tokoh pergerakan bangsa seperti: Gerakan Tiga A, PUTERA (Pusat Tenaga
Rakyat), PETA (Pembela Tanah Air), Jawa hokokai. Dalam sidang Teikuku Gikoi (Parlemen
Jepang) tanggal 7 September 1944 di Tokyo, Perdana Menteri Jepang Jenderal Kunaiki Koiso
mengeluarkan janji untuk memberikan kemerdekaan tanpa syarat kepada Indonesia pada tanggal
24 Agustus 1945. Sebgai bentuk realisasi janji tersebut maka dibentuk badan yang bertugas
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu BPUPK (Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan)
10
Hubungan natar bangsa mendorong Soepomo menganjurkan supaya negara Indonesia
sebagai bagian dari kekluargaan Asia Timur Raya. Dasar pemikiran Soepomo ini
menurut Notosoesanto merupakan dasar-dasar Indonesia merdeka yang bersifat: (1)
Persatua, (2) Kekeluargaan, (3) Keseimbangan lahir batin, (4) Musyawarah, (5) Keadilan
rakyat.
c. Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 berpidato yang mneyatakan lima prinsip sebagai
dasar negara yang dinamakan “Pancasila”, kemudian kelima sila tersebut dapat diperas
menjadi “Tri Sila” meliputi: (1) Sosionalisme yang merupakan sintesa dari kebangsaan
(nasionalisme) dan peri kemanusiaan (internasioanlisme), (2) Sosio demokrasi yang
merupakan sintesa dari mufakat (demokrasi) dengan kesejahteraan sosial, (3) ketuhanan.
Dengan pidatonya, Ir. Soekarno juga memutuskan untuk membubarkan BPUPK karena
dianggap sudah selasai dalam menjalankan tugasnya, dan dibubarkan pada tanggal 7
Agustus 1945. Yang kemudian Ir. Soekarno membentuk suatu badan baru yang
dinamakan PPKI yang bertugas merumuskan dan menyusun UUD dengan berpedoman
pada pidato yang di kemukkan oleh Ir. Soekarno. Selanjutnya Ir. Soekarno membentuk
panitia kecil (panitia 9) yang bertugas untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai
Dasar Negara.
Tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila sesuai dalam Perpres No 24
tahun 2016, dimana Perpres tersebut menjelaskan bahwa penetapan hari lahirnya Pancasila
mengacu pada sidang BPUPK pada 29 Mei – 1 Juni 1945. Tetapi dengan perumusan Pancasila
ini masih ada proses lain yakni Piagam Jakarta (Jakarta Charter) pada 22 Juni 1945 dan
penetapan UUD NRI 1945 serta finalisasi Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945, hal tersebut
menjadi proses kesatuan proses lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara. Dalam pidato, Ir.
Soekarno menjelaskan tentang kesepakatan Piagam Jakarta yang berisi tentang penggabungan
ke-3 konsep usulan Pancasila yaitu:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarat
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada tanggal 22 Juni 1945 panitia 9 mengadakan pertemuan dengan 38 anggota BPUPK,
rapat tersebut memutuskan membentuk sebuah panitia kecil lagi yang bertugas untuk
menyelaraskan konsepsi Pancasila. Di hasilkan, rumusan Pancasila akan dicantumkan dalam
Mikadimah/Pembukaan UUD NRI, yang disahkan dan dinyatakan sah senagai dasar negara
Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945. Setelah rumusan Pancasila diterima sebagai
dasar negara secara resmi terdapat beberapa dokumen penetapannya, sebagi berikut:
a. Rumusan pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) tanggal 22 Juni 1945
b. Rumusan kedua: Pembukaan Undang-Undang Dasar tanggal 18 Agustus 1945
c. Rumusan ketiga: Mukkadimah Konstitusi republik Indonesia Serikat tanggal 27
Desember 1945
d. Rumusan keempat: Mukkadimah Undang-undang Dasar Sementara tanggal 15
Agustus 1950
e. Rumusan kelima: Rumusan kedua yang di jiwai oleh rumusan pertama (merujuk
Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
11
3. Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila disahkan sebagai Dasar Neraga tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI
yang diketiai oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya. Pancasila adalah ideologi
dasar bagi negara Indonesia. Tanggal 18 Agustus 1945 menjadi awal negara Indonesia sebagai
tatanan negara yang beradulat, sidang pleno PPKI 18 Agustus 1945 menjadi awal untuk
membahas naskah perundangan UUD 1945 dan berhasil mengesahkan UUD beserta pembukaan
UUD NRI 1945 dengan mengubah Piagam Jakarta. Sidang pleno rapat PPKI tanggal 18 Agustus
1945 ini menghasilkan pengesahan yang memiliki kedudukan konstitusional dan disepakati oleh
seluruh rakyat Indonesia, hasil dari keputusan tersebut yaitu:
a. dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti
menjadi Yang Maha Esa sehingga sila 1 pancasila secara lengkap berbunyi
Ketuhanan Yang Maha Esa
b. pengesahan UUD NRI 1945 sebagai Hukum Dasar Negara yang terbagi dalam 2
bagian yaitu: (1) Pembukaan dan (2) Batang tubuh yang berisi 16 Bab, 37 pasal, 1
pasal aturan peralihan (4 pasal), 1 aturan tambahan (2 ayat) dan penjelasannya.
c. Pengesahan Pembukaan UUD NRI 1945 yang pada alinea ke 4 tercantum rumusan
Pancasila (5 sila) yang benar dan sah seperti yang dikenal saat ini.
d. Pengesahan UUD NRI 1945 sebagai tatanan hukum dasar negara Repyblik Indonesia
yang ada dalam pembukaan UUD NRI 1945 secara otomatis juga sebagai dasar
negara.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 diperingati sebagai Hari Konstitusi, pemkanaan hari
konstitusi ini sebagai wujud kesadaran pentingnya UUD NRI 1945 dan sistem penyelenggaraan
pemerintahan ditetapkan yaitu:
a. Ditetapkan dan disahkannya UUD NRI 1945 sebagai konstitus pertama dalam rapat
paripurna PPKI
b. Ditetapkan dan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara
c. Dipilihnya Presiden dan Wakil Presiden sebagai pelaksana penyelenggaraan
pemerintahan negara Indonesia
d. Dibentuknya KNI-P sebagai lembaga negara sementara yang membantu proses
pelaksanaan penyelenggara negara.
12
pada tanggal 7 agustus 1945. Anggota PPKI berjumlah 22 orang dengan Ahmad Soebardjo
sebagai penasehat.
Setelah jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, panglima umum kawasan Asia
Tenggara, Jenderal Besar Terauchi memanggil tokoh tokoh nasionalis indonesia yang terlibat
dalam panitia persiappan kemerdekaan. Soekarno dan Moh Hata dan dr Radjiman
Wediodiningrat tanggal 9 Agustus 1945 dipanggil Jendral Terauchi di Dalat (Vietnam Selatan)
untuk menyepakati proses kemerdekaan Indonesia melalui PPKI dengan Ketua PPKI adalah Ir
Soekarno.
Pertemuan di Dalat-Saigon mendorong Jendral Terauchi menegaskan wilayah Indonesia
merdeka meliputi bekas wilayah Hindia Belanda dan proklamasi dapat segera dilaksanakan.
Berdasarkan hasil keputusan rapat di salah satu ruang lembaga bakteriologi di Pegangsaan
Timur, golongan muda menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak rakyat Indonesia
dan tidak dapat digantungkan pada janji Jepang. Keputusan golongan mmuda ini disampaikan
Wikana dan Darwis pukul 22.30 di rumah Soekarno di jalan Pegangsangan Timur. Terjadi
perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua. Golongan muda mendesak agar
melaksanakan kemerdekaan tanggal 16 agustus agar tidak ada pertumpahan darah. Tetapi
golongan tua menolak karna menekankan perlunya diadakan rapat PPKI terlebih dahulu. Rapat
terakhir folonfan muda di Asrama Beperpi Cikini Jakarta menegaskan bahwa Soekarno dan
Hatta harus diasingkan. Berkat vantuan senjata dari Chudanco Latief Hendraningnrat, maka
tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 sekelompok pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke
Rengasdengklok.
Ahmad Soebardjo sebagai wakil golongan tua dan Wikana sebagai wakil golongan muda
sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan harus tanpa campur tangan Jepang. Tanggal 16 agustus
1945, rombongan menuju rumah laksamana Maeda. Rumah ini dianggap tempat yang aman dari
tindakan intervensi Jepang, karena rumah ini sering dijadikan tempat pertemuan antar golongan
tokoh pergerakan naional Indonesia. Rumusan naskah berlangsung lancar dan beberapa
kalimatnya diambil dari Piagam Jakarta yang telah di sahkan tanggal 22 Juni 1945. Teks
proklamasi ditulis tangan langsung oleh Soekarno. Draft kalimat peoklamasi terdiri dari 2 ayat
yaitu:
1) Ayat pertama, “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan
Indonesia” merupakan kalimat yang diingat Ahmad Soebardjo dari Piagam Jakarta
yang selengkapnya berbunyi “atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan
dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemederkaannya”
2) Ayat kedua, disempurnakan oleh Moh Hatta “hal hal yang mengenai pemindahan
kekuasaan dan lain lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang
sesingkat singkatnya”
Teks ini diketik oleh Syuti Melik menjadi naskah proklamasi yang dibacakan saat
proklamasi kemerdekaan Indonesia dalam peristiwa Proklamasi Indonesia di Jl. Pegangsangan
Timur pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi titik awal
13
revolusi Pancasila. Proklamasi sebagai tiitk kulminasi bangsa Indonesia menjadi sebuah negara
Indonesia pada hakekatnya mengandung makna:
a) Merupakan titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang telah lama
mengalami penindasan penjajahan dan pencetus jiwa atau semangat untuk
mewujudkan cita cita bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaa UUD 1945,
ainea ke 4
b) Pemberitahuan kepada bangsa Indonedia maupun dunia Internasional bahwa bangsa
Indonesia telah merdeka beradulat penuh dan siap mempertahankan kemerdekaan.
c) Proklamasi bangsa Indonesia melahirkan negaa Republik Indonesia dalam situasi
yang serba darurat-singkat-tergesa sehingga akan melengkapi syarat kenegaraan
seperti UUD, kepala negara, dasar negara, kabinet pelaksana, susunan pemerintahan
dan angkatan bersenjata dalam tempot singkat.
d) Proklamasi kemerdekaaan merupakan keputusan dan pernyataan bersama untuk
mnghapuskka hukum menjadi tata tata hukum kolonial nasional Indonesia yang
berdaulat penuh.
e) Proklamasi menjadi dasar mutu mental dan cita cita terbaik bangsa dan negara
Indonesia untuk mewujudkan kepribadian Indonesia yang menentukan bangun
tegaknya suatu negara “Indonesia”
14
9. Departemen Pertahanan
10. Departemen Penerangan
11. Departemen Perhubungan
12. Departemen Pekerjaan umum
Selanjutnya siidang PPKI dilanjutkan oada tangal 22 Agustus 1945 dengan agenda
Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNI-P) yang akan berjumlah sekitar 150 orang.
Komite ini akan dibentuk tanggal 29 agustus 1945. Tujuan dibentuk KNI-P untuk:
1. Mempersatukan semua lapisan dan bidang pekerjaan agar tercapai solidaritas dan
kesatuan nasional yang erat dan utuh, membantu menentramkan rakyat dan
melindungi keamanan untuk mewujudkan cita cita bangsa
2. KNIP hanya sebagai lembaga pembantu pemerintahan sampai annti terbentuk
lembaga negara seperti MPR, DPA, DPR yang sesungguhnya.
KNI-P dibantu KNI-D untuk memimpin pemerintahan daerah. Tugas usaha Komite
Nasional ini untuk:
1. Menyatakan keamanan rakyat Indonesia untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka
2. Mempersatukan rakyat dari segala lapisan dan jabatan supaya terpadu pada segala
tempat di seluruh Indonesia, menjalin persatuan kebnagsaan
3. Membantu menentramkan rakyat dan turut menjaga keselamatan umum.
PNI sebagai partai negara diumumkan tanggal 27 Agustus 1945 dengan struktur
pemimpin besar PNI adalah presiden dan wakil presiden. Pembentukan PNI ini mengalami
kontroversi sehingga akhirnya dibatalkan.
Pembukaan UUD NRI 1945 menjadi dasar visi misi perjuangan dan perjalannan bangsa
Indonesia menjadi negara Indonesia yang berbentuk kesatuan (NKRI) karena:
a) Bagian pertama, kedua dan ketiga meruakan serangkaian pernyataan tentang keadaan
dan peristiwa yang mendahului terbentuknya Negara Indonesia
b) Bagian keempat merupakan pernyataan mengenai keadaan setelah Negara Indonesia
ada, dan mempunyai hubungan kausal dan organis dengan batang tubuh UUD.
15
Periode 1959-1966, dikenal dengan demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan berada pada
kekuasaan rakyat, sehinggan yang memimpin adalah nilai nilai pancasila yang berada pada
kekuasaan pribadi presiden. Berbagai penyimpangan penafsiran terhadap pancasila dalam
konstitusi. Pada masa ini yang menjadi persoalan utama adaah ketika Soekarno sebagai
panglima besar revolusi dipandang tidak konsisten dengan implementasi Pancasila dan UUD
NRI 1945. Proses jatuhnya kekuasaan Orla tahun 1966 menjadikan Supersemar sebagai surat
“pengalihan kekuasaaan” menjadi proses penyerahan pemerintahan (transfer of uathority) masa
orla menuju orde baru. Penafsiran dan pelaksanaan pancasila pada masa orla tidak terlepas dari
situasi politik pada masa itu. Sebagai negara baru, pancasila sudah langsung mengalami
introdusir secara keliru oleh rezim yang berkuasa. Tanggal 12 Maret 1967, Soeharto diangkat
menjadi presidn dan memberhentikan Soekarno secara terhormat.
16
pengalaman sejarah). Pancasila harus tetap menjadi ideologi kebangsaan. Usaha usaha dalam
mewujudkan Pancasila sebagai sumber nilai harus menjadi nilai dasar bagi penyusunan norma
hukum di Indonesia. Nilai pancasila perlu dijabarkan lebih detail lagi ke dalam berbagai
peraturan perundangan, contoh seperti dalam ketetapan MPR, Undang undang, peraturan
pemerintah pengganti undang undang, keputusan presiden dan lain sebagainya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara republik indonesia. Pancasila
juga merupakan sumber ideologi bagi masyarakat dan negara Republik Indonesia. Nilai-nilai
Pancasila lahir tidak terlepas dari nilai-nilai kehidupan masyarakatnya pada jaman pra sejarah.
Maka masyarakat Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam
kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Perjuangan pancasila untuk ditetapkan
sebagai dasar negara sangatlah panjang. Hingga munculnya berbagai macam tantangan seperti
adanya kelompok kelompok baru yang memiliki yang menentang ataupun justru mnedukung
kelancaran proses Pancasila sebagai Dasar Negara. Tantangan terbesar Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah kemampuan memposisikan nilai-nilai Pancasila
sebagai penghubung suatu hal tertentu dengan sebenar-benarnya agar tidak ada penyimpangan
yang terjadi dalam pelaksanaannya.
Proses perumusan pancasila, UUD 1945, dan Pengesahan Pancasila sebagai Dasar negara dan
Undang – undang Dasar Negara yang selama ini dilakukan bangsa Indonesia telah berbuah hasil
dengan adanya berdirinya Negara republik Indonesia. Untuk mewujudkan suatu Negara
diperlukan adanya dasar Negara dan hukum-hukum yang dirumuskan para pendiri Negara yang
berbentuk pancasila, UUD 1945. Proses tersebut dapat berhasil melalui bebrapa sidang yang
dilakukan sidang BPUPKI pertama, sidang BPUPKI ke-kedua, Piagam Jakarta dan sidang PPKI.
18
DAFTAR PUSTAKA
19